Dua minggu telah berlalu, Takasuma Sagachi kini telah telah lulus dan telah diresmikan menjadi petarung Swordman. Begitu cepat bukan?
Kelas pelatihan Swordman tidak sama seperti halnya belajar di sekolah yang bisa mencapai hingga puluhan tahun dari mulai SD, SMP, SMA, SARJANA dan perguruan yang lebih tinggi lagi.
Tapi berbeda dengan pelajaran di kelas pelatihan Barak Sihir, di sini pelajaran dan pelatihan tempur hanya dua minggu saja ia sudah lulus. Namun bukan berarti jika sudah dinyatakan lulus itu dianggap sudah kuat, akan tetapi Sagachi harus meningkatkan kekuatannya lagi dengan cara bertarung atau berburu di hutan seperti Furuko.
Sama halnya dengan Furuko, karena ia telah empat puluh hari lebih dulu sebelum datangnya Sagachi ke dunia ini, ia telah lulus dan menjadi seorang Archer. Setelah lulus dari akademi Barak Sihir, Furuko berburu ke hutan dengan kekuatan dan ilmu memanahnya yang terbilang jitu untuk membidik hewan-hewan di hutan, dan setelah berburu Furuko menjual sebagian daging hewan itu dan sebagian lagi dimasak olehnya.
Belajar di akademi Barak Sihir sebenarnya tidaklah gratis, saat Furuko berada di dunia ini lebih awal ketimbang Sagachi, yang membiayainya adalah Vitaloka—gadis pemilik penginapan yang menolong Furuko.
Begitu juga dengan Sagachi, yang membiayainya belajar di akademi Barak Sihir adalah Furuko, karena Furuko sudah memiliki penghasilan dari berburu di hutan dengan hasil buruannya yang ia jual.
Tapi Sagachi tidak mengetahui hal itu, ia mengira kalau belajar di akademi Barak Sihir itu gratis. Padahal, Furuko lah yang membiayainya secara diam-diam, karena Furuko ingin agar kakaknya semangat dalam pelatihannya menjadi seorang petarung, walaupun job yang diambil Sagachi bukanlah yang diinginkannya, tapi Furuko berharap dengan begitu kakaknya akan tetap fokus dalam berlatih dan tidak memikirkan kalau Furuko lah yang membiayainya.
Furuko merasa kalau ia memiliki banyak hutang dengan Vitaloka, karena ia telah banyak merepotkannya. Dari mulai ia diberi tempat tinggal, penginapan gratis, makan gratis dan sampai disekolahkan di akademi Barak Sihir juga gratis.
Namun, walaupun sekarang Furuko telah memiliki penghasilan sendiri setelah memiliki kemampuan berburu dalam job Archer yang dipilihnya itu, Vitaloka selalu menolak saat Furuko ingin membayar yang ia rasa itu adalah hutang terhadap Vitaloka. Karena Vitaloka memang tulus membantu Furuko, karena Furuko sangat kasihan dengannya yang tidak memiliki siapa-siapa di dunia ini.
Vitaloka adalah gadis yang sangat baik bagi Furuko, bahkan ia melakukan itu semua kepada orang yang baru dikenalnya. Padahal, Furuko hanyalah orang baru di dunia ini.
...---...
Setelah Sagachi pulang ke penginapan tempat adiknya tinggal, ia mengetuk pintu penginapan rumah itu. Namun karena tidak ada respon dari dalam, ia berusaha untuk membuka pintu itu. Akan tetapi, pintu tersebut terkunci.
"Kenapa pintunya dikunci, ya?" gumam Sagachi bertanya. "Apakah Furuko tidak ada di rumah?"
Ia bingung kenapa penginapan tempat Furuko tinggal itu dikunci. Saat Sagachi ingin berbalik arah dan meninggalkan tempat itu, seorang wanita berambut ungu dikucir ponytail, memakai kimono berwarna biru muda dan stoking panjang.
"Kamu, sangat mirip sekali dengan Furuko. Apakah kamu kakak laki-laki yang ia ceritakan itu?" tanya wanita itu yang tak lain adalah Vitaloka—pemilik penginapan tersebut.
Sagachi dan Furuko memanglah memiliki wajah yang bisa dibilang hampir mirip, karena mereka adalah kakak adik kandung yang selisih usianya hanya dua tahun. Hanya saja, gender mereka berbeda.
"Iya, benar ... Anda, Vita-san, 'kan?" tebak Sagachi, karena ia pernah mendengar cerita dari adiknya waktu itu. Karena dalam cerita itu disebutkan ciri-ciri dari Vitaloka, dan ciri-ciri itu mirip seperti yang sedang Sagachi lihat saat ini. "Anda yang menolong adik saya, 'kan?"
"Iya, Sagachi-san. Perkenalkan, nama saya Tenjou Vitaloka, saya pemilik penginapan di sini." Vitaloka memperkenalkan dirinya.
"Baiklah, salam kenal, Vita-san," kata Sagachi merespon Vitaloka, kemudian ia bertanya, "Apakah, Vita-san tau, di mana adikku sekarang ini? Soalnya, pintu penginapan itu dikuci."
"Oh, adikmu mungkin masih berburu di hutan. Memang aku yang menyuruhnya untuk selalu mengunci penginapan ini jika akan ditinggal pergi. Kuncinya sudah aku berikan pada Furuko, dan sekarang kuncinya ada padanya," jawab Vitaloka menjelaskan. "Untuk sementara, sembari menunggu Furuko kembali, Sagachi-san mampir ke rumahku dulu saja, bagaimana?"
"Tidak usah, terima kasih. Saya akan ke hutan saja untuk menyusul Furuko," ucap Sagachi, ia mengambil keputusan seperti itu karena ia ingin menyusul adiknya dan membantu adiknya dalam berburu di hutan.
"Ngomong-ngomong, apakah Vita-san tau, hutan di sebelah manakah tempat Furuko berburu?" sambung Sagachi dengan bertanya, karena ia juga tidak tahu di mana tempat Furuko berburu, walaupun waktu pertama kali ia bertemu dengan adiknya di dunia ini ia berpapasan dengan adiknya yang akan pergi ke hutan untuk berburu. Akan tetapi, untuk memastikan keberadaannya, ia pun bertanya demikian.
"Aku tidak tahu pasti di mana ia berburu, namun banyak sekali binatang-binatang di hutan bagian utara dari arah jalur keluar bagian sana." Vitaloka menunjuk ke arah jalan keluar dari kota ini menuju hutan Padang Rumput, yaitu Padang Rumput yang saat itu Sagachi dan Furuko lewati saat mereka masuk ke dunia ini.
"Baiklah, terima kasih atas informasinya, saya akan segera ke sana," jawab Sagachi, kemudian ia langsung bergegas menuju ke tempat tujuannya, yaitu ke hutan untuk menyusul adiknya.
"Sama-sama," sahut Vitaloka, walaupun Sagachi sudah langsung berlari saja untuk menyusul adiknya. Akan tetapi, Sagachi masih mendengar suaranya.
... ---...
Sebenarnya, tempat pelatihan Barak Sihir itu seperti asrama. Sagachi tidak boleh pulang dari sana jika belum lulus dalam pelatihan teknik-teknik job Swordman. Oleh karena itulah, Sagachi memutuskan untuk pergi menyusul Furuko di hutan, karena ia juga sudah sangat rindu dengan adiknya itu setelah dua minggu tidak bertemu.
Seperti yang telah ditunjukkan oleh Vitaloka, ia berlari melewati jalur keluar dari kota ini menuju keluar hutan. Saat ia berada di perbatasan antara kota dan hutan Padang Rumput, ia memutuskan untuk berhenti sejenak sembari mengatur napasnya yang terengah-engah.
"Dari sini, aku harus ke jalur utara," gumam Sagachi, kemudian ia pun melanjutkan perjalanannya untuk menuju ke hutan bagian utara dari jalur ini. Karena seperti yang dikatakan oleh Vitaloka, bahwa banyak binatang di hutan bagian utara.
Sagachi berlari menyusuri hutan bagain utara itu melewati Padang Rumput yang luas ini. Ia membawa pedang berbahan kristal yang ia selempangkan di punggungnya. Pedang itu adalah pedang yang ia dapatkan dari akademi Barak Sihir waktu ia memilih pedang.
Laju lari Sagachi tidak seperti di saat sebelum ia sekolah di akademi Barak Sihir. Sekarang kecepatan laju larinya pun dua kali lebih cepat dibandingkan dari sebelumnya. Karena selain diajari teknik berpedang Swordman, Ia juga dilatih untuk meningkatkan kelincahan, kecepatan dan ketahanan fisik.
Tak berselang lama kemudian, akhirnya pun ia sampai di hutan tempat para pemburu sedang beraksi di sini. Ia pun juga melihat adiknya yang baru saja memanah seekor rusa bertanduk.
"Nisan," ucap Furuko ketika ia menoleh ke arah Sagachi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments