Part 8 : Cincin Tunangan

Deasy menghampiri Thalita yang masih asik membaca di perpustakaan. Deasy sudah mengenakan seragam sekolah lagi, karena baju yang dipakainya tadi kotor oleh tanah.

"Udah bacanya, Tha? Pulang yuk!"

"Tinggal tiga bab lagi, Des. Tanggung nih, tungguin sebentar ya!"

"Masih lama gak, tuh? Aku ngantuk nih."

"Paling sejam lagi selesai. Kamu tidur aja dulu di sofa, nanti ku bangunkan kalau aku udah selesai baca!"

Deasy merebahkan diri di sofa, dekat tempat Thalita duduk membaca. Gadis itu tau, sang Sahabat tak suka diganggu kalau sedang pegang buku. Apalagi yang dibaca Thalita itu kisah detektif jadul, pasti butuh konsentrasi tinggi untuk dapat memahami bahasa yang dipakai oleh penulisnya.

Deasy melihat ke arah jam dinding yang bertengger di sebelah rak buku yang cukup tinggi. Memang rak buku tempat Moses menyimpan buku-bukunya adalah rak kayu berpelitur, rak yang lazim digunakan pada jaman dulu. Kata Thalita, mirip rak kayu yang digunakan di Hogwart, sekolah sihir di film Harry Potter.

Deasy tersenyum sendiri. Memang Thalita pengemar novel-novel fantasi dan misteri, kadang pemikiran gadis itu yang penuh imajinasi, dianggap aneh oleh teman-teman yang lain. Tapi bagi Deasy, Thalita itu cewek yang cerdas. Justru pemikirannya yang agak aneh, berguna untuk memecahkan masalah yang terbilang rumit. Thalita menggunakan cara berpikir tokoh-tokoh dari novel yang dibacanya.

Deasy memejamkan mata, berusaha untuk tidur sejenak. Tanpa sadar gadis itu mengelus cincin yang tadi dia temukan di taman lily, dan sekarang melingkar di jari manisnya. Pemandangan itu, tak luput dari perhatian Thalita.

"Cincin siapa itu, Des? Perasaan, tadi kamu gak pakai cincin deh."

Deasy kembali membuka matanya. Diamatinya cincin cantik yang melingkar di jarinya itu. Sekilas, cincin itu mirip cincin tunangan.

"Cantik kan, Tha? Tar kalau tunangan sama Bang Moses, aku mau bikin cincin kayak gini ah. Simple tapi elegan, manis juga. Cocok banget sama pribadiku yang---"

"Kayak preman pasar," sambung Thalita sambil mendekat ke arah Deasy.

"Apaan sih, Tha? Mana ada aku kayak preman pasar? Aku ini kan imut, lemah lembut dan pendiam."

"He em. Tapi yang pendiam itu foto kamu. Diam, gak gerak sama sekali tuh. Coba ku lihat cincinnya, Des!"

Thalita melepaskan cincin dari jari Deasy dengan sedikit memaksa. Deasy yang kesakitan, mencubit lengan Thalita sampai merah. Thalita tak peduli, perhatiannya cuma terarah pada cincin.

Cincin itu terbuat dari emas putih, dengan mata yang begitu cemerlang. Berlian, tebak Thalita. Bentuk dan ukiran pada cincin sangat sederhana, tapi sangat manis. Benar kata Deasy, cincin itu mirip cincin tunangan. Thalita memeriksa bagian dalam cincin, ada sederet huruf, tapi tak begitu jelas karena tertutup tanah.

"Ini kamu nemu dari dalam tanah ya, Des?" tanya Thalita.

"Ho oh, kok kamu tau sih?"

"Lha ini ada tanah nempel. Lagi pula, kan kamu habis berkebun, jadi pasti nemu nya di tanah, mustahil di atas genteng."

Kali ini, Deasy men*y*r kepala Thalita, sampai sang empunya protes. Thalita membersihkan tanah yang menempel di cincin dengan menggunakan ujung tusuk gigi, kini tulisan di dalam cincin, bisa terbaca dengan jelas. M O S E S.

"Des, sebelum pacaran sama kamu, apa Bang Moses udah pernah tunangan?" tanya Thalita yang membuat Deasy membuka matanya.

"Entah, aku gak pernah nanya, dan dia juga gak pernah cerita. Aku memang menghindari bahas mantan sama dia. Kamu tau sendiri kan, Tha, gimana reputasi aku waktu pacaran."

"Ya ya ya, kamu gak mau kan, ketahuan kalau kamu itu playgirl."

Deasy mendelik kesal. Memang benar apa yang dikatakan Thalita, tapi mendengar orang lain mengatai diri kita, rasanya sangat tidak nyaman.

"Kenapa kamu nanya kayak gitu, Tha?"

"Nih, lihat sendiri!"

Thalita mengembalikan cincin Deasy, dan kembali duduk di kursi tempatnya membaca tadi. Gadis itu kembali melanjutkan membaca, sedang Deasy mengamati cincin.

"Moses? Ada nama Bang Moses di cincin ini, Tha. Apa jangan-jangan---"

"Bisa jadi Bang Moses sudah pernah tunangan. Dan cincin itu, seharusnya milik sang Cewek, karena ada nama Bang Moses di situ."

Deasy mengangguk tanda setuju dengan pendapat Thalita. Kembali Deasy mengamati cincin di tangannya dengan seksama.

"Kok bisa ada di kebun belakang ya, Tha, ini cincin?"

"Bisa kan hilang saat si Gadis pura-pura suka berkebun, kayak kamu itu, untuk menarik perhatian Moses."

"Ooii, aku kan beneran suka berkebun, Tha, bukan pura-pura," Deasy manyun.

"Iya, berkebun di Shoope sama Hago. Kan kamu takut cacing, mana ada kamu sukarela aduk-aduk tanah kalau gak caper?" kata Thalita mencibir.

"Au ahh, pokoknya aku suka berkebun! Apa ini bukan cincinnya mama Bang Moses ya, Tha? Kata Bibi, kebun belakang itu dulunya wilayah kekuasaan si Tante. Yang menanam semua lily di sana itu, mamanya Bang Moses.

" Kalau cincin si Tante, gak mungkin pakai nama Moses, peeahh! Tapi pakai nama bapaknya Moses."

"Ya kan bisa aja, nama papanya Bang Moses itu Moses Senior, terus Bang Moses itu Moses Junior," kata Deasy semakin ngawur.

"Beneran namanya gitu?"

"Ya aku gak tau lah, Tha. Nanti deh, kamu tanya sendiri, kalau ketemu orangnya!"

"Ketemu papanya Moses?"

"Ho oh, biar nanti kamu diajak ke rumahnya yang baru, kuburan!"

"Kenapa kita gak nanya Bik Sari saja, kali aja dia tau!"

"Ide bagus, Tha! Yuk kita ke dapur, Bik Sari pasti ada di sana!"

Thalita dan Deasy bergegas menemui Bik Sari di dapur, untuk menanyakan dugaan tentang Moses pernah tunangan apa belum. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik mereka dari balik rak buku.

Tak menemukan Bik Sari di dapur, bergegas keduanya mencari keberadaan wanita tua itu. Hampir semua tempat di rumah itu, sudah diperiksa oleh mereka berdua, tapi Bik Sari tetap tak nampak batang hidungnya.

"Kemana ya, Des? Kok Bik Sari tiba-tiba hilang aja?"

"Tadi sih di dapur, katanya mau masak makan malam buat Bang Moses. Kan soto ayam yang tadi siang sudah kita habiskan, jadi Bibi mau masak lagi, Bang Moses kan belum makan sotonya."

BRAK

"Su ... suara apa itu, Tha?" tanya Deasy kaget dan ketakutan.

"Gak tau, mungkin penghuni tempat ini. Kan biasanya rumah tua gini berhantu," jawab Thalita sengaja menakuti Deasy.

"Ka ... kamu jangan nakutin dong!"

"Siapa yang nakutin? Aku aja beneran takut nih, Des. Ayo kita pulang aja," ajak Thalita.

"Tapi kita harus pamit dulu sama Bik Sari! Masa tiba-tiba pulang tanpa pamit, sih?"

"Udah, kelamaan. Ayo cepat pulang, ngeri aku lama-lama di sini!" Thalita menarik tangan Deasy.

"KALIAN BERDUA MAU KEMANA?" tanya sosok seram yang berdiri di pintu dapur yang menuju halaman belakang. Sosok itu tampak membawa cangkul dan parang.

Terpopuler

Comments

Nur Mutmainna Patta

Nur Mutmainna Patta

hantunya bik sari

2023-08-11

0

Nur Mutmainna Patta

Nur Mutmainna Patta

cykopat it 🤣🤣🤣🤣

2023-08-11

0

🌷_ hana

🌷_ hana

Oh My God ... siapa itu ?!

Creppy banget sih 😵

2023-07-05

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 : Hilangnya Seorang Gadis
2 Part 2 : Kisah Deasy
3 Part 3 : Perkenalan
4 Part 4 : Jatuh Cinta
5 Part 5 : Terlalu Nyaman
6 Part 6 : Bunga Lily
7 Part 7 : Kejadian Aneh
8 Part 8 : Cincin Tunangan
9 Part 9 : Tunangan Moses
10 Part 10 : Firasat Buruk
11 Part 11 : Akhirnya Muncul
12 Part 12 : Curiga
13 Part 13 : Dugaan Baru
14 Part 14 : Makan Malam Romantis
15 Part 15 : Terlena
16 Part 16 : Aneh
17 Part 17: Semakin Aneh
18 Part 18 : Mulai Menyelidiki
19 Part 19 : Semakin Misterius
20 Part 20 : Siapa Dia?
21 Part 21 : Analisa
22 Part 22 : Main Belakang
23 Part 23 : Sandiwara
24 Part 24 : Gudang
25 Part 25 :
26 Part 26 : Panik
27 Part 27 : Melewati Ujian Akhir
28 part 28 : Kembali Menyelidik
29 Part 29 :
30 part 30 : Kemana Deasy?
31 Part 31 : Lapor Polisi?
32 Part 32 : Sebuah Teka-Teki
33 Part 33 : Ambil Tindakan
34 Part 34 : Menemukan Petunjuk
35 Part 35 : Peringatan
36 Part 36 : Petunjuk Pertama
37 Part 37 : Terus Mencari
38 Part 38 : Ular di Kamar Bik Sari
39 Part 39 : Petunjuk ke Dua
40 Part 40 : Benang Merah
41 Part 41 : Paket Misterius
42 Part 42 : Petunjuk Ketiga
43 Part 43 : Gadis Penghuni Villa
44 Part 44 : Kisah Renata
45 Part 45 : Dimana Deasy
46 Part 46 : Temuan Baru
47 Part 47 : Lorong Rahasia
48 Part 48 : Terjebak
49 Part 49 : Pertolongan Tak Terduga
50 Part 50 : Kabur
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Part 1 : Hilangnya Seorang Gadis
2
Part 2 : Kisah Deasy
3
Part 3 : Perkenalan
4
Part 4 : Jatuh Cinta
5
Part 5 : Terlalu Nyaman
6
Part 6 : Bunga Lily
7
Part 7 : Kejadian Aneh
8
Part 8 : Cincin Tunangan
9
Part 9 : Tunangan Moses
10
Part 10 : Firasat Buruk
11
Part 11 : Akhirnya Muncul
12
Part 12 : Curiga
13
Part 13 : Dugaan Baru
14
Part 14 : Makan Malam Romantis
15
Part 15 : Terlena
16
Part 16 : Aneh
17
Part 17: Semakin Aneh
18
Part 18 : Mulai Menyelidiki
19
Part 19 : Semakin Misterius
20
Part 20 : Siapa Dia?
21
Part 21 : Analisa
22
Part 22 : Main Belakang
23
Part 23 : Sandiwara
24
Part 24 : Gudang
25
Part 25 :
26
Part 26 : Panik
27
Part 27 : Melewati Ujian Akhir
28
part 28 : Kembali Menyelidik
29
Part 29 :
30
part 30 : Kemana Deasy?
31
Part 31 : Lapor Polisi?
32
Part 32 : Sebuah Teka-Teki
33
Part 33 : Ambil Tindakan
34
Part 34 : Menemukan Petunjuk
35
Part 35 : Peringatan
36
Part 36 : Petunjuk Pertama
37
Part 37 : Terus Mencari
38
Part 38 : Ular di Kamar Bik Sari
39
Part 39 : Petunjuk ke Dua
40
Part 40 : Benang Merah
41
Part 41 : Paket Misterius
42
Part 42 : Petunjuk Ketiga
43
Part 43 : Gadis Penghuni Villa
44
Part 44 : Kisah Renata
45
Part 45 : Dimana Deasy
46
Part 46 : Temuan Baru
47
Part 47 : Lorong Rahasia
48
Part 48 : Terjebak
49
Part 49 : Pertolongan Tak Terduga
50
Part 50 : Kabur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!