Hilang dan Kembali

Ayya mendengar suara Bi Nur yang baru tiba di depan rumah. Ayya pamit sebentar kepada Vina untuk pergi ke luar, karena dia butuh bantuan Bi Nur untuk mengeluarkan barang belanjaan yang masih berada di dalam mobil.

“Sudah pulang ya, Bi? Sekalian masuk ke rumah, bantu Ayya memindahkan belanjaan ke dapur, ya, Bi,” pintanya sambil membuka pintu mobil.

“Baik, Non. Maaf ya, Non. Bibi perginya kelamaan tadi.” Dia segera mendekat untuk membantu Ayya.

“Gak apa-apa, kok. Kan gak tiap hari juga Bibi izin,” ucap Ayya.

Saat melewati ruang tamu, tatapan Bi Nur tertuju pada tamu yang sedang duduk di sofa saat itu. Setelah berada di dapur Bi Nur melontarkan pertanyaannya karena penasaran, “Non ... sepertinya sedang ada tamu. Siapa itu?” tanya Bi Nur sambil mengingat-ingat wajah perempuan yang duduk di ruang tamu.

Ayya terdiam, membiarkan Bi Nur mengingatnya sendiri.

“Bi, sekarang kita langsung masak untuk makan siang aja, ya,” ucapnya mengalihkan pembicaraan.

Bi Nur terlihat mengusap dadanya sambil bergumam, “Ya, ampun. Kenapa ini bisa terjadi?” Dia membalikkan badannya saat mulai mengingat sesuatu.

“Bibi sudah mengingatnya, ya?” tanya Ayya tanpa melirik wajahnya.

Bi Nur mengangguk sambil menggigit bibirnya. Dia seperti mendapatkan sebuah pertanda tidak baik dengan kedatangan Vina yang tiba-tiba.

“Bibi sudah lama banget, ya, ikut keluarga ini?” tanya Ayya yang berusaha bersikap tenang.

“Lumayan, Non. sejak Ibu dan bapak menetap di Jakarta.”

“Berarti Bibi sudah kerja di sini, ketika Mas Ali nikah lima tahun yang lalu?”

“I-iya, Non,” jawab bik Nur sambil menunduk.

“Seperti apa, Bi, pernikahan mas Ali dan Mkbak Vina waktu itu?” tanya Ayya sambil mulai memotong-motong sayuran. Dia begitu penasaran, tapi begitu takut menghadapai kenyataan.

“Emm ... pernikahannya sangat sederhana, hanya dihadiri keluarga terdekat, karena Mbak Vina terikat kontrak yang melarangnya untuk menikah saat itu.” Bi Nur menghela napasnya lalu melanjutkan cerita. “Bibik gak ngerti kenapa mereka harus menikah waktu itu?” ucap nikahi sambil menggelengkan kepalanya.

“Ya ... tentu saja karena mereka saling mencintai, Bi,” sela Aya.

“Tapi seprtinya, cinta mereka tidak sama besar jadinya timpang. Hhhhh ... bibi kasian sama Den Ali waktu itu, dan sekarang giliran Den Ali sudah hidup bahagia, kenapa wanita jahat itu harus kembali. Isshhh ... tidak tahu malu,” gerutunya semakin kesal.

“Shuuttt, pelan-pelan, Bi.” Ayya mengingatkan. “Kenapa Bibi tidak menyapanya saja sekarang? Temani Mbak Vina ngobrol, pasti dia masih mengenali Bibi,” saran Ayya yang masih berusaha bersikap bijak.

“Enggak ah, Non. Artis internasional kaya dia mana mau kenal sama orang kaya Bibi.”

“Aku lihat tadi dia sangat ramah, kok. Dan sepertinya mas Ali masih mencintainya, Bi.”

“Sudah punya istri yang baik seperti Non Ayya, gak mungkin Den Ali kembali pada wanita jahat itu.”

“Kita kan gak tahu isi hatinya Mas Ali. Sepertinya cinta buat Mbak Vina sangat dalam. Hubungan mereka terjalin cukup lama, pastinya tak mudah untuk dilupakan. Ayya sekarang merasa sangat berdosa karena masih berada di rumah ini. Padahal, sudah jelas Mas Ali menikahi Ayya hanya sekedar menuruti kemauan Ibu saja, Ayya tahu Mas Ali melakukannya karena paksaan. Dia juga berkali-kali menolak Ayya dengan alasan tidak bisa melupakan Mbak Vina. Di rumah pribadinya, masih terpampang foto-foto kebersamaan mereka.”

Ayya yang tengah menunduk, tiba-tiba menatap Bi Nur. “Lalu Ayya harus bagaimana? Ayya bisa pergi kapan pun dari rumah ini, tapi bagaimana dengan perasaan orang tua Ayya nantinya?”

“Jangan lakukan itu, Non. Apa pun yang terjadi, jangan pergi dari rumah ini,” pinta Bi Nur. “Jangan pergi pokoknya.”

“Posisi Ayya hanya istri siri yang sama sekali tidak dicintai. Kalau tidak pergi, kasian Mas Ali, dia akan bingung.”

“Biarkan saja wanita jahat itu yang pergi!” ketus Bi Nur. Dia meluapkan kekesalannya dengan menekan pisau sekeras mungkin saat memotong sayuran di atas talenan.

“Ya sudah, Bi, tolong cuci sayur ini. Ayya siapkan bahan yang lainnya dulu. Kita masak banyak hari ini karena ada tamu. Bisa jadi ini masakan Ayya yang terakhir di rumah ini. Setelah Mas Ali pulang, baru Ayya putuskan akan pergi ke mana.”

“Jangan ngomong gitu, Non. Bibi gak rela,” ucap Bi Nur sambil menggelengkan kepala, tetap menolak ucapan Ayya.

Selesai masak Ayya kembali menemani Vina di ruang tamu, Vina mengutarakan maksud kedatangannya yang mungkin tidak diharapkan di keluarga ini, seperti yang Ayya lihat di infotainment gosip artis, saat ini Vina sedang diterpa masalah, kariernya sedang terancam.

Tak lama kemudian ponsel Ayya yang diletakannya di meja, bergetar dan menyala. Di layar tertera nama 'Mas Ali' memanggil. Terlintas di pikiran Vina bahwa mungkin Ayya adalah istri yang dinikahi Ali setelah Vina.

“Maaf, Mbak. Saya angkat telepon dulu,” sela Ayya seraya mengambil ponsel dari atas meja, lalu mengangkatnya.

“Iya, mas. Mau pulang sekarang?” tanya Ayya pada Ali melalui sambungan telepon.

“Iya, Ayy, aku mau makan siang di rumah.”

Ayya menutup telepon lalu bergegas setelah berpamitan pada Vina untuk menjemput suaminya.

Beberapa menit kemudian, ponsel Ali berbunyi

“Mas, aku sudah menunggumu di luar,” ucap Ayya lalu menutup kembali telponnya, Ali pun keluar, menghampiri Ayya yang tengah menunggu di parkiran.

“Cepat sekali, Ayy. kamu ngebut, ya?” tanya Ali. Tanpa menjawab apa pun, Ayya langsung melajukan mobilnya setelah memasangkan sabuk pengaman di pinggang Ali.

Tak terasa spidometer menunjukan kecepatan lebih dari 100 km/jam.

“Sesuaikan kecepatanmu dengan pengemudi lain, Ayy. Kalau tidak, aku akan menilangmu!” Ali mulai mengancam, setelah beberapa kali memperingatkan Ayya dengan candaan, tetapi istrinya tak menghiraukan.

Lalu Ayya mengerem mobil secara mendadak, ia menarik dan membuang napas sambil memejamkan matanya sesaat. Dia hanya kecewa pada diri sendiri, karena harus terjebak dalam situasi ini. Dia tidak bisa menyalah Ali, juga Vina, karena mereka memang saling mencintai. Ayya hanya menyesalkan posisinya saat ini.

“Maaf.” ucap Ayya sambil mengatur napas, lalu kembali mengemudi dengan hati-hati.

“Hhhh ... Ada apa denganmu, Ayy?” lagi-lagi, pertanyaan Ali tidak dihiraukan oleh Ayya. Setelah tiba di halaman rumah, Ayya membukakan pintu mobil untuk Ali dan menuntunnya keluar dari mobil.

“Masuklah duluan, Mas. nanti Ayya menyusul,” pungkas Ayya yang ingin membenahi posisi mobil terlebih dahulu.

Dengan semangat Ali melangkahkan kakinya ke dalam rumah karena tak sabar ingin segera menyantap makan siangnya di meja makan. Tiba-tiba langkahnya terhenti di ruang tamu saat dilihatnya seorang wanita yang spontan berdiri dari tempat duduknya ketika Ali datang dan berdiri di hadapannya.

Ali berdiri mematung karena tidak pernah menyangka akan bertatap muka dengan wanita yang sudah lama ingin dia buang dari pikirannya. Tak lama Ayya datang dan turut berhenti di samping Ali.

“Si-siapa yang mengizinkannya masuk ke rumah ini?” tanya Ali.

“Mas, makan siang sudah siap, sebaiknya kita makan dulu,” ucap Ayya sambil menggandengnya.

“Saya tanya sekali lagi! Siapa yang mengizinkannya masuk, ke rumah ini?” Bentak Ali sambil menatap mata Ayya.

“Ayya yang mengizinkannya, Mas. Karena Ayya selalu diajarkan untuk memperlakukan tamu dengan baik.”

“Maafkan saya. Memang seharusnya saya tidak datang ke rumah ini, saya akan pergi sekarang juga, tolong kalian jangan bertengkar,” ucap Vina sambil menarik dorongan kopernya, namun Ayya mencegahnya.

“Tunggu, mbak!” ucap Ayya lalu menoleh ke arah suaminya. “Mas, tunggulah di meja makan.”

Sambil mengepalkan tangannya, lalu Ali pergi ke dapur dan menunggu di meja makan.

Ayya menyimpan kembali koper yang sudah dipegang dan siap di bawa oleh Vina.

“Setidaknya, makanlah dulu, Mbak. baru pergi,” ujarnya sambil menuntun tangan Vina menuju meja makan.

Ayya merasa iba dengan keadaan Vina saat ini, tak tega rasanya jika harus mengusirnya. Lagipula, Ayya perlu memperjelas perasaan mereka bertiga. Dia tidak ingin hidup dalam kebohongan. Jika memang Ayya yang harus bertahan di rumah ini, ia harus memastikan bahwa Ali hanya mencintainya, tanpa ada bayang-bayang masa lalu. Dia harus bertahan demi menguji perasaannya dan juga perasaan Ali terhadapnya.

BERSAMBUNG ...

pertama tekan like 👍, terus tekan love ❤️ supaya dpt notif kalau eps baru sudah up, selanjut nya boleh komen positif, kasih bintang 5 dan vote juga, makasih 😘

Terpopuler

Comments

Siti Fatimah

Siti Fatimah

wanita hebat ayya 👍

2023-06-06

0

Marhaban ya Nur17

Marhaban ya Nur17

keren neh alurnya g ada cara" licik or semacamnya

2023-02-01

0

Rini Gumilang

Rini Gumilang

itu karena terbawa suasana hati dan pikiran ayya.yg sedang bimbang dan kalut,mlihat istri prtma swaminya datang tiba2.hti siapa yg tk risau bgtu.

2022-10-17

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan tokoh
2 Diakah Suamiku?
3 Terlantar di kota Jakarta
4 Sasaran kemarahan
5 Istri yang tidak diharapkan
6 Dia seperti angin.
7 Baim sepupu Ali
8 Masa lalu.
9 Vina
10 Sayur Asem
11 Pengabdian
12 Drama penyergapan
13 Polwan galak
14 Aku, kamu dan dia
15 Hilang dan Kembali
16 Cinta! Cinta! Cinta!
17 Menyelami perasaan
18 Terjebak cinta segitiga
19 Bertahan
20 Cinta atau Tanggung jawab?
21 Vina, Usaha terus.
22 Percikan Api
23 Disaat berbunga-bunga
24 Salah Asumsi
25 Akhirnya ketemu Umi
26 Carmuk depan mertua
27 Sales Hp
28 Komitmen
29 Korban Massa
30 ICU
31 Penyesalan
32 Penyelidikan
33 Info Akurat
34 Vina pulang, Ibra datang
35 Semburat wajah Ali
36 Ayya Pemberani
37 Teror Bom
38 Tragedi MEGAH PLAZA
39 Kecil kemungkinan
40 Titik Nol kesadaran
41 I love You
42 Berjanji untuk Berpisah
43 Sesak menahan rasa
44 PTSD Symptom
45 Telat menyadari
46 Jangan berubah.
47 Janji adalah janji
48 Kesempatan yang terlewat
49 Liburan ke pantai
50 Bulan madu
51 Wanita di malam hari
52 Nikah Resmi
53 Keracunan buah Pare
54 Ponsel yang hilang
55 Pencuri dan penipu
56 Testpack
57 Bersandiwara lagi?
58 Album kenangan
59 Janji pada Aliya
60 Hamil?
61 Gadis liar
62 Calon Ayah
63 Menggemaskan
64 Permainan piano
65 H-2
66 Prosesi pedang pora
67 Kejutan untuk readers (visual)
68 Mata Amber yang indah
69 Teori memori sel
70 Pilih A atau B?
71 Siap-sia jatuh cinta
72 Suami manja
73 Gempa
74 Bidadariku
75 Ibu ...!
76 Surga dunia
77 Psikosomatis
78 Sebelum terlambat
79 Pesta
80 Bait puisi
81 Lanjut apa enggak!
82 Bercak darah
83 Chemistry
84 Lagu untuk kakak
85 BREAKING NEWS
86 Partner
87 Endorse
88 Menantuku, Keponakanku.
89 Japanesse ice coffe
90 Tato Burung Elang
91 Rutan
92 Di tepi jurang
93 Lyra, sahabatku
94 Membuka Tabir
95 Malam pertama Aliya
96 Ibu atau Bayi?
97 Napas terakhir.
98 Sertijab dan Korps Raport
99 Ending
100 Pengumuman
101 Pengumuman 2
102 Assalamualaikum
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Pengenalan tokoh
2
Diakah Suamiku?
3
Terlantar di kota Jakarta
4
Sasaran kemarahan
5
Istri yang tidak diharapkan
6
Dia seperti angin.
7
Baim sepupu Ali
8
Masa lalu.
9
Vina
10
Sayur Asem
11
Pengabdian
12
Drama penyergapan
13
Polwan galak
14
Aku, kamu dan dia
15
Hilang dan Kembali
16
Cinta! Cinta! Cinta!
17
Menyelami perasaan
18
Terjebak cinta segitiga
19
Bertahan
20
Cinta atau Tanggung jawab?
21
Vina, Usaha terus.
22
Percikan Api
23
Disaat berbunga-bunga
24
Salah Asumsi
25
Akhirnya ketemu Umi
26
Carmuk depan mertua
27
Sales Hp
28
Komitmen
29
Korban Massa
30
ICU
31
Penyesalan
32
Penyelidikan
33
Info Akurat
34
Vina pulang, Ibra datang
35
Semburat wajah Ali
36
Ayya Pemberani
37
Teror Bom
38
Tragedi MEGAH PLAZA
39
Kecil kemungkinan
40
Titik Nol kesadaran
41
I love You
42
Berjanji untuk Berpisah
43
Sesak menahan rasa
44
PTSD Symptom
45
Telat menyadari
46
Jangan berubah.
47
Janji adalah janji
48
Kesempatan yang terlewat
49
Liburan ke pantai
50
Bulan madu
51
Wanita di malam hari
52
Nikah Resmi
53
Keracunan buah Pare
54
Ponsel yang hilang
55
Pencuri dan penipu
56
Testpack
57
Bersandiwara lagi?
58
Album kenangan
59
Janji pada Aliya
60
Hamil?
61
Gadis liar
62
Calon Ayah
63
Menggemaskan
64
Permainan piano
65
H-2
66
Prosesi pedang pora
67
Kejutan untuk readers (visual)
68
Mata Amber yang indah
69
Teori memori sel
70
Pilih A atau B?
71
Siap-sia jatuh cinta
72
Suami manja
73
Gempa
74
Bidadariku
75
Ibu ...!
76
Surga dunia
77
Psikosomatis
78
Sebelum terlambat
79
Pesta
80
Bait puisi
81
Lanjut apa enggak!
82
Bercak darah
83
Chemistry
84
Lagu untuk kakak
85
BREAKING NEWS
86
Partner
87
Endorse
88
Menantuku, Keponakanku.
89
Japanesse ice coffe
90
Tato Burung Elang
91
Rutan
92
Di tepi jurang
93
Lyra, sahabatku
94
Membuka Tabir
95
Malam pertama Aliya
96
Ibu atau Bayi?
97
Napas terakhir.
98
Sertijab dan Korps Raport
99
Ending
100
Pengumuman
101
Pengumuman 2
102
Assalamualaikum

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!