BAGIAN 12

Ketika pemuda bajingan itu kabur seperti tikus yang dikejar anjing, “Anda tidak apa-apa, Putri?” Haaland segera menghampiri Yelda yang meringuk di bawah pilar tengah menutupi badannya dengan tangan sedekap.

Yelda menatap Haaland dengan penuh rasa syukur. Gadis itu menangis tersedu-sedu dan kemudian Haaland menarik kepala Yelda mendekap ke dadanya. “Aku akan selalu melindungi Anda, Putri.

Haalad membuka jubahnya dan memakaikannya pada Sang Putri. Lalu membiarkan Yelda bersandar di pundaknya. Mereka berdua hanya diam berjam-jam sambil melihat pemandangan Galantris yang seolah berteriak minta ampunan.

“Terima kasih, Haaland.”

Haaland menoleh pada Yelda yang masih bersandar di pundaknya. Ia tersenyum, akhirnya setelah sekian lama Yelda berbicara.

“Tidak perlu berterimakasih, Putri. Sudah tugas saya untuk menjaga Anda, lagi pula saya masih berhutang budi pada Anda,” balas Haaland.

Yelda terkekeh, wajahnya sudah membaik. “Jadi kamu masih kokoh dengan pernyataanmu itu? Bahwa aku pernah menyelamatkanmu?” Yelda tertawa.

“Tentu saja, Putri.”

“Lucu sekali, padahal aku sendiri tidak ingat jika pernah menyelamatkan seseorang,” tutur Yelda yang masih sedikit tertawa.

“Aku yakin Anda ingat, tetapi Anda tidak tidak tahu jika itu adalah aku, Putri.” Haaland ikut tersenyum.

“Sudahlah jangan mengarang, Haaland.”

Tiba-tiba Haaland merubah wajahnya menjadi serius. “Jadi, kapan kita pergi ke Galantris, Putri?”

“Bagaimana jika besok malam,” jawab Yelda dengan singkat.

“Dengarkan aku, Haaland—, Saat tengah malam tiba, kamu datanglah ke dasar menara. Aku akan menunjukkanmu jalannya.” Entah kenapa rasa curiga terhadap Haaland sudah hilang, Yelda kini lebih terbuka tanpa takut Haaland itu adalah seorang penyusup, walaupun seberarnya hal itu sangat beresiko.

...****************...

“Bawa pemuda itu ke hadapanku!” Faramis memerintahkan dua pengawal bersenjata untuk menangkap Haaland.

Di samping singgasana berdirilah seorang pemuda dengan wajah lebam dan bengkak, rupanya Dominic mengadu pada Raja Faramis terkait pemuda asing yang mengaku menjadi kekasih putrinya.

Dominic hanya bisa menyembunyikan senyum senangnya dalam hati ketika mendengar perintah raja Shandor yang begitu luluh terhadapnya. Tentu saja, raja itu tidak berani menentang Texan jika ingin mendapat suntikan dana.

Rowan, paman Yelda juga ada di sana, menatap bangga pada Dominic yang sama liciknya.

...****************...

Saat Haaland dan Yelda baru saja kelaur dari pintu menara, dua orang bersenjata menghadang keduanya di bawah pohon Ek dengan sebuah tombak tajam di tangan masing-masing pengawal. Dan sebilah pedang panjang yang terselip di pinggang mereka.

Set ... !

“Apa-apaan ini!” ujar Yelda ketika mereka menyergap lengan Haaland yang juga ikut bingung. “Lepaskan Haaland!” tegasnya.

“Tidak bisa, Putri, ini perintah raja,” balas salah satu pengawal.

“Memangnya apa kesalahannya?” teriak Yelda. "Dia tidak melakukan apapun!"

Tapi dua pengawal itu tak ada yang menjawab, mereka membawa Haaland yang tidak memberontak, pemuda itu hanya menyeret kainya mengikuti tarikan pengawal dengan perasaan bingung.

Yelda mengikuti langkah mereka dengan kesal dan juga tak menegrti, mengapa mereka membawa Haaland seperti itu.

Sesampainya di balairung raja, mereka mendorong Haaland hingga berlutut di depan raja.

Bruk ... !

Haaland bangkit, ia tak mau berlutut di hadapan siapapun, apalagi ia merasa dirinya tidak bersalah.

“Ayah! Ada apa ini!” tanya Yelda dengan keras. Lalu ia melihat sosok Dominic dengan wajah mengenaskan, penuh luka berwarna biru lebam. Seketika Yelda bisa menebak apa yang terjadi.

“Ayah! Apa pemuda brengsek itu mengadu hal buruk tentang Haaland?” kata Yelda dengan nada marah.

Dominic dengan wajah lebamnya tetap menampakkan raut mengejek, ia mengankat alisnya dengan tarikan bibir ke bawah.

“Ayah! Jika ayah ingin menghukum seseorang, hukumlah orang itu!” teriak Yelda sambil mengacungkan telunjuknya ke arah Dominic.

Tapi yang namanya takut kehilangan kekuasaan tetap saja Raja Faramis tidak menghiraukan putrinya. Ia malah menyuruh penjaga untuk membawa putri ke kamarnya.

“Bawa putriku ke ruangannya!”

“Lepaskan aku!” teriak Yelda sambil meronta. “Jangan berani menyentuhku!”

Dua pengawal itu tetap patuh pada raja dan memaksa Yelda pergi ke kamarnya.

“Haaland ... !" Bahkan saat itu Yelda meneriakkan nama Haaland, berharap pemuda itu bakal melepaskannya.

Namun Haaland hanya bisa mengepalkan tangannya, memendam amarah ketika dua orang itu membawa Putri Yelda pergi.

“Kamu!” ucap Raja. “Akan lebih baik jika kamu pergi dari istana, putriku akan menikah dengan Dominic, Sang putra mahkota kerajaan Texan. Jadi kamu lebih baik jangan mengganggu hubungan keduanya.”

“Sayangnya aku tidak bisa membiarkan pemuda brengsek itu menikah dengan putri Anda, Yang Mulia,” balas Haaland yang masih berusaha untuk bersikap santun.

“Tapi kamu harus pergi! Seharusnya kamu senang saat aku tidak memenjarakanmu lagi, kerena kamu telah melukai calon pangeran Shandor. Dan seharusnya tindakanmu itu harus mendapatkan hukuman yang cukup berat.”

“Andai Anda tahu kenyataannya, orang ini berusaha mengambil kehormatan Putri Yelda dengan paksa, Yang Mulia.” Haaland memandang Dominic dengan penuh kebencian.

“Itu tidak benar!” cegat Domnic. “Justru aku melhat dia tengah berusaha mencumbui putri Anda, Yang Mulia.” Mata licik Dominic menyengat mata Haaland yang benar-benar bersih. “Tentu saja aku tidak terima dan memukul pemuda itu, tapi dia malah balik menghajarku sampai babak belur.”

Haaland hanya memandang jijik, ternyata pemuda itu benar-benar bangkai. Lebih menjijikkan dan lebih buruk daripada Galantrian yang gila saat ini.

“Apa Anda percaya dengannya, Yang Mulia?” ucap Haaland, berharap raja itu memiliki pikiran yang jernih ketika melihat sikap Yelda yang membelanya tadi.

Namun nyali raja itu benar-benar ciut, ia terhasut oleh Rowan yang entah membisikkan apa ke telinga Raja Faramis.

“Jika kamu tidak mau meninggalkan Yelda dan istana ini, maka aku akan menjebloskanmu ke penjara bawah tanah sampai kau mati membusuk di bawah sana.”

“Raja memberimu pilihan, anak muda.” Rowan berbicara dengan gayanya yang serimg menggosokkan telapak tangannya.

Suasana hening dengan penuh ketegangan,

Jika aku tidak meninggalkan istana, aku akan di penjara untuk selamanya, dan tidak mungkin bisa membantu Yelda. Aku bisa saja keluar dari penjara, sangat mudah menghancurkan jerji-jeruji tua itu. Tapi pasti akan sulit untuk menyusup ke luar.

Haaland menghirup nafasnya dalam-dalam. “Baiklah, Yang Mulia, aku akan meninggalkan istana ini.”

Rowan dan Dominic tersenyum puas mendengarnya.

Tapi itu tidak berarti aku meninggalkan Yelda, aku akan selalu ada untuknya. Aku akan mengawasi kalian semua, dan tak akan aku biarkan pria bejat itu menikahi putri.

“Jangan pernah lagi muncul di hadapan putriku! Jika sampai kamu ketahuan menemui Yelda putriku, aku tidak akan segan untuk memenggal kepalamu!” kata Faramis, nadanya bahkan tidak cocok mengucapkan kalimat itu.

“Pegawal! Bawa pemuda ini ke tempat yang jauh dari sini!” susul Rowan sambil menghempaskan tangannya. "Pastikan dia tidak tahu ke arah mana kalian membuangnya!"

Tanpa memberontak Haaland mengikuti kemanapun langkah pengawal kerajaan membawanya. Entah kemana mereka mengangkut dirinya. Dia benar-benar tidak tahu karena wajahnya ditutupi sebuah karung tebal, hanya kegelapan yang ia lihat, tapi ia bisa merasakan kereta kuda itu membawanya ke arah timur.

Terpopuler

Comments

khey

khey

pengawal kak,,

2023-01-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!