Balas Dendam Menantu Tak Berguna S2
Brian baru saja pulang dari perusahaan, lalu dia melajukan mobilnya karena hari ini adalah hari ulang tahun adiknya. Demi menepati janji kepada sang adik, Brian rela pulang lebih awal, meskipun dia masih memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan.
Brian melajukan mobilnya menuju Mansion Keluarga Stuart. Sebelum pulang ke Mansion, dia mampir terlebih dahulu untuk membeli hadiah. Saat dalam perjalanan, tiba-tiba hujan pun turun, dan jalanan menjadi sangat licin, apalagi macet yang sangat parah.
"Sial, kenapa harus macet sih," gerutunya. Dia terus menunggu hingga jalanan kembali normal.
Sementara itu, di kediaman keluarga Stuart, semua orang hendak merayakan ulang tahun Amelia. Mereka tinggal menunggu Brian saja.
"mah kenapa, Kak Brian belum datang?" Tanya Amelia.
"Sabar Sayang, mungkin Kak Brian sedang berada di jalan atau dia terkena macet."
"Kenapa, Kak Brian belum datang?" tanya Amelia.
"Sabar, sayang. Mungkin Kakakmu sedang berada di jalan atau dia terkena macet," jawabnya.
Jalanan kembali normal, dan Brian melajukan mobilnya. Namun, dari arah berlawanan, sebuah truk mengalami rem blong, dan Brian tidak bisa menghindari truk tersebut karena jaraknya sudah terlalu dekat.
Mobil milik Brian tertabrak oleh sebuah truk besar, menyebabkan kecelakaan yang serius.
Mobil Brian terhempas ke dalam Sungai, sementara truk yang menabraknya menabrak pagar pembatas jalan.
Amelia terus menunggu kakaknya datang, tapi entah kenapa dirinya merasa sangat cemas dengan kakaknya.
"Kak, kenapa kamu belum datang? Bukankah kamu sudah janji akan datang ke pesta ulang tahunku?" ucapnya dalam hati.
Sebuah telepon masuk ke ponsel seseorang, saat dia mengangkat teleponnya, dirinya langsung kaget dan shock.
"Apa?" ucap Samuel tak percaya.
"Ada apa, Kak Samuel? Kenapa wajahmu terlihat begitu kaget," ucap Amelia. Samuel adalah tangan kanan dari Brian, dia sudah mengenal Brian sejak berumur sepuluh tahun, karena saat itu Brian lah yang telah menyelamatkan hidupnya.
"Maaf, Nona muda. Tadi aku mendapatkan telepon bahwa ada sebuah kecelakaan, dan mobil yang mengalami kecelakaan sangat mirip dengan milik Tuan muda," ucap Samuel, memberitahukan kejadian tersebut.
Deg
Jantung Amelia seakan berhenti sejenak.
"Kakak, tidak mungkin itu Kakak Kan," jawab Kak Samuel. "Tidak mungkin itu Kak Brian, kan?"
"Saya belum tahu, Nona, tapi kita harus menyelidikinya."
"Ada apa, kalian berdua? Dan kenapa wajah kamu sangat sedih, sayang?" ucap Mamah Gracia.
"Mah, Kak Brian..." Sambil menangis, dia sepertinya tak bisa melanjutkan pembicaraannya.
"Katakan, apa yang terjadi dengan Kakakmu?" ucap Gracia.
"Kak Brian, dia, dia......."
"Iya, Kakakmu kenapa, sayang? Apa yang terjadi dengannya? Kenapa kamu menangis? Apa ada sesuatu dengannya?"
Amelia tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia hanya bisa meneteskan air matanya saja.
Karena tak mendapatkan jawaban dari putrinya, Mamah Gracia bertanya pada Samuel.
"Samuel, apa yang terjadi dengan Brian?"
"Mohon maaf, Nyonya. Saya tadi baru saja mendapatkan telepon bahwa ada sebuah kecelakaan, dan mobil yang dikendarai sangat mirip dengan milik Tuan muda."
Deg.
Mamah Gracia kaget ketika mendengar hal tersebut, dirinya seakan tidak percaya.
"Apa benar, Brian yang mengalami kecelakaan?" ucap Mamah Gracia. Dia berusaha untuk lebih tenang.
"Saya belum tahu, Nyonya. Apakah yang mengalami kecelakaan Tuan muda atau bukan."
"Samuel, kamu harus menyelidikinya," ucap Mamah Gracia.
"Baik, Nyonya."
Samuel segera meminta rekaman CCTV dari kecelakaan tadi. Setelah seseorang mengirimkan rekaman kecelakaan tersebut, dirinya semakin kaget dan tidak percaya dengan kejadian tersebut.
"Ternyata benar, Tuan muda yang mengalami kecelakaan. Aku harus segera menyampaikan hal ini pada Nyonya besar dan Nona muda."
Samuel langsung menemui mereka berdua.
"Nyonya, ada hal yang harus disampaikan mengenai Tuan muda."
"Ada apa dengan Brian?" ucap David. Dia baru saja pulang dari tempat kerja dan akan ikut merayakan ulang tahun putrinya.
"Brian mengalami kecelakaan, Tuan. Mobilnya masuk ke dalam sungai, dan sampai saat ini dia masih belum ditemukan."
"Apa? Brian mengalami kecelakaan." David langsung pingsan ketika mendengar hal tersebut, sementara Amelia dan Mamah Gracia langsung menangis, meneteskan air mata.
Sementara itu, seorang pasangan tua sedang memancing di Sungai. Mereka berdua dikejutkan dengan sosok seseorang yang mengambang di sungai dan tidak sadarkan diri.
"Pah, ada mayat! Pah, cepat angkat," ucap Istrinya.
"Apa?" Suaminya kaget ketika melihat ada mayat di sungai, dan dia langsung mengambilnya. Tapi ketika dia berhasil mengambil mayat tersebut, dia merasakan masih ada denyut nadi walaupun kepalanya mengalami pendarahan.
"dia masih hidup mah, dia masih bisa bernapas."
"Dia masih hidup, Mah. Dia masih bisa bernapas."
"Sudah, Pah. Kita harus membawanya ke rumah," ucapnya.
Akhirnya, kedua pasangan tersebut membawa pria tersebut ke rumah.
Sesampainya di rumah, mereka berdua langsung menidurkannya di kamar, lalu suaminya segera mengobati pemuda tersebut.
Dengan sebuah pengobatan tradisional, dia mengobati luka pemuda tersebut.
"Bagaimana, Pah? Apa dia tidak apa-apa?"
"Kepalanya mengalami benturan, dia harus dibawa ke rumah sakit. Aku tadi baru saja menghentikan pendarahannya."
"Tapi bukankah di sini akses kendaraan sangat minim, apalagi kita memiliki hutang dengan juragan kaya. Bagaimana kalau kita membayar dokter nantinya?"
Mereka berdua semakin pusing, tapi suaminya tetap ingin membawa pemuda tersebut ke rumah sakit.
Dia pun langsung pergi ke rumah juragan kaya untuk meminjam uang demi mengobati pemuda tersebut.
Kini, orang tua tersebut sudah sampai di kediaman Juragan Kaya.
Dia meminta penjaga rumah untuk membuka gerbang rumahnya dan mengatakan bahwa ada seseorang yang ingin menemuinya.
"Tuan Wira, ada seseorang yang ingin bertemu dengan Tuan," ucap Pelayan tersebut.
"Siapa yang ingin bertemu denganku?"
"Sepertinya orang itu mirip dengan Pak Ujang."
"Suruh dia masuk."
"Baik, Tuan."
Pak Ujang langsung masuk ke dalam kediaman Tuan Wira. Kini, Pak Ujang sudah berada di hadapan Pak Wira.
"Ada apa kamu kesini, apa kamu ingin melunasi hutangmu?"
"Maaf, Tuan. Untuk itu, saya masih belum memiliki uang. Saya masih berusaha untuk mencarinya. Tapi saya disini ingin meminjam uang lagi, Tuan," ucap Pak Ujang.
Brakk!
Tuan Wira langsung membanting mejanya. Dia merasa sangat marah dengan Pak Ujang karena bukannya mengembalikan hutangnya, Pak Ujang malah meminjam uangnya lagi.
"Kamu bukannya mengembalikan hutangmu, malah meminjam uang lagi."
"Saya mohon, Tuan. Ini darurat, saya berjanji setelah ini aku pasti akan mengembalikan uangnya."
Pak Ujang terus memohon pada Tuan Wira agar diberikan uang untuk pengobatan pemuda yang dia selamatkan. Tetapi Tuan Wira tetap tidak mau meminjamkan uangnya.
Pak Ujang lalu pergi dari kediaman Tuan Wira dengan perasaan kecewa. Sampai di rumah, istrinya bertanya apakah berhasil meminjam uang dari Tuan Wira.
"Bagaimana, Pah? Apa Tuan Wira mau meminjamkan uang?" ucap Bu Anita.
Pak Ujang hanya menggelengkan kepalanya, dan Bu Anita paham bahwa Tuan Wira tidak mau meminjamkan uangnya.
~Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Sutarwi Ahmad
yang,penting KLO bikin novel jalan kisahnya jngan muter"kaya obat nyamuk,Kerna bikin sebel reader mu Thor.
2023-07-23
0
Warijah Warijah
Hadir Thor...
2023-04-14
0
Rosli Mijn
ok
2023-01-26
0