MALAIKAT KECILKU YANG HILANG
" Pa, jam berapa kita besok berangkat, ke kota tempat papa kerja nanti?", tanya seorang perempuan muda yg cantik yg sedang menggendong seorang anak laki-laki yang sangat menggemaskan.
"Mungkin kita berangkat dari rumah sekitar jam 8 pagi ma, soalnya kapal yang akan kita naiki nanti berangkat sekitar jam 1 siang", ucap seorang laki-laki yang sedang mengemasi alat-alat kerjanya yang akan di bawa serta ketempat kerjanya yang baru nanti.
"Kenapa kita pakai kapal air sih pa kesannya? kenapa Ndak pakai pesawat aja, emangnya Ndak ada pesawat yang menuju kesana ya pa?" tanya wanita itu kembali pada suaminya.
"Ada tapi bos minta kita pakai kapal air kesannya karena ada hal lain yg perlu papa amati juga diperjalanan menuju pulau itu", jawab suaminya sambil terus mengemasi barang-barangnya."
"Pa, kenapa perasaan mama Ndak enak ya, dengan keberangkatan kita ini?, semacam akan ada sesuatu hal buruk yang akan terjadi" wanita itu berucap sambil duduk di kursi kayu yang ada di ruangan itu sambil menurunkan anaknya dari gendongannya.
"Ma, mama, kita mau mana ma?" celoteh anak yang sedang asik dengan mainannya, anak yg saat ini baru berusia 3,5 tahun itu bukan seperti anak balita pada umumnya, dia memiliki kecerdasan di atas rata-rata anak seusianya, bahkan di usianya yang masih balita dia sering membuat seluruh keluarganya takjub dengan penemuan-penemuan yang di ciptakan ya, entah dia mempunyai kecerdasan seperti itu dari mana.
"Kita mau pergi jauh dari sini sayang, papa di tugaskan di luar pulau jadi kita harus pindah dari sini, Rio mau kan?" ibunya bertanya dengan lembut pada anak balita itu
"Iya ma tentu saja Rio mau, siapa tau di sana nanti Rio dapat mainan baru" oceh nya dengan riang. "Pa,papa udah selesai mengemasi semua alat kerja papa? tanya anak itu pada papanya
"Udah sayang, tapi ada yang tidak papa bawa karena ukurannya yang terlalu besar" jawab papanya
"Tunggu ya pa sebentar, tadi malam Rio buat mainan" sambil berlari menuju kamarnya, ya!, Rio, walaupun dia masih balita tapi dia minta tidur dengan kamar terpisah dari kedua orang tuanya, di situlah dia sibuk dengan dunianya sendiri, tidak begitu lama diapun keluar dengan membawa mainan yang dia maksudkan, lalu dia menyerahkan mainan itu pada papanya " ini pa"
"Apa ini sayang? papanya heran dengan benda yang anaknya berikan, karena benda itu mirip seperti koper tapi ukurannya sangat kecil sekitar 5x5 cm
"Papa letakkan saja itu di lantai, lalu letakkan tangan papa di atasnya" Rio menjelaskan pada papanya cara mengaktifkan benda itu, dan benar saja setelah benda itu diletakkan di lantai dan tangan papanya di letakkan di atasnya benda itu mengeluarkan sinar dan benda itu berubah menjadi lebih besar, kedua orang tuanya pun sangat terkejut.
"Mana mungkin bisa seperti ini,?" papa sama mamanya heran serasa tidak percaya dengan kenyataan yg di buat sama anak nya itu, walaupun itu bukanlah yang baru pertama kali di lakukan oleh sang anak.
"Papa bisa masukkan alat-alat kerja papa ke dalam koper ini, koper ini udah aku aktifkan sidik jari papa, mama sama sidik jari aku untuk berjaga-jaga kedepannya nanti" tutur Rio menjelaskan layaknya orang dewasa.
"Jadi maksud kamu, ini yg bisa mengaktifkan cuma mama, papa , Sama kamu aja sayang?" tanya sang mama
"Iya mama benar, dan ini lagi pa, ikat pinggang ini papa juga bisa gunakan untuk menaruh koper itu nanti jadi orang tidak akan ada yang tau apa yang papa bawa" sambil menyerahkan ikat pinggang itu sama papanya
"Tapi sayang, ini barang-barang papa besar-besar semua mana muat koper ini sayang?" papanya bertanya dengan heran, masak koper yang besarnya tidak seberapa itu sama anaknya di suruh mengisi dengan barang-barang kerja dia.
"Pa, jangankan barang-barang papa, rumah ini saja kalau mau papa bawa papa bisa masukkan kedalam koper itu asalkan papa bisa ngangkat rumah ini" jawab Rio menjelaskan sama papanya.
"Mana mungkin sayang...., kamu itu ada-ada saja" ucap papanya tak percaya
" Mungkin aja pa, tidak ada yang tidak mungkin, sini papa sama mama Rio kasih tau caranya, papa sentuh tombol putih disitu nanti akan muncul pilihan dari angka-angka yang udah Rio atur, kalo papa ingin memasukkan barang yang ukurannya lebih besar dari tempat ini papa pilih skala berapa yang mau papa pilih karena itu akan memperkecil semua benda yg masuk kedalamnya, dan untuk meringankan benda itu papa tombol warna biru muda, coba pa, lalu papa ambil koper papa yang paling besar dan masukkan kedalam sini"
Akhirnya papanya mencoba yg di katakan anaknya dia memilih skala ke angka 0,01, lalu diambilnya koper yg berukuran paling besar lalu meletakkannya di atas koper itu, tanpa diduga koper yang berukuran lebih besar itu setelah ada diatas koper yg diberikan anaknya berubah lebih kecil dan hanya berukuran beberapa Mili, mereka berdua sangat terkejut sekaligus bangga dan kagum dengan keahlian anaknya.
"Bagaimana kamu bisa membuat benda seperti ini sayang?" tanya mamanya
"Rio juga Ndak tau ma, tapi pa jangan sampai rekan kerja papa ada yang tau soal ini dan nanti saat di perjalanan jangan pernah papa melepas ikat pinggang papa ini, sekarang papa bisa memasukkan barang-barang penting papa di sini, hati- hati dengan kawan kerja papa, dan ini untuk Ama ini ikat pinggangnya kalau udah selesai kasih tau Rio nanti Rio kasih tau cara menutup koper ini, sekarang Rio mau mengemas barang-barang Rio. sambil berlalu ke kamarnya.
"Pa, itu beneran anak kita apa bukan sih pa?, kok dia jadi sepintar itu?, tanya wanita itu pada suaminya
"Entahlah ma papa pun heran pada anak kita itu siapa yang di turun sama dia, perasaan otak papa ya cuma pas-pasan aja, tapi kita harus bersyukur ma" ucap suaminya sambil tersenyum pada istrinya. "udah sekarang kita berkemas aja biar cepat selesai"
"Iya pa" balas wanita itu lalu berlalu ke kamarnya dan mengemas semua yg dia butuhkan untuk nanti di sana, tapi setelah semua di kemas koper itu masih banyak tempat yang kosong dia bingung mau di isi apa lagi akhirnya dia berlalu menuju kamar anaknya.
"Sayang mama udah selesai berkemas, tapi dalam koper nya masih banyak yang kosong mau di isi apa lagi ya? dia menghampiri anaknya yang juga baru selesai berkemas
"Yakin mama udah selesai semua mengemas barang mama Ndak ada lagi yang mau mama bawa?, tanya Rio pada mamanya sambil keluar kamarnya dan menuju ke kamar mamanya.
"Iya sayang udah semua mama kemas" ucap mamanya
"bagai mana dengan almari pakaian mama dan barang-barang Yanga ada di kamar mama ini apa mama Ndak mau membawanya? tanya Rio dengan santai
"tapi gimana mama mau memasukkannya mama kan Ndak bisa ngangkat barangnya sendiri itu kan besar sayang" ucap mamanya dengan lembut.
" Sini ma, mama lihat tombol yang ada tanda lebih kecil ini, coba mama arahkan koper mama pada benda-benda yang mau mama bawa dan tombol tanda itu" setelah menjelaskan semuanya pada mamanya Rio pun berlalu dari kamar mamanya dan pergi ke tempat papanya berkemas, di sana pun Rio menjelaskan semua pada papanya tentang koper itu sampai cara menutup dan menyatukannya dengan ikat pinggangnya.
Akhirnya mereka selesai berkemas, karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah 7 malam akhirnya mereka sepakat untuk makan malam di luar, karena di rumah belum ada makanan untuk di hidangkan karena mereka sibuk berkemas.
"Pa, kita beli koper lagi ya?!, pinta Rio pada papanya
"Untuk apalagi kita beli koper sayang?" tanya papanya dengan heran karena barang-barang mereka sudah masuk semua dalam koper yang ada dalam ikat pinggang mereka masing-masing.
Lalu Rio pun membisikkan pada papanya sesuatu alasan kenapa dia meminta supaya membeli koper lagi, papanya pun hanya bisa manggut-manggut mengerti, akhirnya selesai makan mereka pergi kesebuah swalayan untuk membeli koper.
...****************...
Ya, mereka adalah keluarga kecil yang bahagia hidup sederhana, tanpa ada tuntutan apapun dari manapun terkecuali dari perusahaan dimana Andrian bekerja. Andrian merupakan karyawan muda yang berbakat dan terkenal jenius, sehingga ada beberapa rekan kerjanya yang tidak menyukainya dan meng hasut bos mereka kala ada proyek di luar pulau yang perlu di tangani maka kawannya itu menyarankan supaya yang Andrian di utus kesana, dan akhirnya bos nya pun setuju.
Andrian Abraham, merupakan kepala rumah tangga yang mempunyai istri muda dan cantik bernama Kiara Maulia, dan seorang putra tampan yang dia beri nama Mario putra Abraham yang biasa di panggil Rio.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments