Don'T Judge Me
"Dira dipanggil Pak Faiz,di ruang guru" kata Merlin gadis bermata sipit keturunan Tionghoa.
"Thanks gw meluncur cik Merlin yang cantik" kata gadis cantik berwajah blesteran timur tengah dan Eropa hidung mancung yang umurnya akan menginjak lima belas tahun sebulan lagi,yang duduk dibangku kelas satu sekolah menengah Atas.
thok thok
"Bapak memanggil saya ,"ucapnya.
"Ada keluarga mu yang mencari mu kamu beresin buku buku pelajaran mu, karena keluarga mu minta ijin untuk membawamu pulang" kata Pak Faiz.
"Baik pak"kataku segera mengambil tas dan menghampiri pak dhe yang menugu diatas motor.
"Ada apa pakdhe?"tanyaku.
"kita bicara dirumah ya" ucapnya,sesampai dirumah kulihat ada mobil terparkir didepan rumah dan begitu masuk aku melihat ibu duduk di apit wanita berbaju gamis lebar dan laki laki tampan sepertinya blesteran Eropa.
"Assalamualaikum"ucapku sambil berjalan masuk.
"Walaikumsalam ,Salim sama semua sayang,ini Abi, umi,itu aa mu dan ini teteh mu"kata bunda ,tanpa membantah aku menuruti semua perintah Bunda sebelum duduk di samping paman.
"Ada apa sebenarnya paman "tanyaku lirih pada paman ,karena setelah sepuluh menit hanya ada kebisuan .
"Dira kan selalu bertanya siapa ayahnya atau Abi Dira ini abi nya Dira"kata bunda lirih
"Putriku "kata laki laki itu,hendak bangun tapi melihat wajah sangar pakdhe jadi mundur ,jadi ini orang yang namanya tercantum di akte kelahiran ku Prabu Atmaja kataku dalam hati.
"Begini biar umi jelaskan umi dan bundamu bersahabat karena umi divonis kanker ,umi memintak bundamu untuk menikah dengan suami umi berharap ada yang mengurus anak anak umi waktu umi meninggal,tapi saat pernikahan baru tiga bulan bunda mu kabur,"kata wanita yang dipanggil umi kulihat bunda menggegam erat kerudungnya.
"Maaf Abi baru tahu keberadaan mu" kata laki laki itu.
"kemarin waktu Abi dan umi mengisi tausiyah Abi melihat bundamu,makanya Abi langsung mencari keberadaan nya".
"katanya Abi mau menceraikan madu Abi,biar umi ga sedih,sekarang udah pada ngumpul buruan talak terus balik ke hotel disini panas"kata si teteh.
"Ayu mulutnya ga sopan"kata si Abi,mulutnya tak se Ayu namanya kata ku dalam hati.
"Sekarang udah ga ada yang ditutupi buruan talak adikku biar dia juga bebas adikku juga berhak bahagia tidak hanya kalian yang boleh bahagia diatas penderitaan adikku "kata pak dhe saudar satu-satunya yang bunda punya.
"Tapi situasinya beda aku ternyata punya seorang putri , mas" ucap Abi.
"Dira kami dari kecil sudah ku anggap putriku jadi tidak butuh Abi nya,tolong segera talak adikku sebelum kesabaran ku habis "ucap pak Dhe dengan menahan emosi.
Allahu Akbar Allahu Akbar. Asyhadu alla ilaha illallah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Hayya 'alash sholah (2 kali)
Suara adzan menghentikan perdebatan
"kalian pergi dah waktunya sholat "kata pak Dhe
"Apa tidak boleh kami numpang sholat disini "kata Abi.
"Apa kamu tidak denger kata kata putri mu tadi disini panas ,lebih baik kalian sholat di hotel aja"usir pak dhe ahkirnya mereka semua pergi.
"Bunda"panggilku pada bunda yang hanya diam dari tadi.
"Maaf kan bunda sayang"kata bunda sambil menangis memelukku.
"Aku mau ke mushola tutup pintu aku ga suka laki laki laki itu kesini disaat aku ga ada ,anakmu udah dewasa udah saatnya dia tahu,ceritakan semua jangan ada yang kamu tutupin, " ucap paman sebelum pergi meninggalkan rumah kami.
"Ayo sholat dulu tar bunda cerita habis sholat"ucap bunda.
Allahu Akbar Allahu Akbar. Asyhadu alla ilaha illallah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Hayya 'alash sholah (2 kali).
"Bangun woi adzan magrib tidur aja udah magrib bangun. Brakk Brakk" suara gedoran pintu dan teriakan dari luar kamar kosan membangunkan aku yang tidak sengaja ketiduran selepas pulang kerja.
"Apa sih ****** loo ya bisa gak bangun ni yang enak dikit udah tau magrib malah teriak-teriak" ucapku sambil keluar kamar. Meski kesal dengan cara sahabat sekaligus tetangga kosanku yang kamarnya tepat berada di depanku, aku sebenarnya bersyukur karena teriakannya membangunkan ku dari sepenggal mimpi masa laluku.
Aku seorang karyawan pabrik garmen di kawasan Jababeka hari ini aku masuk sif pagi jadi jam 4 sore sudah sampai kosanku, setelah membersihkan badan dan sholat Ashar aku bermain ponsel yang malah membuat ku ketiduran.
" Habisnya kalau nggak teriak-teriak itu nggak seru dikiranya bukan membangunkan tapi lagi gosip bisik-bisik tetangga kosan " ucapnya.
"Wong edan Lo seru gw kena serangan jantung "ucapku yang disambut tawa renyah olehnya.
" Tar kalau lu kenal serangan jantung jangan khawatir gw obati asalkan loo mau jadi Kakak ipar ku " ucapnya santai.
"Bisa tambah gila kalau jadi kakak ipar loh udah ah mau sholat magrib gw" ucapku sambil masuk kembali kedalam kamar kosanku .
Bukan kamar kos mewah tapi lumayan lah ada kamar mandi dan dapur kecil didalam,aku bekerja dengan sistem sif sebagai quite control dengan gaji standar UMR cukup untuk memenuhi kebutuhan ku dan bersenang-senang tanpa perlu meminta siapapun.
Oya pasti tidak tahu namamu kan,aku Adira Carissa maharani umur 24 tahun baru bekerja dan tinggal di sini selama 6 bulan.
"Temani aku klub malam yuu"ucap Nadira, inilah yang membuat kami menjadi akrab kami memiliki nama yang sama yaitu Dira,kalau aku Adira kalau dia Nadira umurnya 23 tahun lebih muda setahun dari ku bekerja di pabrik di pagi hari dan malam nya kuliah manejemen bisnis .
" Mau ngapain loo ke klub malam ?" tanyaku.
" mau nyari cowok gw ,aku dengar dia disana sama selingkuhan nya jadi aku mau langsung menangkap basah mereka begitu "ucapnya.
"Lo yang ngeluarin duit "ucapku.
"Ok gw yang nanggung semua, besok Lo liburkan"ucapnya yang aku jawab dengan mengagukkan kepala.
Dengan mengendarai taksi online kita berangkat ke klub malam sesuai alamat informasi teman kuliah Nadira.
"Buset rame begini gimana nyarinya" ucapku . " kita berjalan kesana aja sambil melihat situasi " ucap Nadira menujuk meja bartender sambil mata kami jelalatan mencari sosok yang Nadira cari.
"Mau pesan apa Lo?" tanya Nadia.
"Enggak Lo aja yang pesan gw cuma mengantarkan Lo, lagian gue takut mabuk terus di perkosaan orang seperti novel-novel yang biasa lu baca itu" ucapku yang disambut kelak tawa oleh Nadira juga lelaki yang duduk di belakangku yang aku sendiri tidak bisa melihat wajahnya karena dia memakai topi hitam.
"Bajingan lihat mereka "umpat Nadira sambil menuju ke arah Dance floor nampak cowok Nadira sedang berjoget bersama seorang wanita,dengan posisi badan saling menempel dan mulut saling ******* tanpa malu di lihat orang.
Tanpa menugu lama Nadira mendekati mereka dan langsung menyerang cowoknya. Aku cuma menjadi penonton dari jauh Karena aku tahu kemampuan Nadira dalam hal bela diri yang aku tahu dia pemegang sabuk hitam. Hingga sirene polisi dan segerombolan polisi masuk membuat suasana tambah gaduh ,aku yang ketakutan juga berusaha kabur tapi karena gak tau kabur kemana aku malah menubruk lelaki yang duduk di belakangku yang hingga minumannya tumpah ke bajuku.
"kamu tidak perlu takut tenang saja mereka akan pergi jika tujuannya udah selesai" ucapnya. Bener setelah musik yang begitu kencang dimatikan seorang polisi yang tampak lebih tegas mengumpulkan kami di tengah-tengah Dance floor dan meminta kami untuk melakukan tes urine, serta memeriksa bawaan kami masing-masing .
" Ini bawaan kamu dek" tanya polisi yang memeriksa tas ranselku yang berisi air putih buku laptop minyak kayu putih dan taspek baru.
"Iya pak " jawabku sedikit ketakutan berbeda dengan polisi yang memeriksa isi tasku yang tampak menahan tawa sekaligus kaget melihat taspek yang ada di tasku.
" Kenapa ?" tanya komandannya menghampiri kami.
"Sebaiknya kamu hubungi suamimu untuk menjemput disini"ucap sang komandan.
"Janda pak" ucap Nadira yang menghampiri ku,aku sendiri bingung kenapa ada taspek di tasku.
"Kalian saling mengenal ?" tanya polisi itu.
" Ini teman saya dia datang bersama dengan saya. Saya membawa ke sini untuk menghibur dia yang suaminya baru mati karena terkena sengatan listrik bertegangan tinggi" ucap Nadira lancar membuatku terbatuk-batuk mendengarnya.
"Mau minum dulu" ucap sang komandan yang langsung aku tolak dan aku mengambil minum ku sendiri yang kubawa dari rumah.
"Ini tas anda ,anda boleh pulang setelah tes kalau anda bersih dari narkoba "ucapnya. Setelah pemeriksaan narkoba dengan menggunakan strip urin yang hasilnya bisa keluar dalam beberapa menit aku dan Nadira di ijinkan pulang." Pengalaman pertama masuk ke dalam diskotik terkena razia polisi ,"ucapku pada Nadira yang disambut gelak tawa olehnya seolah dia lupa dengan kesedihannya yang telah memergoki kasihnya dengan wanita lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments