Dwi Ayu Arum nama bundaku mempunyai kakak seorang sarjana psikolog Eko setia Budi yang bekerja menjadi abdi negara. Bunda hampir menikah dengan om Ridwan yang seorang psikolog sekaligus menjadi guru di SMA tempat bunda bekerja menjadi staf TU. Om Ridwan teman kuliah pak Dhe Eko itu lah yang membuat hubungan bunda dan om Ridwan mendapatkan restu dari pak dhe.
" Silakan diminum air minumnya Tante, Maaf cuma ada air minum" ucapku saat menyuguhkan secangkir teh hangat buat Tante Ambar.
"Sebenarnya Tante tadi ke sini berdua sama Om mu, tetapi di tengah jalan ditelepon kepolisian yang mengabarkan bahwa ada anak didiknya yang tertangkap balapan liar" ucap Tante Ambar.
"Tante juga mengenal dengan Bunda saya?"tanyaku.
" Tante juga seorang guru di tempat bunda mu menjadi staf TU,tetapi Tante dan Ridwan nikah karena di jodohkan. Tante perawan tua yang telat menikah dan Ridwan saat itu duda patah hati setelah setahun di tinggal wafat bundamu" ucap Tante Ambar.
"Apa Tante Ambar dan om Ridwan sudah bisa saling mencintai ?" tanyaku hati-hati taku menyinggung.
"Waktu pertama kali menikah kami hanya menjalani berdasarkan komitmen karena di hati kami masih ada masing-masing nama, Ridwan masih menyimpan nama Bundamu dan Tante masih menyimpan nama tunangan Tante" ucap Tante Ambar.
"Berarti sekarang sudah saling mencintai ?" tanyaku.
"Allhamdullilah kami sekarang saling mencintai karena Allah "ucapnya.
"Alhamdulillah aku ikut senang mendengarnya "Ucapku.
"Assalamualaikum " ucap om Ridwan yang baru datang.
"Walaikumsalam "jawab kami kompak, setelah basa-basi dengan om Ridwan menanyakan status ku dan kenapa aku bisa menjadi resepsionis dan bisa bekerja di pabrik garmen,om Ridwan berjanji tidak akan membocorkan kesalah pahaman mereka yang menganggap ku janda atau hanya mengagap ku sebagai resepsionis.
"Sudah 2 tahun ini paman mu bertugas di daerah Bandung ini alamat tempat tinggal dan tempat kerja paman mu temui dia ! Biar paman mu tidak cemas atau paling tidak hubungi saja telponnya "ucap om Ridwan sambil menyerahkan secarik kertas kepada ku .
"Terima kasih om,tapi apa budhe masih marah padaku aku takut keberadaanku membuat budhe jadi tambah membenci ku dan bunda ?"tanyaku. Jujur aku masih tidak bisa ketemu budhe setelah dia menganggap ku hanya benalu.
"Kamu dan ibumu sama saja hanya benalu yang cuma bisa merepotkan hidup budhe, kenapa sih kamu tidak ikut bunda mu saja sana"ucapan Budhe malam itu masih terekam jelas.
"Insyaallah budhe mu tidak akan marah temui Pak dhe mu , seperti halnya Om yang sangat senang bisa bertemu denganmu pasti pakdemu juga sangat senang "ucap om Ridwan.
"Apa perlu kami anterin,jika kamu mau "ucap Tante Ambar.
"Tidak usah Tante ,aku akan temui pak dek sendiri aja"ucapku.
Pak Dhe orang yang baik begitu juga istrinya, tetapi setelah bunda meninggal Bu Dhe jadi lebih terkesan takut kalau aku akan menjadi fokus perhatian suaminya dari pada dia dan seluruh keluarganya.Seteh kepulangan om Ridwan dan Tante Ambar,aku bimbang di antara ingin menemui pakde atau tidak.
"Woi ngelamun bae" ucap Kana ,yang ikut duduk di sampingku di sofa kamar sempit ku ini .
"Kapan Lo datang kok gw ga denger, kaya setan aja Lo tidak ada suaranya "ucapku.
"Melamun saja sih sampai aku ketok pintu gak terdengar , ya udah gw langsung masuk aja"ucap Kana.
"Kenapa Lo malam-malam kesini?"tanyaku.
"Lo habis ada tamu?" tanya Kana.
"Iya, sekarang jawab gw kenapa Lo malam-malam kesini "ucapku.
"Gw ada job buat Lo,gw minta Lo untuk hadir di acara wisuda Pascasarjana gw sebagai kekasih gw" ucap Kana.
"Gila Lo, sepertinya Lo sengaja ingin menabuh genderang perang dengan mama lo dan Lo gunakan gw sebagai senjata lo"ucapku.
"Gw kasih tahu dia bukan mama gw"ucap Kana, lirih membuatku langsung menoleh kearahnya tidak percaya.
"Mamaku punya saudara kembar Camelia dan Cempaka . Mama Cempaka meninggal waktu melahirkan ku" ucap Kana.
"Yang bener tragis amat hidupmu dari kecil sudah tidak pernah melihat ibu kandung lo,ternyata hidup gw lebih baik daripada hidup lo"ucapku ,aku sebenarnya kasihan tetapi biasanya lelaki tidak suka dikasihani.
"Wajah mama Camelia dan Cempaka itu sama persis, yang bisa membedakan mereka hanya orang terdekat begitu kata papa "ucap Kana.
"Kira-kira kalau gue nikah sama lo anak gw kembar nggak ya?" tanyaku spontan.
"Gimana kalau kita coba bikin "ucap Kana tiba-tiba ditelinga ku.
"Gila, bikin kaget aja sih lo" ucapku kesel, sambil mengusap usap telingaku yang merinding.
"Haha Lo gitu aja merinding "ejek Kana.
"Kenapa meski gw sih, cari cewek lain yang di terima keluarga lo?"
"Karena hanya Lo yang bisa bertahan, kalau cewek gw di setujui mama bisa-bisa bulan depan gw di suruh nikah Sam mama dan nenek "ucap Kana.
"Lagian usia Lo juga sudah matang buat nikah " Ucapku.
"Usiaku baru 28 tahun usia yang sangat penting buat meraih karir" ucapnya.
" Iya lu tinggal bilang ke mama lo kalau untuk saat ini ingin mengejar karir dulu sebelum menempuh hidup baru,"ucapku.
"Sudah aku sudah pernah bilang mau fokus ke karir, tapi kata mama menikah tidak akan menghambat karirku malah akan jadi penyemangat"ucap Kana.
"Ya udah nikah aja ko ribet si hidup Lo, harusnya Lo senang masih ada mama yang negur dan sayang sama lo"ucapku.
"Kali ini upahnya 2x lipat dari biasanya"ucap Kana.
"200 perjam berati belum termasuk pegang tangan" ucapku.
"Iya pegang tangan 50 rb, pegang muka 100 rb dan ciuman 1 juta" ucap Kana membuatku melotot.
"Gw kaya perempuan ga bener yang menjajakan servis " ucapku membuat Kana tertawa.
"Beda kalau PSK kita meraih kepuasan hasrat tersalurkan, kalau Lo tidak mendapatkan kepuasan dan hasrat harus di tahan"ucapnya.
"Gila Lo pernah menyewa kaya begitu, berati Lo ga perjaka dong "ucapku spontan.
"Gw melakukan waktu kuliah di ajarin cewek gw yang ternyata juga sudah gak perawan,ya selanjutnya ketagihan deh"ucapnya.
"Lo ga takut dosa,Lo kan pernah tinggal di pesantren ?" tanyaku.
"Saat di pesantren ya ga berani lah, tetapi waktu kuliah cewek gw yang mancing duluan, lagian cowok mana yang tahan jika di depannya ada cewek seksi sudah membuka semua bajunya dan memberikan rangsangan duluan"ucap Kana.
"Gila lo"makiku yang di sambut tawa olehnya.
"Gw sangsi kalau Lo janda, ekspresi muka Lo waktu denger ceritaku kaya anak perawan aja" ucap Kana.
"Sana pulang aja gw mau tidur udah malem"usirku.
"Gw balik ingat 3hari lagi wisudanya pagi,Lo bisa cuti atau tuker libur sama dokter lain"ucapnya sebelum pergi.
"Gw belum setuju ya"ucapku.
"Gw gak peduli Lo haru setuju,Lo milih gw jemput pagi atau kesana sendiri" ucapnya. "Kalau gw jemput ya berangkat pagi, selama acara Lo bisa menugu sambil duduk dan ngobrol dengan kedua orang tuaku,"ucapnya membuatku melotot.
"Gila aja bisa panas kupingku dekat dengan mama lo?"ucapku.
"Kalau Lo ga mau Lo bisa berangkat agak siang langsung temuin aku di tempat acara,Lo bisa tunjukkan undangan Lo supaya bisa masuk ke tempat acara "ucapnya sambil menyodorkan undangan acara wisuda.
"Gw tidak menerima alasan apapun,Lo harus datang"ucapnya.
"Nyesel gw kemarin menyetujui kesepakatan Lo, tau sifat Lo pemaksa begini"Ucapku,Kana hanya tertawa ngakak sebelum pergi.
Sial sekarang gw nyesel kenapa kemarin setuju , dasar pemaksa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments