“Aku pernah menunggunya pulang di rumah ini, saat dia tak kunjung datang aku katakan pada diriku sendiri, bahwa aku tak akan lagi mencari kenyamanan pada wanita mana pun, aku hanya ingin mengunci hatiku rapat-rapat.”
“Lalu kenapa kau setuju untuk menikahiku waktu itu?” tanya Ayya.
“Karna ibuku, aku tidak bisa menolak kemauan ibu.” jawab Ali.
Ayya menarik napasnya dalam-dalam.
“Baiklah. Setelah aku pergi dari hidupmu, kamu bisa mengunci kembali hatimu rapat-rapat, kamu hanya perlu mengantarkanku pulang dan bicaralah pada orang tuaku.” Ucap Ayya sambil beranjak dari tempatnya berdiri lalu berjalan menuju keluar, akan tetapi Ali menarik tangan Ayya dengan cepat, mendorong Ayya hingga ke dinding dan mendekatkan wajah nya, hingga napasnya saling berbaur menjadi satu.
“Aku tidak bisa lagi mengunci hatiku, karena diam-diam kamu telah membukanya, jadi kamu tidak bisa pergi ke mana-mana lagi”
Ali menyentuh pipi Ayya dengan jarinya dan menatap penuh hasrat dia berbisik dengan lembut,
“Parasmu sangat cantik, kamu juga sangat pandai mencuri hati orang. Seperti yang Ibra katakan, semua laki-laki pasti jatuh hati padamu, dan aku? Aku adalah seorang laki-laki yang normal, bisa jatuh cinta kapanpun, aku mendapatkan kenyamanan yang lain pada dirimu, aku bahkan tidak bisa makan selain masakan kamu, kamu telah mengerahkan semua kemampuanmu dan kamu berhasil memikat hatiku. Jadi, tidak mungkin aku melepaskan kamu, Ayy.”
Ayya memalingkan wajahnya dan menghindari tatapan mata Ali, dia berusaha melepaskan tangan suaminya yang mencengkram sangat erat.
“Lepaskan tanganmu, kamu harus tahu aku melakukan banyak hal di rumah ibu itu karena aku merindukan rumahku, dan aku memasak bukan untuk memikat hatimu, aku hanya ingin membantu bik Nur saja. Kamu selalu melecehkanku seenaknya, bagaimana mungkin aku mau hidup bersamamu,” ucap Ayya dengan matanya yang berkaca-kaca.
Ucapan Ayya seakan menampar ego suaminya, Ali melepaskan tangan Ayya, karena dia sadar telah memperlakukan Ayya dengan sangat buruk selama ini. sontak Ayya pun berlari menuju ke mobil karena dia hanya ingin pulang.
Ali pun menyusul Ayya dan melajukan mobilnya.
Namun Ali bukannya mengantar Ayya pulang tapi malah membawa Ayya kembali ke rumah ibunya, yang berjarak tidak terlalu jauh dari rumah miliknya. Ayya semakin gusar ketika melihat Ali memutar balikan mobilnya ke arah rumah mertuanya.
“Hey, aku mau pulang sekarang, kenapa kembali ke rumah ibu?” ucap Ayya.
“Bilang sendiri sama ibu, kalau mau pulang, jangan pergi diam-diam,” tutur Ali.
Mobil pun tiba di rumah orang tua Ali dalam beberapa menit karena jarak dari rumah Ali ke rumah orang tuanya hanya beberapa ratus meter saja.
“Turun dan masuklah ke dalam rumah, lalu masak untuk makan siang,” perintah Ali.
“Aku tidak mau.” Cetus Ayya sambil mengerutkan bibirnya.
Lalu Ali mendekatkan wajahnya pada Ayya, “Kamu ingin suamimu kurus kering dan kelaparan, Ayy.” Bisik Ali yang semakin menempelkan wajahnya di wajah Ayya.
Ayya mengerutkan wajahnya lalu spontan lari keluar.
“Hhhh ... apa dia sudah gila?” Lirih Ayya sambil bergidik.
“Hahaha, sampai jumpa nanti siang, istriku!!!” Ali tertawa sambil pergi melajukan mobil ke tempat Dinas-nya. Senang sekali karena dia sudah mengganggu istrinya seperti itu.
Ayya berteriak memanggil saat menyadari kopernya tertinggal di mobil Ali.
“Hey, tunggu!! Koperku masih di mobil,” teriak Ayya, tapi tak di hiraukan Ali karena memang dia sengaja membawa koper Ayya untuk mencegahnya pergi kemana-mana.
Mendengar suara Ayya dari halaman rumah, Bu Lastri segera berhambur keluar.
“Ayy, syukurlah kamu sudah kembali.” Sambil merangkul menantunya.
“I-iya, bu. Ayya putuskan untuk kembali.” tutur Ayya yang tak memiliki kata lain untuk menjawab ungkapan mertuanya, lalu ia membalas pelukan Bu Lastri.
“Syukurlah, Ayy. Kalau tidak, ibu akan kehilangan muka di depan orang tuamu.”
Lalu Ayya menggandeng Bu Lastri masuk ke dalam rumah, Ayya mengajak mertuanya duduk di ruang tamu karena ada sesuatu hal yang ingin ditanyakannya. Perihal Ali dan istri pertamanya yang masih mengganggu pikirannya.
“Bu, apakah Ayya boleh ... tanya sesuatu?” Tanyanya hati-hati sambil menatap wajah bula Lastri.
“Tentu saja, Ayy. Bicaralah,” jawab Bu Lastri.
“Ini mengenai pernikahan pertama mas Ali, Ayya baru mengetahuinya hari ini.”
Sontak Bu Lastri menoleh ka arah Ayya dan sedikit terkejut. Lalu Bu Lastri meraih tangan Ayya karena merasa bersalah selama ini telah merahasia-kannya.
“Ayy, ibu minta maaf karena tidak pernah membahas ini denganmu, ibu takut hal ini akan mengganggu hubungan kalian, maafkan ibu, Ayy.”
“Ceritakanlah, Bu. Ayya ingin tahu semuanya, dengan begitu semoga Ayya bisa memahami mas Ali,” pinta Ayya pada mertuanya.
“Mungkin kamu sudah tahu siapa Vina, karena wajahnya berseliweran di layar televisi, kariernya melesat dengan cepat, bahkan saat ini dia sudah go internasional dan menetap di luar negeri, tak ada seorang pun yang tahu bahwa dia telah mengorbankan pernikahannya demi untuk mencapai posisinya hingga setinggi ini.
Kariernya dimulai sejak beberapa bulan sebelum pernikahan, dia melakukan apapun demi menaikan popularitasnya di dunia model. Bahkan dia tidak berpikir dua kali saat meninggalkan suaminya di malam pernikahannya demi tawaran kerja yang menggiurkan.”
“Apakah mas Ali tidak mencegah dan menahannya supaya dia tidak pergi?” tanya Ayya semakin penasaran.
“Ali bahkan mengancamnya dengan mengatakan bahwa, jika Vina tetap pergi saat itu, maka Ali tidak akan pernah menerima Vina selamanya.” tutur Bu Lastri.
“Jadi, karena itulah dia tidak pernah kembali pada mas Ali?” tanya Ayya lagi.
“Tentu saja bukan! karena ucapan Ali hanya gertakan semata, setelah beberapa hari Vina tidak pulang, Ali menghubungi Vina untuk meminta maaf atas ucapannya itu, bahkan Ali memohon pada Vina untuk kembali pulang setelah pekerjaannya selsai. Namun Vina tak kunjung pulang dia semakin asik dengan dunianya, Ali tetap menunggu dengan sabar meskipun Vina sudah tak merespon panggilannya, bahkan Vina mengganti nomer ponselnya dan sejak saat itu mereka tak lagi berhubungan meski lewat telpon. Bagi seorang polisi seperti Ali bukanlah hal yang sulit untuk melacak keberadaannya, dengan sekejap mata Ali bisa tahu di mana dan apa saja yang dilakukan istrinya di luar sana, Vina sudah melangkah terlalu jauh, dia terjerumus ke dunia yang sangat kotor. Seperti itulah yang Ali lihat saat menyelidiki istrinya. Sejak saat itu tak ada hal lain yang dilakukan Ali selain berusaha melupakan Vina, dan menutup diri untuk wanita manapun karena Ali pikir sudah terlalu banyak waktu yang ia buang bersama Vina hingga puluhan tahun dan berakhir begitu dramatis, dia tidak ingin mengulang hal yang sama dengan wanita manapun, sehingga hidupnya hanya untuk bekerja dan bekerja.” terang Bu Lastri lalu dia menatap wajah Ayya sambil berkata, “ibu tidak ingin dia hidup seperti itu, Ayy. Dia harus melanjutkan hidupnya dengan berkeluarga dan memiliki keturunan, bantulah dia, Ayy. Ibu mohon.” Bu Lastri kembali menatap mata Ayya penuh harap.
Ayya menghela napasnya sambil meremas kedua tangan Bu Lastri.
“Bantulah Ayya supaya lebih kuat dan sabar menghadapi mas Ali, bu,” balas Ayya.
Bu Lastri tersenyum dengan bahagia lalu memeluk menantunya.
BERSAMBUNG ...
pertama tekan like 👍, terus tekan love ❤️ supaya dpt notif kalau eps baru sudah up, selanjut nya boleh komen positif, kasih bintang 5 dan vote juga, makasih 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
klo agama udh cerai tp negara belum ketok palu kah Ali ama vina ???
2023-02-01
0
Dewie👓
yang udah-udah biasanya janda tapi perawan.. nah di sini duda tapi perjaka
2023-01-31
0
Devi Triandani
tapi jg dong ayya mau luluh begitu sj kpd Ali. Biar bagaimanapun Ali belum menceraikan istri pertamanya. Sampai kpn dia cum jadi istri sirih.
2022-10-15
0