REMINDER [ CERITA HARIAN ]

REMINDER [ CERITA HARIAN ]

REMINDER [ CERITA HARIAN ]

Namaku Yuna Indrayana, Ini adalah ceritaku sehari hari.

Dulu, sebelum Aku bekerja, Orang tuaku selalu mendesakku agar bekerja. Selalu diomongkan ke tetangga inilah, itulah. Tapi Aku berusaha diam. Karena sejujurnya Aku juga sedang mencari pekerjaan yang sesuai dengan keadaanku.

Hingga akhirnya, Aku ditawari oleh salah satu temanku. Jika di perusahaanya sedang membuka lowongan pekerjaan. Kebetulan juga orang tua temanku itu dekat dengan keluargaku dan juga Aku. Sebut saja dia Ningrum.

Ningrum itu anak satu satunya, maka apapun yang diinginkan pasti oleh orang tuanya diusahakan, meski hasil akhirnya sering mengeluh kepada orang tuaku juga.

"Yun, ini kata Mas Putra udah ada lowongan. Mau masuk ngga,? Urus aja berkasnya nanti biar Aku yang bawain ke Mas Putra." Katanya waktu itu.

"Boleh sih Ning, berkasnya selayaknya lamaran biasa kan?"

"Katanya sih gitu, kalau nama perusahaannya nanti biar Aku tanyain ke Mas Putra dulu, Aku juga lupa soalnya hehe" balas Ningrum tertawa.

"Dasar kamu, tapi sama juga sih."

"Nah lho gimana sih kamu Yun."

"Hahaha ya begini lah, kaya gatau Aku aja kamu." Aku tertawa begitu juga dengan Ningrum.

"Mau kan Mbak kerja ditempat Ningrum? Biar pas berangkat Ningrum ngga sendirian lagi." Kata Ibunya Ningrum, sebut saja dia Tante Cia. Tapi berhubung disini desa, Aku menyebutnya Bibi aja deh.

"Boleh sih Bi, besok biar berkasnya tak siapin dulu. Soalnya ada beberapa yang belum di fotokopi sih."

"Eh tapi Bi, Kan Ningrum selama ini berangkatnya bareng si Cahya itu kan? Nanti kira kira Aku dikirain ngerebut engga? Aku ga mau ya kalau hal itu terjadi."

"Tenang saja, sebelumnya Ningrum udah bilang kalau mau bareng kamu. Lagian selama bareng, dan pakai sepeda motornya Ningrum sama sekali engga pernah memberikan uang bensin. Yaa meskipun engga berharap sih tapi kita masih ada hubungan keluarga, ada waktu susahnya ada waktu senengnya." Aku mengangguk mendengar curhatannya.

"Halah Bu, engga papa. Anggap aja bersedekah gitu, ga enak lah kalau tiba tiba minta. Kan Ibu sendiri yang bilang waktu pertama Ningrum masuk minta bareng aja." Protes Ningrum, mungkin dia ga enak ibunya mengumbar apa yang dirasakanya.

"Hehe iya Ning iyaa. Maaf ya mbak Yun, jadi curhat." Aku terkekeh mendengar ucapannya, ah udah hal biasa itu.

"Ngga papa Bi, kaya sama siapa aja. jadi ini berkasnya mau kamu bawa kapan Ning?" Tanyaku lagi memastikan.

"Besok aja gimana? Biar cepet masuk juga, sama kata Mas Putra kamu tinggal bawain berkas terus langsung interview gitu."

"Oke deh, besok pagi pagi Aku balik kesini lagi bawain ini. Yaudah kalau gitu Aku mau pulang dulu ya, nanti dicariin Ibu, pamitnya disuruh beli gula eh malah mampir kemana mana." Kataku tertawa, diikuti Ningrum dan juga Bibi Cia.

"Iya boleh, hati hati ya."

"Ya Allah Ning, rumah cuma kelewat kebun ini. Tapi makasih hahah." Aku tertawa sembari melambaikan tanganku pada mereka.

Aku berjalan sembari bersenandung pelan, kulihat Ayahku sedang memandikan Ayam jagonya.

"Idih Ayah mah, orangnya aja belum mandi peliharaannya udah dimandiin aja." Kataku meledek.

"Kan dia menghasilkan uang nak." Balas Ayah, namun aku mengiyakan karena memang itu benar. Lalu Aku melanjutkan langkahku ke dalam rumah.

"Ibuuuu, ini pesenan Ibu. Yuna bantuin apa lagi nih Bu?"

"Udah Yun, ngga ada lagi sih ini. Cuma suruh aja adekmu aja sana taruh air panas ini ke dalam termos. Atau mau kamu aja?" Ucap Ibu.

"Adek aja deh Bu. Oh iya Bu, ada yang mau Yuna omongin, tapi sebelumnya Yuna mau panggil Adek buat naruh air panas ini." Ibu mengangguk seraya melanjutnya menguleg bumbu di dalam cobek.

"Dekkkkkk dipanggil Ibu nih, taruh air panas ini ke termos katanya." Aku berteriak memanggil Budi. Yah, Budi nama adekku.

"Iyaaaaa mbakkk, sebentar." Tak lama setelah berteriak, Budi langsung mengambil apa yang diperintahkan.

"Mau ngomong apa Yun tadi?"

"Gini Bu, jadi Yuna tadi dicegat sama Ningrum sama Bibi Cia, katanya kalau Yuna mau, ditempatnya Mas Putra sama Yuna lagi ada lowongan. Itu karena dulu permintaan Bibi Cia agar Yuna sama Ningrum tetap jadi satu kerjaan. Jadi Yuna disuruh membawa berkasnya besok. Menurut Ibu gimana?" Jelasku panjang lebar.

"Kalau Ibu sih terserah kamu Yun, kan yang mau menjalani itu kamu bukan Ibu. Kalau sekiranya engga mau ya ga usah."

"Mau mau aja sih Bu kalau Yuna. Cuma kadang itu Yuna engga sreg sama Bibi Cia, Ibu tau sendiri kan kalau Bibi Cia itu apa apa selalu diomongin, Apalagi hal pribadi dan menyangkut pasangan ataupun perasaan anaknya."

"Iya Yun, Ibu paham. Apa ngga sebaiknya kamu coba aja? Kalau sekiranya engga cocok ngga usah dilanjutin. Ibu paham, yang dicari itu kenyamanan dalam bekerja dulu." Aku mengangguk mendengar penjelasan Ibu.

"Iya Bu, bener banget. Yaudah kalau gitu, Yuna mau mempersiapkan berkasnya dulu ya Bu. Katanya besok mau dibawain sama Ningrum biar cepet prosesnya gitu."

"Iya lah cepet. Pakai orang dalam gitu, apalagi itu tetangga dekat plus teman main pas kamu sama kakakmu kecil dulu. Hehe."

"Yeeee Ibu mah gitu, kan sekarang kita semua udah pada gede Bu. Aku malu lah ketemu, secara udah hampir delapan taun lalu Yuna kan ngga pernah bicara sama Mas Putra."

"Yaiya lah Yun, Putra kan nge kos." Balas Ibu tertawa,

"Yaudah Bu, senja ke kamar dulu ya. Sama mau ngecek kali aja berkasnya ada yang belum difotokopi juga."

"Iya sana."

Ibu tetap melanjutkan acara memasaknya, sedangkan Aku beranjak dari tempat dudukku lalu berjalan ke kamar.

Kubuka pintu lemari kayu yang ada di kamarku guna mencari kertas folio dan juga berkas yang diperlukan. Karena seingatku masih ada beberapa kertas yang ku punya.

Dan benar saja seperti dugaanku, masih ada sekitar lima kertas. Lalu segera ku tulis lamaran itu.

"Ummm, lamaran udah, skck udah, foto udah, ktp, KK juga udah. Wah Alhamdulillah nih ngga perlu fotokopi lagi." Ujarku dengan girang.

Kuambil handphone ku yang ku taruh diseberang meja, ku buka aplikasi berwarna hijau dan ku cari nama Ningrum.

Yuna

-Besok mau dibawain jam berapa Ning? -

Tak berselang lama pesanku langsung dibalas.

Ningrum

-Setengah tujuh aja bawa kesini ya,  ohiya jangan lupa nama perusahaannya CV. CANTIK SEJAHTERA ya, tadi Aku udah chatting Mas Putra nanyain-

Yuna

-Oke Ning, makasih banyak ya sebelumnya-

Setelah itu Ningrum hanya membalas dengan emot hati, dan Aku membiarkan itubtanpa membalas.

'Hah selamat datang di Dunia tipu tipu lagi Yuna, semangat, harimu masih panjang." gumamku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!