" Pa, jam berapa kita besok berangkat, ke kota tempat papa kerja nanti?", tanya seorang perempuan muda yg cantik yg sedang menggendong seorang anak laki-laki yang sangat menggemaskan.
"Mungkin kita berangkat dari rumah sekitar jam 8 pagi ma, soalnya kapal yang akan kita naiki nanti berangkat sekitar jam 1 siang", ucap seorang laki-laki yang sedang mengemasi alat-alat kerjanya yang akan di bawa serta ketempat kerjanya yang baru nanti.
"Kenapa kita pakai kapal air sih pa kesannya? kenapa Ndak pakai pesawat aja, emangnya Ndak ada pesawat yang menuju kesana ya pa?" tanya wanita itu kembali pada suaminya.
"Ada tapi bos minta kita pakai kapal air kesannya karena ada hal lain yg perlu papa amati juga diperjalanan menuju pulau itu", jawab suaminya sambil terus mengemasi barang-barangnya."
"Pa, kenapa perasaan mama Ndak enak ya, dengan keberangkatan kita ini?, semacam akan ada sesuatu hal buruk yang akan terjadi" wanita itu berucap sambil duduk di kursi kayu yang ada di ruangan itu sambil menurunkan anaknya dari gendongannya.
"Ma, mama, kita mau mana ma?" celoteh anak yang sedang asik dengan mainannya, anak yg saat ini baru berusia 3,5 tahun itu bukan seperti anak balita pada umumnya, dia memiliki kecerdasan di atas rata-rata anak seusianya, bahkan di usianya yang masih balita dia sering membuat seluruh keluarganya takjub dengan penemuan-penemuan yang di ciptakan ya, entah dia mempunyai kecerdasan seperti itu dari mana.
"Kita mau pergi jauh dari sini sayang, papa di tugaskan di luar pulau jadi kita harus pindah dari sini, Rio mau kan?" ibunya bertanya dengan lembut pada anak balita itu
"Iya ma tentu saja Rio mau, siapa tau di sana nanti Rio dapat mainan baru" oceh nya dengan riang. "Pa,papa udah selesai mengemasi semua alat kerja papa? tanya anak itu pada papanya
"Udah sayang, tapi ada yang tidak papa bawa karena ukurannya yang terlalu besar" jawab papanya
"Tunggu ya pa sebentar, tadi malam Rio buat mainan" sambil berlari menuju kamarnya, ya!, Rio, walaupun dia masih balita tapi dia minta tidur dengan kamar terpisah dari kedua orang tuanya, di situlah dia sibuk dengan dunianya sendiri, tidak begitu lama diapun keluar dengan membawa mainan yang dia maksudkan, lalu dia menyerahkan mainan itu pada papanya " ini pa"
"Apa ini sayang? papanya heran dengan benda yang anaknya berikan, karena benda itu mirip seperti koper tapi ukurannya sangat kecil sekitar 5x5 cm
"Papa letakkan saja itu di lantai, lalu letakkan tangan papa di atasnya" Rio menjelaskan pada papanya cara mengaktifkan benda itu, dan benar saja setelah benda itu diletakkan di lantai dan tangan papanya di letakkan di atasnya benda itu mengeluarkan sinar dan benda itu berubah menjadi lebih besar, kedua orang tuanya pun sangat terkejut.
"Mana mungkin bisa seperti ini,?" papa sama mamanya heran serasa tidak percaya dengan kenyataan yg di buat sama anak nya itu, walaupun itu bukanlah yang baru pertama kali di lakukan oleh sang anak.
"Papa bisa masukkan alat-alat kerja papa ke dalam koper ini, koper ini udah aku aktifkan sidik jari papa, mama sama sidik jari aku untuk berjaga-jaga kedepannya nanti" tutur Rio menjelaskan layaknya orang dewasa.
"Jadi maksud kamu, ini yg bisa mengaktifkan cuma mama, papa , Sama kamu aja sayang?" tanya sang mama
"Iya mama benar, dan ini lagi pa, ikat pinggang ini papa juga bisa gunakan untuk menaruh koper itu nanti jadi orang tidak akan ada yang tau apa yang papa bawa" sambil menyerahkan ikat pinggang itu sama papanya
"Tapi sayang, ini barang-barang papa besar-besar semua mana muat koper ini sayang?" papanya bertanya dengan heran, masak koper yang besarnya tidak seberapa itu sama anaknya di suruh mengisi dengan barang-barang kerja dia.
"Pa, jangankan barang-barang papa, rumah ini saja kalau mau papa bawa papa bisa masukkan kedalam koper itu asalkan papa bisa ngangkat rumah ini" jawab Rio menjelaskan sama papanya.
"Mana mungkin sayang...., kamu itu ada-ada saja" ucap papanya tak percaya
" Mungkin aja pa, tidak ada yang tidak mungkin, sini papa sama mama Rio kasih tau caranya, papa sentuh tombol putih disitu nanti akan muncul pilihan dari angka-angka yang udah Rio atur, kalo papa ingin memasukkan barang yang ukurannya lebih besar dari tempat ini papa pilih skala berapa yang mau papa pilih karena itu akan memperkecil semua benda yg masuk kedalamnya, dan untuk meringankan benda itu papa tombol warna biru muda, coba pa, lalu papa ambil koper papa yang paling besar dan masukkan kedalam sini"
Akhirnya papanya mencoba yg di katakan anaknya dia memilih skala ke angka 0,01, lalu diambilnya koper yg berukuran paling besar lalu meletakkannya di atas koper itu, tanpa diduga koper yang berukuran lebih besar itu setelah ada diatas koper yg diberikan anaknya berubah lebih kecil dan hanya berukuran beberapa Mili, mereka berdua sangat terkejut sekaligus bangga dan kagum dengan keahlian anaknya.
"Bagaimana kamu bisa membuat benda seperti ini sayang?" tanya mamanya
"Rio juga Ndak tau ma, tapi pa jangan sampai rekan kerja papa ada yang tau soal ini dan nanti saat di perjalanan jangan pernah papa melepas ikat pinggang papa ini, sekarang papa bisa memasukkan barang-barang penting papa di sini, hati- hati dengan kawan kerja papa, dan ini untuk Ama ini ikat pinggangnya kalau udah selesai kasih tau Rio nanti Rio kasih tau cara menutup koper ini, sekarang Rio mau mengemas barang-barang Rio. sambil berlalu ke kamarnya.
"Pa, itu beneran anak kita apa bukan sih pa?, kok dia jadi sepintar itu?, tanya wanita itu pada suaminya
"Entahlah ma papa pun heran pada anak kita itu siapa yang di turun sama dia, perasaan otak papa ya cuma pas-pasan aja, tapi kita harus bersyukur ma" ucap suaminya sambil tersenyum pada istrinya. "udah sekarang kita berkemas aja biar cepat selesai"
"Iya pa" balas wanita itu lalu berlalu ke kamarnya dan mengemas semua yg dia butuhkan untuk nanti di sana, tapi setelah semua di kemas koper itu masih banyak tempat yang kosong dia bingung mau di isi apa lagi akhirnya dia berlalu menuju kamar anaknya.
"Sayang mama udah selesai berkemas, tapi dalam koper nya masih banyak yang kosong mau di isi apa lagi ya? dia menghampiri anaknya yang juga baru selesai berkemas
"Yakin mama udah selesai semua mengemas barang mama Ndak ada lagi yang mau mama bawa?, tanya Rio pada mamanya sambil keluar kamarnya dan menuju ke kamar mamanya.
"Iya sayang udah semua mama kemas" ucap mamanya
"bagai mana dengan almari pakaian mama dan barang-barang Yanga ada di kamar mama ini apa mama Ndak mau membawanya? tanya Rio dengan santai
"tapi gimana mama mau memasukkannya mama kan Ndak bisa ngangkat barangnya sendiri itu kan besar sayang" ucap mamanya dengan lembut.
" Sini ma, mama lihat tombol yang ada tanda lebih kecil ini, coba mama arahkan koper mama pada benda-benda yang mau mama bawa dan tombol tanda itu" setelah menjelaskan semuanya pada mamanya Rio pun berlalu dari kamar mamanya dan pergi ke tempat papanya berkemas, di sana pun Rio menjelaskan semua pada papanya tentang koper itu sampai cara menutup dan menyatukannya dengan ikat pinggangnya.
Akhirnya mereka selesai berkemas, karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah 7 malam akhirnya mereka sepakat untuk makan malam di luar, karena di rumah belum ada makanan untuk di hidangkan karena mereka sibuk berkemas.
"Pa, kita beli koper lagi ya?!, pinta Rio pada papanya
"Untuk apalagi kita beli koper sayang?" tanya papanya dengan heran karena barang-barang mereka sudah masuk semua dalam koper yang ada dalam ikat pinggang mereka masing-masing.
Lalu Rio pun membisikkan pada papanya sesuatu alasan kenapa dia meminta supaya membeli koper lagi, papanya pun hanya bisa manggut-manggut mengerti, akhirnya selesai makan mereka pergi kesebuah swalayan untuk membeli koper.
...****************...
Ya, mereka adalah keluarga kecil yang bahagia hidup sederhana, tanpa ada tuntutan apapun dari manapun terkecuali dari perusahaan dimana Andrian bekerja. Andrian merupakan karyawan muda yang berbakat dan terkenal jenius, sehingga ada beberapa rekan kerjanya yang tidak menyukainya dan meng hasut bos mereka kala ada proyek di luar pulau yang perlu di tangani maka kawannya itu menyarankan supaya yang Andrian di utus kesana, dan akhirnya bos nya pun setuju.
Andrian Abraham, merupakan kepala rumah tangga yang mempunyai istri muda dan cantik bernama Kiara Maulia, dan seorang putra tampan yang dia beri nama Mario putra Abraham yang biasa di panggil Rio.
Waktu pun dengan cepat berlalu, saat ini sudah menunjukkan pukul 07:30 waktu setempat, Andrian dan keluarga sudah bersiap-siap untuk berangkat menuju pelabuhan dimana di sana nantinya sudah ada kapal laut yang akan membawa dia dan keluarganya menuju pulau baru,.
"Udah siap semuanya?" tanya Andrian pada anak dan istrinya sambil memasukkan koper yang akan mereka bawa kedalam mobilnya.
"Udah pa", jawab sang istri sambil mendekat kearah mobil sambil menggandeng tangan anaknya.
Kini Andrian beserta anak dan istrinya sudah siap di dalam mobil, mereka bersiap untuk berangkat menuju pelabuhan namun tiba-tiba Rio menghentikan papanya yang baru saja akan menyalakan mobil.
"Tunggu pa" ucap Rio pada papanya
"Ada apa nak?" Andrian merasa heran dengan sikap anaknya yang tiba-tiba menghentikannya
"Ini untuk papa, dan yang ini untuk mama," Rio menyerahkan benda kecil yang berbentuk bulat sebesar kelereng tetapi ada rantai yang yang mengikatnya dan seperti ada sebuah tombol yang ada di sana.
"Ini apa sayang?" Andrian heran saat menerima benda itu
"Itu untuk jaga-jaga nanti pa, aku takut sesuatu akan terjadi di perjalanan kita nanti, karena kemarin mama bilang merasakan hal yang menurut mama aneh dan tidak wajar, makanya aku membuat itu, nanti jika terjadi sesuatu di laut mama sama papa tinggal pencet tombol yang ada di situ" sambil menunjuk kearah benda kecil itu "nanti pun mama sama papa tau fungsinya untuk apa, tidak perlu di jelaskan sekarang karena sekarang sudah siang ayo kita berangkat, dan barang itu mama sama papa kaitkan di ikat pinggang mama sama papa seperti ini" dia menunjukkan pada mama dan papanya cara menyimpan barang itu seperti yang saat ini dia pakai.
Akhirnya merekapun berangkat menuju pelabuhan, perlu waktu yang lumayan lama juga mereka untuk sampai di pelabuhan tersebut sekitar 2,5 jam mereka tempuh di perjalanan dan akhirnya mereka sampai juga di pelabuhan dan Andrian pun memarkir mobilnya di tempat parkir yang sepi.
"Pa, apa papa akan membiarkan mobil papa di sini?" tanya Rio pada sang papa
"Ya kalo tidak di taruh sini lalau mau di taruh mana?" tanya Andrian bingung
"Emangnya papa tidak ingin membawanya sekalian"? tanya Rio pada papanya
"Gimana cara bawanya sayang mobilnya kan besar papa lupa dengan koper yang aku berikan kemarin dan bagai mana menggunakannya?" Rio mengingatkan papanya tentang koper yang pernah dia berikan pada papanya kemarin
Saat itu juga Andrian langsung menepuk keningnya " Ya kamu benar sayang sampai lupa papa makasih y udah meng ingatkan papa jadi kita nanti tidak perlu boros beli mobil lagi di sana." ucap Andrian dengan semangat.
Kemudian Andrian mengeluarkan barang-barang yang ada di dalam mobil, setelah semua sudah berhasil di keluarkan Andrian lalu mengambil koper yang ada di ikat pinggangnya dan melakukan sesuai dengan yang udah di ajarkan sama Rio kemarin, akhirnya merekapun selesai dan berjalan dengan membawa 3 koper mereka yang entah apa isinya karena barang-barang penting mereka semua ada di dalam koper ajaib yang di ciptakan oleh anaknya itu.
Sesampainya di pelabuhan Andrian mencari-cari kapal mana yang akan mereka tumpangi karena di sana tidak terlihat kapal penumpang yang besar seperti pada umumnya, karena disana hanya terdapat beberapa kapal pesiar.
Di saat Andrian tengah mencari-cari kapal yang akan membawa mereka tanpa sengaja dia melihat sosok yang sudah di kenal dengan baik sedang turun dari salah satu kapal pesiar itu lalu dia menghampiri laki-laki itu.
"Pak Antok" sapa Andrian pada laki-laki itu yang ternyata adalah pak Antok rekan kerjanya.
"E..h..h..h pak Andrian, rupanya sudah datang ya?" orang yang bernama Antok itupun mendekati Andrian dan menjabat tangan Andrian.
"Pak Antok kok ada di sini, sedang apa pak apa bapak juga di tugaskan bos untuk ikut bersama saya ke tempat proyek itu?" tanya Andrian
"Tidak pak, saya kesini memang disuruh bos, tapi bukan untuk ikut bapak. Melainkan untuk menyiapkan kapal yang kan bapak tumpangi nanti, dan itu kapalnya udah saya siapkan ya walaupun tidak terlalu besar tapi saya rasa cukup untuk keluarga bapak melakukan perjalanan dan penelitian diperjalanan bapak nantinya, karena di sana nanti hanya ada bapak dan 5 kru kapal, mari pak saya antar supaya bapak sama keluarga bisa istirahat di dalam kapal."
Mereka ber 4 pun berjalan menuju kapal yang sudah di siapkan tersebut, sebuah kapal pesiar yang tidak terlalu besar tapi cukup untuk 3 keluarga untuk berlibur menggunakannya.
"Nah ini kapal yang akan mengantar bapak dan sekeluarga menuju tempat proyek yang sedang perusahaan kita jamankan saat ini pak Andrian", ucap laki-laki yang bernama Antok itu.
"Baik pak terimakasih kalo begitu, pak Antok, maaf apakah bapak pernah ketempat proyek ini akan di bangun nanti?" tanya Andrian pada Antok
"Terus terang saya juga belum pernah kesana pak, maaf pak saya dari tadi mau bertanya pada bapak, apakah bapak hanya membawa bawaan di koper-koper tadi dan tidak ada yang lain?" sambil celingak-celinguk seperti mencari sesuatu.
"Ah sebenarnya..", tiba-tiba Andrian ingat pesan anaknya kalo jangan sampai ada yg tau tentang benda-benda yang ada pada mereka saat ini.
"Sebenarnya apa pak? apakah ada sesuatu?" tanya Antok pada Andrian.
"Oh tidak pak, sebenarnya ya memang hanya itu yg kami bawa, saya rasa itu semuapun udah cukup untuk kami." jawab Andrian dengan hati-hati
"Lalu alat-alat kerja bapak, bapak tidak bawa?"
tanya Antok lagi kepada Andrian seakan ingi tau lebih banyak yang Andrian bawa saat ini.
"Ada pak, alat kerja saya ada di dalam koper yang saya bawa tadi, ada apa ya pak sepertinya ada yg bapak sembunyikan dari saya?"
Mendengar pertanyaan yang Andrian ucapakan barusan Antok merasa agak terkejut dan kebingungan untuk menjawab.
"Bub, bukan beguti pak maksud saya, karena bapak mau ketempat baru kok bawaan bapak cuma sedikit, biasanya orang-orang kalo mau bepergian jauh maka mereka akan membawa banyak barang, ya begitu pakaksud saya." Antok berusaha menjelaskan walau agak gugup.
...****************...
Waktu pun berjalan dengan cepat, saat ini mereka sudah berada di tengah lau yang luas dan waktu sudah menunjukkan pukul 21,30 waktu setempat Andrian dan keluarganya barusaja selesai jalan-jalan keliling kapal tersebut malam yang begitu gelap,tak tampak sedikitpun adanya cahaya di sekitar mereka kecuali lampu yang berasal dari kapal mereka, mereka bermaksud menuju anjungan kapal namun mereka dikejudkan dengan suara spetboot yang terdengar dari sebelah samping mereka saat ini berada, dan benar saja saat mereka memeriksanya ternyata sebuah spetboot yang melaju meninggalkan kapal yang mereka tumpangi saat ini dan anehnya mereka yang ada di dalam spetboot itu ada 5 orang kan mereka semua adalah para kru kapal yang saat ini Andrian dan keluarganya tumpangi, lalau.... siapa yang mengendalikan kapal?.
Andrianpun lalu lari kearah kemudi untuk melihat siapa yang sedang mengemudikan kapal itu, dan sampainya disana betapa terkejutnya Andrian saat tau kalau kapal yang mereka tumpangi saat ini tidak ada yang mengendalikan, Andrian merasa panik.
"Ada apa pa?" tiba istri dan anaknya muncul mengagetkan Andrian.
"Ini ma" Andrian merasa panik dan tidak tau harus menjawab apa
"Papa tidak usah panik, aku rasa saat ini sudah waktunya kita menggunakan bola kecil ini mungkin kita akan berpisah sementara waktu karena lontaran yang akan di hasilkan oleh bola kecil ini Rio tidak tau akan sejauh mana tapi, mama sama papa tidak perlu khawatir karena Rio akan melacak keberadaan mama sama papa mamati" ucap Rio menjelaskan
"Tapi sayang" belum sempat Andrian menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Rio menunjuk kedepan kapal mereka.
"sekarang tekan bola kecil itu ma ,pa!" mereka serempak menekan bola kecil yang ada di ikat pinggang mereka masing-masing, saat itu juga tubuh mereka terhempas jauh dan terpisah dengan yang lainnya, dan bersamaan dengan itu pula kapal yang mereka tumpangi menabrak sebuah batu yang cukup besar dan kapal tersebut langsung meledak hancur berkeping-keping
Setelah kejadian itu mereka bertiga pun terpisah, saat mereka sadar mereka heran dengan keberadaan mereka saat ini karena mereka berada di sebuah ruangan yang berbentuk bulat dan banyak terdapat alat alat-alat di dalamnya dan juga terdapat beberapa ruangan entah apa yang ada di dalam ruangan itu, terutama Andrian dan istrinya tiba-tiba sebuah monitor di ruangan itu menyala dan ada panggilan dari sana lalu monitor itu menampilkan sosok seorang anak .
"Pa, ma, apa papa sama mama baik-baik saja di sana? suara Rio menggema di sana. tanpa pikir panjang lagi Andrian dan istrinya langsung mendekati layar monitor itu secara bersamaan walaupun mereka berada di tempat yang berbeda.
"Iya nak kami baik-baik saja, bagaimana dengan keadaanmu saat ini? tanya Andrian dan istrinya
"Rio baik-baik saja pa, ma, sekarang mama sama papa tekan tombol yang ber Warma merah di bawah monitor ini pa, ma supaya aku bisa melacak dan menampilkan keberadaan kita" pinta Rio sama mama dan papanya.
Akhirnya mereka melakukan yang Rio katakan dan saat itu juga muncul di layar monitor di mana keberadaan mereka masing-masing dan ternyata yang membuat mereka tercengang keberadaan Rio merupakan paling jau diantara mereka
" Baik pa, ma, sekarang kita sudah tau lokasi kita masing-masing mama sama papa bisa lihat di sebelah Utara kita berada saat ini ada sebuah pulau yang lumayan besar tapi nampaknya pulau itu kosong tak berpenghuni kita bisa mencoba mengarahkan bola yg kita ini ke sana" Rio berusaha menjelaskan semuanya pada mama dan papanya dan dengan arahan Rio merekapun perlahan menuju pulau itu walaupun jarak yang mereka tempuh bukanlah jarak yang dekat.
...****************...
Saat ini tak terasa mereka sudah 3 hari di dalam bola itu, tapi apakah mereka tidak merasa lapar selama tiga hari berada di dalam bola itu tentu saja tidak , karena sebelum berangkat mereka sudah menyiapkan beraneka makanan siap saji di dalam koper yg sebelumnya Rio berikan pada mereka dan ternyata fasilitas di dalam bola itu sudah sangat lengkap dari kamar tidur, kamar mandi, dapur, air bersih semua sudah ada hanya saja untuk air bersih mereka harus berhemat karena mereka tidak tau sampai berapa lama mereka akan ada dalam bola itu.
Tiba-tiba bola yang di tumpangi istrinya Andrian berhenti dan tidak mau bergerak, lagi merasakan hal itu istri Andrian merasa panik lalu dia cepat-cepat menghubungi anak dan suaminya.
"Tunggu ma Rio cek dulu ada masalah apa sebenarnya dengan bola ma" setelah beberapa saat terdiam Rio pun bersuara kembali " mama tidak usah khawatir ternyata mama telah sampai lebih cepat dari perkiraan, mama bisa buka bola itu dengan memencet tombol merah yang ada di dinding 2 meter di sebelah kanan mama tapi aku sarankan lebih baik mama bertahan di situ dulu dan besok kalo hari udah terang mama bisa keluar karena sekarang masih malam dan kita tidak tau di luar bahaya apa lagi yang akan menanti kita"
"Baiklah nak mama akan ikuti saranmu" ucap sang mama dengan nada tenang setelah mendengar penjelasan dari sang putra.
"Ma, nanti mama tidak usah kemana-mana, mama bisa tunggu di situ biar papa dan Rio kan ketempat mama" ucap Rio tiba-tiba " bagai mana pa apa papa bisa mengarahkan bola papa ke tempat mama?" tanya Rio kembali pada papanya
"Iya sayang papa bisa" jawab Andrian
...****************...
Kini udah seminggu mereka berpisah namun, Andrian belum juga menemukan keberadaan istrinya yang berjarak lebih dekat dengannya di banding dengan anak nya, sementara sang istri saat ini sedang berjalan menyusuri aliran air kecil yang tidak sengaja dia temukan saat dia sedang berjalan di sekitar situ dan ternyata setelah dia coba air itu pun terasa tawar, aliran air yang bening dan bersih bisalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dia kedepannya sambil menunggu suami dan anaknya .
Sementara Rio sendiri yang berada sangat jauh dengan orang tuanya sedang sibuk merakit alat-alat lagi entah apa lagi saat ini yang dia bikin " h e m m m m sedikit lagi aku rasa sudah selesai dan bisa aku pakai mudah-mudahan tidak ada masalah lagi, oh iya apa papa sudah bertemu sama mama ya? lebih baik aku tanya dulu ke papa." akhirnya Rio pun menghubungi papanya dan ternyata papanya belum menemukan mamanya karena ternyata bola papanya terdampar di pulau itu karena gelombang dan angin besar beberapa hari lalu, tapi letaknya masih jauh dengan keberadaan mamanya.
"Kenapa papa tidak naik mobil aja menuju ketempat mama keluarkan mobil papa yang papa simpan waktu itu" ucap Rio mengingatkan papanya tentang mobil yang dia simpan waktu itu
"Oh iya papa lupa, makasih ya sayang " ucap Andrian lalu dia mengeluarkan mobil yang dia simpan waktu itu. kini diapun mengendarai mobil itu untuk mencari keberadaan istrinya.
tiga hari Andrian menyusuri pantai itu untuk mencari istrinya dengan berbekal bensin yang ada pada mobil dan entah siapa yang meletakkan bensin di dalam dirigen yang berisi sekitar 35litrr itu dalam mobilnya dan yang membuat Andrian tidak habis pikir di dalam mobilnya ada 3 Ken berukuran sama dan penuh isinya dengan bensin semua, sejak kapan dirigen itu ada dalam mobilnya setidaknya itulah saat ini yg Andrian pikirkan karena waktu mereka berangkat dia tidak pernah memasukkan dirigen itu, tapi dia bersyukur dengan adanya minyak itu di masih bisa melanjutkan perjalanannya untuk mencari sang istri.
perjalanannya terhenti ketika dia bertemu dengan sebuah sungai kecil yang begitu jernih walaupun tidak begitu dalam namun sungai itu sangat bersih lalu Andrian mematikan mobilnya dan keluar dari dalam mobil untuk mengecek air itu apa bisa di minum apa tidak, saat dia melangkah mendekati sungai itu dia di kagetkan dengan suara seseorang yang manggilnya.
"Pa ,papa"
Andrian Pun langsung menoleh kearah asal suara itu di sana dia melihat seorang wanita yang sudah sangat dia kenal dan selama ini dia rindukan.
"Mama!, beneran ini mama?! papa tidak bermimpi kan? merasa tidak percaya dengan yang dia lihat Andrian pun menepuk-nepuk pipinya sendiri dan mencubitnya kemudian dia dengan cepat melangkah menuju perempuan yang masih berdiri tidak jauh dari tempatnya lalu dia memeluk perempuan itu dengan rasa yang tidak bisa di gambarkan lagi, senang haru menjadi satu.
Setelah pertemuan itu Andrian melajukan kembali mobilnya tapi saat ini dia melakukannya masuk kedalam hutan seperti yang istrinya arahkan, sesampainya di sana Andrian sangat terpukau dengan pemandangan yang ada di hadapannya ternyata sungai yang tadi dia temui itu berasal dari sebuah air terjun mini yang entah airnya berasal dari mama karena air itu keluar langsung dari dalam batu dan airnya sangat dingin dan menyegarkan bahkan di bawah air terjun itu terdapat seperti telaga kecil, hidup di dalamnya beraneka ragam ikan air tawar.
"Pa, papa pasti capek, mandi dulu sana habis itu kita makan pasti papa belum makan kan biar mama siapkan makanan dulu."
"Baik ma, tapi... di mana mandinya ma?" Andrian bertanya sambil celingukan mencari tempat mandi
"Tu, papa mandi di telaga itu biasanya manapun mandi di sana airnya seger pa" sambil menunjuk ke arah telaga
"Memangnya Ndak apa-apa kita mandi di sana ma?"
" Ndak apa-apa pa yang penting kita menjaga sopan santun kita dan Jangan mengotori tempat itu dengan perbuatan yang tidak baik, kita numpang di sini, jadi kita harus bisa menjaga etika kita pa".
"Maksud mama apa kita numpang di sini, kita numpang sama siapa ma?" heran Andrian dengan ucapan sang istri
"udah lah pa cepat mandi sana lalu nanti papa masuk kedalam bola yang ada di sana" sambil menunjuk ke arah balik batu.
"Baiklah Ma" andrianpun melangkahkan kakinya menuju telaga itu untuk mandi tapi dia merasa canggung untuk masuk kedalam air telaga itu maka dari itu Andrian lebih memilih mandi di aliran air sungai yang ada di bawah telaga itu dia berendam di sana kebetulan ada air yang agak dalam sekitar selutut orang dewasa dan cocok untuk Andrian berendam dengan posisi duduk.
Tak Terasa hampir 1 jam Andrian berendam di sana sampai seseorang memanggilnya untuk makan.
"Pa, papa makanan udah siap cepat naik lalu kita makan,"
"Iya ma sebentar papa kesitu" dengan segera Andrian keluar dari dalam air itu dan segera mengenakan pakaiannya kembali ya walaupun akhirnya celananya tetap basah karena celana bokser yang dia pakai berendam tadi tidak di lepasnya.
"Ya ampun pa, kenapa basah-basahan kayak gitu udah sana ganti baju dulu itu udah mama siapkan baju papa"
"Iyaa ma" lalu Andrian melangkah ke sebuah ruangan yg di tunjuk sama istrinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!