"Kak bangun..." ucap Mila setelah masuk ke dalam kamar Abel dia duduk di samping tempat tidur.
Abel bergeliat dia melihat Mila duduk di samping nya.
"Apa yang kamu lakukan di kamar kakak?" tanya Abel.
"Huff bau alkohol! Apa tadi malam kakak mabuk?" tanya Mila.
Abel menggeleng kan kepala nya.
"Hanya sedikit saja." ucap Abel. Mila menghela nafas panjang.
"Kakak kenapa sih tiba-tiba jadi berubah begini? Papah dan mamah jadi sangat kecewa kepada kakak." ucap Mila.
"Kakak hanya ingin mereka mengerti kepada apa yang kakak mau." ucap Abel.
Mila menghela nafas panjang.
"Papah sama Mamah adalah orang tua kita, apapun yang mereka katakan harus kita turuti." ucap Mila.
"Maksud kamu?" tanya Abel karena Mila sedikit aneh.
"Papah sebenarnya tau apa saja yang kita lakukan di luar sana, Papah sudah tau aku pacaran dengan Angga." ucap Mila.
"Lalu? apa dia marah?" tanya Abel.
"Awalnya sih marah, namun Angga berusaha mendekati Papah, mengambil hati nya walaupun sebenarnya Papah tidak perduli dengan Angga." ucap Mila.
Abel duduk dia melihat jam.
"Seperti nya kakak hari ini tidak perlu bekerja." ucap Abel.
Tiba-tiba ada klakson mobil di luar. Mila melihat nya.
"Itu mobil kak Radit deh kak." ucap Mila. Mila melihat nya karena tidak percaya.
Dan ternyata benar itu adalah Radit.
"Ngapain sih dia ke sini?" ucap Abel.
"Sebelum Papah marah, sebaiknya kakak langsung turun." ucap Mila.
Abel langsung turun ke bawah.
"Bapak ngapain ke sini pagi-pagi?" tanya Abel.
Radit melihat penampilan Abel dari atas sampai bawah.
Rambut yang masih acak-acakan, masih memakai piyama dan wajah masih sembab.
"Kamu baru bangun jam segini? Saya Datang mau menjemput Kamu." ucap Radit.
"Hari ini aku tidak ke kantor." ucap Abel.
"Kenapa?" tanya Radit.
"Aku lelah." ucap Abel.
Radit menghela nafas panjang.
"Baiklah kalau begitu, saya tidak akan memaksa kamu ke kantor karena kamu adalah calon istri dari yang punya perusahaan, tapi kalau kamu tidak masuk ke kantor kamu akan menyusahkan Karyawan yang lain." ucap Radit.
Abel mengingat beberapa berkas-berkas yang belum selesai dia tangani, di kantor sangat banyak pekerjaan dan kalau dia tidak datang mereka semua pasti Akan kesusahan.
"Huff tidak ada pilihan lain." ucap Abel dalam hati.
Dia masuk ke dalam langsung siap-siap.
Sebelum berangkat ternyata mamah nya sudah Masak, Radit Dan Mila sudah ikut bergabung di meja makan.
"Ternyata Tante bisa masak Urap sayuran seperti ini yah." ucap Radit.
"Asal Tante dari kampung, dan ini adalah makanan kesukaan om Handoko." ucap Mamah Abel.
"Kamu juga suka ini?" tanya mamah nya Abel. Radit mengangguk.
"Dulu mamah juga sering masak seperti ini namun akhir-akhir ini saya sudah sangat jarang memakan masakan Mamah saya yang seperti ini." ucap Radit.
"Kalau mau makanan yang lain datang lah ke sini lebih sering." ucap Om Handoko.
Radit tersenyum. "Oh iya bagaimana dengan pernikahan kalian?" tanya pak Handoko.
"Mamah sama Papah akan mengurus semua nya Om, sebenernya saya tidak enak namun itu adalah permintaan mereka." ucap Radit.
"Itu sudah persyaratan dari nenek moyang. Yang Om tanya adalah apakah kalian sudah siap? Sebaiknya kalian meluangkan waktu untuk foto prewedding dan juga fitting baju pernikahan." ucap pak Handoko.
Radit menoleh ke arah Abel.
"Waktu nya sudah sangat mepet, jadi Om harap kamu bisa membagi waktu." ucap Pak Handoko.
"Lagian kenapa sih pernikahan nya terlalu terburu-buru?" ucap Abel. Papah nya langsung menatap Abel dia pun terdiam.
Setelah selesai makan mereka berdua pun berangkat.
Di sepanjang perjalanan Abel hanya fokus kepada Handphone nya.
"Kamu mau kita prewedding nya di mana?" tanya Radit.
"Tidak perlu foto prewedding." ucap Abel.
"Kamu jangan keras kepala Abel, masih bagus saya meminta pendapat kamu." ucap Radit.
Abel menghela nafas panjang.
"Terserah saja." ucap Abel.
"Baiklah kalau begitu besok kita berdua harus libur." ucap Radit.
"Kenapa?" tanya Abel.
"Agar kita bisa mengurus foto prewedding dan juga baju pernikahan itu." ucap Radit.
"Terserah deh." ucap Abel kembali fokus kepada handphone nya.
Tidak beberapa lama akhirnya sampai di perusahaan.
"Oh iya ini perjanjian yang harus bapak setujui." ucap Abel memberikan map dan masuk ke dalam perusahaan terkenal dahulu.
Radit masuk ke dalam Ruangan nya.
"Cieee datang satu mobil sama Pak direktur, ada apa?" tanya Enjel kepada Abel.
"Tidak ada apa-apa, kamu kepo." ucap Abel.
"Huff apa salah nya?" ucap Enjel.
"Aku denger kalau pak direktur sudah mau menikah, apa itu benar?" tanya Enjel.
"Sebaiknya kalian fokus pada pekerjaan kalian!" ucap sekretaris Novi baru saja datang. Enjel menghela nafas panjang Menatap sinis kepada Novi.
"Huff dasar perempuan galak, mengganggu kesenangan orang lain saja!" ucap Enjel.
Di ruangan Radit dia baru saja selesai berbicara dengan Novi. Setelah Novi keluar dia melihat Maps dari Tunangan nya itu.
Radit membuka nya. Walaupun hanya satu lembar namun terdapat banyak syarat di dalam nya yang tertulis dengan sangat rapi seperti nya di tulis sendiri.
Radit membaca judul nya terlebih dahulu.
*Perjanjian Pernikahan antara Radit dan juga Abel*
"Pertama setelah menikah harus beda rumah dari orang tua." Radit menghela nafas panjang dia mengingat permintaan orang tua nya setelah Radit menikah orang tua nya ingin dia tinggal di rumah yang sama dengan orang tua nya itu.
"Kedua.. Setelah menikah tidak boleh mengikut campuri urusan satu sama lain, dan juga melarang satu sama lain."
"Abel benar-benar yah, kalau seperti ini saya tidak ada gunanya menjadi suami." batin Radit.
Radit selesai membaca semua nya ternyata masih banyak yang lain nya membuat dia geleng kepala.
"Sebaiknya aku iyakan saja , dari pada semua nya menjadi masalah besar." batin Radit.
Waktu nya untuk istirahat Siang, Radit melihat ponsel nya hidup ternyata ada pesan masuk dari calon istri nya.
"Aku ada di sini."
Radit langsung mengerti dia berdiri dan menyusul Abel ke tempat yang di tunjuk kan oleh Abel.
Tidak beberapa lama akhirnya sampai, tempat yang begitu sepi.
"Kenapa kamu mengajak saya ketemuan di sini?" tanya Radit.
"Aku tidak ngajak ketemuan." ucap Abel.
"Lalu kenapa kamu mengirimkan lokasi kamu kepada saya?" tanya Radit.
"Jangan banyak basa-basi, apa bapak sudah membaca Perjanjian itu? kalau Bapak setuju tinggal tanda tangan." ucap Abel.
"Apa sebelum nya kamu sudah memikirkan yang kamu tulis itu?" tanya Radit.
"Aku sudah memikirkan semua nya dengan seratus persen Sadar." ucap Abel dengan begitu tegas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments