Polwan galak

Setelah berita penyergapan ******* yang muncul di berbagai media, sampai hari ini Ayya belum mendapatkan kabar tentang suaminya, karena ponselnya belum juga bisa di hubungi.

“Tenanglah, Ayy. Ibu yakin, Ali pasti baik-baik saja, jika terjadi sesuatu pasti seseorang akan menelpon kita,” ucap Bu Lastri pada Ayya yang sedari tadi gelisah menanti kabar suaminya.

“I-iya, Bu. Ayya juga yakin mas Ali baik-baik saja,” tutur Ayya dengan senyumnya yang tampak dipaksakan.

Dua hari kemudian, Ali tiba-tiba muncul di hadapan Ayya yang sedang duduk di tepi kolam seraya memandangi layar handphonenya.

“Sudah aku bilang, kamu pasti merindukanku, Ayy,” Seru Ali dari belakang.

Ayya kaget dan langsung menoleh, matanya berbinar-binar melihat suaminya tiba-tiba muncul di belakangnya. Sontak Ayya bangun dari duduknya lalu mengamati seluruh badan suaminya dari ujung kepala sampai kaki.

“Auww!” Ali meringis ketika Ayya tidak sengaja menyentuh bagian lengan kanan yang terkena tembakan.

“Maaf, maaf. Apa ada yang luka, dimana? coba Ayya lihat, Mas.” Ayya mengajak Ali duduk di bangku sambil memeriksa tangan kanan bagian atas lebih tepatnya bagian bahu.

“Kenapa tidak menelponku, mas? aku kan bisa datang menjemputmu,” tanya Ayya.

“Tapi aku sudah pulang sekarang, dan aku sangat lapar,” ucap Ali sambil mengusap perutnya.

“Baiklah, ayo kita masuk dulu, mas.” ajak Ayya sambil menggandeng tangan suaminya.

“Apa mas yakin, hanya mau makan sayur asem hari ini? padahal aku punya resep baru hari ini,” ucap Ayya sambil membuka dan mengeluarkan sayuran dari kulkas.

“Iya. Besok saja kamu masak menu barunya.”

“Baiklah.”

“Aku nunggu di ruang keluarga, Ayy. Karena aku harus nonton berita di TV”

“Iya, Mas.” sahut Ayya.

Setelah selsai masak Ayya duduk di depan Ali membawa sepiring nasi di tangannya, menyuapi Ali karena tangannya dalam keadaan cedera.

Ali fokus pada acara berita di televisi, ia mencari semua saluran yang menayangkan berita kriminal di dalammya, dari Chanel 1 ke Chanel lainnya ia pantau semua akan tetapi tidak semua saluran televisi menayangkan berita kriminal secara bersamaan, salah satu saluran tv menayangkan infotainment gosip para artis yang sedang hangat diperbincangkan. Mata Ali tertegung ketika ia tiba-tiba melihat wajah Vina di layar kaca miliknya, setelah sekian lama Ali tidak pernah lagi mengikuti berita-berita tentang Vina, tiba-tiba muncul begitu saja di depan matanya.

Melihat suaminya tiba-tiba diam mematung, Ayya pun menoleh ke acara televisi yang sedang di tonton Ali saat itu.

“Pantas saja mas Ali tidak mendengar ucapanku, ternyata dia fokus melihat istrinya di tv,” batin Ayya sambil meletakan piring yang dipegangnya ke atas meja. Ayya hanya mengamati ekspresi suaminya yang tampak kaget dan juga penasaran dengan acara yang memberitakan seorang model papan atas "Davina Anderson" yang saat ini tengah terjerat sebuah kasus, layaknya artis-artis lain yang tidak jauh dari rumor dan juga pencitraan.

“Davina Anderson, dia model yang sangat cantik dan berbakat, dia juga ... sexy. Sangat sempurna di mata laki-laki.” ucap Ayya.

Ali segera tersadar lalu memindahkan Chanel televisinya, dengan mimik wajah yang sedikit gelagapan.

“Yah. ko ganti chanel? aku sedang nonton, mas,” ucap Ayya sambil mengganti kembali ke Chanel semula.

“Aku tidak mau nonton itu, Ayy. Matikan saja tv-nya,” perintah Ali. padahal tadi dia sangat fokus menontonnya. Ayya mengamati gelagat suaminya seraya menatap matanya. Baiklah, Sepertinya Ayya mengerti bahwa suaminya belum terlepas dari masa lalunya.

“Ya sudah, mas. habiskan makannya dulu,” ucap Ayya mengambil kembali piring di meja. Ali melanjutkan makan lalu pergi ke kamar karena ingin berganti baju.

“Badanku lengket, Ayy. mau mandi sebentar.”

“Mandi? apa dokter sudah memperbolehkan untuk mandi? bagaimana dengan luka tembaknya?” tanya Ayya.

“Kalau begitu ambilkan air hangat saja, untuk mengelap badanku.” ucap Ali.

Saat Ayya kembali membawa air hangat, Ali sedang kesulitan membuka bajunya dan Ayya segera datang untuk membantunya, Setelah baju Ali terlepas seluruhnya, Ayya kaget karena dari dekat dia bisa melihat begitu banyak bekas luka yang sudah memudar di seluruh tubuh Atletis milik suaminya.

“Kenapa? tubuhku memang sexy, Ayy. kamu tidak usah bengong seperti itu,” celoteh Ali.

Ayya mengamati tekstur kulit Ali dan menyentuh dengan jari-jarinya.

“Sepertinya ini bekas luka ya, mas?” tanya Ayya.

“Apa masih terlihat? padahal itu bekas luka yang sudah lama sekali,” ucap Ali sambil turut mengamati tubuhnya sendiri.

“Sudah berapa kali kena tembak, mas?” tanya Ayya.

“Entahlah, aku tidak menghitungnya, bisa di bilang kalau nyawaku ini banyak sekali, Ayy, karena aku masih bisa hidup sampai saat ini.”

Ayya menggigit bibirnya sambil mengerutkan dahinya, lalu mulai mengelap tubuh Ali pelan-pelan.

“Bagaimana rasanya kena tembakan? apa itu lebih sakit dari pada sakit gigi?” Dengan iseng Ayya melontarkan pertanyaan konyol pada suaminya.

“Pertanyaan macam apa itu? apakah aku harus menembakmu dulu? supaya kamu tahu rasanya seperti apa?”

“Ayya cuma ingin tahu aja, mas, soalnya waktu kecil Ayya pernah memiliki cita-cita jadi seorang polwan juga, lho.”

“Apa? dengan badan sekecil ini, Ayy?” ejek Ali.

“Jangan menertawakanku! biarpun badanku kecil tapi aku ini kan bisa melakukan banyak hal, mas.” ucap Ayya sambil mengerucutkan bibirnya.

“Tapi jadi Polwan itu harus berbadan tegap, sikapnya tegas, disegani, dan jutek. Sementara kamu terlalu lembek, Ayy.”

“Apa! lembek katamu?” seru Ayya spontan memukul luka di tangan Ali.

“Auww!” Ali setengah berteriak menahan sakit di tangannya.

“Maaf, maaf! Ayya minta maaf, mas. Tanganku beneran refleks tadi padahal niatnya cuma mau ngancam doang, ko,” ucap Ayya menyesal.

“Nah, seperti itulah sikapmu. Aku gak salah 'kan bilang kamu lembek? mana bisa jadi polwan.” cetus Ali sambil tersenyum miring.

“Iisshh ... terserah kamu sajalah, mas. Sebagai orang waras, aku hanya bisa ngalah dan kamu menang,” sahut Ayya sambil membuka lemari dan mengambil satu buah kemeja milik Ali.

“Baiklah. aku akui, kamu cocok jadi polwan, karena kamu cukup galak, semua penjahat pasti bertekuk lutut di hadapan kamu”

“Sekarang aku tidak minat lagi jadi polwan, cukup mas saja yang jadi polisi,” ucap Ayya sambil memakaikan kemeja lalu pergi ke luar membawa baju-baju kotor Ali.

“Tunggu, ibu polwan! Anda lupa memberiku minum, tolonglah tenggorokanku kering sekali,” seru Ali menggoda Ayya yang sedang kesal.

“Baik, pak polisi! tunggu sebentar. Aku akan membawakanmu secangkir kopi sianida,” balas Ayya sambil membulatkan matanya.

BERSAMBUNG ...

pertama tekan like 👍, terus tekan love ❤️ supaya dpt notif kalau eps baru sudah up, selanjut nya boleh komen positif, kasih bintang 5 dan vote juga, makasih 😘

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐 ˙⁠❥⁠˙EmBul ◍

༄༅⃟𝐐 ˙⁠❥⁠˙EmBul ◍

Kopi Jessica Wong so 😂

2022-03-31

0

Gulla Li

Gulla Li

kopi sianida 🤣🤣🤣🤣

2022-03-22

0

Gulla Li

Gulla Li

🤣🤣🤣 kopi sianida

2022-03-22

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan tokoh
2 Diakah Suamiku?
3 Terlantar di kota Jakarta
4 Sasaran kemarahan
5 Istri yang tidak diharapkan
6 Dia seperti angin.
7 Baim sepupu Ali
8 Masa lalu.
9 Vina
10 Sayur Asem
11 Pengabdian
12 Drama penyergapan
13 Polwan galak
14 Aku, kamu dan dia
15 Hilang dan Kembali
16 Cinta! Cinta! Cinta!
17 Menyelami perasaan
18 Terjebak cinta segitiga
19 Bertahan
20 Cinta atau Tanggung jawab?
21 Vina, Usaha terus.
22 Percikan Api
23 Disaat berbunga-bunga
24 Salah Asumsi
25 Akhirnya ketemu Umi
26 Carmuk depan mertua
27 Sales Hp
28 Komitmen
29 Korban Massa
30 ICU
31 Penyesalan
32 Penyelidikan
33 Info Akurat
34 Vina pulang, Ibra datang
35 Semburat wajah Ali
36 Ayya Pemberani
37 Teror Bom
38 Tragedi MEGAH PLAZA
39 Kecil kemungkinan
40 Titik Nol kesadaran
41 I love You
42 Berjanji untuk Berpisah
43 Sesak menahan rasa
44 PTSD Symptom
45 Telat menyadari
46 Jangan berubah.
47 Janji adalah janji
48 Kesempatan yang terlewat
49 Liburan ke pantai
50 Bulan madu
51 Wanita di malam hari
52 Nikah Resmi
53 Keracunan buah Pare
54 Ponsel yang hilang
55 Pencuri dan penipu
56 Testpack
57 Bersandiwara lagi?
58 Album kenangan
59 Janji pada Aliya
60 Hamil?
61 Gadis liar
62 Calon Ayah
63 Menggemaskan
64 Permainan piano
65 H-2
66 Prosesi pedang pora
67 Kejutan untuk readers (visual)
68 Mata Amber yang indah
69 Teori memori sel
70 Pilih A atau B?
71 Siap-sia jatuh cinta
72 Suami manja
73 Gempa
74 Bidadariku
75 Ibu ...!
76 Surga dunia
77 Psikosomatis
78 Sebelum terlambat
79 Pesta
80 Bait puisi
81 Lanjut apa enggak!
82 Bercak darah
83 Chemistry
84 Lagu untuk kakak
85 BREAKING NEWS
86 Partner
87 Endorse
88 Menantuku, Keponakanku.
89 Japanesse ice coffe
90 Tato Burung Elang
91 Rutan
92 Di tepi jurang
93 Lyra, sahabatku
94 Membuka Tabir
95 Malam pertama Aliya
96 Ibu atau Bayi?
97 Napas terakhir.
98 Sertijab dan Korps Raport
99 Ending
100 Pengumuman
101 Pengumuman 2
102 Assalamualaikum
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Pengenalan tokoh
2
Diakah Suamiku?
3
Terlantar di kota Jakarta
4
Sasaran kemarahan
5
Istri yang tidak diharapkan
6
Dia seperti angin.
7
Baim sepupu Ali
8
Masa lalu.
9
Vina
10
Sayur Asem
11
Pengabdian
12
Drama penyergapan
13
Polwan galak
14
Aku, kamu dan dia
15
Hilang dan Kembali
16
Cinta! Cinta! Cinta!
17
Menyelami perasaan
18
Terjebak cinta segitiga
19
Bertahan
20
Cinta atau Tanggung jawab?
21
Vina, Usaha terus.
22
Percikan Api
23
Disaat berbunga-bunga
24
Salah Asumsi
25
Akhirnya ketemu Umi
26
Carmuk depan mertua
27
Sales Hp
28
Komitmen
29
Korban Massa
30
ICU
31
Penyesalan
32
Penyelidikan
33
Info Akurat
34
Vina pulang, Ibra datang
35
Semburat wajah Ali
36
Ayya Pemberani
37
Teror Bom
38
Tragedi MEGAH PLAZA
39
Kecil kemungkinan
40
Titik Nol kesadaran
41
I love You
42
Berjanji untuk Berpisah
43
Sesak menahan rasa
44
PTSD Symptom
45
Telat menyadari
46
Jangan berubah.
47
Janji adalah janji
48
Kesempatan yang terlewat
49
Liburan ke pantai
50
Bulan madu
51
Wanita di malam hari
52
Nikah Resmi
53
Keracunan buah Pare
54
Ponsel yang hilang
55
Pencuri dan penipu
56
Testpack
57
Bersandiwara lagi?
58
Album kenangan
59
Janji pada Aliya
60
Hamil?
61
Gadis liar
62
Calon Ayah
63
Menggemaskan
64
Permainan piano
65
H-2
66
Prosesi pedang pora
67
Kejutan untuk readers (visual)
68
Mata Amber yang indah
69
Teori memori sel
70
Pilih A atau B?
71
Siap-sia jatuh cinta
72
Suami manja
73
Gempa
74
Bidadariku
75
Ibu ...!
76
Surga dunia
77
Psikosomatis
78
Sebelum terlambat
79
Pesta
80
Bait puisi
81
Lanjut apa enggak!
82
Bercak darah
83
Chemistry
84
Lagu untuk kakak
85
BREAKING NEWS
86
Partner
87
Endorse
88
Menantuku, Keponakanku.
89
Japanesse ice coffe
90
Tato Burung Elang
91
Rutan
92
Di tepi jurang
93
Lyra, sahabatku
94
Membuka Tabir
95
Malam pertama Aliya
96
Ibu atau Bayi?
97
Napas terakhir.
98
Sertijab dan Korps Raport
99
Ending
100
Pengumuman
101
Pengumuman 2
102
Assalamualaikum

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!