Ayya bangun sangat pagi lalu pergi ke dapur tanpa menghiraukan Ali yang tidur di sofa. Hingga Bu Lastri melihat sendiri anaknya ternyata tidak pernah tidur di kamar semenjak menikah.
“Al, bangun.” Ucap Bu Lastri sambil menepuk tangan Ali berkali-kali hingga bangun.
“Iya, bu. jam berapa sekarang buk?” tanya Ali sambil menggeliat dan meregangkan badannya.
“Kenapa kamu tidak tidur di kamarmu?” tanya Bu Lastri.
“Hhmm … semalam Ali nonton bola sama pa Karman, terus ketiduran di sini, bu”
“Ya sudah, cepatlah bersiap-siap. Ibu tunggu di meja makan.” Sahut Bu Lastri lalu pergi ke dapur, menghampiri Ayya yang sedang membantu bik Nur.
“Ayy, Apakah tiap malam suamimu tidur di Sofa?” tanya Bu Lastri sambil duduk di depan meja makan yang sudah penuh dengan makanan.
Ayya bingung harus menjawab apa pada mertuanya, jujur salah, bohong apalagi pikirnya.
“Entahlah, bu. Ayya selalu tidur lebih awal tiap malam, jadi gak tau mas Ali tidur di mana.” Ucap Ayya sambil pura-pura sibuk.
Bu Lastri tahu kalau Ayya sedang menutupi kesalahan anaknya. Dan Ayya pun sangat tahu jika mertuanya saat ini selalu mencari kesalahan anak sematawayangnya.
Ali datang ke meja makan dia terkejut melihat banyak sekali variasi makanan pagi ini, tidak seperti biasanya. Ternyata bik Nur menuruti permintaannya kemarin, pikirnya.
“Wahh, bik Nur hebat! Kanapa gak dari dulu aja masak beginian, berat badanku pasti naik”
“Ini semua yang masak … ” Bik Nur hampir mengatakannya tapi Ayya segera melirik dan mengedipkan matanya. Ayya tak ingin Ali tahu bahwa dia yang masak hari ini, niatnya kan cuma bantu bik Nur supaya tidak diomelin sama Ali.
“Aku tahu Ini semua bik Nur yang masak,” ucap Ali.
Bik Nur yang salah tingkah lalu segera menuangkan air minum untuk para majikannya itu.
Selesai makan, sepertinya Ali sangat puas dengan hidangan kali ini, dia tak henti-henti nya memuji bik Nur.
“Bik, berikan juga salad buah ini untuk dibawa ke tempat kerja mas Ali dan satu box lagi kasih ke ayah buat bekal ke toko,” ucap Ayya berbisik.
“I-iya non,”
Ayya memandangi punggung Ali yang berjalan keluar saat berangkat kerja, untuk memastikan bahwa suaminya sudah pergi.
“Bibik jangan pernah bilang ke mas Ali, kalau Ayya yang masak ya”
“Memangnya kenapa, non? Kan bagus kalau den Ali tahu bahwa istrinya pinter masak”
“Dia tidak menyukaiku, bik. jadi seenak apapun masakanku dia tidak akan memakannya kalau dia tahu aku yang masak.
Bik Nur menghela nafasnya, “Baiklah, tapi cepat atau lambat dia pasti akan tahu.”
“Oh ya, bik, nanti mintain tolong sama pak Karman ya buat keluarin mesin jahit dari gudang, simpan di teras belakang aja, nanti aku bersihin.”
“Baik, non.”
“Kemarin Ayya belanja bahan-bahan kue juga, bik. gimana kalau kita eksekusi hari ini?”
“Apa yang ini harus dirahasia-kan juga dari den Ali, non?” tanya bik Nur.
Aya mengangguk. “He'em,” jawab Ayya.
“tapi jangan salahkan bibik kalau akhirnya den Ali tau juga.” Ucap bik Nur sambil mengerutkan dahinya.
***
Pukul 3 sore, Ali sudah pulang dari tempat kerja, sebelum masuk kamar dia ke dapur untuk menyimpan lunch box tempat salad buah. Ali melihat banyak sekali aneka kue di meja makan, dia senang ketika melihat makanan karena pada dasarnya Ali adalah pecinta makan. Matanya tertuju pada toples kue jahe kesukaannya, dia mengambil lalu membawanya ke kamar.
“Al, mau di bawa ke mana toples itu?” tanya Bu Lastri ketika berpapasan di ruang tamu.
“Anu, bu … Di meja makan udah kebanyakan kue, jadi Ali bawa satu, gak apa-apa kan?”
“Bilang aja, kamu doyan.” Ucap Bu Lastri sambil melanjutkan langkahnya lalu kembali menoleh dan memanggil Ali seperti ada yang lupa, “Oh iya, Al! ibu minta tolong, nanti setelah kamu ganti baju, tolong panggilkan Ayya di teras belakang ya”
“Apa yang dia lakukan di teras belakang Bu?”
“Kamu lihat aja sendiri.” Jawab Bu Lastri lalu pergi ke dapur.
Ali naik ke kamarnya lalu dia membuka jendela untuk melihat apa yang dilakukan Ayya di belakang, dia pikir Ayya sedang latihan tinju seperti yang dilakukannya kemarin, tapi ternyata kali ini tidak. Ali turun dengan memakai celana pendek, kaos singlet dan kain pembalut yang dililitkannya di sekitar kepalan tangan dan jari-jarinya. Berjalan menuju tempat latihan, matanya mencari-cari keberadaan Ayya yang ternyata ada di teras rumah belakang sedang asik menjahit sesuatu.
“Kamu ngapain di sini Ayy? Kamu dicari ibu tadi, cepatlah masuk.” Ucap Ali, lalu dia kembali ke tempat latihan.
Tanpa bertanya lagi, Ayya langsung meninggalkan pekerjaannya lalu masuk dan menemui mertua kesayangannya karena memang setelah sholat ashar ini, dia sudah harus mempersiapkan menu untuk makan malam nanti.
***
Setelah makan malam seperti biasa Ayya selalu tidur lebih awal, supaya tengah malam dia bisa bangun dengan mudah.
Namun setelah Ayya bangun tengah malam, dia merasa tenggorokannya kering, lalu dia bergegas pergi ke dapur untuk mengambil air minum.
Lagi-lagi dia melihat suaminya tidur di sofa. Ayya berdiri sebentar karena teringat mertuanya yang menanyakan perihal di mana Ali tidur setiap malam, dia pikir mungkin suaminya akan kena masalah jika mertuanya tahu dia tidur di sofa lagi.
Ayya mengumpulkan keberanian lalu membangunkan Ali pelan-pelan.
“Mas …” ucap Ayya sambil menggoyangkan lengan Ali berkali-kali.
Ali membuka matanya perlahan tapi segera membalikan badannya ketika dia menyadari bahwa yang membangunkannya adalah Ayya.
Karena Ali tiba-tiba teringat ucapan Ibra di telpon menjelang dia tidur.
“Mas! jangan tidur di sini mas. Apa kata ayah sama ibu nanti kalau mereka melihatnya?”
“Kamu berisik sekali!!” ucap Ali sambil bangun dan menarik tangan Ayya masuk ke dalam kamarnya.
Ali mengunci pintu kamar lalu berkacak pinggang di depan Ayya, entah apa yang membuatnya menjadi semarah ini.
“Mentang-mentang sudah menjadi menantu kesayangan ibu lalu kamu berani mengganggu tidurku. Kamu fikir kamu itu siapa? Apa kamu sedang mencoba menjalankan kewajibanmu sebagai seorang istri? Hhaahhh!! ” Lalu Ali menarik Ayya dan menjatuhkannya di tempat tidur, “kalau begitu, ayo kita lakukan.”
Ali membuka pakaian Ayya dengan paksa, dan mulai me*ciumi setiap bagian tubuh Ayya dengan kasar, matanya terpejam karena selalu mengingat adegan seperti ini hanya ingin dia lakukan bersama Vina, istri tercinta yang dinikahinya 5 th silam.
Ayya menangis karena tidak menyangka akan mendapat perlakuan yang kasar seperti ini dari suaminya.
“Apa yang harus aku lakukan? aku tidak mampu melawan tubuh kekarnya yang mengunci setiap gerakanku,” batin Ayya.
Sikap Ali seperti angin sulit untuk di tebak.
BERSAMBUNG ...
pertama tekan like 👍, terus tekan love ❤️ supaya dpt notif kalau eps baru sudah up, selanjut nya boleh komen positif, kasih bintang 5 dan vote juga, makasih 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
trs kemana vina ???
2023-02-01
0
dina firara
nahhh ibra ngomong apa sama ali nih...
duh profesi polisi tpi melecehkan istri
mending profesi nya dibuat CEO atau bos Mafia seklian...
memng novel,tp pasti bnyak yg berpikiran kurang luas
2022-10-17
1
Ryanti Yanti
dasar si ali ediaaannn
2022-08-02
0