Misteri Bunga Lily

Misteri Bunga Lily

Part 1 : Hilangnya Seorang Gadis

"THA! BANGUN, NAK!"

Mama Thalita mengguncang bahu putrinya yang masih berselancar ke alam mimpi. Gadis itu menggeliat, mengubah posisi, menarik selimut dan kembali mendengkur. Sang Mama menjadi gemas, kemudian menarik selimut putrinya dengan kesal.

"BANGUN, THA!! DEASY HILANG!!"

"Hah? Apa, Ma? Deasy hilang? Kok bisa sih, masa iya dia udah gede gitu diculik?"

Thalita segera bangun dan memberondong mamanya dengan pertanyaan beruntun. Kalimat Deasy hilang, membuatnya kehilangan rasa kantuk. Ya, Deasy adalah sahabat Thalita sejak mereka memakai seragam putih dan merah hati. Sudah belasan tahun. Bahkan kini, setelah mereka tak lagi memakai seragam, mereka tetap bersahabat karib.

Thalita dan Deasy bagai kembar siam. Kemana-mana selalu berdua. Kecuali ketika sedang di rumah masing-masing, baru mereka berpisah. Kalimat Deasy hilang, seolah kalimat yang sangat mengejutkan bagi Thalita.

Kemarin sore, saat terakhir kali mereka bertemu, Thalita menurunkan Deasy di depan pagar rumahnya. Gadis itu bahkan baru beranjak pergi, ketika sahabatnya itu masuk ke dalam rumah. Sejak itu, mereka tak lagi berkomunikasi. Chat dan telepon Thalita tak mendapat respon. Thalita mengira Deasy sedang sibuk. Sibuk pacaran.

"Iya, Tha. Ini asisten di rumahnya barusan nelpon Mama. Dia nanyain apa Deasy nginap di sini. Dari semalam dia gak pulang, makanya asisten Deasy jadi panik."

"Udah coba hubungi pacarnya belum, Ma?"

"Katanya sih udah. Si Moses bilang, dia gak lagi sama Deasy. Bahkan belum ketemu dari seminggu yang lalu."

Thalita mengerutkan dahi. Memang benar kata mamanya, Deasy memang terakhir kali ketemu Moses seminggu yang lalu. Malah Thalita yang mengantarkan Deasy ke rumah Moses."

"Kemana ya, tuh anak? Dari semalam juga Thalita hubungi dia, tapi gak ada respon, Ma. Thalita kira dia lagi sibuk."

"Dia lagi gak ada masalah kan, Tha?"

"Maksud, Mama?"

"Ya kali aja Deasy ada cerita sama kamu, kalau lagi ada masalah sama keluarganya. Terus memutuskan pergi dari rumah."

"Gak ada kok, Ma. Hubungan Deasy sama keluarganya baik-baik aja. Malah mama Deasy nyuruh anaknya buat bawa pacar e ke rumah. Mau kenalan gitu, dan itu bikin Deasy happy banget."

"Sekarang kamu mandi deh, Tha! Kita ke rumah Deasy. Sebentar lagi mama papanya datang, ini masih di perjalanan."

Thalita segera beranjak ke kamar mandi. Rasa khawatirnya pada sang sahabat, mengalahkan rasa malasnya untuk mandi. Sepuluh menit kemudian, Thalita sudah siap dengan motor maticnya. Tinggal menunggu mamanya yang sedang dandan.

"Ayo,Ma! Cepetan, keburu siang nih, tar rejekinya dipatuk ayam!"

Mama Thalita seketika menjitak kepala anak gadisnya, karena mengutip kalimat yang sering digunakannya saat membangunkan Thalita. Mama segera naik ke boncengan motor Thalita, dan keduanya segera melaju menuju rumah Deasy.

Di rumah Deasy, tampak papa dan mama gadis itu sudah sampai. Mama Deasy menangis di pelukan suaminya. Papa Deasy juga tampak beberapa kali mengusap matanya. Keduanya sama-sama menangis. Maklum, Deasy anak mereka satu-satunya. Kabar hilangnya Deasy, merupakan pukulan tersendiri bagi keduanya.

"Siang, Om, Tante!" sapa Thalita sambil mencium tangan papa mama Deasy.

"Thalita! Kamu gak tau Deasy pergi kemana, Nak?"

Mama Deasy, Tante Anna, memeluk Thalita dengan erat sambil terus menangis. Membuat gadis itu turut meneteskan air mata. Thalita tipe cewek yang gampang sekali merasa sedih dan terharu. Tak heran, dalam beberapa saat kemudian, Thalita dan Tante Anna menangis sambil berpelukan.

"Deasy gak ada cerita sama Mbak, belakangan ini?" tanya Om Henoch pada mama Thalita.

"Gak ada, Mas. Sama Thalita juga gak ada cerita apa-apa," jawab Mama.

Tampak Om Henoch menghela napas. Pria itu sedang bingung, tak tau lagi harus mencari anaknya kemana lagi.

"Belum lapor polisi, Mas?" tanya Mama.

"Belum, Mbak. Kan harus nunggu 48 jam dulu, baru seseorang bisa dinyatakan hilang."

"Benar juga sih. Ponselnya tak bisa dihubungi? Kata Thalita semalam masih bisa, tapi Deasy gak respon waktu dichat dan ditelepon."

"Iya, Mbak. Sedari sore juga aku telpon, Deasy gak angkat. Makanya mamanya dan aku jadi punya firasat gak enak."

Mendung terlihat jelas di wajah Om Henoch, membuat Mama menepuk bahunya pelan. Thalita dan Tante Anna masih menangis sambil berpelukan.

"Oh iya, Mas. Kata Thalita, Deasy itu punya pacar. Apa sudah tanya sama pacarnya?"

"Belum, Mbak. Aku baru tau nih, kalau anakku punya pacar. Thalita tau rumah cowoknya Deasy?"

"Tau, Om. Apa Om mau Thalita antar ke sana?"

"Iya, Tha, boleh! Yuk kita berangkat!"

"Mama ikut, Pa!" Tante Anna kembali bersemangat. Mudah-mudahan Deasy ditemukan di rumah pacarnya.

"Aku juga ikut, boleh?" Mama juga ingin ikut.

"Ayo deh, kita bawa mobil aja! Thalita, kamu di depan sama Om, ya! Kan kamu penunjuk jalan."

"Siap, Om!"

Mereka berempat segera pergi, menggunakan mobil yang disupiri papa Deasy langsung. Tak lama mereka sampai di rumah Moses. Sebuah rumah yang terbilang mewah, tapi bangunannya sudah agak kuno. Moses sendiri yang membukakan gerbang.

"Maaf menggangu ya, Bang Moses! Ini Om dan Tante mau ketemu Abang," kata Thalita.

Moses terbatuk, tampaknya cowok itu sedang kurang sehat. Wajahnya tampak pucat, hidung meler, dan batuk-batuk kecil di sela dia berbicara.

"Silakan, Om, Tante! Maaf, tempatnya berantakan! Silakan masuk!"

"Kok sepi, Bang? Bik Sari kemana?" tanya Thalita.

Sejauh ini, cuma Thalita dan Moses yang ngobrol, para orang tua hanya diam dan tersenyum. Mengangguk dan menggeleng juga kalau diajak ngobrol, kayak Om yang rambutnya kriwil dan suka muncul di acara televisi.

"Bik Sari ijin pulang, ibunya lagi sakit. Sudah seminggu ini Bik Sari di kampung."

"Oh, pantesan sepi. Kalau gitu, boleh Thalita bantu bikin minum, Bang?"

"Wah, makasih lho, Tha! Tadinya juga aku mau minta tolong, tapi gak enak. Hehehe."

"Kayak sama siapa aja. Aku ke dapur dulu, Bang."

Thalita memang sering datang ke rumah ini, tentu saja bersama Deasy. Moses mempunyai sebuah perpustakaan dengan koleksi buku yang lumayan banyak. Thalita betah sekali di tempat itu. Karenanya, Thalita selalu bersemangat setiap kali Deasy mengajaknya ke rumah ini.

Saat berjalan ke dapur, Thalita melewati perpustakaan yang biasa dia kunjungi. Pintunya sedikit terbuka, mungkin Moses tadi sedang berada di sana, ketika Thalita menelepon memberi tau kedatangannya dan orang tua Deasy.

Tiba-tiba angin dingin bertiup entah darimana datangnya. Membuat bulu tengkuk Thalita berdiri. Ada rasa ngeri yang tiba-tiba dirasakan gadis itu. Hanya sekejap. Selanjutnya sudah menghilang lagi. Thalita melanjutkan langkahnya menuju dapur. Memasak air, dan membuat teh hangat untuk semua orang di rumah itu.

Terpopuler

Comments

Hanachi

Hanachi

bukankah tadi katanya sudah bertanya ke Moses, pacarnya itu ya ? kan katanya udah seminggu ga ketemu.

dan lagi orang tuanya nyuruh Deasy buat ngenalin Moses.

2023-07-05

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 : Hilangnya Seorang Gadis
2 Part 2 : Kisah Deasy
3 Part 3 : Perkenalan
4 Part 4 : Jatuh Cinta
5 Part 5 : Terlalu Nyaman
6 Part 6 : Bunga Lily
7 Part 7 : Kejadian Aneh
8 Part 8 : Cincin Tunangan
9 Part 9 : Tunangan Moses
10 Part 10 : Firasat Buruk
11 Part 11 : Akhirnya Muncul
12 Part 12 : Curiga
13 Part 13 : Dugaan Baru
14 Part 14 : Makan Malam Romantis
15 Part 15 : Terlena
16 Part 16 : Aneh
17 Part 17: Semakin Aneh
18 Part 18 : Mulai Menyelidiki
19 Part 19 : Semakin Misterius
20 Part 20 : Siapa Dia?
21 Part 21 : Analisa
22 Part 22 : Main Belakang
23 Part 23 : Sandiwara
24 Part 24 : Gudang
25 Part 25 :
26 Part 26 : Panik
27 Part 27 : Melewati Ujian Akhir
28 part 28 : Kembali Menyelidik
29 Part 29 :
30 part 30 : Kemana Deasy?
31 Part 31 : Lapor Polisi?
32 Part 32 : Sebuah Teka-Teki
33 Part 33 : Ambil Tindakan
34 Part 34 : Menemukan Petunjuk
35 Part 35 : Peringatan
36 Part 36 : Petunjuk Pertama
37 Part 37 : Terus Mencari
38 Part 38 : Ular di Kamar Bik Sari
39 Part 39 : Petunjuk ke Dua
40 Part 40 : Benang Merah
41 Part 41 : Paket Misterius
42 Part 42 : Petunjuk Ketiga
43 Part 43 : Gadis Penghuni Villa
44 Part 44 : Kisah Renata
45 Part 45 : Dimana Deasy
46 Part 46 : Temuan Baru
47 Part 47 : Lorong Rahasia
48 Part 48 : Terjebak
49 Part 49 : Pertolongan Tak Terduga
50 Part 50 : Kabur
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Part 1 : Hilangnya Seorang Gadis
2
Part 2 : Kisah Deasy
3
Part 3 : Perkenalan
4
Part 4 : Jatuh Cinta
5
Part 5 : Terlalu Nyaman
6
Part 6 : Bunga Lily
7
Part 7 : Kejadian Aneh
8
Part 8 : Cincin Tunangan
9
Part 9 : Tunangan Moses
10
Part 10 : Firasat Buruk
11
Part 11 : Akhirnya Muncul
12
Part 12 : Curiga
13
Part 13 : Dugaan Baru
14
Part 14 : Makan Malam Romantis
15
Part 15 : Terlena
16
Part 16 : Aneh
17
Part 17: Semakin Aneh
18
Part 18 : Mulai Menyelidiki
19
Part 19 : Semakin Misterius
20
Part 20 : Siapa Dia?
21
Part 21 : Analisa
22
Part 22 : Main Belakang
23
Part 23 : Sandiwara
24
Part 24 : Gudang
25
Part 25 :
26
Part 26 : Panik
27
Part 27 : Melewati Ujian Akhir
28
part 28 : Kembali Menyelidik
29
Part 29 :
30
part 30 : Kemana Deasy?
31
Part 31 : Lapor Polisi?
32
Part 32 : Sebuah Teka-Teki
33
Part 33 : Ambil Tindakan
34
Part 34 : Menemukan Petunjuk
35
Part 35 : Peringatan
36
Part 36 : Petunjuk Pertama
37
Part 37 : Terus Mencari
38
Part 38 : Ular di Kamar Bik Sari
39
Part 39 : Petunjuk ke Dua
40
Part 40 : Benang Merah
41
Part 41 : Paket Misterius
42
Part 42 : Petunjuk Ketiga
43
Part 43 : Gadis Penghuni Villa
44
Part 44 : Kisah Renata
45
Part 45 : Dimana Deasy
46
Part 46 : Temuan Baru
47
Part 47 : Lorong Rahasia
48
Part 48 : Terjebak
49
Part 49 : Pertolongan Tak Terduga
50
Part 50 : Kabur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!