BAGIAN 3

"Halo." Yelda berdiri di depan jeruji besi, menyapa tubuh yang tengah bersandar pada dinding penjara.

Pantulan cahaya lentera yang dibawanya membuat wajahnya bagaikan sinar di tengah kegelapan.

Sosok yang termenung di dalam penjara itu bangkit. Wajahnya benar-benar dingin, ia mendekati Putri Yelda sampai-sampai jarak antara dirinya dan Putri hanyalah sebatang jeruji berdiameter 5 cm.

Senyum menggoda kembali ia tampakkan. "Selamat malam, Putri," kata Haaland.

Perasaan Yelda benar-benar tidak karuan. Ada kekaguman yang besar dalam hatinya terhadap tampang pria itu, tapi juga ada sedikit rasa takut dalam hatinya. Sorot Haaland benar-benar bisa melelehkan hati siapapun wanita.

Yelda hampir mundur untuk menjaga jaraknya dengan Haaland.

Tidak! Aku tidak akan mundur! Jika aku mundur selangkah saja, itu pasti akan membuatnya berpikir bahwa aku adalah seorang penakut dan dia bakal mengolok-olokku. Aku akan tetap berdiri di sini.

Dua pasang mata itu saling bertemu, saling bertukar energi dan perasaan.

Sayang sekali, Yelda benar-benar tidak tahan dengan tatapan itu, ia langsung mengalihkan matanya dan melangkah menuju sebuah meja kecil di dekat jeruji, lalu meletakkan lentera itu di atas permukaannya.

Sial! Ada apa denganku?

Yelda kembali menghadap Haaland, namun kini ia mencoba untuk menjaga jarak dengan laki-laki itu.

"Ada apa gerangan, Putri. Mengapa Anda pergi ke sini tengah malam, bukankah itu mungkin saja akan berbahaya bagi Anda?" Nadanya agak mengejek.

"Cih ... ! Tidak ada yang membuatku takut—" Putri mengentikan kata-katanya. Ia memicingkan mata sambil sedikit memelengkang kepala. "Siapa namamu?"

"Ngomong-ngomong, aku sudah mengatakannya, Putri, apa Anda tidak ingat?" balas Haaland. "Berarti Anda tidak secerdas dalam desas-desus yang beredar." Haaland sengaja membuat putri itu panas sehingga ia bisa melihat kemarahannya.

"Apa kau bilang?" Yelda maju mendekati Haaland dengan kesal, kini hidung mereka hampir bersentuhan.

Ayolah, ini yang aku mau ... . Aku ingin terus dekat denganmu seperti ini, Putri. Aku benar-benar ingin melindungimu. Aku ingin sekali menghancurkan besi-besi penghalang ini.

Ia menggenggam jeruji itu dengan kuat.

Haaland sedikit tertawa. "Namaku Haaland, Yang Mulia." Haaland tersenyum sangat manis saat itu.

Yelda membuang muka begitu saja. "Lupakan saja! Aku tidak ingin berdebat sekarang ini."

"Aku ingin minta bantuanmu, Haaland." Benar-benar keputusan yang berat bagi Yelda. Dia benar-benar mengorbankan harga dirinya saat ini.

Ketika mendengar itu, Haaland menegakkan kepalanya dan tersenyum senang. "Apapun itu, Putri." Ia membungkuk layaknya penghormatan kepada para bangsawan.

Yelda tidak menghiraukan senyuman Haaland. "Aku akan memberimu kebebasan, tapi kau harus membantuku."

"Katakan apa yang harus saya lakukan," ujar Haaland yang tak sabar.

Yelda menghentakkan nafasnya dan berbicara dengan pelan. "Aku ingin kamu berpura-pura menjadi pasanganku. Aku akan katakan apapun pada ayah agar dia membebaskanmu."

Haaland tersentak. "Apa ... ? Apa aku tidak salah dengar, Putri."

Yelda berbisik, "dengar." Putri itu celingukan ke sana kemari untuk memastikan tidak ada yang mendengar percakapan mereka.

"Ayahku— dia ingin menjodohkanku dengan seorang pangeran dari Texan, dan itu semata-mata hanyalah pernikahan politik untuk menyelamatkan Shandor."

Haaland memiringkan kepalanya. Apa! Tentu aku tidak akan membiarkan Yelda menikahi pria brengsek itu.

"Tapi kamu jangan berpikir buruk dulu, aku bukannya egois dan tidak mau membantu kerajaan. Tapi aku tidak yakin dengan pangeran Texan, aku pernah dengar desas-desus bahwa kelakuannya sangat buruk, dia itu peminum berat!" lanjut Yelda.

Haaland menyilangkan tangan pada diafragmanya. "Tapi ayahnya, Raja Texan itu adalah raja yang baik sejauh ini, negara itu masih stabil dan tidak terpengaruh apapun setelah Galantris runtuh. Jadi kurasa, kenapa tidak—"

"Jadi kamu menyuruhku untuk menikah dengan seorang bajingan yang telah banyak meniduri wanita-wanita ****** dari seluruh penjuru dunia?!" Wajah Putri Yelda merah padam. "Gila kamu!"

"Tentu saja—" balas Haaland, namun kata-katanya sudah dipotong terlebih dahulu oleh ocehan Yelda.

"Apa kamu bilang? Tentu saja?" Yelda kini benar-benar kesal dengan pria berambut pirang itu. "Seluruh dunia pun tahu keburukannya! Bagaimana bisa aku menghancurkan reputasi negaraku sendiri hanya demi kekayaan! Aku yakin aku bisa membuat negara ini tidak bergantung pada siapapun!"

"Saya belum selesai bicara, Putri." Haaland mengela nafasnya dalam-dalam. "Saya tadi hanya akan bilang, tentu saja tidak, tapi Anda sudah memotong kata-kataku."

"Lalu?" Tanya Yelda.

Haaland mengangguk tipis dan kemudian berkata, "baiklah, saya akan membantu, Anda. Seperti yang saya bilang— saya akan membalas budi pada Putri kapanpun Anda mau."

"Cih ... . Ternyata kamu masih memegang kata-kata tipuanmu itu." Yelda meringis sinis. "Tapi tidak masalah, kamu akan bebas besok, apapun caranya! Aku akan membuatmu keluar dari penjara ini. Tapi seperti yang aku katakan, kamu harus membantuku."

"Tentu," Haaland memberikan senyuman paling manis saat itu.

Yelda memandang wajah itu dengan kesal. "Bisakah kamu tidak usah tersenyum terus-terusan?! Aku muak melihatnya!"

Dia kembali meninggalkan Haaland dalam kegelapan dan kepekatan ruang bawah tanah itu, hanya lentera yang tadi dibawanya saja yang menerangi sedikit ruang di sekitar jeruji Haaland.

"Putri! Lenteramu ... ," ujar Haaland. Namun Yelda sudah jauh darinya sehingga mungkin saja putri itu tidak mendengar.

Putri Yelda memang sengaja meninggalkan lentera itu, ia tidak tega meninggalkan seseorang dalam kegelapan, apalagi di ruangan seperti itu.

...

Srekk ...

Paginya dua orang penjaga mengeluarkan Haaland dari penjara itu, lalu membawanya menuju hadapan Raja Faramis.

Sungguh hal yang paling nikmat saat Haaland tiba di ruang dasar. Udara berhembus dari semua arah. Menyegarkan kembali paru-parunya yang selama ini selalu merasa pengap dengan udara bawah tanah.

"Astaga, kekasihku ... ," Yelda mulai bertingkah, ia menghampiri Haaland yang lemah karena luka cambukan dan kelaparan.

Bagus sekali akting gadis itu ...

"Maafkan aku, aku benar-benar tidak tahu jika akhirnya akan menjadi seperti ini," lanjut Yelda dengan suara dramatis.

Ia membelai wajah Haaland dengan lembut. "Maafkan aku, karena aku telah membuatmu terluka."

Haaland menikmati setiap sentuhan tangan Yelda di wajahnya, walaupun itu hanya sebatas akting, tapi pemuda itu benar-benar menikmatinya.

Keempat mata saling bertemu, lagi-lagi Haaland menyunggingkan senyumnya.

Di lain sisi, Yelda benar-benar terpaksa melakukan hal dramatis itu. Ia hanya perlu meyakinkan ayahnya agar membebaskan Haaland. Dia benar-benar telah mempertaruhkan rasa malunya.

"Baiklah, aku beri kalian waktu satu bulan untuk membuktikan bahwa kalian bisa menyelamatkan Shandor." Raja mengalihkan pandangan kepada putrinya. "Dan jika kalian tidak berhasil ... ."

"Maka kamu harus terpaksa menikah dengan pangeran Texan."

Haaland memandang tajam pada raja itu. Bagaimanapun ia tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Dirinya telah jatuh cinta—

Terpopuler

Comments

Winterozez

Winterozez

Cieee

2023-02-23

0

Winterozez

Winterozez

Yelda tipe tsundere

2023-02-23

0

Ucy (ig. ucynovel)

Ucy (ig. ucynovel)

hmm semakin menarik thor 👍

2023-02-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!