...****************...
Seorang pria berdiri dari balik pilar bersembunyi dengan tujuan menguping pembicaraan dua orang di kamar Putri Yelda. Pria itu tak lain adalah Rowan, kakak tiri Raja Faramis, satu rahim berbeda benih. Dia juga merupakan seorang penasihat kerajaan.
“Bagaimana kakimu bisa terkilir, Nak?” Raja Faramis terlihat cemas dengan keadaan putrinya yang tak dapat berjalan.
Haaland berdiri di samping ranjang putri. “Em ... , Raja Faramis—tenanglah, Putri Yelda pasti bakal baik-baik saja.” ujar Haaland pada pria yang hanya setinggi bahunya.
“Baiklah, aku akan memerintahkan pengawal untuk memanggil tabib sekarang. Tolong kamu jaga purtiku, dia itu sangat keras kepala. Jangan sampai dia pergi kemana-mana saat ini,"
"Baik, Yang Mulia."
Raja Faramis keluar untuk mencari pengawalnya.
Dan pada saat itu juga Rowan bergegas menuju ruang kerja tabib, didapatinya tabib yang tengah meramu beberapa tumbuh-tumbuhan dalam mangkuknya.
Bau meyengat dari ramuan-ramuan yang ada di ruangan itu benar-benar menusuk hidung Rowan.
Sialan! Apa-apaan ini! Aku heran mengapa tabib itu tahan menghirup bau busuk yang berkeliaran di ruang kerja yang suram ini!
"Ada apa, Lord Rowan?" sapa tabib itu sebelum Rowan berbicara.
Karena saking tak tahannya dengan bau itu, Rowan terpaksa berdehem untuk melegakan tenggorokannya.
Uhuk ... Uhuk ...
"Badanku merasa tidak baik, tabib. Apa kamu memiliki sesuatu atau ramuan herbal untukku?" Rowan memandang ke sekeliling rak berisi botol-botol ramuan. Dalam pandangnya itu ia tengah mencari ramuan untuk sakit sejenis terkilir.
Nah itu dia! Itu ramuannya! Aku akan mengambilnya!
"Apakah Anda demam, Lord Rowan?" tanya tabib.
"Ah— ya sepertinya begitu," balas Rowan. Wajah dan suaranya dibuat-buat seakan demam itu benar adanya.
"Seharusnya Anda tidak perlu repot-repot datang kemari. Anda hanya perlu memerintahkan seseorang untuk memanggil saya, dan Anda beristirahat saja di kamar." Tabib itu berbalik menuju rak paling belakang.
"Aku lebih suka datang sendiri, lagi pula aku hanya ingin berjalan-jalan dan juga melihat-lihat ramuanmu yang begitu ampuh."
Kesempatan itu tentu tidak disia-siakan oleh Rowan, begitu tabib itu membelakanginya dan sibuk mencari ramuan yang ia minta, dia menggerakkan kakinya beberapa langkah menuju ramuan terkilir.
Ini dia, aku tidak akan membiarkan putri itu sembuh begitu saja, bahkan jika perlu, aku tidak akan membiarkannya berjalan untuk selamanya, lalu aku akan menduduki tahta dengan mudah!
Gerakan tangannya cepat, ia memasukkan dua botol ramuan terkilir yang tersisa ke dalam kantung jubahnya.
Tawa puas dalam hati Rowan menggebu-gebu.
"Ini, Lord Rowan, ramuan yang Anda minta." Tabib itu menyodorkan sebotol kecil ramuan obat demam. "Minum ini untuk dua kali, pagi dan malam sebelum Anda pergi tidur."
"Baik, tabib. Terima kasih."
Rowan keluar dari pintu ruangan itu dengan wajah penuh raut kepuasan yang kejam. Tapi penasihat kerajaan itu tak jadi pergi ketika seorang pengawal kerajaan datang ke ruang kerja tabib, ia hanya berdiri di baik dinding dan mendengarkan percakapan yang terjadi.
“Tabib! Ada perintah dari raja,” kata pengawal itu.
Terlihat tabib tua berdiri dari kursi kerjanya. “Ada apa, pengawal?”
“Kaki Putri Yelda terkilir, dan Anda diminta untuk mengobati putri secepat mungkin.”
“Astaga, kakinya terkilir?” Raut wajah sedih di tampakkan oleh si tabib. “Kalau begitu aku akan segera ke sana. Di mana putri sekarang?”
“Putri ada di kamarnya,"
Rowan tertawa terbahak-bahak dalam hatinya, ia yakin sekali saat ini tabib itu tengah mondar-mandir mencari ramuan terkilir yang sangat ia butuhkan.
“Astaga, ramuan untuk terkilirku sudah habis, bagaimana ini?"
"Kalau begitu, lebih baik Anda segera meracik ramuan itu lagi, pak tabib," kata pengawal.
"Anda benar pengawal— tolong sampaikan pada raja dan putri jika saya akan segera membuatkan ramuan itu, dan sampaikan pula agar putri lebih baik beristirahat di kamarnya selagi menunggu saya. Jangan biarkan putri itu nekat berjalan-jalan atau apapun yang berurusan dengan menggerakkan kakinya," kata tabib sambil menuangkan beberapa dedaunan dan rempah-rempah segar ke dalam cawan baru.
"Baik, Pak tabib!"
Pengawal itu dengan tegap berjalan keluar dan kembali untuk memberitahu Raja.
...****************...
Rowan sangat senang mendengar hal itu, tapi kesenangan itu tak berlanjut lama ketika melihat Putri Yelda ternyata sudah sembuh total, tanpa secuil sakit pun. Ia bahkan melihat Yelda yang melompat senang di tantai itu.
Dan lebih parahnya lagi, seorang pria gagah dan tampan terlihat bermesraan dengan Putri Yelda di hadapannya. Memeluk erat tubuh Sang Putri si penerus tahta kerajaan, seperti sedang berbagi kebahagiaan.
Siapa pemuda itu! Jika dia adalah kekasih keponakanku, maka aku harus menyingkirkannya.
Wajah Yelda terlihat memerah malu saat pamannya tiba-tiba datang dan memergokinya yang tengah memeluk Haaland dengan tak sadar.
"Paman, perkenalkan ini Haaland— dia teman dekatku, lebih tepatnya, calon suamiku." Kata-kata itu keluar dari mulut Yelda. Tentu saja hal itu mengejutkan bagi Rowan.
"Halo!" Haaland melihat lekat mata Rowan, ada sesuatu yang tengah Haaland cari dalam mata itu.
"Itu bagus, Yelda," ujar Rowan. "Aku harap dia memiliki kecerdasan dan kemampuan yang cukup baik untuk menyelamatkan negara kita!" Rowan mengatakan hal itu dengan lembut, tapi dalam nadanya yang halus itu tentunya ada sesuatu ujung yang tajam, yang merujuk pada Haaland.
"Tentu saja, paman. Aku yakin dia bakal menjadi pemimpin yang baik, dia itu benar-benar kuat," ujar Yelda dengan terpaksa.
Yelda dan Haaland sengaja untuk saling berpandangan den saling melempar senyuman. Haaland mendekati Yelda dan merangkul gadis itu, walaupun hanya sebatas akting, tapi hal itu menimbulkan getaran syaraf nyata pada keduanya.
Rowan hanya tersenyum kecut melihat kelakuan dua anak muda itu. Jelas sekali jika dirinya tidak suka.
Astaga, dasar anak muda! Jika tentang masalah cinta mereka sangatlah ahli.
Tapi itu justru bagus, dengan terlelapnya mereka dalam lautan cinta, maka aku akan mudah menyingkirkan kedua bocah cenguk ini ... orang akan mudah digulingkan ketika mereka sedang jatuh cinta.
"Baiklah jika begitu, aku senang kamu sudah sembuh, Yelda."
"Dan kamu, Nak!" Rowan menunjuk Haaland. "Jada keponakanku dengan baik," lanjutnya.
"Baiklah aku harus pergi, ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan. Kalian bersenang-senanglah!"
"Semoga kalian selalu dalam lindungan Tuhan," Senyum Rowan penuh makna terendam.
"Tentu saja, paman."
"Tentu saja, Lord Rowan." susuk Haaland yang kata-kata penuh penekanan.
Haaland memandang kepergian orang yang merupakan paman dari Yelda dengan raut berbeda, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Ia tak tahu apa itu tapi ia bisa merasakan akan ada hal buruk yang terjadi.
(Paman Rowan)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Ucy (ig. ucynovel)
oo ramuannya utk membuat terkilir
2023-02-26
1
𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡
haha seketika tawa mu langsung menciut lihat putri Yelda dah bisa jalan. Rowan... Rowan jangan terlalu senang makannya.
2023-02-13
1
Mega
kata siapa? Justru cinta memperkuat
2023-01-17
1