Perjodohan Sejak Dini
"Mamah selamat pagi..." Sapa Abel yang baru saja bangun dan siap mau berangkat bekerja.
"Pagi juga sayang. Kamu sudah mau berangkat sepagi ini?" Tanya Mamah nya.
"Ini hari pertama aku bekerja Mah, jadi aku gak boleh telat." Ucap Abel.
Abel baru saja menyelesaikan kuliahnya. Namun walaupun baru saja selesai kuliah dia langsung mendapat kan pekerjaan yang baik di salah satu perusahaan teman Papah nya.
Papah nya adalah Tentara yang sudah pensiun beberapa bulan ini.
Abel hanya dua bersaudara. Dia adalah anak pertama dan adik nya masih Kuliah Semester Enam namanya nya Mila.
"Selamat pagi semua nya, perkenalkan nama Abel." Ucap Abel ketika sudah di ruangan kerjanya.
"Abel! Kamu Karyawan baru itu kan? mari ikut saya ke ruangan Direktur." Ucap salah satu karyawan perempuan.
Abel tersenyum sambil mengangguk.
"Selamat pagi Pak, ini saya mau mengantar kan karyawan baru bertemu dengan Bapak." Ucap Enjel.
Pria yang berbadan kekar, berjas hitam dan rambut yang di sisir rapi mengangkat pandangan nya.
Dia terdiam sejenak melihat Abel. begitu juga dengan Abel yang sangat kaget melihat Direktur alias bos nya itu.
Tiba-tiba dia teringat kejadian beberapa bulan yang lalu dia tidak sengaja menabrak mobil Direktur nya itu karena sangat tergesa-gesa sekali.
Karena melihat mobil mewah itu sudah sangat lecet dia memutuskan untuk kabur karena ibu nya di rumah sakit.
Namun yang memiliki mobil berhasil mencegah niat buruk nya.
"Turun dan tanggung jawab lah." Ucap pria yang memiliki mobil itu dengan wajah yang sangat menakutkan.
Abel tidak tau harus berbuat apa, melihat wajah, melihat kesalahan yang sudah dia buat dia pasti akan terkena masalah yang rumit.
"Maafin saya Pak, tapi saya sedang tergesa-gesa, lagian mobil bapak kenapa parkir di sana?" Ucap Abel marah.
"Justru mobil saya parkir dengan benar. Anda yang tidak memiliki keahlian berkendara, sekarang saya tidak mau tau kamu harus tanggung jawab." Ucap Pemilik mobil.
Abel melihat ponsel nya berbunyi dia langsung menginjak pedal gas nya dan pergi sehingga Pemilik mobil terserempet.
"Maaf kan saya. Tapi ibu saya sangat membutuhkan saya sekarang." Ucap Abel sambil melihat dari kaca Spion mobil nya kalau pemilik mobil itu terjatuh mungkin tangan nya cedera.
"Perkenalkan nama saya Raditya. Saya biasa di panggil dengan sebutan Radit." Ucap Direktur itu sambil menjulurkan tangannya.
Abel menyalim tangan pria itu.
"Saya sudah banyak membaca data-data tentang kamu, saya cukup yakin kalau kamu bisa menjadi karyawan di sini, tapi kalau dalam jangka tiga bulan kamu tidak bisa bekerja dengan baik saya tidak segan-segan memecat kamu dan mencari pengganti." Ucap Radit.
"Saya bisa bekerja dengan baik, saya akan membuktikan nya." ucap Abel.
"Bagus lah kalau begitu, kamu bisa langsung ke meja kamu yang sudah di sediakan." ucap Radit.
"Terimakasih banyak pak, saya permisi." ucap Abel.
"Argghh.... Kenapa harus bertemu dengan dia sih? Bagaimana ini? aku harus bagaimana?" ucap nya kebingungan.
"Aku tidak bisa membiarkan kegelisahan dan ketakutan mengganggu ku, aku harus tenang." ucap Abel kepada diri nya sendiri.
"Abel Apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa belum masuk ke dalam?" tanya sekretaris Radit.
"Iyah..." ucap Abel masuk ke dalam ruangan kerja bergabung dengan rekan-rekan nya.
"Selamat bergabung di Kantor kami, kalau kamu butuh sesuatu kasih tau saja, tidak perlu segan-segan." ucap teman yang tidak jauh dari meja nya.
Abel tersenyum sambil mengucapkan terimakasih.
"Tolong bawakan komputer untuk Abel." ucap sekretaris Novi.
Di dalam ruangan Radit dia membuka Kancing kemeja di bagian pergelangan tangan nya.
Tangan sebelah kanan nya masih di perban dengan kain kasa.
Tidak beberapa lama Radit masuk ke ruangan Abel.
"Selamat siang Direktur." semua nya berdiri memberikan salam.
Abel yang sedang fokus mempelajari apa saja pekerjaan nya tidak sadar kalau Radit datang.
"Abel! Abel." panggil teman nya. Abel mengangkat pandangan nya dia melihat Radit, melihat semua teman nya berdiri sambil membungkuk kan badan dia langsung mengikuti nya.
"Selamat Siang Pak." ucap Abel.
"Kamu ikut saya ke ruangan saya." ucap Radit.
Abel seketika Langsung degdegan. Radit keluar dari ruangan itu.
Ruangan yang tadi nya menegang kan langsung lega setelah Radit pergi.
"Habis lah aku, aku harus melakukan apa ini?" ucap Abel kebingungan dan ketakutan.
"Kalau Pak direktur meminta ganti rugi bagaimana aku membayar nya? Kalau papah sama Mamah tau mereka pasti akan sangat marah." ucap Abel.
"Abel apa yang Kamu lakukan di sana? Ayo buruan ke ruangan pak direktur. Dia tidak suka menunggu." ucap Teman nya.
Abel mengangguk.
"Tok!! Tok!! Tok!!" Abel mengetuk pintu ruangan Radit terlebih dahulu sebelum masuk.
"Masuk." ucap Radit dari dalam.
"Apa yang bisa saya bantu Pak?" tanya Abel.
Radit berdiri dari kursinya dan duduk di meja tepat di depan Abel yang sudah sangat gugup.
"Kamu anak dan Pak Handoko dan Bu Lisma kan?" tanya Radit.
"Pak saya mohon, saya minta maaf atas kejadian dua bulan yang lalu, saya tidak sengaja." ucap Abel langsung memohon maaf.
Radit hanya diam.
"Saya mohon jangan sampai Papah dan Mamah saya tau Pak." ucap Abel.
"Apa yang kamu lakukan ini kata kamu tidak sengaja? Kamu sudah tau melakukan hal yang salah namun kamu kabur dari masalah." ucap Radit.
"Saya tau saya salah pak, saya akan tanggung jawab." ucap Abel.
"Saya mau kamu ganti rugi." ucap Radit.
"Saya akan memperbaiki mobil bapak sampai bagus. Kasih saya waktu." ucap Abel.
"Bukan hanya mobil saja, tapi dengan tangan saya yang lumpuh akibat kamu kabur." ucap Radit sambil menunjukkan tangan nya yang di perban.
"Lu-lumpuh?" ucap Abel kaget, dia tidak berfikir akan separah itu.
"Benar, tangan saya lumpuh sementara waktu, dan sudah dua bulan sampai sekarang tangan saya tidak kunjung sembuh. Kamu harus tanggung jawab." ucap Radit.
"Apa yang harus saya lakukan Pak? Apa saya juga harus membayar biaya perobatan nya?" tanya Abel.
"Saya tidak butuh uang kamu, saya butuh pertangung jawaban kamu. Kamu harus mengurus saya sampai saya sembuh, sampai tangan saya sembuh." ucap Radit.
"Maksud Bapak?"
"Kamu harus menjadi tangan kanan saya mulai dari sekarang. Di hidup saya tangan kanan saya adalah segala nya, saya sangat sulit melakukan aktifitas apapun karena tangan saya sakit." ucap Radit.
Abel menggeleng kan kepala nya. "Gak bisa gitu dong pak, saya juga harus bekerja mencari uang untuk memperbaiki mobil bapak." ucap Abel.
"Kamu memilih membayar semua biaya ini atau menjadi tangan kanan saya sementara waktu?" ucap Radit memberikan semua tagihan berobat nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
noty larasati
thor lanjut
2024-08-07
1
Yani Cuhayanih
Jelaskan thor itu tangan Radit keseloa atau patah atau modus aja menjebak Abel....ckckck....
2023-04-18
0
abdan syakura
Hmmmmm
sing sabar ya,Abel...
2023-03-02
1