Di sebuah hutan bagian utara Kota Hikari, pada akhirnya pun Sagachi telah sampai di sebuah hutan Padang Rumput yang katanya banyak pemburu berburu di sini. Karena di hutan ini terbilang banyak hewannya.
Ketika Sagachi sampai di sana, ia pun melihat Furuko yang sedang mendekati tubuh seekor rusa yang mati tergeletak setelah dipanah oleh adiknya itu.
Karena di saat Furuko akan mendekati tubuh rusa itu, ia merasakan hawa keberadaan seseorang datang dari arah belakangnya, ia pun langsung menoleh ke arah belakang, dan yang didapatinya tidak lain adalah kakaknya.
"Nisan, kau sudah lulus?" Furuko bertanya pada kakaknya itu yang telah berdiri memandangnya di bawah sinar mentari yang cerah ini. Sudut bibirnya terangkat membentuk bulan sabit, dan kemudian ia bergegas menghampiri Sagachi.
"Iya, Furuko. Ini aku sudah kembali." Sagachi pun juga melangkah menghampiri Furuko yang sedang menghampirinya, hingga keduanya bertemu dan kemudian mereka pun saling merangkul melepaskan rasa rindu setelah dua minggu usai tak bertemu.
Sebenarnya, walaupun Sagachi tidak boleh pulang selama ia belum lulus di akademi Barak Sihir itu, Furuko bisa saja menengok kakaknya setiap hari dengan datang ke sana. Namun, ia mengurungkan niatnya itu. Hal itu ia lakukan hanya agar kakaknya tetap fokus dengan latihannya.
"Kok Nisan tau kalau aku di sini?" tanya Furuko. Ia penasaran kenapa kakaknya itu bisa mengetahui keberadaannya.
"Vita-san yang memberi tahu nisan," jawab Sagachi sembari melepas rangkulannya itu dari Furuko, akan tetapi kedua tangannya masih memegangi kedua lengan adiknya itu.
Furuko heran, padahal ia tidak pernah memberitahu Vitaloka jika ia sering berburu di hutan ini.
"Kenapa Vita-san bisa tahu, ya?" tanyanya.
"Vita-san cuma memberi tahu nisan kalau banyak binatang di sini. Jadinya, nisan menebak kalau kamu pasti sedang berburu di sini," jawab Sagachi.
"Ooh, jadi begitu. Emmm ... Nisan." Furuko memainkan dua jari telunjuknya sembari melirik ke arah rusa besar yang baru saja dipanahnya. "Bisakah Nisan membawakan Rusa ini? Aku tidak bisa membawa rusa sebesar ini."
Mendengar perkataan Furuko, Sagachi menghela napas berat, karena mana mungkin dia bisa membawa rusa sebesar itu.
"Sepertinya nisan tidak kuat mengangkatnya, rusa itu terlalu besar dan pastinya rusa itu juga sangat berat," kata Sagachi merespon permintaan Furuko. "Biasanya kalau kamu berburu siapa yang membawa hewan buruanmu?" Lanjutnya dengan bertanya.
"Biasanya aku tidak pernah berburu rusa, biasanya aku memanah hewan-hewan kecil, seperti burung merpati, kelinci, burung puyuh dan lain-lain. Tapi, karena hari ini aku tidak menemukan burung, dan hewan-hewan kecil yang biasa aku buru ... aku terpaksa memanah rusa ini daripada tidak dapat apa-apa," ucap Furuko menjelaskan. Hari ini ia benar-benar belum menjumpai hewan-hewan kecil seperti yang biasa diburunya. Mungkin karena para burung dan hewan-hewan kecil itu sudah berpindah habitat yang lebih aman karena sudah sering diburu oleh para pemburu.
"Bagaimana kalau dipotong-potong saja di sini? Biar nisan yang memotong pakai pedang nisan ini, dan setelah itu kita bawa potongan daging rusa ini. Tidak perlu dibawa semua, tinggalkan sisanya saja di sini, biar dimakan macan atau binatang buas lainnya," kata Sagachi menyarankan.
"Waah! Itu ide bagus Nisan. Nisan-ku ini memang pintar," kata Furuko memuji kakaknya itu.
Sagachi tidak menghiraukan pujian dari adiknya itu, dan kemudian ia pun berkata, "Baiklah, aku akan memotongnya sekarang."
Sagachi pun memotong-motong tubuh rusa itu, dan kemudian ia hanya mengambil sebagian daging untuk dibawa. Potongan-potongan daging itu ia ikat menggunakan Rumput Seiloku agar mudah untuk membawa potongan-potongan dagingnya.
Rumput Seiloku adalah rumput yang ukurannya terbilang cukup besar dibandingkan dengan rumput-rumput biasa. Selain ukurannya yang cukup besar, rumput ini juga panjang dan cukup kuat jika digunakan sebagai tali. Rumput ini hanya ada di hutan tertentu, seperti hutan utara ini.
Sagachi mengikat potongan-potongan daging itu menjadi dua bagian. Yang satu bagian dibawa olehnya, sementara bagian yang satunya lagi dibawa oleh Furuko.
Mereka kemudian pulang ke Kota Hikari. Tentu saja, kota itu adalah kota yang mereka tinggali di dunia ini. Kota itulah tempat penginapan Vitaloka yang mereka tinggali.
Sesampainya mereka di kota ....
"Nisan pulang dulu saja! Ini kuncinya." Furuko menyerahkan sebuah kunci kepada kakaknya itu.
Sagachi menerima kunci itu, kemudian ia bertanya, "Kamu mau ke mana?"
"Aku mau ke pasar untuk menjual daging ini, daging yang Nisan bawa itu bawa pulang saja untuk kita makan nanti," ucap Furuko menjelaskan.
"Baiklah, nanti aku yang akan memasaknya," kata Sagachi merespon Furuko. Ia memang ahlinya jika solal memasak. Walaupun ia adalah seorang laki-laki, tapi dialah yang sering memasak di saat ia masih berada di dunia asalnya.
Setelah itu Sagachi pulang ke penginapan, sementara Furuko pergi ke arah pasar untuk menjual bagian potongan daging yang ia bawa. Bukan hanya untuk menjual daging saja, akan tetapi tujuannya ke pasar juga untuk membeli rempah-rempah sebagai bumbu untuk memasak daging rusa itu.
...---...
Sagachi sekarang sedang berjalan untuk menuju ke tempat penginapan yang biasa Furuko tinggal. Setelah ia sampai di sana, ia membuka pintu itu dengan kunci yang Furuko berikan padanya. Setelah pintu itu terbuka, ia masuk ke dalam rumah penginapan itu, dan kemudian ia menutup pintu itu kembali.
Di dalam rumah itu, ia berjalan melangkah ke arah dapur untuk meletakkan potongan daging yang ia bawa. Setelah itu, ia kembali lagi ruang utama, meletakkan pedang yang ia selempangkan, dan kemudian duduk di kursi sembari menunggu Furuko pulang dari pasar.
Tidak sampai satu jam kemudian, pintu rumah penginapan ini terbuka. "Tadaima."
^^^Tadaima adalah salam yang diucapkan saat tiba di rumah.^^^
Sagachi pun menoleh ke arah pintu, dan ternyata yang membuka pintu itu adalah Furuko. "Okaeri."
^^^Okaeri berarti 'selamat datang kembali' atau 'Selamat pulang'.^^^
"Syukurlah kau sudah pulang, Furuko," ucap Sagachi, kemudian ia melirik ke arah tanggan Furuko. "Apa itu Furuko?"
"Bumbu, Nisan," jawab Furuko. "Mana mungkin masak tanpa bumbu, pasti hambar, 'kan?"
Sagachi tidak tahu kalau yang di tangan Furuko itu bumbu. Pasalnya, bumbu itu ada di dalam daun pisang.
"Ya sudah, mana bumbunya, biar nisan yang masak." Sagachi meminta bumbu yang dibawa Furuko.
"Ini." Furuko pun memberikan bumbu yang dibelinya itu pada kakaknya.
"Baiklah, akan nisan masak, kamu tunggu di sini saja. Nisan tahu kok, kalau adikku ini pasti capek setelah berburu di hutan, " ucap Sagachi.
"Baiklah, Nisan," kata Furuko merespon ucapan Sagachi.
Setelah itu pun, Sagachi berjalan melangkah ke arah dapur.
"Eh, Nisan bisa masak gak ya, di dunia ini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
PINDAH PF
lah😏 itu milik pak RT jangan asal main potong woy 🤣
2023-03-13
1
PINDAH PF
😏😏 Rusa segede itu nyuruh bawa temennya... jangan mau anjay lu di tipu daya oleh Furuko 🤣
2023-03-13
0
PINDAH PF
Vita-san 🤣
kayak pernah kenal nama itu di iklan TV
2023-03-13
0