Tidak mengatakan apapun Abel langsung pergi.
"Huff ini benar-benar sangat berat." ucap Abel setelah sudah di dalam mobil.
Bibik yang melihat itu langsung menghampiri Radit.
"Apakah mbak Abel tidak menerima perjodohan itu?" tanya Bibik. Radit mengangguk.
"Tuan juga tidak menginginkan perjodohan ini, kenapa tidak di batalkan saja Tuan, kasian tuan dan juga mbak Abel." ucap Bibik.
"Papah sedang di rumah sakit bik, orang tua sangat Percaya kalau kami bersama hubungan kami akan baik-baik saja, dan hidup akan semakin baik." ucap Radit.
Bibik menghela nafas panjang.
"Dari dulu Nenek moyang Kalian memang sudah menyarankan anak terakhir Bapak dan juga anak pertama Pak Handoko di nikah kan." ucap Bibik.
"Maksud nya Bik?" tanya Radit.
"Sejujurnya Tuan dengan Mbak Abel di jodohkan bukan hanya karena pertemanan, namun karena dulu waktu Tuan sering sakit-sakitan." ucap Bibik.
Radit terdiam sejenak.
"Salah satu obat nya yaitu menjodohkan Tuan dengan Mbak Abel." ucap Bibik.
Radit menggeleng kan kepala nya seperti tidak percaya karena itu hal yang seperti tidak masuk akal.
"Sudah lah bik aku tidak mau membahas itu." ucap Radit.
Satu Minggu setelah kejadian itu Abel tidak pernah lagi merawat Radit, satu Minggu itu juga Abel tidak melihat Radit.
"Mbak Abel..." Panggil Mila. Abel duduk di taman menoleh ke arah Mila.
"Iyah kenapa dek?" tanya Abel.
"Humm keluar yok, ini hari Minggu kakak kok di rumah saja?" tanya Abel.
"Kakak gak pengen keluar, kakak mau istirahat saja." ucap Abel.
"Yahhh... Apa kakak tidak jalan dengan kak Gaga?" tanya Mila. Abel menggeleng kan kepala nya.
"Jangan terlalu sering di abaikan kak Gaga mbak, kasian juga." ucap Mila.
"Aku sebenarnya mau ngajakin mbak double date." ucap Mila. Abel langsung melihat ke sekeliling mereka berdua.
"Kamu yakin?" tanya Abel. Mila mengangguk.
"Sebenernya kakak sih males keluar, apa lagi hubungan kakak dengan Gaga kurang baik." ucap Abel.
"Sudah kak jangan terlalu di pikirkan tentang tunangan kakak. Lagian kalau tidak saling mencintai tidak bisa di paksakan." ucap Mila.
"Kamu benar juga, aku akan berbicara perlahan kepada Mamah dan Papah tentang ini." ucap Abel. Mila tersenyum.
Mereka berdua ijin ke orang tua hanya untuk nongkrong di Cafe.
Mereka berdua lolos. Abel menemui Gaga terlebih dahulu ke apartemen nya.
"Gaga..." ucap Abel melihat Gaga berdiri di balkon sambil merokok.
Gaga melihat ke arah Abel. "Kamu hari ini tidak bekerja? Aku pikir kamu sibuk," ucap Gaga.
Abel memeluk Gaga.
"Maafin aku, aku sudah di sini kita jangan membahas itu lagi, aku mau dinner sama kamu. Sudah lama kita tidak makan malam." ucap Abel.
Gaga masih diam. Abel Mencium pipi Gaga untuk pertama kalinya membuat Gaga kaget.
Namun tiba-tiba dada Abel sakit.
"Ssttt!!"
"Abel kamu kenapa?" tanya Gaga, Abel melepaskan pelukannya dari Gaga.
"Enggak, gak apa-apa kok, kamu mau kan maafin aku." ucap Abel. Gaga tersenyum dia mendekati Abel.
"Mana bisa aku marah sama kamu sayang." ucap Gaga.
"Kalau begitu kamu mau kan makan malam, karena hari ini akan berbeda. Ada Abel dan juga Angga." ucap Gaga.
"Kamu seriusan?" tanya Gaga.
Abel mengangguk.
Mereka sampai di Restoran yang sangat mewah.
"Ternyata kamu cepat juga mendapat kan Mila Angga." ucap Gaga kepada Angga.
"Huff butuh perjuangan yang begitu keras. Sangat tidak mudah." ucap Angga.
Semua nya Tertawa namun jantung Abel tidak berhenti sakit.
"Aku ke toilet sebentar yah." ucap Abel. Di toilet dia memegang dadanya.
"Huff ada apa sih dengan jantung ku? Tidak biasanya seperti ini." batin Abel.
"Kakak kenapa?" tanya Mila. Abel langsung berdiri.
"Enggak.. gak apa-apa kok." Ucap Abel.
Malam hari Abel sudah istirahat di kamar nya dia baru saja selesai berbicara dengan kekasih nya.
"Huff ada apa sih dengan tubuh ku? Kenapa dalam satu Minggu ini aku merasa aku sakit." ucap nya.
Keesokan harinya sampai di perusahaan.
"Abel tolong anterin ini ke rumah Pak direktur yah." ucap Enjel kepada Abel memberikan surat.
"Biar aku saja." ucap Novi mengambil surat itu.
"Biar Abel saja Bu." ucap Enjel kepada Sekretaris Novi.
"Kebetulan saya ada yang harus di bicarakan dengan pak Direktur." ucap sekretaris Novi dan segera pergi.
"Kok pak direktur tidak ke kantor yah? Sudah satu Minggu." tanya salah satu karyawan.
"Aku tidak tau, mungkin Abel tau." ucap Enjel.
"Kenapa Abel? Bukan nya kamu bertugas merawat pak Direktur karena kesalahan kamu?" tanya teman nya.
Abel menggeleng kan kepala nya. "Aku juga tidak tau, aku tidak merawat pak direktur lagi." ucap Abel.
"Huff aku sangat merindukan pak direktur yang sangat tampan, walaupun terkadang dia marah-marah, tapi wajahnya membuat aku sangat rindu." ucap teman satu kantor.
"Hufff kamu jangan berlebihan deh, ingat kalau pak direktur itu sudah tunangan." ucap Enjel.
"Sampai sekarang pak direktur belum mempublikasikan tunangan nya, dia juga tidak pernah dekat dengan perempuan aku masih memiliki peluang."
Enjel menggeleng kan kepala nya.
"Apa sebelum nya pak direktur sering tidak datang ke kantor?" tanya Abel.
"Humm pak direktur biasanya memiliki alasan tidak datang ke kantor." ucap Enjel.
"Alasan nya apa?" tanya Abel.
"Sakit, pak direktur sering sakit." jawab Enjel.
"Lalu sekarang apa karena dia sakit?" tanya Abel.
"Aku rasa tidak karena beberapa orang yang dari sana bilang kalau pak direktur sehat dia juga masih bekerja seperti biasa. Aku rasa dia memiliki masalah." ucap Enjel sambil menatap Abel.
"Kenapa kamu menatap ku seperti itu?" tanya Abel.
"Kamu belum kasih tau kenapa kamu berhenti merawat pak direktur? Bukan nya kamu sendiri yang bilang kamu akan merawat nya sampai sembuh karena kamu sendiri yang membuat nya seperti itu?" ucap Enjel.
Semua mata tertuju kepada mereka berdua.
"Kamu bisa gak sih ngomong nya pelan-pelan?" ucap Abel kesal.
"Aku minta maaf." ucap Enjel.
Semua nya kembali fokus bekerja.
"Aku gak bisa jelasin di sini. Nanti saja." ucap Abel.
"Jangan-jangan pak direktur gak ke kantor gara-gara kamu " ucap Enjel.
"Tidak ada sangkut pautnya dengan aku." ucap Abel.
"Huff siapa tau." ucap Enjel.
Novi baru saja sampai di rumah Radit.
"Selamat siang pak, bagaimana kabar bapak?" tanya Novi.
"Baik." jawab Radit.
"Humm kenapa bapak sudah satu Minggu lebih tidak datang ke kantor?" tanya Novi.
"Saya hanya ingin bekerja di rumah." jawab Radit.
"Apa bapak baik-baik saja? apa bapak memiliki masalah?" tanya Novi.
Radit menggeleng kan kepala nya. "Langsung membahas pekerjaan saja, jangan membuang-buang waktu." ucap Radit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments