Pahlawan di Dunia Lain
"Furuko!" panggil Sagachi kepada adik perempuanya yang sedang duduk di sofa sembari membaca manga.
^^^manga: komik.^^^
"Ada apa, Nisan?" jawab Furuko. Ia menolehkan pandangannya ke arah kakaknya yang sedang berjalan mendekatinya.
^^^Nisan: sebutan sang adik kepada kakak kandungnya. Nisan artinya kakak laki-laki.^^^
"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan besok, apa kamu mau ikut denganku?" tanya Sagachi. Ia duduk di samping adiknya di sofa itu.
Mendengar kata-kata kakaknya itu, Furuko langsung berkata, "Ya jelas ikutlah! Masa' aku di rumah sendirian. Emangnya, Nisan mau jalan-jalan ke mana?"
"Emmm ... ke mana, ya? Kamu ada saran gak, mau jalan-jalan ke mana?"
"Bagaimana kalo ke Prancis, ke Menara Eiffel."
"Prancis itu terlalu jauh Furuko, pasti akan menghabiskan banyak uang."
"Ya nggak papalah, sekali-kali kita jalan-jalan jauh daripada bosan di rumah gabut terus."
"Baiklah, kalau itu maumu. Besok kita berangkat jam tujuh pagi, yang penting kamu jangan sampai bangun kesiangan, ya," respon Sagachi sembari beranjak berdiri dari sofa, kemudian ia berjalan ke arah kamarnya tanpa menoleh ke arah belakang.
"Siap, Nisan," jawab Furuko sembari menutup manga yang ia baca, kemudian ia meletakan manga itu di atas meja yang ada di depanya.
...----------------...
Keesokan harinya ....
Terdengar bunyi alarm yang begitu keras sampai membangunkan Sagachi yang tidur pulas.
"Aaaah! Ternyata sudah pagi, ya?" ujarnya sembari mematikan alarm yang di sampingnya, kemudian ia beranjak dari ranjang dan keluar dari kamarnya.
Setelah Sagachi keluar dari kamarnya, ia menghela napas berat ketika melihat adiknya yang masih juga belum bangun dan masih tertidur dengan pulasnya di atas sofa. Tanpa berpikir panjang, Sagachi langsung berjalan menuju sofa dan membangunkan adiknya.
"Furuko, bangun!" Sagachi mengoyang-goyangkan badan adiknya yang sedang tidur pulas itu, agar ia segera bangun dari tidurnya.
"Aaaah, lima menit lagi, Nisan!" respon Furuko, akan tetapi keudua matanya masih terpejam.
"Katanya mau jalan-jalan ke prancis." Sagachi berkata seperti itu agar adiknya mengingat itu dan segera bangun dari tidurnya.
Dugaanya ternyata benar, setelah Sagachi mengucapkan itu, Furuko langsung bangkit dari tidurnya.
"Oh, iya-ya, aku lupa. Sekarang sudah jam berapa, Nisan?" tanyanya setelah bangun dari tidurnya.
"Santai ... baru jam enam lebih dikit, kok," jawab Sagachi sembari melihat jam tangan yang berada di tangan kirinya.
"Oooh, aku kira udah kesiangan," jawab Furuko sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Itulah kebiasaanmu, baca manga sampai gak ingat jam tidur." Sagachi menyindir adinya yang kebiasaannya suka membaca manga di setiap harinya.
"Iya deh, aku yang salah!" gerutu Furuko dengan raut wajah yang terlihat agak kesal.
"Ya sudah sana, kamu mandi dulu!" perintah Sagachi menyuruh adiknya mandi, dan Furuko pun langsung berjalan ke arah kamar mandi, sementara Sagachi mencuci mukanya dan menyiapkan sarapan pagi.
SKIP TIME ....
Terlihat mereka berdua telah berpakaian rapi dan membawa koper besar.
Dilihatnya Sagachi memakai baju berwarna putih dengan kombinasi jas berwarna hitam dan celana berwarna hitam serta rambut yang disisir rapi ke arah kiri. Sementara Furuko memakai baju berwarna putih dengan lengan panjang dan kerah berwarna kuning serta gambar bunga yang berada di dada kirinya.
Mereka berdua menunggu Taxi Online di pinggir jalan raya. Dan tak berselang waktu lama, taxi yang mereka tunggu itu pun akhirnya datang.
Tanpa berpikir panjang, Sagachi dan Furuko langsung menaiki taxi online tersebut untuk menuju ke bandara. Setelah mereka masuk ke dalam taxi tersbut, taxi pun mulai bergerak dengan kecepatan normal.
Di dalam taxi tersbut, mereka melihat banyak mobil, motor, bus dan kendaraan lainya berlalu lalang.
"Kalo kita sudah sampai di sana, kita mau ngapain, Nisan?" bertanya Furuko pada kakaknya yang duduk di samping kirinya.
Merasa ditanya, Sagachi menolehkan pandangannya ke arah Furuko.
"Ya jalan-jalan lah!" jawabnya dengan intonasi yang agak tinggi.
"Santai saja, jangan ngegas gitu dong," ujar Furuko yang berusaha menenangkan kakaknya yang tiba-tiba saja meninggikan intonasinya, akan tetapi malah terjadi sebuah kesalahpahaman setelah Furuko berkata seperti itu. Tiba-tiba supir taxi mengurangi kecepatan dari 80 km/jam mejadi 30 km/jam.
"Kok jadi lelet taxinya, Pak?" bertanya Sagachi. Ia heran dengan yang dilakukan oleh supir taxi tersebut. Ia mengomentari supir taxi tersebut, karena supir taxi tersebut memperlambat kecepatan taxi-nya.
"Katanya disuruh santai saja dan jangan terlalu ngegas," jawab supir tersebut, ia salah paham setelah mendengar perkataan Furuko.
"Dasar tukang supir budek! Kalo lima menit lagi tidak sampai bandara, aku tidak mau bayar!" ancam Sagachi sembari memasang sabuk pengaman dan Furuko pun juga memasang sabuk pengaman, karena mereka berdua berpikir kalo supir taxi tersebut pasti akan ngebut.
Dugaan mereka berdua ternyata benar, setelah mendengar perkataan Sagachi, supir taxi tersebut langsung tancap gas dan secara tiba-tiba kecepatan taxi menjadi 200 km/jam. Sebenarnya Sagachi tidak serius dengan ucapanya, akan tetapi supir taxi tersebut menyanggupi permintaannya. Supir taxi tersebut sangat pro dalam mengendarai taxi tersebut. Sampai-sampai, di tikungan tajam gas tetap ditancap full dan tidak menabrak apa pun. Supir taxi tersebut membelokan mobil sambil nge-drift sampai ada percikan api di roda taxi tersebut.
"Aaaaaaaaaaaaaaaa!" jerit Sagachi dan Furuko secara bersamaan karena mereka sangat takut dengan kecepatan taxi tersebut.
Tak berselang waktu lama, pada akhirnya pun mereka sampai di bandara dengan selamat, walaupun jantung mereka rasanya seperti hampir copot.
"Anjay, kau sebenarnya pembalap apa supir taxi sih? Nyupirnya kok kaya orang kesurupan gitu?" tanya Sagachi setelah turun dari taxi tersebut.
"Memang benar kalau aku itu pembalap. Dulu waktu aku masih muda, aku adalah pembalap legendaris dan selalu juara satu," jawab supir taxi tersebut dengan PD-nya.
"Pantesan aja kamu nyetirnya bar-bar banget, rodanya juga berubah menjadi roda besi tuh." Sagachi mengamati ban mobil yang tadinya berupa ban karet biasa berubah menjadi ban besi.
"Ha-ha-ha ... ini memang bukan taxi biasa, sebenarnya tadi aku mengganti modif menjadi roda besi saat kalian meminta aku untuk ngebut," ujar supir taxi tersebut menjelaskan, kemudian ia masuk ke taxi dan pergi meninggalkan Sagachi dan Furuko.
Setelah itu mereka berjalan menuju bandara untuk naik pesawat menuju ke prancis.
SKIP TIME ...
Sudah sekitar empat jam Sagachi dan Furuko berada di dalam pesawat. Furuko yang duduk di dekat jendela pesawat melihat menara Eiffel, walaupun menara itu tidak begitu jelas karena tertutup awan. Pesawat yang mereka tumpangi juga akan melakukan peluncuran ke bandara prancis.
"Lihatlah, Nisan! Itu menara Eiffel-nya sudah mulai kelihatan, sepertinya kita akan sampai," ujar Furuko ketika melihat menara Eifell dari jendela pesawat.
"Iya, pesawatnya juga mau meluncur," respon Sagachi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
「Hikotoki」
😂😂😂😂😂😂😂😂😂
2024-11-18
0
「Hikotoki」
jir batu nisan🗿
2023-09-30
2
Revonzo Kevin
nee san
2023-03-14
1