Sudah tiga hari semenjak kepergian Haaland, Yelda menjadi pemurung, hanya berdiam diri di kamarnya. Bahkan terkadang makanan yang diantar oleh pelayannya pun tidak ia sentuh sama sekali.
Di sisi lain Rowan telah berhasil merebut hati sebagian rakyat dengan membagikan beberapa uang yang ia dapat dari Dominic. Hal itu tentu memperburuk keadaan di Shandor. Ada beberapa orang yang datang ke balairung raja, berdemo agar Faramis turun tahta dan di gantikan oleh Rowan.
“Paman! Apa yang paman lakukan?” tanya Yelda yang kebingungan dengan suara ricuh di balairung. “Apakah paman memberi mereka uang besar secara cuma-cuma?”
“Aku hanya kasihan pada mereka, Yelda. Ayahmu hanya diam saja tanpa membantu rakyat sedikitpun, jadi aku memutuskan unuk membagikan bebrapa uang yang akau miliki pada mereka.” Sandiwara Rowan muncul lagi, ia berlaku seolah-olah ia melaukan hal yang baik untuk Shandor.
“Hidup Raja Rowan!”
“Hidup Raja Rowan!”
Teriakan itu selalu muncul dari beberapa orang di balairung, menyudutkan raja yang benar-benar terkejut dengan seruan mereka.
“Masyarakat yang terhormat!” seru Rowan. “Tolong berhentilah!”
Seketika mereka mengikuti seruan Rowan yang mereka agung-agungkan.
“Tolong hormatilah Raja Faramis, lagi pula aku juga tidak pantas mendapatkan kedudukan itu.” Rowan berbicara seolah ia sama sekali tidak menginginkan kedudukan sebagai raja. Padahal ia adalah niatnya.
Satu langkah telah berhasil, batin Rowan.
“Sekarang akan lebih baik jika kalian pergi meninggalkan balairung dan kembali bekerja,” lanjut Rowan.
Orang-orang itu bercakap-cakap tak karuang, lal mereka pergi dari baairung.
“Rowan! Apa yang kamu lakukan!” seru Raja Faramis yang wajahnya kala itu benar-benar memerah karena rasa malu dan marah yang bercampur.
“Aku hanya berusaha membantu mereka, kasihan sekali melihat keadaan mereka,” balas Rowan.
“Bukankah kamu tahu, keuangan negara tengah buruk dan kamu malah mmebagikan uang-uang itu pada mereka?!”
“Jadi apa menurutmu aku salah, Faramis?” Kini Rowan semakin bernada keras.
Yelda angkat suara terkait apa yang dilakukan oleh Rowan. “Paman apa yang paman lakukan itu tidaklah salah, tapi alangkah baiknya jika paman berbicara dulu dengan ayah sebelum bertindak.”
“Ayahmu ini pelit! Aku tidak memberitahunya karena aku tahu dia tidak akan mengizinkanku, Yelda.”
Gawat jika paman terus memberi rakyat bantuan, maka mereka bakal menjasi manja lagi. Padahal selama ini ideku telah berhasil membuat mereka bekerja lebih giat untuk diri mereka sendiri.
Rowan pergi meninggalkan merekan berdua di balairung, Yelda hanya bisa memandang ayahnya. Memang benar ayahnya itu pelit ...
Lalu Yelda berkata, “ayah, aku tetap tidak mau menikah dengan Dominic,”
“Kamu jangan menambah bebanku, Yelda!” seru Faramis.
Selama ini, Faramis belum pernah menyentak Yelda sekali pun, dan itu tentu membuat Yelda terperanjat dan segera pergi ke kamarnya tanpa sepatah katapun.
...****************...
Malam itu, Yelda masih terjaga, berdiri di balkon kamar untuk melihat kerlap-kerlip bintang yang seolah menyampaikan kabar baik untukya. Ia memjamkankan matanya, mengingat semua kenangan bersama Haaland, singkat, tetapi sangat ia rindukan.
Ia bahkan mengingat saat Haaland tertidur dengan telanjang dada di ranjangnya. Ia ingat ketika ia melukai dagu pemuda itu dengan mata pedangnya. Ia juga ingat kata-kata yang selalu Haaland uacapkan
“Saya akan selalu ada untuk Anda, Putri. Saya akan membantu Anda, Saya berhutang budi pada Anda karena telah menyelamatkan saya.”
“Ke mana kamu, Haaland,” ucap Yelda. “ Kamu bilang, kamu akan selalu ada untukku, lalu di mana kamu sekarang?” Yelda menengadahkan wajahnya pada langit cerah malam itu.
Malam semakin larut, Yelda memutuskan untuk tidur,
Tok ... Tok ... Tok ... !
Tok ... Tok ... Tok ... !
Ketukan itu membangunkan Yelda dari tidurnya.
“Malam-malam seperti ini, siapa yang datang?”
Tok ... Tok ... Tok ... !
Yelda menyadari ketukan itu bukan berasal dari pintu utama kamarnya, melainkan dari pintu balkon.
Wajah Yelda brubah menjadi serius dan tegang karena ketakutan, entah apa yang dipikirkannya, tapi ia melihat bayangan seorang pria berbadan tinggi, seperti tak asing baginya.
Apakah itu Dominic, tidak! Rambut Dominic tidak seperti itu.
Tok ... Tok ... Tok ... !
Yelda mengambil pedangnya dengan gerakan lembut agar tidak menimbulkan bunyi apapun. Dengan hati-hati gadis itu menyibakkan tirai pintu balkon yang berada di samping jendela besar.
Sret ...
“Hah !” Betapa terkejutnya Yelda ketika ia melihat sosok yang berdiri di balkon kamarnya. Jantungnya berdegup kencang, dan semua terasa tidak nyata.
“Haaland!” Yelda melempar pedangnya dan segera membuka pintu balkon dengan tangan gemetar karena masih tidak percaya. Seolah bintang-bintang tadi menyampaikan bisikan hatinya pada Haaland yang kala itu entah di mana.
“Haaland, Apa ini benar kamu?” Yelda meraih wajah Haaland dengan tangannya yang dingin, memastikan bahwa pemuda itu benar-benar nyata, dan bukan hanya hayalanya saja.
“Apa Anda lupa, Putri. Ketukan 3 kali, bukankah itu sandi yang Anda berikan pada saya?” Seperti biasa, Haaland menampakkan senyumnya yang khas, senyum yang bisa melunakkan hati siapapun.
“Ke mana saja kamu!” ujar Yelda sembari menyongsong Haaland untuk masuk ke ruangannya.
“Saya yakin Anda sudah tahu apa yang terjadi, Putri.” Haaland masih saja tersenyum.
“Ke mana mereka membuangmu, Haaland? Aku sangat menghawatirkanmu,”
Haaland merendahkan tubuhnya agar wajahnya sejajar dengan Yelda. Lalu dia berkata dengan pelan, “Apa Anda merindukan saya, Putri?”
Mata Haaland benar-benar membuyarkan Yelda, belum pernah dia segugup itu ketika bersama seorang pria. Pipinya memerah malu dan Yelda mundur selangkah untuk meredakan kegugupannya.
Yelda mendorong dada Haaland dan tertawa. “Tentu saja aku tidak merindukanmu, jangan konyol.”
“Benarkah? Kalau begitu, saya akan pergi saja lagi,” kata Haaland menggoda Yelda.
“Hei! Jangan!” seru Yelda menarik lengan Haaland.
Haaland tersenyum melihat tingkah putri itu.
“Jangan tersenyum seperti itu, apa bibirmu tidak pegal terus saja terusenyum?”
“Tentu saja tidak, saya tersenyum hanya untuk Anda, Putri Yelda.”
Karena ucapannya itu Yelda menjadi lebih salah tingkah, ia benar-benar gugup.
“Jangan panggil aku dengan sebutan putri lagi, ya? Sekarang kita teman.” Yelda tersenyum dan mengacungkan jari kelingkingnya.
“Benarkah? Jadi sekarang saya bukan lagi tahanan Anda, Putri?”
“Sudah aku bilang jangan sebut aku dengan putri.” Yelda menaruh kedua tangannya di pinggang.
“Baiklah, jika itu yang kamu mau,” kata Haaland.
Merka berdua tersenyum bersama, keceriaan Yelda kembali seiring dengan kembalinya Haaland. Sejenak ia melupakan persoalan kerjaaan yang akhir-akhir ini menganggunya.
“Sebenarnya, Yelda.” Haaland memberi tekanan pada penyebutan nama Yelda. “Aku kemari dengan maksud melaksanakan rencana kita utuk pergi ke Galantris.”
“Tapi kenapa kamu datang malam-malam?”
“Ayolah, Yelda, Raja akan membunuhku jika aku terlihat di istana ini, apalagi sampa menemuimu.”
“Jadi maksudmu, kita berangkat malam ini juga?”
Haaland mngangguk.
“Baiklah, aku percaya padamu, Haaland,” kata Yelda. Ia segera mengambil jugah tebal dari dalam lemari, mengganti sepatunya dengan sepatu boot yang nyaman.
Dan satu hal lagi yang tidak putri itu lupakan, pedangnya. Dia menyambar pedang itu dan memasangkan pada tampat pedang di pinggang.
Ia juga mengambil satu pedang lagi dari peti untuk Haaland.
“Ayo kita berangkat!” kata Yelda dengan antusias.
“Tunggu ! bagaimana aku turun dari sini?” Yelda baru sadar bahwa dari balkon ke halaman bawah bukanlah jarak yang pendek.
Haaland hanya bisa diam merenungi kebodohannya, ia bisa dengan sekali lompatan, tetapi Yelda tidak mungkin bisa, itu sangat mustahil bagi manusia.
“Sebentar, aku punya tali,” kata Yelda.
Akhirnya mereka turun dengan tali tambang yang panjangnya lumayan, walaupun tidak sampai dasar tapi itu sudah membantu mereka. Yelda berada di pelukan Haaland. Sebenarnya ia sangsi tambang itu bakal bisa menahan berat mereka berdua sekaligus, dan ternyata bisa.
Mereka turun dengan selamat, tetapi satu hal yang mereka lupakan, tali. Tambang itu masih tergantung di tiang balkon, dan mereka berdua sudah pergi keluar dari istana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
khey
seru
2023-01-24
2