NovelToon NovelToon

Perjodohan Sejak Dini

Episode 1

"Mamah selamat pagi..." Sapa Abel yang baru saja bangun dan siap mau berangkat bekerja.

"Pagi juga sayang. Kamu sudah mau berangkat sepagi ini?" Tanya Mamah nya.

"Ini hari pertama aku bekerja Mah, jadi aku gak boleh telat." Ucap Abel.

Abel baru saja menyelesaikan kuliahnya. Namun walaupun baru saja selesai kuliah dia langsung mendapat kan pekerjaan yang baik di salah satu perusahaan teman Papah nya.

Papah nya adalah Tentara yang sudah pensiun beberapa bulan ini.

Abel hanya dua bersaudara. Dia adalah anak pertama dan adik nya masih Kuliah Semester Enam namanya nya Mila.

"Selamat pagi semua nya, perkenalkan nama Abel." Ucap Abel ketika sudah di ruangan kerjanya.

"Abel! Kamu Karyawan baru itu kan? mari ikut saya ke ruangan Direktur." Ucap salah satu karyawan perempuan.

Abel tersenyum sambil mengangguk.

"Selamat pagi Pak, ini saya mau mengantar kan karyawan baru bertemu dengan Bapak." Ucap Enjel.

Pria yang berbadan kekar, berjas hitam dan rambut yang di sisir rapi mengangkat pandangan nya.

Dia terdiam sejenak melihat Abel. begitu juga dengan Abel yang sangat kaget melihat Direktur alias bos nya itu.

Tiba-tiba dia teringat kejadian beberapa bulan yang lalu dia tidak sengaja menabrak mobil Direktur nya itu karena sangat tergesa-gesa sekali.

Karena melihat mobil mewah itu sudah sangat lecet dia memutuskan untuk kabur karena ibu nya di rumah sakit.

Namun yang memiliki mobil berhasil mencegah niat buruk nya.

"Turun dan tanggung jawab lah." Ucap pria yang memiliki mobil itu dengan wajah yang sangat menakutkan.

Abel tidak tau harus berbuat apa, melihat wajah, melihat kesalahan yang sudah dia buat dia pasti akan terkena masalah yang rumit.

"Maafin saya Pak, tapi saya sedang tergesa-gesa, lagian mobil bapak kenapa parkir di sana?" Ucap Abel marah.

"Justru mobil saya parkir dengan benar. Anda yang tidak memiliki keahlian berkendara, sekarang saya tidak mau tau kamu harus tanggung jawab." Ucap Pemilik mobil.

Abel melihat ponsel nya berbunyi dia langsung menginjak pedal gas nya dan pergi sehingga Pemilik mobil terserempet.

"Maaf kan saya. Tapi ibu saya sangat membutuhkan saya sekarang." Ucap Abel sambil melihat dari kaca Spion mobil nya kalau pemilik mobil itu terjatuh mungkin tangan nya cedera.

"Perkenalkan nama saya Raditya. Saya biasa di panggil dengan sebutan Radit." Ucap Direktur itu sambil menjulurkan tangannya.

Abel menyalim tangan pria itu.

"Saya sudah banyak membaca data-data tentang kamu, saya cukup yakin kalau kamu bisa menjadi karyawan di sini, tapi kalau dalam jangka tiga bulan kamu tidak bisa bekerja dengan baik saya tidak segan-segan memecat kamu dan mencari pengganti." Ucap Radit.

"Saya bisa bekerja dengan baik, saya akan membuktikan nya." ucap Abel.

"Bagus lah kalau begitu, kamu bisa langsung ke meja kamu yang sudah di sediakan." ucap Radit.

"Terimakasih banyak pak, saya permisi." ucap Abel.

"Argghh.... Kenapa harus bertemu dengan dia sih? Bagaimana ini? aku harus bagaimana?" ucap nya kebingungan.

"Aku tidak bisa membiarkan kegelisahan dan ketakutan mengganggu ku, aku harus tenang." ucap Abel kepada diri nya sendiri.

"Abel Apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa belum masuk ke dalam?" tanya sekretaris Radit.

"Iyah..." ucap Abel masuk ke dalam ruangan kerja bergabung dengan rekan-rekan nya.

"Selamat bergabung di Kantor kami, kalau kamu butuh sesuatu kasih tau saja, tidak perlu segan-segan." ucap teman yang tidak jauh dari meja nya.

Abel tersenyum sambil mengucapkan terimakasih.

"Tolong bawakan komputer untuk Abel." ucap sekretaris Novi.

Di dalam ruangan Radit dia membuka Kancing kemeja di bagian pergelangan tangan nya.

Tangan sebelah kanan nya masih di perban dengan kain kasa.

Tidak beberapa lama Radit masuk ke ruangan Abel.

"Selamat siang Direktur." semua nya berdiri memberikan salam.

Abel yang sedang fokus mempelajari apa saja pekerjaan nya tidak sadar kalau Radit datang.

"Abel! Abel." panggil teman nya. Abel mengangkat pandangan nya dia melihat Radit, melihat semua teman nya berdiri sambil membungkuk kan badan dia langsung mengikuti nya.

"Selamat Siang Pak." ucap Abel.

"Kamu ikut saya ke ruangan saya." ucap Radit.

Abel seketika Langsung degdegan. Radit keluar dari ruangan itu.

Ruangan yang tadi nya menegang kan langsung lega setelah Radit pergi.

"Habis lah aku, aku harus melakukan apa ini?" ucap Abel kebingungan dan ketakutan.

"Kalau Pak direktur meminta ganti rugi bagaimana aku membayar nya? Kalau papah sama Mamah tau mereka pasti akan sangat marah." ucap Abel.

"Abel apa yang Kamu lakukan di sana? Ayo buruan ke ruangan pak direktur. Dia tidak suka menunggu." ucap Teman nya.

Abel mengangguk.

"Tok!! Tok!! Tok!!" Abel mengetuk pintu ruangan Radit terlebih dahulu sebelum masuk.

"Masuk." ucap Radit dari dalam.

"Apa yang bisa saya bantu Pak?" tanya Abel.

Radit berdiri dari kursinya dan duduk di meja tepat di depan Abel yang sudah sangat gugup.

"Kamu anak dan Pak Handoko dan Bu Lisma kan?" tanya Radit.

"Pak saya mohon, saya minta maaf atas kejadian dua bulan yang lalu, saya tidak sengaja." ucap Abel langsung memohon maaf.

Radit hanya diam.

"Saya mohon jangan sampai Papah dan Mamah saya tau Pak." ucap Abel.

"Apa yang kamu lakukan ini kata kamu tidak sengaja? Kamu sudah tau melakukan hal yang salah namun kamu kabur dari masalah." ucap Radit.

"Saya tau saya salah pak, saya akan tanggung jawab." ucap Abel.

"Saya mau kamu ganti rugi." ucap Radit.

"Saya akan memperbaiki mobil bapak sampai bagus. Kasih saya waktu." ucap Abel.

"Bukan hanya mobil saja, tapi dengan tangan saya yang lumpuh akibat kamu kabur." ucap Radit sambil menunjukkan tangan nya yang di perban.

"Lu-lumpuh?" ucap Abel kaget, dia tidak berfikir akan separah itu.

"Benar, tangan saya lumpuh sementara waktu, dan sudah dua bulan sampai sekarang tangan saya tidak kunjung sembuh. Kamu harus tanggung jawab." ucap Radit.

"Apa yang harus saya lakukan Pak? Apa saya juga harus membayar biaya perobatan nya?" tanya Abel.

"Saya tidak butuh uang kamu, saya butuh pertangung jawaban kamu. Kamu harus mengurus saya sampai saya sembuh, sampai tangan saya sembuh." ucap Radit.

"Maksud Bapak?"

"Kamu harus menjadi tangan kanan saya mulai dari sekarang. Di hidup saya tangan kanan saya adalah segala nya, saya sangat sulit melakukan aktifitas apapun karena tangan saya sakit." ucap Radit.

Abel menggeleng kan kepala nya. "Gak bisa gitu dong pak, saya juga harus bekerja mencari uang untuk memperbaiki mobil bapak." ucap Abel.

"Kamu memilih membayar semua biaya ini atau menjadi tangan kanan saya sementara waktu?" ucap Radit memberikan semua tagihan berobat nya.

Episode 2

Abel menggeleng kan kepala nya. "Gak bisa gitu dong pak, saya juga harus bekerja mencari uang untuk memperbaiki mobil bapak." ucap Abel.

"Kamu memilih membayar semua biaya ini atau menjadi tangan kanan saya sementara waktu?" ucap Radit memberikan semua tagihan berobat nya.

Melihat semua lembaran tagihan yang sengaja di simpan oleh Radit.

"Bagaimana? Memilih mengganti kan tangan kanan saya atau membayar semua nya ini dalam jangka tiga bulan!" ucap Radit.

"Tiga bulan?" ucap Abel sangat kaget.

"Iyah, apa yang salah dengan itu?" tanya Radit dengan tatapan yang sangat membuat Abel ketakutan.

"Huff bagaimana aku membayar ratusan juta juga dalam waktu tiga bulan? tidak mungkin aku bilang sama Papah." batin nya.

"Huff sudah lah, tidak ada pilihan lain, aku tidak ingin orang tua ku terkena masalah karena kelalaian ku."

"Baiklah aku akan menjadi tangan kanan bapak dengan satu syarat." ucap Abel.

"Saya tidak menerima syarat apapun, semua ini terjadi karena kesalahan kamu, masih baik saya tidak menyeret kasus ini ke kantor polisi." ucap Radit.

Abel menghela nafas panjang. "Hanya satu saja." ucap Abel. Radit menggeleng kan kepala nya.

"Bekerja lah dengan rajin dan benar, saya permisi." ucap Radit langsung pergi meninggalkan Abel di ruangan nya.

"Aaarhhh!!! Nyebelin banget sih! Apes banget gua bekerja di sini. Tapi tidak apa-apa aku juga senang karena bisa bekerja di perusahaan terkenal dan terbesar di kota ini." ucap nya menenangkan diri.

"Walaupun memiliki Direktur kaku dan tidak memiliki hati seperti pak Radit aku masih memiliki teman-teman Kantor yang baik." ucap Abel.

Sudah waktunya pulang bekerja.

"Selamat malam Mah." sapa Abel melihat Mamah nya duduk sendiri di Ruang tamu.

"Akhirnya kamu pulang juga Abel, di hari pertama Bekerja kenapa pulang malam? Apa sangat banyak pekerjaan?" tanya mamah nya.

Abel menggeleng kan kepala nya. "Enggak kok mah, tadi teman-teman aku merayakan kedatangan karyawan baru, aku ikut mereka." ucap Abel.

"Oohh begitu, ya udah kalau begitu kamu mandi, makan habis itu langsung istirahat." ucap mamah nya.

"Papah Dan Mila di mana?" tanya Abel.

"Mereka baru saja keluar. Adik kamu minta di temanin mencari barang yang di perlukan oleh nya di kampus." ucap Mamah nya.

"Oohh." ucap Abel.

Tidak beberapa lama dia selesai mandi, makan dan waktu nya untuk istirahat. Sebelum istirahat seperti biasa dia menelpon kekasih nya.

"Halo sayang, maaf yah aku baru bisa mengabari kamu." ucap Abel.

"Aku sangat merindukan kamu, kenapa nomor kamu baru akti?" tanya Gaga pacar Abel.

"Maafin aku sayang, ini hari pertama aku bekerja." ucap Abel.

"Aku sedang perjalanan ke rumah kamu sekarang." ucap Gaga.

"Ngapain? Jangan ke sini, nanti papah dan Mamah melihat kamu." ucap Abel.

"Aku sangat merindukan kamu." ucap Gaga.

"Aku mohon putar balik, aku besok akan ke rumah kamu." ucap Abel.

"Tapi."

"Putar balik, aku tidak ingin orang tua ku melihat kamu." ucap Abel.

"Ya udah deh. Tapi besok kamu janji kan mau ke rumah?" ucap Gaga.

"Iyah aku janji." ucap Abel.

Panggilan telepon langsung di matikan oleh Abel karena pintu kamar nya ada yang mengetuk.

"Kak Abel kenapa mengunci pintu jam segini?" tanya Mila.

"Oohh kamu ternyata Mila, kakak sudah mau tidur tadi nya." ucap Abel.

"Kakak pasti sangat lelah yah?" tanya Mila. Abel tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat.

"Enggak kok. Ini hari pertama jadi tidak banyak pekerjaan." ucap Abel.

"Oohh." ucap Mila.

"Seperti nya ada yang mau kamu sampaikan, ada apa?" tanya Abel.

Mila masuk dia langsung mengunci pintu.

"Aku sudah resmi berpacaran dengan Angga kak." ucap Mila.

"Hah? Seriusan?" ucap Abel kaget. Mila tersenyum sambil mengangguk.

"Tapi aku takut mamah sama papah tau." ucap Abel.

"Humm kamu harus pintar menyembunyikan nya, jangan sampai mereka tau." ucap Abel.

Mila menghela nafas panjang.

"Bagaimana aku bisa menyembunyikan nya kak, Papah sudah pensiun dia menghabiskan waktu nya untuk mengawasi aku." ucap Mila.

Abel berfikir keras.

"Huff kakak juga bingung harus memberikan saran seperti apa." ucap Abel.

"Lagian Papah posesif banget sih." ucap Mila.

"Sudah abaikan saja tentang itu. Sekarang kamu fokus sama kebahagiaan kamu." ucap Abel. Mila tersenyum sambil mengangguk.

"Besok ulang tahun Mamah nya, aku ingin membeli hadiah untuk Mamah nya, menurut kakak Apa yang cocok?" tanya Mila.

"Humm bagaimana kalau dengan baju?" tanya Abel..Mila menggeleng kan kepala nya.

"Berikan barang yang menurut kamu Bagus dan cocok saja. Lagian kamu sudah dekat dengan mamah nya." ucap Abel.

Mila tersenyum. "Aku jadi sedikit canggung kak." ucap Mila.

"Itu hal wajar kok." ucap Abel.

Setelah lama berbincang-bincang Mila ijin keluar.

Abel menghela nafas panjang.

"Seandainya saja Papah dan Mamah tidak menjodohkan aku dari bayi aku tidak akan seperti ini membohongi mereka." ucap Abel.

"Lalu kenapa dengan Mila? Setau ku dia tidak di jodohkan, kenapa papah juga posesif kepada nya?" ucap Abel.

"Ah sudahlah aku tidak mau memikirkan itu, sebaiknya aku tidur saja, aku harus mempersiapkan diri agar kuat berhadapan dengan direktur." ucap Abel.

Keesokan harinya...

"Selamat pagi semua nya." Radit masuk ke ruangan Abel.

Semua nya berdiri.

"Pagi Pak." secara bersamaan.

"Hari ini saya mau perancangan Iklan baru di mulai." ucap Radit. "Loh kenapa begitu cepat pak? bukan nya tiga hari lagi?" tanya salah satu karyawan laki-laki.

"Karena dari pusat sudah mendesak. Kalian semua harus membagi tugas masing-masing." ucap Radit.

"Baiklah Pak." ucap Semua nya.

"Oh iya karyawan baru kamu di bagian pengiriman." ucap Radit.

Abel menginyakan saja walaupun pekerjaan itu cukup melelahkan harus menggunakan tenaga yang tidak ada hentinya.

Hari ini Radit bergabung dengan mereka.

"Abel!" panggil karyawan satu. Abel datang melakukan pengiriman.

Yang lain juga begitu. Dia juga harus mengirimkan beberapa data-data.

"Huffff sangat melelahkan." ucap Abel setelah sudah pulang kerja tepat jam lima sore.

"Abel kamu pulang naik apa?" tanya Enjel teman kerja nya.

"Humm aku bawa mobil sendiri, kamu mau ikut?" tanya Abel. Enjel menggeleng kan kepala nya.

"Bukan aku tapi Pak direktur." ucap Enjel.

"Loh kenapa?" tanya Abel.

"Aku tidak tau, tapi pak direktur bilang tanggung jawab kamu mengantarkan dia pulang dan juga menjemput nya mau ke kantor." ucap Enjel.

Abel heran.

"Ya udah kalau begitu aku pergi dulu yah, aku sudah sangat lelah bekerja seharian." ucap Enjel.

"Iyah, kamu hati-hati." ucap Abel.

Abel menemui Radit ke ruangan nya.

"Maksud bapak dengan mengatakan tanggung jawab saya mengantar dan menjemput bapak apa?" tanya Abel.

"Saya sangat benci dengan orang yang tidak memiliki sopan santun. Masuk ke ruangan saya tampa mengetuk pintu atau Ijin terlebih dahulu!" ucap Radit.

Episode 3

Abel menemui Radit ke ruangan nya.

"Maksud bapak dengan mengatakan tanggung jawab saya mengantar dan menjemput bapak apa?" tanya Abel.

"Saya sangat benci dengan orang yang tidak memiliki sopan santun. Masuk ke ruangan saya tampa mengetuk pintu atau Ijin terlebih dahulu!" ucap Radit.

Abel lupa. Dia keluar terlebih dahulu mengetuk pintu lagi.

Radit menghela nafas panjang melihat kelakuan karyawan nya itu.

"Masuk!" ucap Radit dari dalam. Abel masuk ke dalam.

"Apa maksud Bapak mengatakan kepada Enjel kalau saya yang bertanggung jawab menjemput dan mengantar Bapak?" ucap Abel.

"Saya bos kamu, kamu mau saya pecat karena meninggikan nada bicara kepada say?" ucap Radit.

Enjel menghela nafas panjang.

"Hufff.. Saya minta maaf Pak." ucap Abel.

"Saya tidak bermaksud apa-apa mengatakan itu kepada Enjel, saya hanya meminta tolong kepada nya mengatakan kepada kamu, mungkin kamu lupa dengan perjanjian kita sebelumnya." ucap Radit.

"Saya tidak lupa dengan perjanjian kita, tapi kenapa harus mengantar dan menjemput bapak?" ucap Abel.

"Oh iya saya lupa menjelaskan dengan detail kepada kamu apa saja yang harus kamu lakukan ketika menjadi tangan kanan saya." ucap Radit.

"Saya tidak bisa menyetir dengan tangan kiri karena saya tidak terbiasa. Menggunakan tangan kanan saya jelas tidak bisa karena lumpuh." ucap Radit.

"Biasa nya bapak memiliki supir." ucap Abel.

"Mulai dari sekarang kamu supir saya," ucap Radit.

Abel tidak bisa mengatakan apapun.

Hanya bisa pasrah saja.

"Ayo buruan antar saya kembali ke rumah." ucap Radit.

Abel mengangguk.

"Jangan pergi dengan tangan kosong seperti itu, bawa ini!" ucap Radit menunjukkan tas kerja nya.

"Bapak bisa membawa nya menggunakan tangan kiri." ucap Abel.

"Saya tidak pernah menggunakan tangan kiri saya membawa tas kerja saya karena isi nya sangat berat. Biasa nya Novi yang membawa kan nya. Karena sekarang sudah ada kamu. Kamu bertugas membawa tas itu." ucap Radit.

Abel benar-benar sangat kesal, namun dia harus sabar.

Sudah di parkiran.

"Nih." ucap Radit memberikan kunci mobil nya.

"Saya tidak mau menggunakan mobil bapak, saya memiliki mobil sendiri." ucap Abel.

"Saya tidak mau naik mobil murahan mu itu!" ucap Radit.

Abel menghela nafas panjang.

"Tapi saya tidak bisa menggunakan mobil mewah seperti yang Bapak punya, saya sudah terbiasa dengan mobil biasa." ucap Abel.

"Kalau Bapak ngotot naik mobil Bapak bawa saja sendiri." ucap Abel.

Radit tidak memiliki pilihan lain dia masuk ke dalam Mobil Abel.

"Apa mobil ini tidak pernah di bersihkan? Bahkan tidak ada pengharum mobil. AC nya juga tidak dingin sama sekali." ucap Radit.

"Bapak bisa berhenti mengkritik mobil saya tidak? Kalau bapak tidak suka turun saja!" ucap Abel karena sudah kesal. Dan kebetulan sudah di atas mobil nya dia bisa berbicara seperti itu.

Radit langsung diam.

"Nih alamat rumah saya." ucap Radit memberikan Maps nya.

Abel mulai menjalankan mobil.

"Kamu bisa mengurangi kecepatan nya tidak? Saya tidak ingin mati, pantesan saja Mobil saya rusak, ternyata cara kamu menyetir ugal-ugalan seperti ini!" ucap Radit.

Abel tidak menjawab dia fokus pada jalanan, tidak perduli dengan Radit yang sudah takut karena dia membawa mobil cukup laju agar cepat sampai.

Tidak beberapa lama akhirnya sampai.

"Sudah sampai." ucap Abel. Dia turun dari mobil membuka kan pintu.

"Selamat Sore Tuan." ucap Bibik menyambut Radit.

Radit keluar dari dalam mobil.

"Saya tidak suka dengan cara kamu mengemudi!" ucap Radit kepada Abel.

Abel tidak mengatakan apapun.

"Tugas saya sudah selesai, saya akan pulang." ucap Abel kepada Radit sambil memberikan tas Radit kepada Bibik nya.

"Kata siapa kamu bisa pulang?" ucap Radit.

"Apa yang harus saya lakukan lagi pak?" tanya Abel mencoba untuk sabar.

"Ikuti saya." ucap Radit. Dia masuk ke dalam rumah itu.

"Kamu harus menjadi pelayan pribadi saya di rumah saya setelah pulang bekerja." ucap Radit.

"Hah?" ucap Abel kaget.

"Tidak ada komentar tidak ada Penolakan, ini semua sudah pilihan kamu. Cepat lakukan apa tugas kamu." ucap Radit.

Abel tidak mau.

"Kalau kamu tidak mau, itu arti nya kamu akan semakin lama di sini." ucap Radit.

Abel melihat jam.

"Aaarhhh... baru dua hari saja sudah menyebalkan." ucap Abel dalam hati.

"Baiklah, apa yang harus saya lakukan?" tanya Abel.

"Bik tolong ajari dia apa saja tugas nya di sini." ucap Radit.

Bibik mengajari Abel menyiapkan makan malam, setelah itu obat dan juga Mengompres tangan Radit.

Selama Mengompres tangan Radit Abel benar-benar tidak bersungguh-sungguh dia membuat Radit menjerit beberapa kali.

Setelah selesai akhir nya dia bisa pulang.

Sesampainya di rumah dia langsung ke kamar nya.

"Ya ampun kalau seperti ini aku bisa gila, aku tidak bisa." ucap nya dengan kesal.

"Kakak kenapa? Pulang-pulang langsung ke kamar dan menjerit?" tanya papah nya masuk ke kamar nya.

Abel duduk.

"Eh Papah, gak apa-apa kok." ucap Abel.

"Lalu kenapa kamu menjerit? Apa yang terjadi?" tanya papah nya.

"Aku hanya menonton film kesukaan ku kok Pah." ucap Abel.

"Oohh begitu. Ya udah kamu langsung mandi dan setelah itu langsung turun ke bawah untuk makan." ucap Papah nya. Abel mengangguk.

Abel membuka handphone nya ternyata sudah banyak panggilan tak terjawab dari Pacar nya Gaga.

"Sayang maafin aku yah, aku belum sempat menemui kamu." ucap nya meminta maaf, namun Gaga sudah terlanjur merajuk.

Di rumah Radit mencoba menggerakkan tangan nya namun tidak bisa.

"Kata dokter tangan ku hanya lumpuh sementara, namun kenapa sudah dua bulan tidak kunjung bisa di gerakkan?" ucap nya.

"argh!!!" Dia menjerit sekuat mungkin karena Mencoba memutar nya.

"Tuan Radit.. Ada apa?" tanya Bibik dari luar.

"Tidak apa-apa Bik." ucap Radit. Bibik masuk.

"Ada apa tuan?" tanya Bibik.

Radit menggeleng kan kepala dan menundukkan kepalanya.

"Ya Allah Tuan, Tuan jangan memaksakan nya, perlahan pasti akan sembuh." ucap Bibik. Karena tidak sekali Radit memaksa tangan nya.

Radit diam saja.

"Oh iya Tuan ini ada Bingkisan dari Keluarga Pak Handoko." ucap Bibik memberikan yang ada di atas meja.

"Apa ini Bik?" tanya Radit.

"Kue Tuan." ucap Bibik.

"Terimakasih Bik, saya akan memakan nya nanti, Bibik keluar saja." ucap Radit. Bibik mengiyakan.

"Huff seandainya saja perempuan itu bukan tunangan ku, aku akan melaporkan dia ke polisi. Akibat dia aku jadi seperti ini." ucap Radit.

Dia mengingat beberapa Bulan lalu sebelum Abel wisuda.

Pak Handoko dan Bu Lisma datang ke acara keluarga nya. Bukan pak Handoko yang meminta Abel bekerja di perusahaan Peninggalan Papah Radit, tapi keluarga lah yang meminta agar mereka saling dekat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!