Saat ini, Ali hanya butuh waktu untuk menata hati. Rasa cinta untuk Vina memang belum sepenuhnya sirna. Ia sangat mengerti apa yang harus ia pertahankan dan apa yang harus ia lepaskan. Namun, sekuat apa pun dia berusaha, Ali tak pernah tahu bagaimana hatinya esok atau pun nanti.
Sementara Ayya, ingin meyakinkan dirinya bahwa apa yang akan dia perjuangkan nanti, tak akan menjadi penyesalan di kemudian hari. Ia tak ingin menyeret dirinya ke dalam lingkaran yang mungkin akhirnya akan menghempaskan salah satu dari mereka. Akan ada hati yang tersakiti tentunya.
Melihat Ayya diam dan menunduk, Ali mulai menurunkan egonya.
“Maaf, Ayy. Tolong jangan bahas itu dulu, aku mau ambil wudhu.”
“Baik, aku bantu, Mas,” tawarnya.
Selesai salat, Ayya memijat kepala Ali karena suaminya itu mengaku pusing. Entahlah, mungkin itu salah satu cara Ali untuk menghindari pertengkaran, karena ia tahu betul jika istri yang dinikahinya tanpa cinta itu, sangat pengertian dan paham kondisi.
“Pijat bagian pundak juga, Ayy,” perintah Ali sambil menggoyangkan lehernya.
“Sebelah kiri aja 'kan, Mas?” ucap Ayya karena dia pikir pundak sebelah kanan akan mengenai luka di pangkal tangannya.
“Kiri dan kananlah, masa cuma sebelah, tar yang kiri cemburu kaya kamu,” canda Ali, ia coba mencairkan suasana.
“Aku? Cemburu?”
Ali memutar wajah sambil menatap mata Ayya. Dia mengangkat alis sambil memperhatikan ekspresi wajah istrinya. “Oh ... gak lagi cemburu, ya. Ya udah ayo pijat lagi,” sanggah Ali sambil memukul keras pundak dengan tangan kanannya. Spontan Ayya berhenti memijat.
Lalu Ali menoleh, “Kenapa berhenti, Ayy?” tanya Ali.
“Pertama, aku gak terima dibilang cemburu. Aku dah bilang kalau Mas mau balikan sama Mbak Vina, silakan! Dan yang kedua, aku gak terima karena dibohongi. Mas bilang tangannya belum bisa ngapa-ngapain tapi barusan bisa mukul pundak sendiri, kenceng banget.” Ayya menatap Ali sambil berkacak pinggang.
“Kamu mau tau seberapa kuat tanganku ini? Sini, biar aku gendong kamu, Ayy.”
Ayya yang duduk di sandaran sofa langsung berdiri dan menjauhkan diri dari Ali.
“Sudahlah, jangan minta aku melayanimu lagi.” Aya memutar badannya menuju pintu keluar. Dia berpikir untuk turun menemani Vina di ruang tamu. Namun, tangan kekar Ali tiba-tiba menyergap tubuh Ayya dari belakang.
“Lepasin, Mas!”
Ali seperti tidak mendengar ucapan istrinya yang tengah meronta. Dia hanya berusaha supaya sentuhannya terhadap Ayya membuat dia terbiasa. Memberi sebuah kenyamanan layaknya hubungan suami dan istri.
“Mau ke mana, sih, Ayy? Makin kamu marah, kamu makin imut. Mana ada polwan selucu kamu,” rayu Ali, membuat Ayya menarik sebuah bantal dan menekannya di wajah Ali.
“Lepas, gak, Mas?” ancam Ayya
“Kalau gak mau lepas, emang kenapa?” gurau Ali sambil mengeratkan tangannya yang melingkar di perut Ayya.
“Mau ngapain, sih, Mas? Aku gak bisa napas jadinya.” Ayya yang masih berusaha melepaskan diri, hanya bisa memutarkan badan menghadap Ali. Mata Ayya membulat ketika suaminya perlahan mendekatkan wajah sambil menatap. Spontan Ayya menghindari wajah Ali yang tengah memburunya.
“Mas! Jauhkan wajahmu itu.”
Akhirnya, mereka berdua menertawakan dirinya masing-masing, hingga tak menyadari bahwa di balik pintu, ada dua orang yang tengah memperhatikan tingkah kekanak-kanakannya. Ali hampir lupa kapan terakhir dia tertawa lepas seperti itu.
Vina yang naik dan berniat untuk sekedar berpamitan sebelum pergi, langkahnya terhenti ketika dia melihat dari celah pintu kamar yang memang lupa ditutup oleh Ayya sejak tadi.
Dulu hanya ada Vina yang membuat Ali tertawa bahagia seperti yang ia lihat. Namun, kini dia bukan lagi satu-satunya wanita berharga di hati Ali, ada gurat kesedihan yang nampak di wajah Vina saat menyadari ada wanita lain yang menggantikannya. Penyesalan muncul seakan mengiris hatinya. Tiba-tiba, Ibra datang menepuk pundaknya hingga membangunkan Vina dari lamunannya.
“Vin, kamu gak apa-apa?” tanya Ibra pada Vina yang hanya berdiri mematung di depan pintu kamar Ali. Ibra pun sedikit merasakan apa yang sedang dialami Vina saat ini karena dia turut mendengar suara riuh canda tawa Ali dan Ayya dari dalam kamar.
Ketika terdengar terdengar suara ketukan pintu, mata Ali dan Ayya yang tengah beradu pandang, seketika beralih ke arah pintu yang sedari tadi sudah terbuka, Ali segera melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang Ayya, sambil melempar pandangan lalu mereka melangkah menuju pintu.
“Maaf, mengganggu waktu kalian. Saya datang untuk pamit karena Ibra sudah datang menjemput, Terima kasih untuk jamuan makan siangnya” ucap Vina.
“Ayya minta maaf ya, mbak, jika di sini membuat mbak kurang nyaman,” ucap Ayya. Vina tersenyum tipis sambil memegang tangan Ayya.
Setelah Vina dan Ibra undur diri, Ayya segera menutup pintu sambil mengerutkan wajahnya.
“Kenapa, Ayy? sepertinya kamu tidak rela kalau mas Baim kamu pergi berdua dengan Vina,” canda Ali.
“Bukan gitu. Ayya cuma malu, gara-gara tadi lupa menutup pintu, mereka jadi melihat tingkah konyol kita, 'kan?”
“Tapi aku malah puas karena Ibra bisa melihatnya tadi, hahahaa!” ucapnya sambil menjatuhkan diri di sofa
“Maksudmu apa, mas? buatku ini sungguh memalukan,”
“Ibra tuh harus sering melihat hal seperti tadi,supaya dia berhenti mengharapkan istri orang, Ayy.”
“Belum tentu juga, kok. kalau dia mengharapkan istri orang, mas jangan mengada-ngada begitu”
“Aku tidak mengada-ada, karena dia mengatakannya sendiri di telpon waktu itu”
“Di telepon? apa yang dikatakannya di telepon? dan kapan dia mengatakannya”
“Aku tidak akan mengatakannya, karena ini rahasia lelaki,”
***
Ibra memutarkan balikan mobilnya dari halaman rumah Ali dengan membawa Vina, namun sejak keluar dari rumah Ali, Vina tidak fokus pada Ibra yang sedang berada di sampingnya.
“Vin, kemana tujuanmu saat ini?” tanya Ibra disela-sela mengemudikan mobilnya. Entah apa yang dipikirkan Vina, sehingga dia tidak merespon ucapan Ibra.
“Vin ... Vin, kamu mendengarku?” tegas Ibra.
“Akhh, iya. Maaf, kamu bicara apa tadi?” jawab Vina yang baru terbangun dari lamunannya.
“Kemana aku harus mengantarmu saat ini,” ucap Ibra, mengulang pertanyaannya.
“Ibra, tolong berhenti di sini saja, aku mau turun di sini,” perintah Vina saat tiba di depan sebuah rumah di tepi jalan.
“Di sini? apa kamu yakin?” tanya Ibra menegaskan.
“Iya, hentikan saja mobilnya,” ucap Vina. Sementara Ibra tidak tahu apa yang ingin dilakukan oleh Vina saat ini, Ibra hanya menuruti kemauan Vina untuk berhenti di sini.
“Ibra, terima kasih banyak atas bantuannya, maaf sudah merepotkanmu,” sambil turun dari mobil dengan koper yang dibawanya.
“Apa yang mau kamu lakukan di sini, Vin?” tanya Ibra penasaran.
“Aku akan memberitahumu nanti, oke!” jawab Vina sambil melambaikan tangannya.
“Baiklah, jangan lupa menghubungiku lagi nanti,” seru Ibra sambil melajukan kembali mobilnya.
Vina berjalan sebentar dan tibalah di depan sebuah rumah. Rumah dimana dulu ia pernah merajut asa bersama Ali, sampai saat ini ia masih menyimpan kunci rumah ini, dan terlihat jelas jika selama ini rumah tampak kosong. Vina mencoba membukanya lalu masuk, dan ternyata isi rumah sama sekali belum berubah, masih dipenuhi dengan foto-fotonya.
“Ternyata benar yang dikatakan Ibra, bahwa Ali tidak pernah melupakanku,” batin Vina saat memandangi satu per satu foto yang terpasang di dinding rumah.
Vina dan Ibra, selain bersekolah di tempat yang sama, mereka juga kebetulan bertemu selama di luar negeri.
“Andai saja kamu tahu, selama ini aku tidak pernah melupakanmu, hidup yang aku jalani, tidak pernah lepas dari bayanganmu, Al”
BERSAMBUNG ...
pertama tekan like 👍, terus tekan love ❤️ supaya dpt notif kalau eps baru sudah up, selanjutnya boleh komen positif, kasih bintang 5 dan vote juga, makasih 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Udah 5 tahun juga berlalu,Cuman di dunia novel aja yg slalu clbk,Kalo di dunia nyata mah MANTAN akan tetap jadi MANTAN,Apa lg kalo udah ada yg baru,Walau secinta apapun di masa lalunya,tetap akan terganti dgn yg baru,ngapain nyiksa diri jd org bego mengenang masa lalu..😂😂😂
2024-04-04
0
Windarti08
aneh si Ali ini... udah ditinggal 5 tahun, dan katanya marah, setelah ketemu natap Vina aja ogah. knapa foto-foto Vina masih memenuhi rumah Ali coba?
kalo udah mutusin mau nikah resmi sama Ayya, yang tegas dong sama Vina dan dirimu sendiri. kasih tahu biar Vina sadar akan statusnya sekarang
2023-02-02
1
Mariane Dima
bodoh org yg terbaik kmu lupakan...
2022-05-05
0