Ketika Sena keluar dari kelas setelah jam pelajaran Matematika yang merupakan mata pelajaran terakhir, dia melihat Ibu Sonia berdiri di lorong dan menunggu dirinya. Sena berpikir bahwa, ibu itu seperti layaknya seorang penjaga tahanan yang siap memenjarakan muridnya yang telah melakukan kejahatan. Sena tak habis pikir kalau guru itu bisa-bisanya berdiri tanpa bergerak sedikitpun sambil menyilangkan lengannya. Faktanya, guru di Indonesia menggunakan baju yang mirip dengan penjaga sipir tahanan tinggal membawa cambuk maka sekolah ini sudah sangat mirip dengan tahanan penjara. Tapi itulah kesan murid-murid melihat guru sehingga memang sekolah itu sudah tidak jauh berbeda dengan penjara. Maksudku, kau bisa membandingkannya dengan Nusa Kambangan atau pun pulau Alcatraz di luar negeri. Semoga saja juru penyelamat bisa datang secepatnya menyelamatkan mereka.
"Hah, Kurniadi Avicenna. Ini sudah saatnya aktivitas klub. Tetapi sebelumnya, Ibu ingin kamu ikut ibu dan melihat beberapa dokumen permasalahan siswa di luar akademik." ucap Bu Sonia sambil menepuk pundak kananku.
Perasaan Sena ketika Bu Sonia menepuk pundaknya adalah bulu kuduknya berdiri dengan signifikan dan darah di tubuhnya menjadi dingin. Pria penyuka anime itu khawatir jika Trombosit-chan yang loli itu mati kedinginan. Sena memahami masalah apa yang akan dihadapi, permasalahannya ada dua masalah yang akan masuk ke dalam radar klub ini. Masalah pertama adalah masalah dari seorang bintang iklan sekaligus model yang kemungkinan masalah ini akan berkaitan dengan percintaan. Kemungkinan kedua adalah Reza yang bisa selesai hanya dengan menumbalkan seorang Puteri dan masala ini sepertinya lebih mudah.
Meskipun kedua masalah ini mengenai percintaan, kedua masalah ini bukanlah hal yang mudah. Sebab kalau Sena sampai gagal atau memperumit masalah maka bisa dipastikan kalau diri Sena beserta teman-temannya akan kehilangan seluruh kehidupan SMA mereka. Akan tetapi jika masalah ini berhasil maka yang terjadi adalah kegilaan dalam penyelesaian masalah akan datang bertubi-tubi yang membuat Sena menjadi gila. Ini adalah hukuman yang cukup sinting dari Ibu Sonia dan Anggota OSIS.
"Ayo jalan, aku dengar dari Anna dan Reza kau merekomendasikan masalah mereka kepada Ibu. Maka sebagai klub yang saat ini membantu ibu, Saya harap kalian bisa menyelesaikan masalah ini semua." ucap Ibu Sonia sambil menarik lengan Sena.
Sena sempat memberontak dan berusaha menghindarinya. Namun sayang refleks guru yang masih sendiri itu lebih cepat dari yang dibayangkan. Tanpa ragu, dia berusaha menangkap lenganku kemudian menarik ku dengan segera. Sayangnya, Sena harus terbawa arus tersebut.
"Ibu Sonia, saya harap ibu bisa mendengarkan saya dalam pelaksanaan kebebasan berpendapat. Saya pikir melimpahkan tugas seorang murid kepada muridnya itu adalah sebuah bentuk kedzaliman. Sebuah sistem pendidikan kita seharusnya membantu siswa agar berani mengemukakan pendapat dan tidak mengerjakan sebuah tugas guru sebagai hukuman. Jadi.... saya ingin mengatakan bahwa sistem ini sungguh memberatkan dan membuat kami menjadi seorang penjahat yang seharusnya tugas konseling itu adalah pekerjaan Guru BK. Tetapi kami dipaksa melakukan perbuatan dan kegiatan ini dikarenakan salah satu dari anggota klub kami melakukan tindakan yang sebenarnya bisa kita perdebatkan kebenarannya...." ucap Sena sambil berusaha lepaskan tarikan dari Guru tersebut.
"Sayangnya hukuman sudah dijatuhkan dan menurutmu hukuman tersebut tidak adil, bukan? Tetapi sayangnya sejak dunia ini terbentuk memang tidak ada yang namanya keadilan, jadi kalian harus membiasakannya karena tidak ada yang bisa dilakukan dirimu selain membiasakan ketidakadilan tersebut. Selain itu, sekolah ini terutama melalui klub kalian adalah institusi yang dibentuk agar kalian bisa menyatu dan terintegrasi dengan baik dengan masyarakat melalui penelitian Sosial. Sekali kau masuk ke klub itu, tidak peduli apa yang kamu pikirkan karena sejatinya klub itu dibentuk agar kalian bisa meneliti kebudayaan masyarakat melalui studi kasus yang terjadi pada murid di sekolah ini. Jadi kami justru memberikan hukuman kalian sesuai dengan tugas kalian jadi kalian harus membiasakan diri dalam menyelesaikan masalah untuk dipaksa melakukan apapun." ucap Guru BK itu yang menyusul sentilan ke arah Sena ala Uchiha Itachi ke Uchiha Sasuke. Bedanya sentilan itu cukup cepat hingga menyakiti dahi Sena.
Sena pun yang kesakitan terdiam dan merasakan pesan bahwa Ibu Sonia ingin memberikan petunjuk bahwa sebenarnya Ibu sedang membimbing kalian sama seperti Itachi ke Sasuke. Meskipun caranya salah, tetapi cara ini agar kami bisa berpikir sendiri.
Ibu Sonia diam sebentar kemudian berkata, "Ternyata kau memang tidak pernah belajar jika menggunakan logika dan teori yang masih kasar itu untuk berdebat dengan ibu. Jika kamu melakukannya sekali lagi dengan teori-teori aneh mu itu yang tidak masuk akal maka, kepalan tanganku ini yang akan berbicara."
"Hiiiih.... Kau sungguh mengerikan. Aku tidak ingin bermain-main denganmu lagi..." ucap Sena sambil merasakan kedinginan padahal hari sedang panas-panasnya.
Sena sudah merasakan tanda bahaya lebih baik dia mengikuti kode alam daripada dia harus mati konyol.
Sambil berjalan, Ibu Sonia kembali berkata, "Kau itu punya potensi Sena. Cobalah untuk tidak kabur lagi. Kau itu selalu saja kabur disaat yang diharapkan. Padahal kau mampu melakukannya dengan baik. Aku tidak mau menerima alasan apapun. Ibu harap kau bisa berharap menjadi lebih baik sebelum kau lulus dar SMA di kelas 3 nanti. adi Ibu harap, kau jangan selalu kabur dari masalah lagi."
Mendengar kalimat itu, tampaknya mustahil untuk Sena untuk kabur lagi. Mengingat perkataan Ibu Sonia, dia mengingat kejadian dirinya ketika SMP bersama Ina saudari kembar dari Puteri. Ingatan itu justru menghantam keras pendiriannya untuk kabur dari masalah. Untuk saat ini, Jalan Sena hanyalah menghadapi meskipun itu tidak terlalu bagus tetapi harus jalankan.
"Umm, baiklah, baiklah, baiklah. Aku tidak akan kabur atau semacamnya. Baiklah, kini coba ibu sampaikan kepada kami kenapa hukuman ini harus kita terima bersama padahal ini adalah masalah satu orang saja?" tanya Sena dengan nada yang ketus.
"Pertama itu adalah produk klub kalian. Jika sebuah koran melakukan kesalahan yang disalahkan bukanlah salah satu penulis artikel tersebut melainkan kesalahan itu dilimpahkan pada satu institusi yaitu klub KPBM. Kedua, kami ingin kalian manusia yang dianggap bermasalah ternyata bukanlah kumpulan orang yang bermasalah melainkan klub yang bisa menyelesaikan masalah. Ketiga, ibu ingin kalian bisa berempati pada maslah siswa di luar masalah akademik. Apa kau sudah mengerti?" jelas Ibu Sonia sambil mencubit pipi Sena.
"Itu adalah ketiga alasan terburuk yang pernah saya dengar!" balas Sena sambil melepaskan cubitan Ibu Sonia kepada
"Menurutmu itu buruk? Bukankah itu sungguh sangat bagus buat kalian bersama."
"Aduh, jangan mengatakan hal-hal yang menyedihkan seperti itu. Aku ingin sekali menyendiri tanpa harus ikut kegiatan klub. Sayangnya, sekolah ini mewajibkan untuk ikut klub. Tapi harus terjebak dengan orang-orang yang bermasalah di KPBM."
"Kalau begitu kenapa kau tidak ikut klub lain saja di luar KPBM? Bukankah hal yang mudah buat Sena untuk mengikuti klub di luar KPBM."
"Ibu Sonia, tidak semudah itu bergabung dengan klub untuk seorang penyendiri seperti diriku ini. Ini saja aku tergabung ke KPBM karena aku bingung dan waktunya harus diserahkan malah sudah dimasukkan ke dalam KPBM."
"Aduh, Sena! Kau memang pencari alasan terburuk yang pernah Ibu kenal. Padahal kau bisa saja bergabung dengan klub sepak bola dan menjadi bintang di dalamnya."
"Tidak, di sana sudah ada Reza. Aku tidak mau menjadi saingan buat Reza. Aku hanya ingin bersantai tanpa harus berkompetisi. Tapi kini malah harus berurusan dengan berbagai masalah di klub ataupun masalah percintaan siswa." ucap Sena sambil memegang kepala sambil menggelengkan kepalanya.
"Kau tidak pernah mencobanya bukan?"
"Tentu saja, bu. Untuk apa mencobanya, jika kita mencoba justru nanti ada harapan buat saya untuk menjadi pemain bola nasional sedangkan perbandingan untuk ke mimpi itu adalah 1 banding 100 juta. Dibanding aku hanya bermimpi yang tidak mungkin, lebih baik saya tidak ikut ke dalam hal tersebut." ucap Sena.
"Kau ini terlalu rumit ya pemikiranmu. Pantas saja kau selalu bertengkar dengan ayahmu itu." balas Ibu Sonia.
"Ibu Sonia, saya harap ibu tidak mengatakan hal-hal yang menyedihkan yang berkaitan dengan pak tua itu. Aku dengan dirinya adalah dua entitas yang berbeda. Aku adalah aku tidak ada hubungannya dengan pak tua."
Ibu Sonia mendengar perkataan Sena justru malah tersenyum pada dirinya. Bagi Sena, ini sangat berbeda dengan tatapan mata yang biasanya terlihat endang mengasihani dirinya. Perasaan itu sungguh mengusik harga diri dari seorang Sena.
Ibu Sonia pun membalas perkataan Sena dengan berkata, "Kau itu terlalu keras kepala dan keras pada dirimu sendiri. Terlebih di kepalamu itu penuh teori-teori aneh yang pembuktiannya hanyalah sebatas teori. Kenapa tidak kau buktikan saja teori aneh milik mu itu pada permasalahan orang-orang. Jika itu benar seharusnya, itu bisa menyelesaikan masalah mereka, bukan?"
"Teori aneh? tidak, tidak, tidak, itu bukanlah sebuah teri melainkan sebuah hipotesis kehidupan yang sudah ku buat. Kenyataannya, dari berbagai hipotesis yang ku buat, hampir beberapa kasus itu terbukti meskipun kita harus melihat sisis dan aspek mana yang ada pada kasus tersebut."
"Contohnya? Kau bilang bahwa hipotesis kehidupan yang sudah kau buat menjadi kenyataan, bukan? Anggaplah pembicaraan kita kali ini untuk memuaskan egomu agar ibu bisa menemanimu sehingga dapat memperbaiki pola pikirmu yang aneh itu, Sena." ucap Guru Bk itu sambil tersenyum menggoda Sena.
"Anggaplah ini sebuah hipotesis bahwa orang yang berada dimabuk cinta itu bagaikan pemabuk yang sedang bermain judi slot. Mereka akan sulit didengar apalagi dinasehati sehingga percuma mau sampai kapanpun mereka dinasehati mereka tidak akan dengar kecuali atas kesadaran penuh mereka sendiri." jelas Sena yang wajahnya semakin bersemangat ketika menjelaskan hipotesisnya yang aneh itu.
"Masuk akal juga hipotesismu itu. Tapi permasalahannya apakah kau pernah mengalami perasaan di mabuk cinta itu sendiri? Kau sendiri pasti merasakan bahwa kau tidak membutuhkan cinta, bukan?"
"Tentu saja, saya memang tidak pernah..."
"Lebih tepatnya kau membuang perasaan cinta tersebut, bukan?... Ibu yakin kamu pernah merasakan cinta kemudian mengalami trauma yang aneh sehingga muncul perspektif dan hipotesis yang aneh itu. Bahkan ketika kau menjelaskannya kau linglung dan mengingat kegagalan dalam hubungan dengan seseorang sehingga semua titik cakra di tubuhmu itu terasa aneh? Sepertinya, kau perlu guru Jiraiya untuk memperbaiki titik cakra antara titik cakra yang biasa dengan titik cakra kyubi?" potong Ibu Sonia hingga dia menjelaskan dengan panjang lebar.
"Lagi-lagi ibu memotong perkataanku, terlebih ibu sepertinya adalah penggemar berat manga...."
"Bagaimana ya? Tampangmu itu terlalu suram layaknya seorang peneliti yang kurang tidur dan selalu saja mengeluh sehingga kau terus-terusan mengeluarkan hipotesis yang aneh-aneh yang pembuktiannya bisa saja menjadi berbeda. Rasanya cukup suram dan tidak menyenangkan jika melihat perspektif dunia dari sudut pandang dirimu. Kalau saja kau punya sudut pandang yang lebih berwarna tidak sepeti Oreki atau pun Hachiman, maka ibu rasa kau akan terlihat lebih manis dan lebih bersinar." potong kembali Ibu Sonia yang membuat Sena sedikit Jengkel.
Sena pun wajahnya sedikit kesal ketika perkataannya yang belum selesai harus dipotong. Karena kesal Sena pun berkata, "Ibu sudah memotong tidak menjawab pertanyaan ku. Aku akan balas perkataan ibu, kenapa aku memiliki sudut pandang dunia yang tidak berwarna. Ibu Sonia, di dunia ini tidak semuanya memiliki spektrum warna yang sama tidak semuanya terlihat berwarna. Andai saja dunia ini penuh dengan warna cerah tanpa ada warna gelap di dalamnya, maka dunia itu akan menjadi memuakkan yang membuat kita menjadi pusing dan ingin memuntahkan. Begitu pula dalam cerita Anime atau manga, tidak semua cerita berakhir dengan bagus seperti Naruto. Dunia juga butuh cerita yang suram seperti kesuraman dalam cerita Attack on Titan. Bahkan manga itu mengajarkan untuk bisa menemukan kebahagiaan dalam sebuah tragedi."
"Menarik juga hipotesismu itu, kalau soal ini memang kau paling jago berkelit. Ibu harap sih, kau mengeluarkan kata-kata itu bukan karena sikap yang biasa disebut sikap antipati pada perubahan, tapi pemikiranmu itu termasuk kedalam pemikiran yang radikal dan sedikit berbahaya." balas Guru BK itu.
"Hei, hei, hei, bukankah itu terlalu kasar? Lagipula apa salahnya memiliki pemikiran yang radikal? Radikal itu tidak hanya soal ******* semata, melainkan pada kamus besar bahasa Indonesia radikal ialah perubahan yang secara mendasar sampai kepada hal yang prinsip atau amat keras menuntut perubahan sehingga tercipta pemikiran yang maju dalam berpikir atau pun bertindak. Jadi Radikal itu tidaklah salah hanya pemakaian kata itu yang menjadi penyempitan."
"Iya, iya, iya, ibu paham. Sena apa kau menyukai manga dan anime?"
"Ya aku cukup sering menikmatinya terlebih banyak nilai-nilai filosofis yang terkandung pada seni dan karya Manga dan Anime sehingga saya menikmatinya."
"Jadi Sena kau sangat menyukainya, bagaimana dengan novel karya Paulo Coelho atau Dan Brown? Apakah kau menyukai karya mereka?"
"Tentu saja, bahkan aku menemukannya buku tersebut bukan dari rekomendasi teman-temanku melainkan aku tertarik membacanya karena buku tersebut ada di rak ruang keluargaku."
"Sena, dari Paulo Coelho kau menyukai karya yang mana?"
"Tentu saja aku menyukai karya Paulo Coelho yang The Devil and Miss Prym."
"Ibu sudah menduga kau akan memilih karya itu dari sekian banyaknya karya terbaik Paulo Coelho. Lantas apakah kamu tahu ceritanya itu tentang apa?" ucap Ibu Sonia sambil tangannya memegang kepalanya menggeleng-gelengkan kepalanya karena tidak percaya.
Sena pun sambil mengingat-ingat bagian yang dia suka terdiam sebentar beberapa menit. Kemudian Sena kembali berkata ketika jawabannya sudah tersedia, "Novel The Devil and Miss Prym bercerita mengenai sosok orang asing, baru saja tiba di desa Viscos yang terpencil, dengan membawa ransel berisi buku tulis dan sebelas batang emas. Ia datang untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang menyiksa batinnya, Apakah manusia, pada dasarnya, baik atau jahat? Dalam rangka menyambut kedatangan orang asing yang misterius ini, seisi desa ikut terlibat dalam rencana rumitnya yang akan menandai hidup mereka selamanya. The Devil and Miss Prym adalah sebuah ajaran moral, untuk mengulik pemikiran. Tentang masyarakat yang dikuasai keserakahan dan ketakutan, sementara berjuang menentukan pilihan antara yang baik dan yang jahat."
Saking ibu Sonia tidak percaya dengan pilihan Sena, guru BK itu menggeleng-gelengkan kepalanya karena tidak percaya apa yang didengarnya.
Kemudian guru itu pun kembali bertanya, "Lantas manga dan anime apa yang paling kamu sukai?"
"Aku cukup menikmati manga Death Note dan anime Code Geass kedua karya itu merupakan karya terhebat yang pernah diciptakan oleh umat manusia." jawab pria menyedihkan itu secara sadar dan percaya diri.
"Sesuai ekspektasi, Kamu memang seorang manusia yang memiliki pemikiran radikal yang tidak memiliki mimpi. Kau memiliki prinsip hidup yang berbahaya dan penuh dengan jiwa pembebasan yang tinggi dan cukup sinis dengan berjalannya sistem di dunia ini."
"Hah, apa maksud Ibu? Aku tidak paham?"
"Ya, Sena adalah siswa yang memiliki pola pikir yang sangat berbeda dari pola pikir anak SMA pada umumnya. Kamu berpikir bahwa bersikap sinis dan pemberontakan adalah tindakan yang keren yang didasari ketidakberdayaan sistem yang sesuai di negeri ini. Selalu memandang bahwa manusia itu memiliki sifat baik dan buruk yang sama saja terlebih sistem sudah dikuasai oleh masyarakat yang serakah dan penuh ketakutan, sementara kamu berpikir untuk berjuang menentukan pilihan antara yang baik dan yang jahat. Ketika kau memilih anime dan manga yang terbit ratusan setiap tahunnya, Sena malah memilih manga Death note dan Code Geass. Yang mana seri tersebut cukup bagus dari segi cerita tetapi filosofi yang terkandung pada anime dan manga tersebut sungguh mengerikan. Kamu adalah tipe siswa yang berani mengemukakan pendapat meski akhirnya kamu akan berakhir menyedihkan dan tidak disukai."
"Ibu itu hanyalah barnum effect. Efek itu adalah suatu fenomena psikologis ketika seseorang menganggap akurat deskripsi mengenai diri mereka yang seolah dibuat khusus untuk mereka, padahal deskripsi itu sebenarnya sangat umum sehingga dapat berlaku untuk banyak orang. Lagi pula, ibu ini hanya mencocokan anime manga yang kusukai dengan karakterku yang gak jela seperti itu. Bagaimana pun, saya ini juga masih menyukai One Peace bahkan karya yang animasinya sangat bagus tetapi dari segi cerita kurang seperti Kimentsu no Yaiba." ucap Sena yang secara spontan tersenyum kecut. Sena merasa sangat jengkel ketika deskripsi mengenai dirinya tergambar jelas. Menurut pemikirannya, itu semua hanyalah omong kosong belaka. Hingga akhirnya Sena kembali berkata, "Mendengar ibu mengatakan hal tersebut, membuatku merasa seperti orang idiot."
"Idiot? Apakah seperti itu? Kalau begitu ibu ingin dengar pendapatmu mengenai Puteri Amelia Cantika?" Tanya Ibu Sonia di luar penalaran Sena.
Sena pun keringat dingin dan perlu menjawab hati-hati hingga dia pun kembali berkata, "Menyebalkan. Itu pendapatku, jika saja dia tidak memiliki tindakan bodoh ataupun dekat dengan saudaranya Ina hal ini tidak perlu sampai terjadi."
"Begitu ya." ucap Ibu Sonia yang tersenyum kecut. Lalu guru BK itu pun menambahkan dan berkata, "Meski begitu, dia sebenarnya adalah siswi yang sempurna dari segi akademik dan memiliki pemikiran yang unik.... Orang-orang seperti mereka sebenarnya sangatlah menderita apalagi saudari kembar dari Puteri yaitu Ina menjadi tekanan tersendiri bagi pemikirannya. Tapi, tetap dia sebenarnya gadis yang manis."
"Manis? Dalam perspektif mana Puteri terlihat manis?"
"Memangnya bagimu Puteri itu tidaklah manis?"
"Mungkin aku punya perspektif yang berbeda, dia mungkin saja bisa terlihat manis di hadapanku. Tetapi sayangnya aku bukanlah pria yang melihat kemanisannya."
"Ibu tidak yakin akan hal itu. Kau hanya tidak menyadari saja kalau dia itu sangat manis. Ibarat yin dan Yang. Kau ini Yin yang merupakan sisi gelap sedangkan dia adalah Yang. Seseorang yang sama seperti dirimu. Bedanya, dia gadis yang baik dan berbuat benar. Sayangnya sosial dan keluarganya tidaklah sesuai dengan nilai yang dipegangnya. Ibu yakin dia menjalani kehidupan yang cukup berat." jelas Ibu Sonia dengan mendetail.
"Sepertinya aku setuju dengan ibu kali ini. Mengingat aku pernah berteman dengan kakaknya di OSIS ketika SMP, jadi aku mengerti seperti apa sifat yang dimiliki kakaknya tersebut."
"Jadi sekarang kamu paham kenapa dia membuat essai yang mengutuk seperti itu sehingga kalian dihukum bersama."
"Yah anggap saja KPBM itu sebagai ruang rehabilitasi buat siswa yang bermasalah."
"Yah , bisa dibilang seperti itu. Ibu ditugaskan untuk mengawasi siswa seperti kalian semua yang ada di KPBM, mungkin akan sangat menyenangkan. Jadi, ibu akan memantau kalian semua dari dekat." ucap Ibu Sonia dengan senyum yang bahagia.
Roda takdir akhirnya mulai kembali bergerak. Kehidupan Sena tidak lagi sama seperti yang dulu. Kini dia akan menjadi seseorang yang lebih kompleks. Kehidupan mereka kini akan menjadi sebuah pesawat yang akan diterbangkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments