“Cawan suci ... ,” gumam Yelda seraya melihat kota itu.
“Bagaimana mungkin aku bisa menemukan cawan suci itu ... , Kota ini sangat luas,”
Yelda berada di atas atap menara, menyaksikan Galantris yang kumuh dari sebrang Sungai Gao. Pemandangan miris terlihat jelas, bagunan-bangunan yang dahulu megah dan bercahaya sekarang hanya memncarkan kesuraman dan busuk dimakan penyakit. Terlihat pula beberapa wujud manusia yang merigkuk tak berdaya bersandar di dinding bangunan. Tubuh mereka hitam kelabu dan sayu.
Yelda teringat hari pertamanya membawa Haaland ke menara, di mana ia di gendong oleh tangan-tangan kekar Haaland saat kakinya terkilir.
Lalu ia teringat, kemarin malam mereka begitu bersemangat membahas Galantris akan sembuh. Haaland yang ia kira hanyalah pemuda biasa tanpa pengetahuan apapun tentang Galantris, ternyata pemuda itu justru lebih pintar darinya.
Sekarang ia hanya sendiri. Tak berani menampakkan wajahnya pada Haaland akibat kejadian memalukan semalam, entah apa yang yang terjadi tapi Yelda menar-benar merasa harga dirinya telah tercemar.
Yelda berdiri memejamkan matanya, membiarkan angin dari Gunung Noris menyapu wajahnya. Ia berencana mengajak Haaland ke manara itu hari ini, menyiakan semua yang bakal mereka lakukan.
...****************...
“Siapa dia,” gumam Haaland pada dirinya sendiri ketika ia melihat pemuda berambut hitam berdiri di depan pintu dasar menara.
Ternyata pemuda itu adalah Dominic, Rupanya ia menguntit Putri Yelda sedari putri itu keluar dari ruangannya.
“Kenapa dia berdiri di sana?” Haaland bersembunyi di balik pilar taman belakang istana, membuat Dominic tidak melihatnya. “Jika dia anggota istana, kenapa aku belum pernah melihatnya?”
Dilihanya pemuda yang tak ia kenal itu melihat menara dengan gerak-gerik heran dan seperti belum pernah melihatnya. Lalu pemuda itu masuk dan hilang di balik pintu kayu menara.
“Ah— mungkin hanya perasaanku saja yang curiga, mungkin dia memang anggota istana.” Haaland berbalik dan melangkahkan kakinya. Baru satu langkah, ia melihat seekor kupu-kupu dengan sayap cacat yang membuat kupu-kupu itu tak dapat terbang.
“Ouh, hai teman kecil.” Diambilnya kupu-kupu itu dan ia bawa di telapak tangannya.
“Mari kita sembuhkan sayapmu, anggap saja aku doktermu.” Haalad duduk di bangku taman yang tak jauh dari menara. Ia terus bercaka-cakap dengan teman kecilnya dengan aysik.
...****************...
Di sisi lain, Dominic dengan tenang menyusuri tiap jengkal anak tangga yang melingkat menuju puncak. “Kau akan lihat siapa aku, Yelda! Dulu kau menolakku mentah-mentah, sekarang aku bakal medapatkanmu.” Dominic menyeringai jahat di setiap langkah yang ia ambil.
Dilihatnya punggung seoran gadis yang tengah berdiri di tengah lantai menara. Rambut merah gadis itu berkibar terkena hembusan angin.
“Selamat berjumpa kembali, Putri Yelda.” Dominic membuyarkan semua lamunan Yelda tentang Haaland.
Yelda membalik badannya dengan perlahan, mengenali suara itu, suara yang benar-benar ingin ia bungkamkan untuk selamanya. Ia tanpa wajah takut menatap tajam Dominic yan tengah tersenyum licik.
“Apa yang kau lakukan di sini! Tempat ini terlarang untukmu!” tegas Yelda.
“Tidak-tidak! Aku tidak bermaksud ke sini, aku hanya ingin menemuimu, dan aku tidak sengaja melihatmu kemari tadi”
“Kamu mengutitku?” Yelda mengepalkan tangannya “Berani-beraninya kamu!” geram Yelda.
Dominic mengusap bulu tipis di sekeliling wajahnya. “Tentu saja aku berani, bukankah kamu ini calon istriku?”
“Cih!” Yelda meludah jijik. “Aku sudah bilang padamu, aku akan melakukan apapun untuk membataklan perjodohan! Aku tidak sudi menikahi pria murahan sepertimu!”
Ck . . . Ck . . . Ck . . . , Dominic berdecak tanda ia menghina perkataan Yelda. “Jangan sok jagoan!”
“Andai kamu tahu! Aku sudah merencanakan semuanya!” Yelda mengangkat dagunya, gaya khas putri itu saat bicara membuatnya memiliki wibawa yang tinggi di mata semua anggota kerajaan.
Dominic menyeringai. “Aku juga sudah merencanakan sesuatu untuk membuat semua rencanamu itu gagal.”
Yelda memicingkan matanya geram.
Sedangkan Dominic dengan mata liarnya memandang Yelda dengan penuh nafsu. Jemari pemuda itu bergerak melonggarkan kerah dan membuat dadanya terlihat lebih banyak, bulu-bulu tipis menampakkan diri bagai rumbit di Padang Savana.
Yelda bergerak mundur, ia tahu apa yang akan terjadi. Dominic— pria itu tidak pernah berubah.
"Kemarilah, Sayang ... ," ucap Dominic. "Tidak ada yang bisa melihat kita di sini."
"Hanya ada kita berdua, ayo kita bersenang-senang!"
Dominic melangkah maju mendekati Yelda, merentangkan kedua tangannya seolah ingin memeluk Yelda.
"Berhenti! Atau aku akan membuatmu mati dengan menjatuhkanmu dari menara ini!" teriak Yelda, ia mundur perlahan.
Tapi Dominic semakin mendekat.
Set ...
"Lepaskan aku!" teriak Yelda, sambil meronta, berusaha lepas dari dekapan Dominic.
Tapi kekuatan Yelda tidak sepadan dengan pemuda itu. Dominic terus mendorong tubuh Yelda sampai ke pilar tengah menara.
"Ayo, aku akan membuatmu menikah denganku dengan cara apapun!" Dominic membelai halus wajah Yelda dengan satu tangannya, dan satu tangan lainnya menahan tubuh Yelda.
Semakin lama tangan itu turun ke dada Yelda dan mencoba membuka kancing gaun dengan paksa.
Duak ... !
Yelda berteriak tak karuan dan menendang Dominic. "Dasar bajingan!! Jangan kurang ajar denganku!"
Tapi Dominic semakin menjadi, pemuda itu segera bangkit dan menekan Yelda ke pilar. Dan membuat kain gaun Yelda robek di bagian dadanya.
"Ayo kita melakukannya, Putri." Ganas dan menjijikkan, itulah yang Yelda lihat. Ia ingin sekali mendorong pemuda itu ke tepi menara, tapi ia benar-benar tak berdaya.
Kini tangan Yelda harus menutup bagian dadanya, walaupun dengan paksa Dominic terus merongrongnya.
Bugh ... !
Sebuah tinju mendarat dengan keras di wajah Dominic. Pangeran Texan itu tersungkur ke lantai dan mengerang.
"Haaland ... !" Yelda menangis melihat kedatangan Haaland. Ia benar-benar bersyukur Haaland datang saat itu.
Wajah Haaland memerah dan penuh amarah. "Kemari kamu!" Haaland merai kerah Dominic dan dengan kencang menarik pemuda itu.
Namun Dominic dengan keras menghempaskan tangan Haaland. "Siapa kamu! Berani-beraninya mengganggu waktuku dengan putri!" kata Dominic.
"Aku adalah kekasihnya! Dan aku tidak akan terima pria seperti dirimu menyentuh gadisku!" kata Haaland dengan keras. Ia masih meremas kerah Dominic dengan satu tangannya.
Dominic terkekeh mendengar perkataan Haaland. "Apa kamu bilang?" Ia tertawa.
"Bagaimana bisa kamu ini kekasihnya. Akulah kekasihnya— Aku, Putra Mahkota Texan akan menikah dengannya dua minggu lagi!"
"Tapi bagaimana jika pada saat itu kamu sudah mati!?" Haaland dengan nada geram mengancam pemuda itu.
"Tidak akan!"
Bugh ... !
Tiba-tiba Dominic melontarkan pukulan keras di rahang Haaland. Bukannya Haaland yang merasa kesakitan, tapi malah Dominic yang kesakitan.
Haaland hanya menoleh mengikuti gerak pukulan Dominic, sedang Dominic merasa tangannya memecahkan batu sungai Gao yang kerasnya minta ampun.
"Kamu masih ingin aku hajar atau bagaimana, huh?!" tegas Haaland.
Bukannya pergi dan menyelamatkan diri, Dominic malah menyerang Haaland.
Haaland terus menggunakan jurus menghindar, tapi lama-lama Dominic semakin meronta.
"Apa kamu takut!" ujar Dominic dengan nada menantang. Dia mendekati Yelda dan menyentuh putri itu.
"Lepas!" Teriak Yelda.
Bugh ... !
Bugh ... !
Dua kali pukulan mengenai leher dan wajah Dominic.
Duak ... !
Terakhir Haaland menendang perut Dominic hingga pemuda itu terlempar hampir ke tepi menara.
"Sudah aku peringatkan!" kata Haaland dengan nada dingin.
Dengan keadaan mengenaskan Dominic terpaksa harus kabur dan pergi, semua rencananya gagal! Padahal jika ia mengambil kegadisan Yelda, sudah pasti gadis itu bakal menikah dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
khey
harusnya haland melempar dominic kebawah menara.
2023-01-24
1
A. Nusantari
bunuh aja !!!
2023-01-20
1
Hana Florencia
Mampir yuk kak ke novel aku. Reinkarnasi Istri Lucifer. Gumawooo ❤️
2023-01-20
2