NovelToon NovelToon

Transaksi Di Atas Ranjang Suami

Pengkhianatan Semua Orang

...“Kamu mau kemana Bella?” Panggil Pamela, Ibu dari Bella ketika melihat anaknya terburu - buru melangkah hendak keluar dari rumah mereka...

...Bella menoleh sebentar pada Ibunya yang sedang menyantap sarapan di meja makan, Bella bukannya tak sopan pergi tanpa pamit pada Ibunya, tapi ia sudah sangat terlambat bahkan hanya untuk sekedar mencium pipi Ibunya, “Aku mau kuliah lalu bekerja seperti biasa Bu, aku sudah telat, aku pergi dulu!” jawab Bella sambil menyegerakan langkahnya...

...“Hari ini kamu tidak usah kuliah atau bekerja, ada tugas penting lain yang harus kamu lakukan” tegas Pamela...

Bella menghentikan langkahnya yang terburu, ia menatap heran pada Ibunya, tak pernah sekali pun Ibunya itu menyuruhnya untuk tidak menghadiri kuliah atau bolos bekerja, keluarga Bella adalah keluarga yang sangat mementingkan pendidikan, kalau sampai Ibunya meminta Bella untuk tidak mengikuti kelasnya, itu berarti ada hal yang sangat penting yang akan terjadi

...“Ada apa Bu? Apa kita mau kedatangan tamu?” Tanya Bella...

Pamela menyunggingkan senyumnya yang berseri menyiratkan kebahagiaan

...“Besok keluarga calon suami Kakakmu akan datang untuk melamar, hari ini bantulah Brianna untuk mempersiapkan semuanya” tutur Pamela dengan senyum merekah...

Bella jelas kaget karena setahunya Kakaknya itu belum memiliki pacar, meskipun banyak pria yang mendekati Brianna karena parasnya yang cantik dengan otak yang cerdas, tapi Brianna seperti tak mau membuka hati untuk pria manapun

...”Kak Brianna akan dilamar? Tapi siapa calon suaminya Bu? Bukannya selama ini Kak Brianna tidak pernah sekali pun membawa laki - laki ke rumah?” ...

...“Itu karena Kakakmu sibuk bekerja untuk kita Bella, sejak kepergian Ayah kalian bukankah dia yang jadi tulang punggung keluarga ini? Kalau bukan karena Brianna bagaimana bisa ada hidangan di meja makan, bagaimana kau membayar kuliahmu, dan bagaimana kita membayar para pelayan untuk mengurus rumah kita?” ...

Bella mendengus, lagi - lagi Ibunya mengungkit jasa Kakaknya

...”Baiklah Bu, apa yang harus aku bantu?” Tanya Bella pasrah, meskipun hari ini ada kelas penting, tapi Bella tak mungkin menolak perintah Ibunya...

...“Bantu Brianna untuk memilih gaun yang akan ia pakai besok, ia juga butuh perhiasan yang bagus, pilihkan Kakakmu yang terbaik, calon suaminya berasal dari keluarga kaya raya yang terpandang, aku tak ingin mempermalukan Brianna di hadapan keluarga calon suaminya” titah Pamela...

Kali ini Bella ikut tersenyum bahagia, ia antusias mendengar Kakaknya mendapatkan calon suami idaman Ibunya, Pamela memang selalu menekankan bahwa Brianna pantas mendapatkan pria yang kaya raya

...”Benarkah Bu? Beruntung sekali Kak Brianna, aku turut bahagia untuknya”...

...“Dia memang pantas mendapatkan laki - laki yang tampan dan mapan, anak yang berbakti seperti Brianna itu layak mendapatkan yang terbaik” ucap Pamela yang dirasa sebagai sindiran oleh Bella, selama ini Pamela memang kerap membandingkannya dengan Kakaknya itu, Bella bukannya tak mau ikut bertanggung jawab terhadap ekonomi keluarga mereka, hanya saja gajinya sebagai pegawai paruh waktu di perpustakaan kampus tak seberapa dibanding gaji Kakaknya, untuk pindah kerja pun tidak mungkin karena Bella pun belum menyelesaikan kuliahnya...

Ya, Bella mengakui bahwa selama ini Brianna lah yang bertanggung jawab memenuhi semua kebutuhan keluarga mereka termasuk biaya kuliah Bella semenjak kepergian sang Ayah tiga tahun yang lalu, bagi Pamela Brianna lah penyelamat hidupnya saat keluarga mereka berada dalam keterpurukan akibat kepergian sang Ayah yang tiba - tiba

Pamela membuyarkan lamunan Bella dengan dehemannya yang keras, saat tersadar Bella segera beranjak menuju kamar Kakaknya membawa perasaannya yang tak nyaman. Bella mengenyampingkan perasaannya dulu saat bertemu Brianna, wajah Kakaknya yang cantik itu semakin berseri dengan senyum bahagia yang mengembang

...”Kamu pintar sekali menyembunyikan siapa pacarmu Kak, aku bahkan belum pernah tahu kalau kamu sudah punya pacar!” Cerocos Bella ceria sambil memeluk Kakaknya...

Senyum Brianna yang tadinya lebar sedikit memupus dalam pelukan Bella

...”M - Maaf, aku tidak bermaksud merahasiakannya, hanya saja ini terjadi begitu cepat” sahut Brianna...

...“Tidak apa Kak, yang penting Kakak bahagia, jadi siapa nama calon Kakak iparku yang beruntung itu?” Tanya Bella penasaran, wajah Brianna seketika memucat...

Menyadari Kakaknya yang enggan membuka suara Bella berpikir positif, mungkin Kakaknya itu malu karena prosesnya terlalu cepat, tapi ya sudah lah Bella tak ingin ambil pusing, rasa penasarannya bisa menunggu sampai esok hari, yang ia yakini calon suaminya Brianna selain kaya wajahnya pun pasti tampan

Saat malam hari tiba, semua persiapan acara pertunangan di mansion luas keluarga Bella sudah selesai, Bella merebahkan dirinya di atas tempat tidur, mengistirahatkan badannya yang terasa remuk redam karena hampir semua persiapan acara lamaran Brianna besok Bella lah yang mengurus

Ketika hendak terpejam, Bella seketika mengingat pria yang sedang bertahta di hatinya, Adrian. Karena kesibukannya hari ini Bella sampai tak sempat membuka ponselnya, ia yakin seharian ini Adrian pasti sibuk menghubunginya, lelah Bella seolah hilang mengingat pria itu, jari jemari Bella yang lentik lincah mencari - caro laporan panggilan atau pesan dari pria tampan pujaannya, namun bibir Bella mengerucut tatkala tak mendapati satu pun pesan atau panggilan masuk dari Adrian, tanpa ragu Bella mencoba menghubungi Adrian, sayang ponsel Adrian sedang tidak bisa dihubungi, padahal Bella ingin sekali bicara dengan Adrian dan memintanya untuk datang ke acara lamaran Brianna esok pagi, Bella berharap dengan menghadiri acara besok pagi, Adrian pun akan menyegerakan untuk melamar dirinya, meskipun masih menempuh pendidikan namun jika Adrian melamarnya, Bella tak akan ragu untuk menerima, wanita mana yang tak mau bersanding dengan pria impiannya? Selain itu Bella ingin segera keluar dari rumah keluarganya itu, ia tak ingin lagi menjadi beban untuk Brianna atau Ibunya.

Bella mengetik pesan panjang lebar untuk Adrian, dalam pesan itu Bella meminta Adrian untuk hadir pada acara Brianna besok, meskipun ponsel Adrian tak kunjung aku aktif, tapi Bella yakin begitu membaca pesan dari Bella, Adrian tak akan menolak permintaan Bella seperti yang selama ini Adrian lakukan untuknya, tak pernah ada permintaan Bella yang tak dipenuhi oleh Adrian, pria itu seolah siap memberikan semua yang Bella inginkan terutama perhatian dan perlindungan.

...----------------...

Kesibukan sudah tampak di rumah keluarga Pamela pagi harinya, para pelayan sibuk memastikan seluruh rumah sudah siap untuk penyelenggaraan acara, kursi - kursi sudah di susun rapi, dekorasi cantik menghiasi hampir keseluruhan rumah, makanan - makanan sudah tersaji indah, tak ada yang tak sibuk pagi hari itu, terutama Bella, ia hilir mudik memastikan persiapan acara sudah sempurna

...“Kamu cantik sekali Kak” ucap Bella terperangah saat melihat Kakaknya yang menawan dalam balutan dress berwarna putih...

...“Kamu di depan saja Bella, pastikan semua hidangan sudah siap, keluarga calon suamiku akan segera datang, aku ingin bersiap lagi” titah Brianna tak nyaman ketika adiknya itu mendatanginya di kamar...

Bella awalnya heran akan sikap Kakaknya, ia lalu mengedikkan bahunya tak mau ambil pusing, yang penting baginya ia sudah membantu Kakaknya itu

...Saat hendak keluar dari kamar Brianna, Pamela masuk tergesa dengan wajah bahagia, “calon suamimu dan keluarganya sudah datang Brianna! lihat lah berapa mobil mewah yang datang beriringan!” ucap Pamela dengan antusiasnya...

...Brianna menoleh sebentar pada Bella yang masih terpaku di ambang pintu, “Bella bisa kah kamu menyambut mereka dulu? Aku masih harus menyelesaikan riasanku” titah Brianna...

Bella mengangguk senang, kesempatannya untuk mengenal calon suami Brianna sekarang, Bella menyegerakan langkah menuju ruang tamu, sebelum membukakan pintu besar yang belnya sudah terdengar nyaring, Bella membenar - benarkan baju dan tatanan rambutnya dulu, ia tentu tak ingin sampai dirinya mempermalukan Brianna.

Saat membuka pintu Bella terkejut bukan main, orang pertama yang ia dapati tengah berdiri tegap di depan pintu adalah Adrian, kekasih hatinya.

...“A - Adrian? Kamu? Ah apa kamu menerima pesanku? Terima kasih kamu sudah mau datang” tutur Bella ceria tanpa memperhatikan raut kebingungan dari Adrian ...

...“Adrian, ini kah Brianna, wanita yang ingin kamu lamar?” Tanya wanita separuh baya dengan tampilan cantik dan elegan khas kelas - kelas atas yang berdiri persis di sebelah Adrian...

Deg..

Bella terkejut bukan main, apa ia tak salah dengar? Adrian akan melamar Brianna? Jadi Adrian lah calon suami Brianna? Tunggu mana mungkin bisa? Selama ini ia yang menjalin hubungan dengan Adrian, bukan Brianna

Saat Bella hendak mengkonfrontasi pada Adrian, Pamela menyeruak keluar menyambut dengan ramah Adrian beserta keluarganya, setelah semua orang masuk, Adrian kembali lagi ke depan rumah untuk menemui Bella yang sedang terduduk lemas, tangannya sibuk mengusap - usap dadanya yang terasa sesak, sedang air matanya sudah bergelayut siap meluncur

...“Bella, bisa kah kita bicara berdua?” Tanya Adrian ...

...“Apa maksud semua ini Adrian? Kenapa kamu yang melamar Kak Brianna? Bukan kah selama ini kamu menjalin hubungan denganku? tapi kenapa kamu malah melamar Kak Brianna?” Bergetar suara Bella saat mengucapkannya, meski wajahnya enggan menatap Adrian tapi dapat ia rasakan kini Adrian duduk di sampingnya ...

...“Selama ini kamu salah paham Bella! Aku tidak pernah mencintaimu, aku mencintai Kakakmu!” Tegas Adrian, Bella memalingkan mukanya, kini ia menatap tajam pada Adrian...

...“Apa maksudmu? kamu tidak mencintai aku Adrian? Lantas untuk apa kamu mendekatiku selama ini? Dan ciuman itu, ciuman pertamaku itu, apa itu tak berarti apa - apa buatmu?” Teriak Bella nyalang...

...“Tenangkan dirimu Bella! Apa kamu mau semua orang mendengar pembicaraan kita?” Kali ini Adrian bicara penuh penekanan dengan mata yang menajam, “itu hanya sekedar ciuman Bella! Selama ini aku mendekatimu untuk mendapatkan Brianna, kamu pasti tak bermimpi aku akan lebih memilihmu dibanding Brianna kan Bella?” Sindir Adrian penuh cemoohan ...

Bella menunduk menyembunyikan air matanya yang berlinang, tak ia pedulikan riasannya yang mulai berantakan karena pipinya yang basah

...”Kamu jahat Adrian!” Ucap Bella sarat kebencian, sedang pria itu bangkit dari duduknya setelah melihat Pamela datang...

...“Adrian, semua orang sudah menunggumu, bisakah kamu masuk?” Tanya Pamela, Adrian mengangguk, ia lalu melangkah cepat masuk ke dalam rumah meninggalkan Bella yang perasaannya hancur lebur, Pamela mendekati putri bungsunya itu lalu duduk di sebelahnya...

...“Ibu tahu kalau selama ini Adrian mencintai Kak Brianna, bukan aku?” Tanya Bella masih dengan derai air matanya...

...“Ibu tahu, sudahlah Bella, anggaplah ini hanya kesalah pahaman! Kamu harus bisa menjaga perasaan Kakakmu, ini hari bahagianya!” ...

Bella tersenyum miris, sudah ia duga Ibunya pasti akan lebih mementingkan perasaan Brianna dibanding dirinya

...”Lantas bagaimana dengan perasaanku Bu? Apa hanya perasaan Kak Brianna saja yang penting sementara aku tidak?” ...

...“Perasaan Brianna jelas lebih penting! Ingat semua pengorbanannya untuk kita selama ini! Begini saja, kamu anggap saja bahwa kali ini giliranmu untuk berkorban demi Brianna, lupakan Adrian, dia calon Kakak iparmu sekarang!” ...

...“Kalian semua jahat, Ibu dan Kak Brianna tahu persis bagaimana perasaanku pada Adrian, berulang kali aku mengatakan kalau aku berharap Adrian yang akan jadi suamiku, bahkan aku sudah meminta restumu, tapi lihatlah sekarang, Ibu memaksaku untuk merestui Adrian dan Kak Brianna? apa Ibu tidak punya hati?” cecar Bella...

..."Bella, cukup! terima kenyataan kalau Adrian lebih memilih Kakakmu! harusnya ini kamu jadikan pelajaran, kamu harus berusaha supaya bisa menjadi seperti Kakakmu agar ada yang menikahimu, apa kamu pikir akan ada laki - laki kaya dan tampan yang menikahi seorang mahasiswa yang hanya bekerja di perpustakaan? kamu juga harus merubah penampilanmu, Bella!" tegas Pamela panjang lebar, perkataan yang membuat Bella semakin jatuh terperosok ke dalam jurang kehancuran, lagi - lagi Ibunya membanding - bandingkan dirinya dengan Kakak kandungnya sendiri...

..."Sekarang hapus air matamu dan segera kembali ke dalam rumah! Jangan memperlihatkan wajah sedihmu itu di depan semua keluarga Adrian, kamu tak mau mereka semua sampai tahu kalau kamu mencintai calon Kakak iparmu sendiri kan?” Tegas Pamela, dengan wajah penuh Amarah Pamela lantas kembali masuk ke dalam rumah...

Bella menyeka air matanya yang tak juga berhenti mengalir, bukan hanya karena cintanya yang ternyata bertepuk sebelah tangan, tapi juga karena pengkhianatan Ibunya, Kakaknya, dan terutama Adrian, tega - teganya selama ini mereka menyembunyikan kenyataan bahwa Brianna lah yang dicintai oleh Adrian, dan membiarkan Bella hanyut dalam impian indahnya yang ternyata semu.

Memutuskan untuk menguatkan hatinya, Bella kemudian masuk ke dalam rumah melalu pintu belakang, pintu yang biasa dipakai oleh para pelayan di rumah itu, Bella tak ingin menyita perhatian semua orang yang tengah berbahagia itu karena matanya yang sembab dan riasannya yang berantakan, oleh karena itu Bella memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya dan mengurung diri disana, ia tak mungkin sanggup untuk melihat Adrian memakaikan cincin pada perempuan lain, apalagi Kakaknya sendiri.

Saat Bella sedang mengumpulkan barang - barang pemberian Adrian untuk ia buang dengan perasaan hancur berkeping - keping, di ruang tamu tempat di adakannya acara pertunangan, Adrian dengan senyum yang lebar memasangkan cincin bertahta berlian di jari manis Brianna, pasangan sejoli yang sangat serasi itu kini resmi bertunangan.

...“Kalau begitu kita tinggal menentukan tanggal pernikahan mereka bukan, Nyonya Miranda?” Tanya Pamela antusias pada Ibunya Adrian, wanita anggun yang tadi berdiri di samping Adrian...

Miranda menggangguk senang, tapi lalu wajahnya berubah serius

...”Nyonya Pamela, sebenarnya ada yang ingin saya sampaikan, suami saya punya satu syarat agar pernikahan Adrian dan Brianna bisa dilangsungkan” ...

...“Mom, syarat apa? Kenapa harus ada syarat?” Protes Adrian setengah berbisik, ia baru mendengarnya sekarang tentang syarat yang diajukan Ayahnya...

...“Kamu diam saja Adrian! Ini perintah Daddymu apa kamu berani menentang perintah Daddymu? Sahut Miranda yang juga ikut berbisik...

Pamela menduga - duga dalam hatinya, syarat apa yang ingin diajukan oleh calon besannya itu, jika mereka meminta harta jelas Pamela tak punya, meskipun Brianna sudah bekerja dan menghasilkan uang yang cukup banyak tapi itu hanya cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga mereka sehari - hari, Pamela memang pernah menjadi orang kaya dulu saat suaminya sedang berada dalam masa kejayaannya, hingga suaminya jatuh sakit dan perlahan - lahan kondisi ekonomi keluarga mereka merosot hingga suaminya meninggal, hanya rumah mewah itu yang tersisa dari masa kejayaan suaminya

...“A - apa syaratnya Nyonya Miranda?” Tanya Pamela dengan rasa khawatir yang teramat...

...“Adrian memiliki seorang Kakak laki - laki yang sampai saat ini belum juga menikah, suami saya tidak ingin jika Adrian menikah sebelum Kakaknya menikah, jadi kita tunggu sampai Kakaknya Adrian menikah setelah itu baru Brianna dan Adrian bisa menikah”...

...“Mom” Protes Adrian lagi, kini ia mengerti syarat apa yang ingin diajukan Ayahnya, lagi - lagi Ayahnya ingin menjegal Adrian untuk menjadi pemimpin perusahaan, dulu sekali Ayahnya pernah mengumumkan jika pengganti Ayahnya sebagai pemimpin perusahaan harus sudah menikah, Adrian sebenarnya menyadari bahwa Ayahnya ingin Kakaknya lah yang menjadi penggantinya, tapi Adrian tak rela, oleh karena itu Adrian berusaha untuk memenuhi semua syarat Ayahnya termasuk menikah, tapi lagi - lagi Ayahnya berusaha agar Kakaknya lah yang menjadi pemimpin perusahaan...

...Pamela bernapas lega saat mendengar syarat yang diajukan Miranda, “Saya yakin jika Kakaknya Adrian adalah pria tampan, tentu sangat mudah untuknya mendapatkan seorang calon istri bukan?”...

...“Adam adalah pria yang hanya fokus pada perusahaan, hingga detik ini tak ada wanita yang pernah ia terima, tak seperti Adrian yang lemah lembut dan perhatian, Adam dingin dan cenderung frontal ketika bicara, baginya hidup ini hanya seputar bisnis dan uang, tak ada hal lain yang penting untuknya termasuk pernikahan, wanita mana yang ingin memiliki suami yang sama sekali tak memberikannya perhatian atau memperlakukannya penuh cinta?” Miranda panjang lebar menceritakan tentang anak sulungnya, sedang Pamela mendengarkannya dengan seksama sambil berpikir keras cara apa yang harus dilakukan agar pernikahan Brianna bisa segera terlaksana...

...Pamela tersenyum saat mendapatkan ide, “Saya punya calon istri untuk Adam, dan saya pastikan dia tidak akan menolaknya”...

Bukan Hanya Miranda yang terkejut, Brianna dan Adrian menatap penasaran

pada Pamela

...“Tapi Nyonya, Adam mungkin tidak akan menjadi suami yang baik, saya khawatir wanita itu akan tersiksa nantinya” jelas Miranda ...

...“Jangan khawatir Nyonya, dia tidak akan keberatan” sahut Pamela dengan senyum puas...

Menikah Dengan Adam, Atau Ibu Akan Mati!

...“Apa Bu? Menikah?” Bella sampai bangun dari duduknya mendengar permintaan Pamela...

...“Iya menikah, dengan Adam Kakaknya Adrian, Ibu yakin dia tak kalah tampan dan baik dari Adrian, percayalah kamu tidak akan menyesal menikahi Adam” tutur Pamela meyakinkan Bella...

...Bella menggeleng tak percaya apa yang baru saja Ibunya sampaikan, “Bu, Ibu baru saja membohongiku dengan diam - diam merencanakan pertunangan Kak Brianna dan Adrian, dan sekarang Ibu memintaku untuk menikahi Kakaknya Adrian? Apa Ibu benar - benar tidak punya hati?” ...

...“Kalau Ibu tak punya hati, Ibu tidak mungkin menjodohkanmu dengan anak keluarga Anderson, apa kamu tidak tahu siapa mereka Bella?” Kali ini Pamela mulai meninggikan suaranya...

...“Nikah itu harus berdasarkan cinta Bu, bagaimana aku bisa menikahi pria yang aku saja belum pernah bertemu dengannya?” Sanggah Bella, sungguh ia tak bisa membayangkan bagaimana ia bisa menikahi Kakak dari pria yang ia cintai...

...“Astaga Bella, apa kamu pikir makanan akan tersaji di meja makan hanya dengan modal cinta, pikirkan apa yang akan kamu dapatkan setelah nanti menjadi menantu keluarga Anderson!” Sentak Pamela pada putrinya yang kini menciut, “pokoknya Ibu tak mau tahu, kamu harus menikahi putra sulung keluarga Anderson, kalau tidak.. “...

...“Kalau tidak apa Bu? Apa Ibu akan mengusirku Bu? Usir aku Bu! lebih baik aku pergi dibanding harus menikah dengan pria yang tidak aku cintai” tandas Bella memberanikan diri...

...“Kalau tidak, Ibu mati Bella! Ibu akan mati jika kamu menolak permintaan Ibu!” Sentak Pamela, ia sudah kehabisan akal meyakinkan anaknya yang keras kepala itu, apa pun akan ia lakukan agar Brianna bisa segera menikah dengan Adrian, termasuk jika harus mengorbankan perasaan putri bungsunya...

Deg..

Bella nyaris tak percaya apa yang baru saja ia dengar, ancaman Ibunya terasa mustahil jika saja ia tak mendengarnya sendiri, bagaimana mungkin Ibunya tega mengintimidasinya sedemikan rupa dengan ancaman kematian, membayangkannya saja Bella sudah tak sanggup, bagaimana pun ia sangat menyayangi Ibunya itu

Bella terduduk terduduk lemas, air matanya sudah tumpah ruah, ia dihadapkan pada pilihan yang dilematis, “Bu, aku….”

...“Kamu terima atau kamu mau melihat mayat Ibu, Bella?” Tantang Pamela...

Badan Bella bergetar hebat kala mendengar lengkingan suara Ibunya, dengan susah payah ia mengangguk pelan bersamaan dengan air mata yang kembali luruh berderai membasahi pipinya dan menghujani tangannya yang gemetaran

Pamela tersenyum puas mendapat jawaban Bella, baginya ini adalah kemenangan besar, mendapatkan Adrian sebagai menantunya saja sudah membuatnya sangat bahagia, dan kini anak sulung keluarga Anderson pun akan menjadi menantunya juga, Pamela sudah bisa membayangkan bagaimana nanti kehidupan mereka akan berubah drastis

Setelah mendapat persetujuan dari Bella, Pamela segera memboyong Bella untuk menemui calon mertuanya, Pamela menyempatkan diri untuk memperbaiki riasan Bella yang berantakan sebelum menemui Miranda

...“Ini calon istri Adam, namanya Bella anak bungsu saya” ujar Pamela pada Miranda, Miranda menyambut Bella dengan senyum hangat...

Adrian tak percaya apa yang ia dengar, seketika wajahnya memerah karena marah, matanya menatap tajam pada Bella, perempuan yang telah menggagalkan rencananya, sedang Brianna bernapas lega karena merasa tak ada lagi halangan untuknya dan Adrian agar segera menikah, selain itu Brianna juga senang karena itu artinya Bella sudah berhenti berharap pada Adrian

...“Tunggu, bukannya gadis ini yang tadi menyambutmu di depan rumah, Adrian?” Tanya Miranda sesaat setelah ia mengingat wajah Bella...

...“I - Iya Mom, dia adik Brianna, aku cukup dekat dengan Bella” jawaban Adrian membuat Bella mengepalkan tangannya karena amarah, Adrian ternyata hanya laki - laki pecundang, Bella sangat menyesal pernah sangat jatuh cinta pada Adrian...

...Miranda kembali memandangi Bella cukup lama, “Oh syukurlah kalau kalian semua sudah akrab, tapi apa Bella sudah tahu seperti apa Adam? tentu kasihan jika gadis secantik Bella nanti tidak mendapatkan perhatian dari suaminya” tanya Miranda ragu, mendengar itu Bella mengerutkan keningnya tak mengerti apa maksud omongan Miranda...

...“Ah.. hahaha.. jangan khawatir Nyonya Miranda, Bella tak keberatan dengan itu semua” Pamela sebisa meyakinkan calon besannya itu, tujuan utamanya tak lain agar Brianna bisa segera dinikahi oleh Adrian...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...“Calon istrimu sudah ada Adam, kamu hanya tinggal datang di hari pernikahanmu, Mommy yang akan mengurus semuanya” tutur Miranda pada anak sulungnya, Adam menyimak omongan Ibunya itu, sedang William Ayah dari Adam mengangguk - angguk senang mengetahui Adam akan segera menikah...

...“Baiklah, tapi aku minta acara pernikahannya tidak lebih dari satu jam, aku tidak mau membuang - buang waktu untuk hal yang tidak penting” sahut Adam yang membuat mata Ibunya melotot...

...“Itu hari pernikahanmu Adam, setidaknya luangkan waktumu seminggu untuk menikah setelah itu berbulan madu, tidak ada mempelai pria yang langsung bekerja setelah dia menikah, apa kamu tidak tahu itu Adam?” Sewot Miranda...

...Adam mengerutkan keningnya, “seminggu Mom? Aku harus membuang waktuku selama seminggu? Apa Mommy tidak tahu berapa banyak uang yang bisa aku peroleh dalam satu minggu? Untuk apa aku membuang - buang waktuku selama seminggu hanya untuk hal yang tidak penting seperti itu?” Sahut Adam...

...Miranda memijat pelipisnya, Adam benar - benar membuatnya pusing, “Adam! Apa belum cukup banyak uang yang sudah kita miliki? Apa yang tidak kita miliki sekarang? Pernikahan itu penting Adam, berhentilah sebentar berpikir tentang perusahaan dan uang, uang kita sudah sangat banyak Adam!” ...

...“Apa Mommy tidak memikirkan ratusan ribu karyawan kita dan keluarganya? Aku hanya berusaha agar mereka tetap bisa memberi makan keluarganya Bu” sahut Adam tak mau kalah...

...“Adam, mengalahlah pada Ibumu!” Titah William, Adam terdiam dan menimbang sebentar...

...“Baiklah Mom, tidak lebih dari dua jam, aku tidak bisa lebih lama dari itu” tandas Adam...

...“Adam!” Hardik Miranda, sudah sangat kesal dibuat Adam...

...“Sayang sudahlah, itu sudah keputusan Adam, yang penting dia bersedia menikah, itu saja sudah keajaiban!” Ucap William menjadi penengah untuk anak dan Ibu yang sedang sama - sama bersikukuh itu...

Dengan sangat berat hati Miranda menyetujui keinginan Adam, memang betul apa kata William, setuju menikah saja sudah sangat mustahil untuk seorang Adam, Adam bahkan tak mempertanyakan siapa calon istrinya atau bagaimana wajahnya, buat Adam itu semua tak penting karena pernikahan hanya salah satu agenda yang harus ia lakukan untuk memenuhi keinginan Ayahnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bella kaget setengah mati ketika Adrian mengajaknya bertemu di belakang rumah mereka, entah untuk apa karena Adrian berpesan agar jangan sampai ada yang tahu pertemuan mereka malam itu, Bella menyetujui karena ia pun bermaksud untuk mengembalikan semua barang pemberian Adrian, Bella tentu saja tak akan memberi tahukan pada Ibunya terutama Brianna, mereka jelas akan salah paham terhadap Bella.

...Bella membanting kardus besar dengan kasar di depan Adrian, “Ini semua barang - barang pemberianmu Adrian, ambil kembali! terserah kamu jual atau buang aku tak peduli, yang pasti aku tak ingin barang - barang itu mengotori kamarku!” ...

...“Kenapa kamu menerima tawaran Ibumu untuk menikahi Adam? Apa tujuanmu Bella?” Sentak Adrian dengan amarah, ia jelas marah karena merasa Bella telah mengacaukan semua rencananya untuk mengalahkan Adam menjadi pemimpin perusahaan...

Bella mengedikkan bahunya acuh, “Aku hanya ingin saja menikah, apa urusanmu?” Sinis Bella

Adrian mengepalkan tinjunya, kalau Bella bukan wanita tentu tinju itu sudah melayang ke pipi mulus Bella, sesaat kemudian Adrian tersenyum sinis, “sebesar itu kamu mencintaiku sampai kamu tak ingin lepas dan mengikutiku kemana pun Bella?” Senyuman Adrian berubah menjadi seringai lebar

Bella berdecih, apa - apaan Adrian itu, setelah apa yang ia perbuat apa ia pikir masih ada rasa cinta untuknya? Batin Bella

...”Aku menyesal pernah menyerahkan hatiku untuk pria berengsek seperti kamu Adrian!” Sinis Bella...

Adrian melangkah maju mendekatkan jaraknya dengan Bella, gadis itu refleks mundur teratur hingga punggungnya mendarat di dinding, posisi Bella yang sudah terpojok membuat Adrian semakin leluasa menipiskan jarak antara keduanya

...“Berhenti Adrian, atau aku akan teriak!” Ancam Bella, tapi Adrian tak serta merta menghentikan langkahnya, dalam satu gerakan Adrian menarik pinggang Bella lalu mendaratkan ciumannya di bibir Bella, meraupnya dengan rakus bahkan tanpa memberikan Bella kesempatan hanya untuk sekedar bernapas...

Bella terkejut setengah mati, ia kerahkan seluruh tenaganya untuk melepaskan diri dari calon kakak iparnya itu, saat Adrian tak juga bergeming, Bella mengangkat sebelah kakinya lalu sekuat tenaga menginjak kaki Adrian

Pria itu sontak melepaskan ciumannya, wajahnya meringis menahan sakit, belum puas membalas kelakuan Adrian Bella menghadiahkan satu tamparan keras di pipi Adrian yang membuat pria itu sedikit terhuyung sambil memegang pipinya yang memerah

...”Dasar bajingan kamu Adrian! Berengsek!” Sentak Bella, ia lalu berlari secepat mungkin masuk kembali ke dalam rumahnya...

Bella mengejutkan Ibunya dan Brianna serta para pelayan yang berada di ruang makan ketika ia lari sekencang mungkin menuju kamarnya bahkan teriakan Ibunya pun tak ia hiraukan, sesampainya di kamar Bella segera mengunci pintu kamarnya, dengan badan gemetaran ia mendudukkan diri di lantai, ia lalu menekuk lutut dan menelungkupkan kepalanya, tangisnya pecah disana, ia tak mengerti bagaimana mungkin ia bisa terseret ke dalam situasi yang rumit seperti ini, seandainya Ayahnya masih hidup tentu Bella tak akan mendapatkan perlakuan tak adil seperti ini.

...”Ayah” lirih Bella memanggil Ayahnya yang telah tiada...

Adam

Hari ini dua pernikahan dilaksanakan sekaligus sesuai permintaan Adam, bagi Adam jika hari pernikahannya dengan Adrian berbeda, waktunya akan terbuang banyak karena nantinya Adam juga harus menghadiri pernikahan adiknya itu

Bella dan Brianna sang mempelai perempuan menuai pujian, keduanya tampak anggun dan cantik dalam balutan dress mewah berwarna putih, bedanya wajah Brianna tampak berseri, sedang wajah Bella tampak sendu. Bagaimana Bella bisa bahagia jika hari ini ia harus melihat pria yang pernah dicintainya sepenuh hati itu justru bersanding dengan Kakaknya sendiri, di sisi lain Bella harus menikahi pria yang baru sekali ia temui saat makan malam beberapa hari sebelum pernikahan mereka, itu pun hanya sekitar 15 menit karena Adam tergesa kembali ke kantornya

Sama seperti pertemuan mereka sebelumnya, meskipun Adam tak kalah tampan dari Adrian, tapi aura dingin dan intimidasi dari pria tinggi tegap itu begitu terasa, Bella yakin tak akan ada yang betah berlama - lama di dekat Adam, beda dengan Adrian yang selalu dikelilingi banyak orang terutama perempuan

...“Mom, sudah hampir dua jam, aku harus segera kembali ke kantor, ada rapat yang harus aku hadiri” bisik Adam pada Ibunya...

...“Sebentar lagi Adam, masih banyak tamu undangan yang ingin mengucapkan selamat, sabarlah!” Sewot Miranda...

Bella mendengar pembicaraan Ibu dan anak itu karena ia berdiri di antara keduanya, sama seperti Adam Bella pun sudah tak betah berlama - lama berdiri di pelaminan

...“10 menit lagi Mom, setelah itu aku benar - benar harus pergi, rapat ini sangat penting!” Cerocos Adam...

...Miranda mendelik tajam pada anaknya itu, “Adam Anderson!” Sewotnya, “haaahhh.. ya sudah lah yang penting kamu sudah menikah, nanti Bella biar Mommy yang urus!” Ujar Miranda lagi pasrah pada keinginan anaknya...

Adam tersenyum penuh kemenangan, mata Adam lalu bersitatap dengan Bella yang juga tak sengaja sedang menatapnya, meskipun keduanya langsung saling memalingkan muka, tapi adegan tatap - tatapan mereka tadi berhasil ditangkap jepretan kamera

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bella duduk tak tenang di sofa kamar Adam tepatnya kamar pengantin mereka berdua, waktu sudah hampir tengah malam tapi Adam belum kunjung pulang, Bella bukannya gelisah menunggu Adam, tapi ia bingung harus tidur dimana, selain itu ia merasa aneh berada di kamar seorang pria, baru pertama kali dalam hidupnya memang ia memasuki kamar lawan jenisnya

Saat pintu kamar dibuka dari luar Bella bangkit dari duduknya, Adam yang juga belum terbiasa dengan kehadiran orang asing terutama seorang wanita di kamarnya kaget luar biasa melihat Bella

...“Apa yang kau lakukan di kamarku?” Sentak Adam...

...“Kamu pikir aku mau berada di kamar kamu seperti ini? Ibumu yang menyuruh aku masuk kesini tadi! Ibumu bilang suami istri harus tidur dalam satu kamar” sahut Bella enggan...

...Adam menghela berat napasnya, ia baru teringat kembali kalau tadi pagi ia sudah resmi menikahi wanita di depannya itu, “Oh, lantas kenapa kamu belum tidur? tidak perlu menungguku, asal kamu tahu, meskipun statusmu sebagai istriku, tapi aku tidak akan pernah memintamu untuk melaksanakan kewajibanmu sebagai seorang istri” ...

Bella mendengus kesal, “Memangnya siapa yang menunggumu? Dari tadi aku sudah ingin tidur, tapi aku bingung harus tidur dimana!” Sahut Bella, ia lalu mendekati dua koper besar miliknya, mengeluarkan sebuah bantal dan selimut tebal miliknya dari sana, melihat itu Adam mengerutkan keningnya

...”Kamu pikir di rumah ini tidak ada bantal atau selimut sampai kamu harus membawanya sendiri dari rumahmu?” Sewot Adam...

...“Aku cuma jaga - jaga kalau nasibku akan seperti di novel - novel, biasanya kalau terjadi pernikahan paksa si wanita tidak diizinkan untuk tidur di tempat tidur si pria, dan tidak boleh memakai barang apa pun di kamar pria itu, makanya aku membawa sendiri bantal dan selimutku, aku tidak mau kalau harus tidur hanya beralaskan lantai dan berbantalkan lengan, apa - apaan itu mau - maunya si wanita di novel - novel hidup menderita begitu!” Cerocos Bella sambil mulai menggelar selimut tebalnya tepat di bawah sofa, membenar - benarkan bantalnya dan membaringkan diri membelakangi Adam, membuat Adam tak dapat berkata apa - apa...

...“Gadis yang aneh” gumam Adam...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pagi hari sekali ketika Adam mulai membuka matanya, seperti sebelumnya Adam melakukan stretching sebentar sebelum ia bangkit dari tempat tidurnya, tapi pagi hari ini ada yang mengganggu Adam, pria itu mulai mencari - cari sosok Bella yang sudah tak terlihat di bawah sofa, bantal dan selimutnya pun sudah tak terlihat, mungkin sudah Bella kembalikan ke dalam kopernya yang kini terlihat menggembung

...“Baru jam 5 pagi, dia sudah bangun sepagi ini?” Gumam Adam ketika melihat ponselnya, Adam baru saja meletakkan ponselnya kembali di atas meja samping tempat tidurnya ketika Bella keluar dari kamar mandi dengan berpakaian lengkap, wajah Bella terlihat segar dengan rambut yang masih sedikit basah...

...“Selamat pagi Adam, maaf aku terpaksa memakai kamar mandimu karena aku tidak mungkin membawa kamar mandiku kesini, tapi jangan khawatir aku membawa peralatan mandiku sendiri, dan tak ada satu pun barangku yang aku letakkan di kamar mandi, semuanya akan aku simpan lagi ke dalam koperku” tutur Bella panjang lebar sambil memperlihatkan sebuah tas plastik yang Adam yakini berisi perlengkapan mandi Bella dan baju kotornya, Bella seperti tahu diri bahwa kehadirannya tidak diharapkan oleh Adam, mengingat betapa dinginnya sosok Adam Bella pun tahu pasti kalau Adam tak suka apa pun yang merupakan miliknya terjamah oleh orang lain ...

Adam acuh tak menanggapi, pria tampan itu memilih untuk bangkit dari tempat tidurnya, melewati Bella begitu saja dan masuk ke kamar mandi

Bella mengedikkan bahunya tak peduli, wanita itu kini duduk di sofa, sibuk memeriksa jadwal kuliah dan kerjanya, tak seperti pengantin pada umumnya termasuk Adrian dan Brianna, tak ada bulan madu dalam pernikahan Adam dan Bella, seolah tak terjadi apa - apa dalam kehidupan mereka, kini fokus mereka kembali kepada kegiatan masing - masing

...“Sarapan keluarga wajib bersama setiap hari jam 7 pagi, berpakaian lah yang rapi dan sopan, Daddy tidak suka jika ada anggota keluarganya yang berpakaian seronok, atau lusuh seperti yang kamu pakai” tutur Adam ketika keluar dari kamar mandi, dengan hanya mengenakan handuk yang melilit di bagian bawah perut hingga lututnya, sedang perutnya yang rata ia biarkan terekspos begitu saja...

...“Dasar tak tahu malu!” Gumam Bella pelan sambil memalingkan mukanya ketika melihat Adam yang nyaris tanpa baju, memastikan Adam telah masuk ke walk in closet miliknya, giliran Bella yang masuk kembali ke dalam kamar mandi untuk mengganti bajunya, mungkin benar apa yang dikatakan Adam, kemeja kotak - kotak dan celana jeans terlalu lusuh untuk dikenakan seorang menantu Anderson...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tepat beberapa menit menuju jam 7 pagi, Bella telah bersiap, mengenakan dress bermotif floral dengan make up tipis di wajahnya, sedang Adam sudah sempurna dalam setelan jas lengkap dengan dasinya.

Bella dan Adam baru saja hendak keluar dari kamar mereka, ketika tiba - tiba Adam menarik pinggang ramping Bella

...“Eh apa - apaan ini?” Sengit Bella, “ah” desah Bella sampai menggigit bibir bawahnya saat Adam mengecup pelan lehernya lalu menghisapnya kuat sehingga meninggalkan bekas kemerahan, Adam menatap sebentar wajah cantik Bella yang kini bersemu merah...

...“Harus ada bukti seolah kita telah melakukan malam pertama kita tadi malam, jejak merah ini akan meyakinkan Daddy dan Mommy kalau kita telah melakukan kewajiban sebagai suami istri, ingat bertingkahlah seolah kita pasangan romantis, bermanja - manjalah padaku, aku tidak ingin siapa pun tahu kalau tak terjadi apa pun antara kita tadi malam” tutur Adam...

Bella sekuat tenaga mendorong badan Adam, meskipun badan kekar Adam hanya sedikit bergeming tapi paling tidak Bella bisa lepas darinya

...”Apa harus sejauh ini? Kamu menodai leherku Adam!” Protes Bella penuh amarah...

...“Kamu pikir aku mau? Kamu pikir aku sudi menyentuhmu? Menyentuh wanita licik dan rakus sepertimu, hah?” Balas Adam dengan sentakan...

...Mata bela melotot mendengar tuduhan Adam, “licik? Rakus?” Ulang Bella, memastikan jika dirinya tak salah dengar...

...“Sudah cukup sandiwaramu Bella! kamu pikir aku tidak tahu apa tujuanmu menerima pernikahan ini? Kamu ingin kembali menjadi orang kaya karena keluargamu bangkrut kan? Itu makanya kamu bersedia menikah meskipun kamu tahu persis kalau aku tidak akan pernah bisa menjadi suami yang baik, kamu menempuh segala cara agar bisa mendapatkan kekayaan dengan cara instan!” Cemooh Adam...

Bella memang marah pada Adam, tapi omongan Adam tak sepenuhnya salah, meskipun bukan dirinya yang menginginkan uang itu melainkan Ibunya. Adam tersenyum sinis melihat Bella yang tak bergeming, tatapan adam dingin menusuk menyiratkan kebencian dan rasa jijik yang teramat

...”Kamu ingin mendapatkan uangku kan? Akan ku berikan selama kamu mengikuti semua perkataanku, sekarang sebagai permulaan kita turun ke meja makan, dan bersikaplah seolah kita pasangan yang telah menghabiskan malam bersama, kamu tentu tahu caranya kan?” Cecar Adam semakin merendahkan Bella...

Tahu dari mana Bella? Jangankan berhubungan suami istri, ciuman dengan Adrian saja merupakan ciuman pertama baginya, tapi Bella tak ingin membantah dulu, perdebatan di hari pertamanya berada di rumah Adam hanya akan membuat suasana hatinya semakin memburuk, ia tak ingin terlihat sedih di depan Adrian dan Brianna.

...“Bisa kita turun sekarang?” Tanya Bella, Adam lagi - lagi tersenyum sinis, sudah ia duga Bella memang sesuai perkiraannya...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!