Just Do It Anyway
Juli adalah waktu Ketika Sebagian besar anak sekolah di Indonesia Kembali ke kehidupan mereka yang yang biasa setelah liburan kenaikan kelas mereka yang luar biasa.
SMA Negeri 105 Jakarta terletak di wilayah pinggiran kota Jakarta Timur yang lokasinya tidak jauh dari stasiun LRT. Sekolah itu terkenal dengan ke ruangannya mampu membuat lingkungan belajar yang cukup seru sehingga banyak sekali murid-muridnya yang tidak hanya memiliki nilai yang bagus tetapi memiliki kemampuan eksternal selepas mereka lulus. Biasanya murid-murid disini memulai pelajaran dengan tenang dan diakhiri oleh kegiatan eksternal sekolah yang beraneka ragam. Dengan demikian, banyak siswa mereka yang memiliki kegiatan yang bisa mengembangkan kemampuan mereka tidak hanya dalam mata pelajaran melainkan juga bidang yang mereka tekuni di kegiatan eksternal.
Tidak heran kegiatan eksternal mereka berkembang karena di setiap akhir semester, di SMA negeri 105, di sana ada sebuah festival yang menampilkan perlombaan dan pertunjukkan yang meriah dari cabang kegiatan eksternal sekolah ini. Setiap dua kali sekali sebelum pembagian raport terdapat kegiatan yang membuat siswanya menunjukkan bakatnya. Karenanya, sekolah ini dianut dalam suasana yang gembira dan atmosfer yang menakjubkan setiap menjelang pembagian rapot.
Pada pertengahan semester kira-kira awal bulan Oktober atau akhir Februari, tepatnya menjelang ujian tengah semester, suasana sekolah akan memudar karena mempersiapkan agar ujian mereka tidak jelek. Namun setelah itu, berubah menjadi sebuah festival bagi mereka yang lulus ujian dan atmosfer festival akan menjadi-jadi. Tetapi bagi mereka yang gagal ujian, mereka harus mengulang ujian mereka hingga lulus.
Kurniadi Avicenna adalah salah satu dari orang-orang yang hidup di lingkungan sekolah ini. Sambil memainkan game pada telepon genggam androidnya dia sangat berfokus sekali pada game pertarungan. Dirinya merasa tidak ada orang lain selain dirinya ketika bermain game Tekkan. Itulah kegiatan yang dia lakukan setelah melalui ujian yang sangat berat ataupun melalui semua dari tujuh pelajaran tanpa tertidur ataupun tidak bermain game sekalipun. Dia juga harus dituntut menyelesaikan tugas piket Bersama teman hariannya. Ketika semua itu selesai, dia tetap mengambil telepon genggam dan bermain permainan pertarungan yang bernama Tekkan 10 dan berjalan menuju ruang klubnya.
Dia keluar dari kelasnya, kelas 10-A yang berlokasi tidak jauh dari ruang musik dan tepat diatas ruang komputer yang merupakan ruang klub miliknya. Lokasinya tepat di sebelah selatan Gedung sekolah. Dia hanya menuruni tangga dan kemudian tepat dibawah tangga ruang klubnya berada di ruang tersebut. Akan tetapi orang yang biasa dipanggil Sena itu berdiri di depan kelas dan bermain game Tekkan 10 dan meneriakkan bahwa dirinya sudah menang.
Rasa senang membuat dirinya berteriak, “Hore! Akhirnya bisa mendapatkan kombo baru buat turnamen depan. Aku yakin ini kombo yang sulit dipatahkan.”
Ketika Sena melihat waktu pada telepon genggamnya, dia merasa panik. Dia pun berkata, “Hah, sudah jam segini. Aku harus bergegas ke ruangan. Jika tidak, orang itu pasti akan marah.”
Sena pun bergegas ke ruangan yang tidak dia inginkan. Bagaimana tidak, dia seharusnya masuk ke klub game tahun ini. Akan tetapi klub tersebut dibubarkan, karena sudah cukup mengganggu waktu belajar di sekolah dan anggota tim semuanya sudah lulus. Ruangannya kini menjadi ruangan klub baru namun tidak ada hubungannya dengan game. Bukan hanya itu, klub yang baru didirikan tahun ini, di sana hanya ada lima anggota klub yang membuat klub ini menjadi klub yang kecil.
Klub ini bernama klub penelitian budaya masyarakat singkatnya KPBM, yang mana Namun pemikiranku malah berbeda, mempelajari fenomena budaya sosial masyarakat yang tengah viral ditengah-tengah masyarakat. Klub ini dibangun oleh guru sosiologi yang tengah meneliti budaya remaja sehingga dia mencari beberapa orang yang tidak mempunyai klub. Hasilnya, terdapat lima orang anak yang tidak punya klub.
Diatas kertas mereka semuanya memang tidak memiliki klub. Akan tetapi, Sena memiliki pemikiran bahwa mereka semua adalah anak-anak yang bermasalah kecuali dirinya yang memang tidak memiliki masalah sosial yang serius kecuali klub game yang telah dibubarkan guru dan tidak ada lagi anggota di sana. Bagaimana tidak, dari lima orang anak tersebut, dirinyalah yang ditunjuk oleh Guru tersebut menjadi ketua untuk mengatur kelima orang tersebut. Bagi Sena, hal tersebut sungguh merepotkan tetapi dia harus melakukannya karena tidak ada orang lagi yang bisa guru itu percayakan.
Ketika turun dari tangga, angin berhembus dari sepakbola dimana klub bola sedang Lathan sorenya. Angin tersebut menghembuskan pipi Sena dan menggoyangkan rambutnya. Bagi Sena, angin tersebut menyejukkan tubuhnya disaat pusingnya mengatur teman-temannya itu.
Sena masuk ke ruangan Komputer yang di pintunya bertuliskan “Klub Penelitian Budaya Masyarakat” yang di print di Kertas A4 dan ditempelkan di ruangan Komputer. Ketika dia membuka ruangan tersebut, angin AC yang bersuhu 18 derajat Celsius menghantam tubuhnya.
“Oh Puteri. Yang lain belum datang?”
“Lihat saja sendiri! Kau punya mata bukan, jangan ganggu aku, saat ini aku sedang melakukan penelitian,” ucap Puteri sambal mengetik dengan keyboard mecanichal yang terkenal berisik.
“Oh begitu, apa kau tidak kedinginan dengan suhu segini aku bisa mati kedinginan,” ucap Sena sambal gemetar kedinginan.
“Tutup mulutmu, jika kau rubah suhu udara disini, laporan kita tidak akan selesai. Aku tak bisa berpikir jika suhu tidak dingin. Kalian itu hanya beban bagiku yang jenius ini. Jika kau ingin kegiatan kita lancer ikuti kata-kataku,” ucap puteri dengan sinis yang masih saja mengetik dengan cepat.
Sena sendiri cukup kesal. Bagaimana tidak, Puteri berbicara bahkan tidak melihat wajahnya. Menjawab dengan suara feminism yang relative pelan namun sinis dalam perkataanya.
Dia adalah Puteri, nama lengkapnya Puteri Amelia Cantika. Tidak sesuai Namanya yang mengandung bahasa kata cantika, sikapnya pada orang-orang tidaklah cantik melainkan sangatlah sinis. Pandangan matanya membuat orang-orang menjauh darinya. Dalam file guru BK, dirinya dikeluarkan dari klub komputer karena berantem dengan ketua klub tersebut sehingga dia harus keluar dari klubnya. Sena pun tak paham mengapa seorang seperti Puteri harus keluar dari klub yang bisa mengasah bakatnya tersebut.
“Meskipun kau ketua, mana tugas yang harusnya kau selesaikan? Secara batas waktu, kamu seharusnya sudah menyelesaikannya kemarin. Jika terlambat, maka punyamu takkan ku revisi dan jika terjadi sesuatu, aku tak bertanggung jawab,” ucap Puteri yang merupakan sekertaris klub ini.
“Ahh iya-iya, berarti yang kemarin tidak terkirim ya. Maaf-maaf, rumahku tidak memiliki sinyal yang bagus. Ini, sudah terkirim,” kata Sena sambal membuka smartphone-nya.
Sambil membuka whatsapp, Wanita berwajah sinis itu membuka Microsoft word miliknya. Kemudian keluarlah judul, “Cara Mengalahkan Lawan di Tekkan 7 dengan Kombo yang Unik”.
Sambil memukul meja, Puteri menggeram. DIa pun berkata, “Kamu yang benar saja mengapa artikel seperti ini harus dibuat oleh ketua yang bahkan tidak pernah mengikuti turnamen E-Sport seperti ini.”
“Eh, tenang dulu Puteri. Aku bisa menjelaskannya. Sebuah artikel yang masuk dalam klub ini ini haruslah menarik. Aku tahu bahwa aku tak pernah sekalipun mengikuti turnamen game tersebut, tapi percayalah ini sangat terkenal dan viral di budaya remaja saat ini. Terlebih, kau pasti tahu akhir-akhir ini ada gosip pemuda yang konon dari sekolah kita memenangkan Tekkan 7. Namun, wajahnya masih misterius dan menjadi legenda di sekolah padahal klub game itu sendiri sudah dibubarkan. Itu menjadi tujuh misteri SMAN 105,” ucap Sena dengan gugup.
“Benarkah?”
“Tentu saja, masa aku berbohong soal itu.” Sena yang gugup harus meyakinkan Puteri.
“Ok, karena sudah masuk kriteria tujuh misteri SMAN 105, kau ku maafkan ketua bodoh. Aku heran mengapa harus ada tujuh misteri tersebut. Dan lagi… Hah!”
“Karena itu melegenda,” ucap Jupri yang mengagetkan Puteri secara diam diam dari belakang.
“Kenapa kau tidak masuk mengucapkan salam.” Marah Puteri yang memukul bahu Jupri
“Hah, terlalu merepotkan. Benarkan, Sena?” balas Jupri.
“Jup, ini kan idemu. Mengapa ada tujuh misteri SMAN 105 yang belum terpecahkan?” Tanya Sena.
“Karena itu belum ada jawabnya dan saat ini sedang viral di SMAN ini, Siapa itu gamer misterius yang menggunakan nama sekolah kita dan menjadi Juara Tekkan 7? Bahkan dia bisa mengalahkan Juara Dunia Tekkan 7, Arman yang memiliki teknik permainan tinggi dan sudah juara tiga kali berturut-turut. Dan masih ada enam misteri SMAN 105 yang belum terpecahkan.”
Pria berambut cepak itu Bernama, Jupri. Dia adalah seorang yang sok tahu yang mengesalkan. Konon sangat sok tahu itu, bukanlah sesuatu yang bisa ditolak dari klub jurnalistik. Melainkan sesuatu yang kita tak bisa menjelaskan dan akhirnya dia dikeluarkan dari klub tersebut. Bahkan rahasia dia dijaga rapat oleh Guru BK karena bisa membuat dirinya depresi dan tidak mau sekolah jika rahasianya terbongkar. Konon katanya, salah satu rahasia dari Jupri adalah misteri ketiga dalam tujuh misteri yang belum terpecahkan di SMAN 105 ini.
“Yahooo! Apa kalian merindukanku wahai para fansku sekalian,” teriak seorang perempuan yang biasa dipanggil Ria.
“Siapa yang kamu maksud fansmu, perempuan…” sebelum kalimat Puteri diselesaikan. Mulutnya terlebih ditutup oleh Sena. Sambil melawan Puteri pun berkata, “Hmm… Hmmm… Hmmm!”
“Sudah diam! Tentu saja, Ria. Bagaimana artikel yang harusnya tugas itu sudah ku bagi kepada kalian berdua dan hari ini harus dikumpulkan.” Ucap Sena yang masih menutup mulut Puteri.
“Ini artikel dariku, judulnya tentang Investigasi Tujuh Misteri yang Belum Terpecahkan di SMAN ini. Tentu saja penelusuran ini aku dapat dari para fansku. Meskipun begitu, petunjuk yang diberikan sangatlah sedikit sehingga baru terdapat asumsi. Yang mana, aku mendapatkan petunjuk bahwa Gamer misterius itu mengarah kepada ketua OSIS,” balas Ria sambal menyerahkan selembar kertas.
“Ini bukan berita burung bukan? Ria,” ucap Sena sambil membaca laporan dari Ria.
“Heh! Jangan-jangan kau tahu rahasiaku?” ucap Jupri dengan nada panik dan berkeringat dingin.
“Bohong? Tentu saja, meskipun aku suka bergosip tetapi ini aku dapatkan dari sumber aslinya dan bukti gambar. Hanya saja, rahasia dari Jupri tidak bisa ku raih karena yang punya masalah tersebut tak mau berbicara,” ucap Ria sambil melirik kesal dengan Jupri.
Ria dia adalah siswa paling populer di sekolahan. Namun naas, kepopulerannya itu yang membuat dirinya sulit diterima oleh banyak klub. Bukan hanya kecantikannya, tetapi juga kemampuannya yang bisa dalam segala hal tetapi tidak terlalu jago. Jika Sena ingat dia, dia mirip sekali dengan Vtuber yang sering Sena tonton. Vtuber itu Bernama Clara Puni puni. Vtuber itu jago dalam hal terutama game Tekkan 7.
“Iya-iya, aku percaya. Puteri tolong revisi ini siapa tahu ada kalimat yang kurang pas dengan kualitas artikel yang kita keluarkan!” Ucap Sena sambil menyerahkan kertas tersebut.
Puteri pun menerima kertas tersebut dan membaca dengan seksama tanpa berkata sedikit kata pun.
“Sena ini laporanku, kali ini aku tidak meneliti tujuh misteri SMAN. Aku justru sedang meneliti tentang fenomena Vtuber Clara Puni-Puni.” Ucap Jupri sambil menyerahkan laporannya.
“Approve! Puteri, aku tidak tahu kau suka atau tidak suka tetapi aku ingin kau merilis ini di media kita. Terlebih Clara Puni Puni sudah menjadi simbol budaya remaja saat ini.”
“Yang benar saja!” ucap Puteri dan Ria.
“Ya tentu saja, aku sangat yakin! Lihat ini, grafik menunjukkan selain Game Tekkan 7, Clara Puni Puni adalah yang mempopulerkan game tersebut. Jadi suka tidak, aku putuskan hal ini cukup diterima,” ucap Sena dengan penuh semangat.
“Clara Puni Puni, beruntungnya,” ucap Perempuan yang masuk dari ruangan sambil menggunakan jaket Hokage.
“Sayang sekali, Santi. Pekerjaan itu sudah diambil alih oleh Jupri. Bagaimana laporanmu tentang konser Band Maid kemarin? Apakah sudah selesai?”
“Ini laporanku, sesuai janjiku, aku menyelesaikan hari ini. Selagi di revisi aku akan mereview anime musiman dan beberapa drama korea yang akan keluar review-nya pada minggu depan.”
“Kau tidak tertarik pada pembicaraan kali ini?” tanya Puteri.
“Tidak, aku tidak tertarik. Kecuali kalian mau melakukan band akustik atau pun EDM dan memainkan lagu bergenre anime. Selain itu, kalian beritahu aku garis besarnya. Nanti, aku akan mengerti semuanya.” Ucap Santi sambil menggunakan headset kucing.
Wanita kurang tidur ini Bernama Santi. Aku tidak banyak tahu dia. Akan tetapi satu hal yang aku tahu dia sangat tidak suka bersosialisasi. Karena kemalasannya tersebut, dia tidak memilih satu pun kegiatan klub yang ada di sekolah ini. Namun karena kebijakkan sekolah kami untuk masuk klub. Akhirnya dia harus masuk ke dalam klub ini.
“Ya terserah kau lah. Aku malas berdebat,” ucap Puteri
Tidak berlangsung lama seseorang masuk. Dia berkata, “Apakah ada yang bernama Kurniadi Avicenna?”
“Ya, saya sendiri. Ada perlu apa?”
“Enggak ini dari Ibu Sonia yang Guru BK. Katanya, kamu perlu menghadap beliau karena ada hal yang perlu.”
“Ok Baik, aku akan kesana. Terima kasih infonya.” Ucap Sena sambil menaruh tas dan bergegas keruangan Guru BK yang tidak jauh dari ruangan klubnya.
Sena pun kebingungan kenapa dirinya harus dipanggil. Apakah ada yang salah dengan klubnya tersebut. Namun ini adalah awal dari semuanya, dimana kelima anak ini akan menghadapi suatu hal yang paradoks harus mereka jalani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Boy William
Bagus ya ceritanya
2023-10-09
0