BAGIAN 20

Sementara di Shandor, orang-orang masih berusaha mencari jasad Yelda, mereka menelusuri sepanjang Sungai Gao sampai ke Danau Root. Kegiatan mereka iu seolah ditertawakan oleh tembok-tembok Galantris yang bercorak lumut kering.

“Bagaimana penyelidikan kalian? Apakah sudah ada kabar tentang Putri?” tanya Rowan pada beberapa prajurit yang kembali dengan wajah kosong dan ketakutan.

“Maaf, Lord Rowan,” kata salah satu prajurit yang berada di baris terdepan. “Kami belum menemukan tubuh Putri Yelda, sejauh kami menelusur sampai ke Danau Root, tidak ada satupun tanda-tanda Sang Putri.”

“Sepertinya tubuh Putri Yelda tenggelam, Lord Rowan,” tambah prajurit lainnya. Terlihat ada ketakutan dalam wajah para prajurit itu.

Rowan hanya mengangguk tipis, dia lalu melangkah pergi untuk menemui Raja Faramis yang masih diam di ruangannya. Raja itu bahkan belum menyentuh makanan sedikitpun dari saat yelda menghilang.

“Faramis,” kata Rowan.

Raja itu segera bangkit dari kursi nyamannya. “Ada kabar apa, Rowan. Apakah Yelda sudah ditemukan?”

“Sayang sekali, Faramis. Prajurit kita tidak berhasil menemukan sedikitpun jejak tentang Yelda. Dan bahkan jasad putrimu tidak di temukan. Mereka bilang mungkin jasad Yelda tenggelam di sepanjang sungai.”

Faramis segera menundukkan kepalanya saat ia mendengar hal itu. Betapa hancurnya dia saat itu, semua sudah hilang, istri dan putrinya, kini hanya tinggal dia seorang, tanpa kekuatan dan tanpa dorongan.

“Tulis surat untuk Texan, Rowan!” seru Faramis memerintah Rowan.

“Apa kamu yakin, Faramis?” Dalam nada itu ada saraf licik dan bahagia yang benar-benar menyebar sampai ke ujung rambut Rowan.

“Memangnya apa lagi yang bisa aku lakukan, Rowan!” teriak Faramis yang benar-benar putus asa.

Rowan mengangkat kedua bahunya. “Baiklah,”

Setelah menuliskan surat untuk Kerajaan Texan, Rowan segera turun menuju pusat kota, dan mengumpulkan seluruh rakyat.

Suara Rowan menggelegar dari sebuah panggung kecil di depan sebuah kuil. Ratusan orang berbondong mendengarkannya, dengan suasana hening. “Salam hormat aku ucapkan kepada kalian semua.”

“Aku sangat menyesal harus menyampaikan kabar tidak menyenangkan untuk rakyat Shandor. Putri Yelda, seperti yang kita tahu, dia adalah putri kesayangan Shandor, aku tahu kalian semua menyayanginya. Bayak hal yang telah putri lakukan untuk Shandor.” Wajah Rowan dibuat seakan di sangat kehilangan Sang Putri Suara Rowan menggelegar dari sebuah panggung kecil di depan sebuah kuil. Ratusan orang berbondong mendengarkannya, dengan suasana hening.

Tidak ada satupun pengunjung yang berbicara di tengah pidato pengumuman itu. Mereka seakan meresakan hal paing sakral di tengah kuil itu.

“Dengan ini aku menyatakan bahwa putri kita tercinta telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya.”

Sampai pada titik ini, kericuhan maulai datang, teriakan-teriakan keluar dari mulut orang-orang yang tidak percaya dengan kematian putri mereka.

“Itu tidak mungkin! Jangan mengarang cerita! Dasar konyol!” teriak salah satu wanita dengan suara histerisnya.

“Aliran Sungai Gao telah merenggutnya dari kita, Sungai yang dahulu kalian banggakan, sungai yang dahulu kalian anggap sebagai pusat kehidupan kalian! Sekarang sungai itu merenggut Putri Yelda dari kita! Galantris telah berubah! Mereka semua adalah monster! Bahkan alam yang berkaitan dengan Sihir Gao pun menjadi ikut gila!”

Inilah tujuan Rowan, menjelekkan Galantris di depan rakyat Shandor agar mereka tidak lagi begitu berharap dan memuja Galantris. Entah apa alasan dia melakukan itu, tapi dia sungguh membenci Galantris, bahkan kebenciannya melebihi orang-orang Mores pada Galantris.

Beberapa lelaki di barisan belakang berteriak keras sambil mengangkat kepalan tangan mereka seakan mereka setuju dengan Rowan.

“Musnahkan Galantris!”

Berhasil! Sebagian orang kini mengikuti kata-kata Rowan yang menyebarkan kebencian pada Galantris. Kepuasan benar-benar menguasai hatinya.

“Bakar Galantris!”

Rowan mengangkat tangannya untuk meredakan keributan itu, seketika suara riuh rakyat menjadi hening kembali.

Rowan menyunggingkan satu tepi bibirnya. “Penghormatan terakhir pada Putri Yelda bakal dilakukan besok pagi, di kuil ini. Aku harap kalian bisa hadir dalam penghormatan terkahirnya,” kata Rowan, dan kalimat itu sekaligus menjadi penutup bagi pidatonya.

Rowan berjalan menuruni tangga kuil dan dengan dikawal oleh beberapa prajurit, dia berhasil menembus kerumununan yang kembali ricuh setelah dirinya menghilang dari panggung.

...

Malam itu di Shandor tengah melaukan upacara hening cipta bagi Sang Putri, tidak ada satu oborpun yang menyala, hanya ada beberapa lilin kecil yang terpasang di setiap sudut ruangan.

Bacaan doa oleh pendeta mengidi semua atmosfer kubah istana yang begitu redup. Beberapa pelayan istana bahkan meneteskan air mata mereka. Mereka bahkan tidak menyangka bahwa putri pemberani mereka telah pergi.

Tiba-tiba suasana hening cipta ternoda oleh kehadiran beberapa orang asing dengan penampilan khas mereka, ramut hitam yang lebat, kulit mereka yang hitam menyatu dengan kegelapan malam, hanya matanya saja yang terlihat bersinar menembus kegelapan.

“Morian?” geram Faramis. “Ada perlu apa kalian kemari? Kami sedang tidak ingin terlibat maalah apapun dengan kalian!”

Beberapa prajurit segera mengepung tiga Morian yang ada di balairung.

“Beberapa rakyat kami bersaksi melihat naga yang terbang menuju Shandor.”

“Apa kalian bilang?” Faramis menyodorkan telinganya seolah dia tidak mendengar apa yang dikatakan Morian tadi.

“Salah satu bangsawan kami bersaksi melihat makhluk putih terbang dari sekitar Danau Root menuju Shandor,”

“Jangan mengada-ada cerita! Tidak ada satupun dari rakyat kami yang melaporkan hal itu. Lagi pula naga putih sudah punah, mereka hanyalah bagian dari Galantris, dan sekarang naga itu lenyap bersama lenyapnya sihir yang ada.” Faramis menentang orang Mores itu.

“Kami mendengar bahwa putri Anda telah tiada di Sungai Gao, Yang Mulia. Mungkin saja hal itu ada kaitannya dengan naga putih itu,” ujar Si Morian.

Faramis menyipitkan matanya. “Tidak mungkin! Putriku kabur, dan itu bisa dibuktikan dari tali yang menggantung dari balkon kamarnya. Jangan mengaitkan hal konyol itu dengan kematian putriku!”

“Tapi kami sangat yakin. Jika Anda berkenan, bolehkah kami tinggal di Shandor untuk beberapa waktu?”

Faramis diam, rasanya tidak mungkin dia membiarkan musuh lama tinggal di negaranya. “Tidak!”

“Faramis,” bisik Rowan. “Mungkin saja kesaksian mereka itu benar, semenjak Galantris runtuh, semua alam yang berkaitan dengan Sihir Gao seolah menjadi monster, kamu menyadari itu bukan?”

“Tapi naga itu mustahil ada, Rowan.” Faramis mendekatkan wajahnya pada adik tiri itu. “Aku tidak akan membiarkan musuh tinggal di wilayahku!”

“Ayolah, Faramis. Tidak ada gunanya menganggap mereka itu musuh setelah Galantris runtuh, sekarang kita sama-sama tidak percaya lagi pada keajaiban Galantris,” bisik Rowan.

Faramis menghembuskan nafasnya dengan kesal, benar juga kata-kata Rowan, tapi dia tidak mungkin menerima musuh begitu mudah.

“Baiklah, apalah dayaku yang hanya seorang penasihat kerajaan, semua tergantung padamu, Faramis,” ucap Rowan.

Faramis diam sejenak. “Baiklah, aku akan memberi kalian izin menetap di Shandor, tetapi ada satu kesepakatan yang harus kalian patuhi.” Faramis menegakkan kepalanya.

“Tidak ada senjata, tidak ada militer, dan tidak ada seruan pidato dari kalian pada rakyatku, itu semua dilarang bagi kalian!” lanjut Raja.

Rowan tersenyum kaku. “Jika Raja tidak ingin kalian tinggal di istana, aku memiliki pondok kecil yang bisa kalian tempati.”

“Dengan senang hati, Tuan,” balas salah satu orang Mores itu, giginya menyeringai dan memantulkan cahaya lilin di kegelapan.

Terpopuler

Comments

khey

khey

kangen aku bacanya,,
sudah beberapa hari ini tidak mampir, dan baru sekarang bisa mampir lagi..

2023-02-14

1

Nika

Nika

hadir

2023-01-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!