Part 3 : Perkenalan

Sore itu, Deasy pulang dari sekolah sudah terlalu sore. Cewek itu sengaja tak segera pulang ke rumah, toh di rumah juga dia akan sendirian. Sepi. Kedua orang tuanya sudah pamit pergi ke luar kota, untuk beberapa hari ke depan.

Thalita juga sedang tidak masuk sekolah hari ini. Ada sepupunya yang menikah dan tinggal di luar kota. Pastilah Thalita dan keluarganya menginap di sana. Dan hal yang sangat lucu, kalau Deasy minta untuk diajak.

Deasy memutuskan pulang dengan naik angkot saja. Setidaknya nanti di angkot, dia tidak hanya berdua dengan sopir, pasti ada penumpang lain. Deasy tak suka sepi, karena gadis itu terlalu sering merasa kesepian.

Hampir magrib, suasana gelap mulai melingkupi halte depan sekolah Deasy. Apalagi gerimis yang mulai bertambah lebat turun. Membuat suasana semakin muram. Deasy memandang ke sekeliling, sepi. Gadis itu mulai bergidik ngeri. Untuk sekedar mengusir sepi, Deasy memutar musik dari ponselnya.

Keasikan Deasy mendengarkan lagu, sedikit terusik dengan kedatangan beberapa pemuda ke halte itu. Mereka berlari-lari kecil, menghindari gerimis, dan berteduh di halte yang sama dengan Deasy. Awalnya, Deasy merasa tak peduli. Tapi ketika mereka mulai berbisik-bisik, dan sesekali melirik ke arahnya, membuat gadis itu merasa sedikit gelisah.

"Ah, kemana semua sih Kang Angkot? Apa mereka lagi mogok narik? Kok dari tadi gak ada angkot lewat?" batin Deasy.

Para pemuda itu semakin sering mencuri pandang ke arah Deasy, sambil berbisik-bisik, membuat gadis itu sedikit gelisah. Deasy menggeser duduknya ke ujung bangku halte, agar menambah sedikit jarak dari mereka.

"Apa aku pesan taksi aja, ya? Ngeri banget lama-lama sama mereka. Jangan-jangan mereka punya niat gak baik. Mana tampangnya serem-serem lagi. Haduh, gimana nih kalau aku diculik?" berbagai pemikiran berkelebat di benak Deasy.

"Sendirian ya, Neng? Mau Aak temani, gak?" salah seorang dari mereka berjalan mendekati Deasy.

"Makasih, Ak! Aku lagi nunggu pacar aku, kok. Sebentar lagi dia sampai, masih di jalan," dusta Deasy.

"Tenang aja, Neng, gak usah takut sama kami! Kami ini orang baik kok. Ya kan, Kawan?" satu lagi berjalan mendekati Deasy. Di belakangnya, yang lain mulai mengikuti.

Gemetar, itu yang dirasakan Deasy. Gadis itu mulai dilanda rasa takut. Tempat itu sepi, jika ada yang berniat buruk padanya, pasti sulit mendapat pertolongan. Ingin rasanya Deasy lari dari tempat itu, tapi kakinya terasa terbuat dari agar-agar, lemas.

"Bener, Neng. Wajah kita aja kok yang kelihatan sangar, tapi hati kita mah lembut, kayak gulali," kata yang lain dan disambut tawa teman-temannya.

Deasy semakin ketakutan. Gadis itu berharap mempunyai ilmu menghilang, yang membuatnya bisa lolos dari mereka, para preman.

"Neng, pacarnya masih lama? Mabar dulu yuk sama Aak, buat mengisi waktu."

Cowok yang menyebut diri sebagai Aak, duduk di sebelah Deasy. Bau badannya yang aduhai, segera memenuhi indra pencium gadis itu. Membuat mual dan ingin muntah. Entah berapa tahun mahluk itu tidak mandi. Deasy segera mengeluarkan masker dari dalam tasnya, kemudian mengenakannya.

"Bro! Si Eneng pasti mabok tuh, cium bau badan elo, makanya pakai masker. Hahaha."

"Enggaklah, Bro. Si Eneng cuma takut kena covid, mungkin karena belum vaksin. Bau badan gua wangi gini kok, mana mungkin bikin si Eneng mabok," yang diledek membela diri.

"HAHAHAHA."

Tawa membahana para preman, semakin membuat Deasy ketakutan. Gadis itu tetap diam, dan wajahnya sudah berubah menjadi pucat, seputih kapas.

"Udah, Bro! Jangan ganggu, lihat, si Eneng takut sama kalian."

"Enggak kan, Neng? Kita kan ramah, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung. Jangan takut sama kita ini, Neng!"

"Halah! Lagak lo, rajin menabung, nabung di ******? Hahahaha."

"HAHAHAHAHA."

Tawa membahana kembali memenuhi halte, membuat Deasy mengernyit ngeri. Apalagi gerimis semakin lebat saja, dan tak satupun angkot yang lewat. Para preman semakin mendekat ke arah Deasy, membuat gadis itu menggigil ketakutan.

Tiba-tiba...

CITTTT

"Sayang, maaf ya nunggu lama. Ayo masuk!"

Sebuah mobil mewah berhenti di depan halte. Seorang pemuda cakep, menurunkan kaca mobil dan menyuruh Deasy masuk. Deasy yang merasa tidak mengenal pemuda itu, hanya melongo.

"Haduh, Sayang, kok malah bengong sih? Ayo cepat masuk!" kali ini, sang Pemuda membukakan pintu depan, dan menyuruh Deasy masuk dan duduk di sebelahnya.

Segera Deasy tersadar, dan masuk ke dalam mobil. Yang penting selamat dulu dari gangguan para preman. Yang lain dipikir nanti. Para preman cuma melongo, memandang mobil mewah itu melaju, sambil membawa Deasy.

"Kenalkan, namaku Moses. Maaf ya, tadi aku panggil kamu sayang. Biar mereka yakin aja kita ini pasangan. Aku lihat mereka membuatmu gak nyaman."

"Ah, terima kasih Bang Moses. Entah gimana nasib Deasy kalau tadi Abang gak nolongin."

"Sama-sama, Deasy. Aku antar pulang ya! Rumah kamu dimana?"

"Di jalan Baronang, Bang. Dekat kedai mie ayam Kang Brewox. Abang tau?"

"Tau kok, Abang sering makan di situ, mie ayamnya enak. Pantesan Abang tadi merasa familiar waktu lihat kamu. Mungkin Abang pernah lihat kamu saat makan mie ayam."

"Mungkin juga, Bang. Aku juga sering ke kedai itu, barangkali kita memang pernah ketemu."

Deasy merasa aman, karena ternyata orang baik yang menolongnya. Dari tampangnya juga, Moses tak kelihatan seperti pemuda yang urakan. Pemuda ini tampak sangat sopan.

"Kenapa kamu jam segini masih di halte? Masih pakai seragam sekolah juga, kamu baru pulang?"

"Iya, Bang. Tadi habis rapat OSIS, makanya pulang kesorean. Mana nunggu angkot gak ada yang lewat dari tadi."

"Lain kali, mending naik taksi aja, kalau pulang kesorean! Halte tempat kamu nunggu angkot tadi, sangat rawan. Sering jadi tempat nongkrong para preman. Bahaya!"

"Iya, Bang. Lain kali Deasy naik taksi aja, kalau pulang telat lagi."

"Iya, mending begitu. Eh, maaf ya, Des! Abang jadi bawel sama kamu. Padahal baru kenal. Maklum, Abang ini anak tunggal, Abang pengen banget punya adik biar bisa dibaweli, tapi Tuhan tidak mengijinkan."

"Mungkin Tuhan tidak mengabulkan doa Abang, karena tujuannya kurang baik. Masa pengen punya adik buat dibawali, lucu sekali. Hihihihi."

Deasy tertawa cekikikan, sedang Moses tergelak mendengar omongan Deasy. Keduanya kemudian terlibat obrolan yang sangat akrab. Moses sempat meminta nomer ponsel Deasy, dan dengan senang hati, gadis itu mengetikkannya di ponsel pintar milik Moses.

Tak terasa, mereka sudah sampai di depan rumah Deasy. Gadis itu segera turun dan menawari Moses untuk singgah. Cowok itu menolak, dengan alasan sudah malam, dan berjanji lain kali akan menghubungi Deasy lagi.

Episodes
1 Part 1 : Hilangnya Seorang Gadis
2 Part 2 : Kisah Deasy
3 Part 3 : Perkenalan
4 Part 4 : Jatuh Cinta
5 Part 5 : Terlalu Nyaman
6 Part 6 : Bunga Lily
7 Part 7 : Kejadian Aneh
8 Part 8 : Cincin Tunangan
9 Part 9 : Tunangan Moses
10 Part 10 : Firasat Buruk
11 Part 11 : Akhirnya Muncul
12 Part 12 : Curiga
13 Part 13 : Dugaan Baru
14 Part 14 : Makan Malam Romantis
15 Part 15 : Terlena
16 Part 16 : Aneh
17 Part 17: Semakin Aneh
18 Part 18 : Mulai Menyelidiki
19 Part 19 : Semakin Misterius
20 Part 20 : Siapa Dia?
21 Part 21 : Analisa
22 Part 22 : Main Belakang
23 Part 23 : Sandiwara
24 Part 24 : Gudang
25 Part 25 :
26 Part 26 : Panik
27 Part 27 : Melewati Ujian Akhir
28 part 28 : Kembali Menyelidik
29 Part 29 :
30 part 30 : Kemana Deasy?
31 Part 31 : Lapor Polisi?
32 Part 32 : Sebuah Teka-Teki
33 Part 33 : Ambil Tindakan
34 Part 34 : Menemukan Petunjuk
35 Part 35 : Peringatan
36 Part 36 : Petunjuk Pertama
37 Part 37 : Terus Mencari
38 Part 38 : Ular di Kamar Bik Sari
39 Part 39 : Petunjuk ke Dua
40 Part 40 : Benang Merah
41 Part 41 : Paket Misterius
42 Part 42 : Petunjuk Ketiga
43 Part 43 : Gadis Penghuni Villa
44 Part 44 : Kisah Renata
45 Part 45 : Dimana Deasy
46 Part 46 : Temuan Baru
47 Part 47 : Lorong Rahasia
48 Part 48 : Terjebak
49 Part 49 : Pertolongan Tak Terduga
50 Part 50 : Kabur
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Part 1 : Hilangnya Seorang Gadis
2
Part 2 : Kisah Deasy
3
Part 3 : Perkenalan
4
Part 4 : Jatuh Cinta
5
Part 5 : Terlalu Nyaman
6
Part 6 : Bunga Lily
7
Part 7 : Kejadian Aneh
8
Part 8 : Cincin Tunangan
9
Part 9 : Tunangan Moses
10
Part 10 : Firasat Buruk
11
Part 11 : Akhirnya Muncul
12
Part 12 : Curiga
13
Part 13 : Dugaan Baru
14
Part 14 : Makan Malam Romantis
15
Part 15 : Terlena
16
Part 16 : Aneh
17
Part 17: Semakin Aneh
18
Part 18 : Mulai Menyelidiki
19
Part 19 : Semakin Misterius
20
Part 20 : Siapa Dia?
21
Part 21 : Analisa
22
Part 22 : Main Belakang
23
Part 23 : Sandiwara
24
Part 24 : Gudang
25
Part 25 :
26
Part 26 : Panik
27
Part 27 : Melewati Ujian Akhir
28
part 28 : Kembali Menyelidik
29
Part 29 :
30
part 30 : Kemana Deasy?
31
Part 31 : Lapor Polisi?
32
Part 32 : Sebuah Teka-Teki
33
Part 33 : Ambil Tindakan
34
Part 34 : Menemukan Petunjuk
35
Part 35 : Peringatan
36
Part 36 : Petunjuk Pertama
37
Part 37 : Terus Mencari
38
Part 38 : Ular di Kamar Bik Sari
39
Part 39 : Petunjuk ke Dua
40
Part 40 : Benang Merah
41
Part 41 : Paket Misterius
42
Part 42 : Petunjuk Ketiga
43
Part 43 : Gadis Penghuni Villa
44
Part 44 : Kisah Renata
45
Part 45 : Dimana Deasy
46
Part 46 : Temuan Baru
47
Part 47 : Lorong Rahasia
48
Part 48 : Terjebak
49
Part 49 : Pertolongan Tak Terduga
50
Part 50 : Kabur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!