Mencintai Naga Terakhir
Setelah Galantris runtuh, Kerajaan Shandor pun ikut merasakan akibatnya. Wabah membuat manusia berubah seperti seorang Galantrian yang mati, tidak! Mereka tidak benar-benar mati, tapi mereka kehilangan detak jantung mereka dan membuat jiwa mereka gila!
......................
"Siapa kamu?!" Putri Yelda baru saja membuka matanya ketika ia melihat seorang pria yang tidak ia kenal duduk di kursi kerjanya.
Pria dengan wajah sempurna dan postur tubuh gagah memandangnya yang masih telungkup di atas kasur dengan penuh perhatian.
Pria itu hanya tersenyum dingin, menampakkan sorot mata yang tajam dan mempesona, tapi itu bukan untuk Yelda. Dia merasa terancam! Bahkan ia dengan segera mengambil pedangnya dan ngacungkan mata pedang itu tepat di hidung si pria.
"Anda hanya perlu tenang, Putri." Pria itu lalu berdiri menampakkan postur badannya yang menjulang.
Yelda masih mengacungkan pedangnya dengan tangan gemetar. "Siapa kamu sebenarnya!"
Lagi-lagi pria itu tersenyum, lalu dia dengan tenangnya menurunkan pedang milik Putri Yelda yang masih teracung ke arahnya. Seperti seorang pawang ular yang mampu mengendalikan kepala dan gerakan ularnya kemanapun ia mau hanya dengan gerakan tangannya.
"Aku dengar ... Shandor sedang krisis, jadi aku hanya datang untuk membantu Anda dan kerajaan Anda tentunya," kata pria itu dengan santai.
"Cih ... !" Yelda mendesit kecut pada pria berambut pirang itu.
"Namaku, Haaland," kata pria itu. Namun keramahannya tidak disambut ramah oleh tuan rumah.
"Aku tidak mau tahu! Jika kamu tidak pergi dari ruanganku, maka kamu tahu apa yang akan terjadi ... !" Dengan acuh dan kesal Yelda kembali mengacungkan pedangnya.
"Tenanglah, Putri Yelda." Haaland tersenyum, ah— bahkan seharusnya senyuman itu bisa melunakkan hati Yelda.
Tapi itu tidak terjadi. Yelda masih menatap Haaland dengan penuh curiga dari matanya yang gelap. "Aku tidak bodoh! Aku tidak akan tertipu oleh musuh!" kata Yelda.
"Kamu sudah bertindak kurang ajar dengan masuk ke kamarku! Entah apa yang telah kamu lakukan terhadap diriku, tapi tatapanmu itu sungguh menjijikkan! Satu hal yang pasti, aku tidak akan membiarkan musuh yang menyeludup bisa keluar dengan selamat!" Rambut merahnya bahkan masih acak-acakan saat dia menantang Haaland.
"Aku tidak datang untuk menjadi musuhmu, Putri," kata Haaland. "Aku datang untuk membalas budiku padamu yang dulu pernah menyelamatkanku."
"Cih ... ! Benar-benar menakjubkan ... ." Yelda memberikan tepuk tangan. "Kata-katamu bahkan hanya mencerminkan bahwa dirimu adalah pria yang senang menggoda wanita!"
"Aku tidak peduli dengan apa yang Anda bicarakan tentangku, Putri." Haaland masih tenang, setenang permukaan Danau Root yang dalam. "Tapi tolong, berikan aku kesempatan. Aku hanya ingin berbicara sesuatu yang penting pada Anda, Putri."
Yelda diam tak bergerak, ia masih mengacungkan pedang itu pada Haaland. Ia baru mengamati bahwa Haaland tidak seperti kebanyakan orang Mores yang menjadi musuhnya saat ini. Rambutnya pirang dan kulitnya putih, sedang Morian berambut gelap dan keriting serta memiliki kulit kecoklatan.
"Sesuatu yang mungkin akan berarti bagi Shandor."
Sedikit demi sedikit pedangnya turun. "Baiklah ... Jika kamu bersikeras ingin berbicara denganku, tapi jika kamu ketahuan mengelabuhi aku ... ." Yelda membuang mukanya. "Aku tidak akan segan-segan untuk melemparmu ke Galantris walaupun statusmu masih seorang manusia normal!"
Sikap Yelda yang arogan dan keras hanya untuk menggertak Haaland. Yelda bahkan tidak yakin jika dirinya mampu melakukan hal itu.
Senyum manis kembali merkah di wajah Haaland yang sempurna. "Terima kasih, Yang Mulia." Dia membungkukkan badannya pada Yelda.
"Tidak usah tersenyum sok manis seperti itu, aku tidak akan tertarik sedikitpun padamu!" kata Yelda. "Cepat katakan!" Yelda menggulung rambutnya agar tidak terganggu.
Gadis ini benar-benar sombong! Dia tidak seperti Yelda yang dulu pernah menyelamatkanku. Tapi bagaimanapun juga aku harus membayar Budi padanya. Aku mengerti kenapa dia sama sekali tidak mengenalku, aku mengerti ...
"Baiklah, Putri." Haaland menyibakkan rambutnya.
"Krisis yang terjadi akibat keruntuhan Galantris tentu sangat memberatkan Shandor dan negara bagiannya," ucap Haaland.
"Tapi walau begitu, sepertinya keadaan ekonomi belum terlalu buruk jika dilihat dari hasil pertanian kalian," lanjutnya.
"Sudahlah jangan bertele-tele!" Yelda tidak sabar dengan pria itu. Dia sendiri tahu jika keadaan negaranya sedang buruk. "Aku tidak punya waktu untuk mendengarkan cerita terhadap hal-hal yang sudah aku ketahui!"
"Mores!" Haaland meninggikan suaranya, membuat Yelda terkejut dan diam membeku.
"Mereka berencana menyerang kalian dengan kekuatan militer!"
"Sedangkan kalian? Kalian tidak memiliki kekuatan militer yang besar!" Haaland menatap lekat-lekat mata Putri Yelda. "Mungkin yang bisa militer hanyalah Anda dan prajurit kerajaan yang jumlahnya kurang dari 200." Caranya berbicara seperti sedang berpidato di hadapan banyak orang.
Kali ini Yelda bungkam. Ia mengalihkan pandangan matanya dari kontak mata terhadap Haaland. Ia merasa tidak kuat memandang mata biru cerah itu. Seperti menyilaukan ...
"Dari mana kamu tahu tentang hal itu?" Yelda kembali curiga, benar-benar gadis yang perasan.
"Anda tidak perlu tahu, Putri, tapi suatu saat anda akan mengetahuinya," balas Haaland.
Yelda tiba-tiba mengangkat pedang tajamnya. "Kalau begitu, aku jadi yakin jika kau memang seorang penyeludup!"
Sret ...
Dagu Haaland terkena ujung pedang dan membuat kulitnya terluka. Anehnya bukan cairan merah yang keluar dari belas luka itu. Tapi sesuatu cairan biru kental.
Beruntung Putri Yelda tidak melihat hal itu. Haaland segera menutup dagunya denan telapak tangan.
"Apa kamu terluka?" tanya Yelda dengan nada mengasihi, tapi tentu itu hanya sebuah ejekan. "Mana coba lihat lukamu?"
"Aku harus pergi, Putri." Haaland segera mendekati jendela besar yang digunakannya ketika masuk.
"Mau ke mana kamu?" Yelda mencegat Haaland dengan gerakan gesitnya. "Jadi kamu masuk melalui jendela ini?"
Decak kagum keluar dari mulut putri itu. "Sungguh luar biasa! Kau mampu memanjat dinding istana setinggi 15 meter? Aku yakin kamu ini adalah seorang pencuri handal."
"Tapi sayang sekali, kamu salah menempatkan kamarku sebagai target pekerjaanmu." Raut sedih mengejek terpampang dari wajah Yelda.
"Aku tidak akan membiarkan orang seperti dirimu berkeliaran di Shandor!" Gerakan menyerang tiba-tiba dilakukan oleh Yelda.
Tapi Haaland berhasil menghindar, ja hampir saja melepaskan tangan di dagunya, untung saja ia tidak melakukannya.
Yelda terus menyerang, tapi Haaland berhasil terhindar dari pedang tajam itu, ia tidak akan terluka sampai dua kali. Tidak akan.
"Tolong, Putri Yelda!" Haaland memohon dengan nafas terengah-engah. "Tolong hentikan! Aku hanya ingin membantu kalian, aku bukan seorang pencuri ataupun penyeludup!"
"Lalu? Kamu pikir kata-katamu bakal memengaruhiku?!" Yelda tersenyum sinis. "Tidak akan!"
"Putri Yelda, jika kau membunuhku saat ini, itu berarti bahwa tindakanmu untuk menyelamatkanku dulu adalah sia-sia!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Ucy (ig. ucynovel)
hai thor, aku baru mampir
btw itu gambar apa thor?
#salam dr mengejar cinta di masa lalu
2023-02-18
1
Silviana
kak cara belajar menulis kayak gitu gimana ?. Tolong kasih tau
2023-02-17
1
White Dandelion
Hi ka aku mampir ni. Hehe sebenernya dulu sempat mampir juga. Semangat ya ka. Ceritanya menarik juga 😊
2023-02-16
1