"Tumben Lo boleh keluar rumah dalam kondisi perut sudah besar kayak gitu" ucapku saat membuka pintu dan menemukan Nadira sebagai tamuku malam-malam begini.
"Aku diantar mas Nando, orangnya sekalian mau kondangan " ucapnya.
"Gw kira pergi ke sini sendirian "ucapku setelah duduk di sampingnya.
" Gak bakal di ijinkan gw pingin ke sini udah lama, sejak gw tahu tentang keluarga Atmaja dan Wijaya tempo hari" ucapnya.
" Butuh waktu seminggu buat lo diizinkan keluar dari apartemen" ucapku yang diangguin oleh Nadira .
" Aku mesti mencari alasan yang tepat biar diizinkan keluar".
" Kali ini alasanmu apa sampai diizinkan keluar?" tanyaku.
" Aku ngidam pingin makan makanan masakan kamu" ucapnya.
"sekarang kamu bilang mau makan apa biar aku masakin sekarang, tetapi kalau request mu tidak ada bahannya aku harus belanja dulu ke minimarket depan atau tidak masaknya nunggu besok pagi" ucapku.
" Gw bukan ngidam makan masakanmu tetapi gue penasaran tentang cerita kemarin yang masih menggantung buatku" ucapnya.
"Cerita yang mana lagi?" tanyaku.
"Bundamu istri kedua dan umi Rahayu istri pertama, tentang kalian yang saudara seayah harusnya namamu ada nama Atmaja dong?" tanyanya.
"Dulu aku pernah dengan sengaja mencuri dengar obrolan bunda dan Abi, saat itu aku kelas 11 Abi memintak nama keluarganya Atmaja disemat kan dibelakang nama ku, tetapi bunda menolak karena keluarga Abi tidak pernah menginginkan keberadaan kami" ucapku.
"Tunggu berati kamu tidak pernah tinggal sama Abi mu?" tanya Nadira .
"Aku dari kecil di asuh Bunda tanpa Abi dan keluarganya tahu ada aku, Abi baru tahu kalau mempunyai aku sebagai putrinya saat aku kelas 10" ucapku.
"Pasti hidupmu berat dari kecil cuma tumbuh dan besar dengan Bundamu tanpa Abi" tanya Nadira .
"Awal mula berat aku iri melihat teman-temanku mempunyai seorang ayah Papa saudara atau keluarga yang lain sedangkan aku hanya hidup dengan Bunda dan keluarga om kakak Bunda, tapi semakin bertambahnya usia aku semakin sadar dan paham dengan apa yang terjadi dengan kedua orang tuaku " ucapku.
"Jangan kasihan padaku " ucapku setelah aku selesai cerita Nadira malah diam sambil memandangku, kasihan.
"Tidak aku tidak kasihan aku cuma bersyukur bisa hidup dengan papa dan mama sampai aku dewasa, meski setelah mama meninggal papa jadi berubah " ucapnya sambil menghapus air matanya.
"Bersyukurlah dengan apapun yang terjadi pada kita, karena segala sesuatu pasti ada hikmahnya . Apa pantas gw ngomong gitu kalau sampai sekarang aja gw belum siap ketemu mereka "ucapku .
"Wajarlah Lo pasti sakit hati Abi Lo dan saudara-saudara Lo hidup bersama dengan keluarga mereka masing-masing tapi Lo harus hidup sendiri setelah kepergian Bundamu " ucap Nadira .
" Beneran nggak kepingin apa gitu , pumung masih sore akan gw usahain tar anak lo ngeces " ucapku.
"Gw cuma penasaran kenapa ga ada nama Atmaja di belakang namamu aja,gw takut ga selamat pas lahiran terus gw jadi hantu penasaran " ucapnya.
"Pasti Lo selamat dan sehat baik itu kamu atau anakmu" Ucapku.
"Terimakasih kamu emang yang selalu tulus padaku padahal hidupmu lebih berat dari pada aku " ucapnya sambil memelukku.
"Selama Lo baik gw akan balas baik tetapi sekali Lo nyakitin gw, gw lebih baik pergi jauh tidak mau ketemu lagi sama lo" ucapku yang langsung di diketawain olehnya .
" Gw yang akan pergi ninggalin Lo duluan " ucapnya sambil terkekeh.
" Ini apa"tanya Nadira .
"CV ,Lo mau pindah kerja lagi, belum juga genap 2 bulan Masa mau pindah kerja lagi"ucap Nadira .
"Itu gw mau coba melamar menjadi
CPNS ke dinas kementerian kesehatanmu " ucapku.
"Lo jadi PNS tar Lo kerja di puskesmas dong terus kalau di taruh di pelosok bagaimana aku gak bisa ketemu kamu dong "ucapnya.
"Kalau kemarin aku belum siap di pelosok, kalau sekarang gw pikir lebih baik berada di pelosok jauh dari orang-orang yang mengenalku " ucapku.
"Lo mau ninggalin gw" ucap Nadira cemberut.
"Lo punya suami punya kakak dan kita masih bisa komunikasi,aku ingin mencari pengalaman di tempat baru".
"Kamu tidak takut di tempatkan di pelosok ?" tanyanya.
"Aku sekarang sudah siap bahkan semakin pelosok semakin bagus," ucapku yang langsung di pelototin olehnya.
"Kalau kita jadi PNS kementerian kesehatan kita akan bekerja di instansi milik kementerian kesehatan, misal RSUP, Poltekkes Kemenkes, KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan), posisinya sendiri tergantung instansi, ada yang jadi dokter umum, ada juga yang jadi dosen (misal di poltekkes), dan sebagainya".
"Jadi belum tentu pedalaman ?" tanyanya.
"Ya begitulah "jawabku.
"Lo ga mau jadi Kakak ipar gw aja" ucap Nadira tiba-tiba membuatku terbatuk-batuk.
"Lo gila ya,Lo gak tahu masih di kantor kalau kakakmu itu dekat sama Mbak Ika" ucapku.
tok tok tok aku dan Nadira saling pandang saat mendengar suara ketukan pintu," siapa malam-malam begini bertamu" ucap Nadira sambil melirik jam dinding menujukkan angka 10.00 malam.
"Suami bukan ?" tanyaku, tok tok "Ra ini gw Farida "ucap suara itu membuatku segera membuka pintu.
"Ya Allah Farida" ucapku kaget saat membuka pintu melihat Farida datang dengan rambut berantakan,air mata yang masih menetes dan ada luka memar di sekitar wajahnya.
"Masuk" ucapku.
"Siapa yang tega melakukan ini?" tanya Nadira .
"Suamiku " ucap Farida lirih.
"Bentar gw hubungi mas Aryo " ucap Nadira sambil berjalan menjauh dan aku pergi mengambil minum supa Farida sedikit tenang.
"Minum teh hangat dulu" ucapku sambil menyodorkan segelas air minum.
"Kata mas Aryo jangan di obati dulu langsung di bawa ke polisi biar bisa melakukan visum" ucap Nadira .
"Berarti sekarang kita ke kantor polisi ?" tanyaku.
"Iya kita siap-siap mas Aryo akan menyuruh mas Arya mendampingi kita ke kantor polisi" ucap Nadira,kami saling berpelukan untuk memberikan dukungan. Setelah 20 menit menunggu ahkirnya Arya datang dengan Arkana, dengan ditemani Arkana yang seorang polisi aktif dan Arya yang ahli hukum aku berharap Laporan Farida segera di proses.
Yang pertama kami lakukan adalah melaporkan tindak pidana yang terjadi kepada Farida di kepolisian. Setelah itu, penyidik akan mengajukan permintaan untuk melakukan visum. Setelah surat permintaan dikeluarkan, penyidik akan menemani korban dalam pemeriksaan visum.
Pukul 12.00 malam semua proses selesai kami diantar pulang ke apartemen Nadira karena mes ku terlalu kecil buat bertiga, lagian aku juga libur ini jadinya aku dan Farida tidur di kamar Nando.
"Kalau Lo disini kita ga bakal kelaparan dan gak perlu mencari makan kebawah kalau lapar" ucap Nando.
"Enak lagi kalau bisa menikah dengan Dira bisa tiap hari makan enaknya" ucap Nadira, membuatku terbatuk.
"Lo udah ada calon belum, kalau belum gw gak bakal menolak kalau lo mau, meskipun Lo janda"ucap Arkana membuatku terbatuk-batuk dan Farida ketawa bersama Nadira.
"Emang Lo janda ?"tanya Nando.
"Iya, jangan dekat-dekat gw kena pelet gw lo tar" ucapku ketus,ketiga laki-laki itu hanya saling pandang bingung.
"Dengan luka bekas tamparan di wajah dan kening serta memar di lenganmu, kita bisa tuntut suamimu dengan tindakan, Pidana penjara paling lama sepuluh atau denda paling banyak Rp 30 juta karena kekerasan fisik yang di lakukan menyebabkan korban jatuh sakit" ucap Arya.
"Aku ngikut aja mas aku lebih senang jika kami bisa bercerai karena ini" ucap Farida . Menurut Farida, mereka cek-cok karena Radi ingin Farida dan istri pertamanya tinggal satu rumah biar dia ga harus repot-repot pergi kesana kesini, tetapi karena Farida menolak Radi menarik lengan Farida kencang hingga mengakibatkan memar di lengan Farida. Saat Farida memberontak Radi marah dan menampar Nadira hingga jatuh mengakibatkan keningnya terluka dan pipinya menjadi lebam setelah di tampar Radi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments