Setelah selesai membicarakan masalah perjodohan antara dirinya dan putra Pak Edi, dengan sangat terpaksa akhirnya Dinda pun menerimanya, karena ia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya.
Namun sebenarnya ia sudah menentang dan menolak perjodohan tersebut kepada kedua orangtuanya, segala cara telah ia coba agar perjodohan tersebut dibatalkan, Ia sudah berkali-kali memohon, akan tetapi semuanya hanya sia-sia, karena Ibu Yuli mamahnya tak henti-hentinya menangis dan ia pun justru balik memohon-mohon kepada Dinda agar Dinda mau menerima perjodohan tersebut.
Sehingga membuat Dinda pun merasa kasihan dan tidak tega, dan akhirnya ia pun mencoba untuk menerima perjodohannya itu dengan putra Pak Edi, orang yang menurutnya tidak ia kenal dan tidak ia cintai sama sekali.
Akan tetapi ia mengajukan persyaratan kepada kedua orang tuanya, ia mau acara pernikahannya itu, diadakan dirumahnya dan dilakukan secara sederhana, dan ia juga meminta yang hadir di acara tersebut hanya keluarganya dan keluarga Pak Edi saja.
Karena ia tidak mau kalau sampai teman-teman di kampusnya tau, kalau ia sudah menikah, apalagi menikahnya karena dijodohkan dengan seorang yang tidak ia kenal.
Setelah mendengar persyaratan dari Dinda tersebut, keluarga pakk Irsyad dan keluarga pak Edi pun menyetujuinya, hingga akhirnya hari pernikahan Dinda dan Erik pun tiba.
********
DI RUMAH PAK IRSYAD.
Waktu menunjukkan pukul 08:00 Pagi.
Terlihat sebuah acara pernikahan yang cukup sederhana dan terlihat juga keluarga Pak Irsyad yang sudah rapi sambil menunggu kedatangan dari keluarga Pak Edi, calon besannya, begitupun juga dengan Dinda, ia pun terlihat sudah rapi dan sudah selesai dirias, ia terlihat sangat cantik, anggun, dan seksi mengenakan gaun pengantinnya.
Gaun pengantin yang ia kenakan adalah pilihannya sendiri, karena ia paling suka dengan pakaian yang seksi dan terbuka, ia pun memilih gaun pengantin tersebut.
Meskipun ia tidak menginginkan pernikahannya ini, tapi ia ingin terlihat cantik dan seksi di depan calon suaminya, karena ia masih ada satu harapan, Ia berharap putra pak Edi masuk dalam kriteria tipe cowoknya.
Keluarga pak Irsyad menunggu keluarga pak Edi sudah cukup lama, hingga akhirnya mereka pun datang, akan tetapi ada yg bikin Dinda heran dengan kedatangan mereka ke rumahnya, mereka datang tidak bersama dengan putranya, yaitu calon suaminya.
"Kenapa Pak Edi datang enggak ajak putranya yah.? Apa jangan-jangan.! Putra Pak Edi menolak lagi dijodohkan sama gw.? Hemmm.! Beraninya dia menolak perempuan secantik dan seseksi gw, belum tau aja dia gw ini kayak gimana.? Kalau dia tau keadaan gw secantik dan seseksi ini.? Mana berani Dia menolak gw seperti ini.?" Kata Dinda dalam hati dengan percaya dirinya, sambil tersenyum sinis.
"Eeehhh tapi tunggu deh.! Kalau seandainya sampai dia enggak datang,,,, bukanya itu bagus yah.? Bukannya itu kan berarti gw ini enggak jadi menikah.? Dan itu kan memang yg gw ma,,,,,,,," Seketika ucapan Dinda terpotong.
"Tapi gw enggak boleh seneng dulu deh.! Lebih baik sekarang gw lihat-lihat yang teliti, sebenarnya putra pak Edi datang apa enggak.?" Kata Dinda lagi dalam hati, sambil menatap ke kanan dan ke kiri seisi ruangan, karena ia benar-benar ingin memastikan apakah benar pak Edi datang tanpa mengajak putranya.
Melihat tingkah laku Dinda putrinya seperti itu, Ibu Yuli yang dari tadi sedang duduk disampingnya pun heran.
"Dinda, kamu kenapa sayang.? Kok mamah lihat-lihat, dari tadi kamu kayak lagi cari-cari seseorang.?" Kata Ibu Yuli penasaran.
"Eh iya mah kenapa.? O, o, oh enggak, Dinda enggak lagi cari-car,,,,,," Seketika Dinda pun langsung terdiam.
"Oh iya mah, kok pak Edi datang cuma sama Ibu Sari.? Terus mana dong mah, putra pak Edi.?" Bisik Dinda penasaran dan bingung.
Melihat Dinda putrinya kebingungan seperti itu, Ibu Yuli pun tersenyum.
"Dinda sayaaaang, lihat tuh.! Itu putra pak Edi, calon suami kamu.?" Kata Ibu Yuli sambil tersenyum menatap kearah Erik yang sedang sibuk merapikan penampilannya itu.
"Eeemmm ganteng yah Din, pak Erik itu.?" Kata ibu Yuli lagi, sambil tersenyum menggoda Dinda.
"Apa.? J, j, jadi, pak Erik itu putra pak Edi mah.? Dan itu artinya, pak Erik itu calon suami Dinda.?" Kata Dinda gugup dan syok mendengar jawaban dari ibu Yuli.
"Iya sayaaang, pak Erik itu putra pak Edi, calon suami kamu.? Emang kamu belum tau.?" Kata ibu Yuli sambil terus tersenyum menggoda Dinda.
"E, e, enggak, enggak mungkin.! Jadi calon suami gw itu, pak Erik.?" Kata Dinda dalam hati, ia masih tak percaya, sambil terus menatap kearah Erik yang sedang tersenyum menatap kearahnya.
Dengan penampilan yg sangat tampan dan mempesona, sehingga setiap wanita yg melihatnya pun pasti akan terpanah, akan tetapi tidak dengan Dinda, sekarang ini ia benar-benar masih belum percaya, kalau pak Erik musuhnya itu adalah calon suaminya, namun ia hanya bisa pasrah dengan semua kenyataan ini, hingga mereka pun akhirnya menikah, mereka menikah tanpa ada halangan apapun, semuanya lancar, dan baik-baik saja.
*****
MASIH DI RUMAH PAK IRSYAD.
Waktu menunjukkan pukul 08:00 malam
Acara pernikahan Dinda dan Erik pun sudah selesai, bahkan keluarga Pak Edi sudah tidak terlihat lagi di rumah pak Irsyad, sepertinya mereka semua sudah pulang, namun dari semenjak mereka pulang, Dinda tidak melihat adanya Erik.
"Pak Erik kemana yah.? Kok dari tadi gw enggak lihat.? Apa jangan-jangan.! Pak Erik ikut pulang sama pak Edi.?" Kata Dinda dalam hati bingung.
"Aahhhh bodo amat.! Mau pak Erik pulang kek, mau kemana kek, gw enggak perduli.! Mendingan sekarang gw naik ke kamar, istirahat." Kata Dinda lagi dalam hati sambil tersenyum senang, kemudian ia pun langsung melangkah naik menuju kamarnya, sepertinya ia tidak perduli dengan keberadaan Erik, meskipun sekarang ini Erik sudah menjadi suaminya.
DI KAMAR DINDA.
"Iiiihhh lengket banget sih badan gw.? Gerah lagi.! Kayaknya gw harus mandi sekarang deh." Kata Dinda sambil buru-buru membuka gaun pengantinnya, karena ia sudah tidak tahan dengan badannya yang sangat lengket, kemudian ia pun langsung buru-buru melangkah masuk menuju kamar mandi.
Sesampainya didalam kamar mandi, ia pun langsung teriak begitu kencangnya.
"Aaaaaahhhhhh.!" Teriak Dinda sambil buru-buru menutupi kedua matanya, karena ia kaget bukan main melihat Erik yang sedang mandi di dalam kamar mandinya dengan keadaan telanjang.
Sehingga memperlihatkan juniornya dengan sangat jelas.
"Kamu tuh kenapa sih.? Berisik tau.!"
Kata Erik ketus dan dingin.
"Pak Erik.! Pakai dulu handuknya.! Dinda mau ngomong." Kata Dinda kesal, karena sekarang ini ia sudah tidak sabar ingin segera marah-marah kepada Erik suaminya itu, yang dengan beraninya mandi di dalam kamar mandinya tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada dirinya.
Mendengar perintah dari Dinda, Erik pun menurutinya, ia pun langsung mengambil handuk dan kemudian langsung memakai handuk tersebut untuk menutupi tubuhnya
"Iya nih udah saya pakai, ayo cepetan.! Mau ngomong apa.?" Jawab Erik ketus, sambil menatap kearah Dinda yang masih terus menutupi matanya itu.
"T, t, tapi beneraan kan.? I, i, itu nya udah ditutupin.?" Kata Dinda gugup dan ketakutan kalau sampai Erik berbohong, karena ini adalah kali pertama ia melihat hal seperti itu selama hidupnya.
"Iya udah.! Ayo cepetan mau ngomong apa.?" Kata Erik lagi masih ketus dan dingin.
Mendengar jawaban dari Erik, perlahan Dinda pun mencoba untuk membuka matanya.
"Pak Erik.! Pak Erik tuh ngapain disini.??? ini kan kamar mandi Dinda.?" Kata Dinda Dengan suara tinggi karena marah, sambil menatap tajam wajah Erik.
Mendengar pertanyaan dari Dinda, Erik pun langsung menghampirinya lebih dekat lagi, kemudian ia pun langsung menyenderkannya di tembok.
"P, p, pak Erik mau ngapain.?" Kata Dinda gugup dan ketakutan, kalau sampai Erik akan berbuat yang tidak-tidak kepada dirinya.
"Saya disini mandi.! Kenapa.? Kamu pengin mandi bareng sama saya.? Sampai-sampai kamu enggak sabar nunggu saya keluar dulu dari sini.?" Kata Erik tepat di depan wajah Dinda, sambil tersenyum dingin.
"Iiiiiiihhhhh pak Erik tuh apaan sih.? Pak Erik udah gila kali yah.? Siapa juga yang mau mandi bareng pak Erik.?" Kata Dinda dengan suara tinggi karena kesal, kemudian ia pun langsung melangkah keluar dari kamar mandi dan meninggalkan Erik untuk mandi sendiri di dalam kamar mandinya, karena ia tidak mau mandi berdua dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Nina Marsela
so sweet perangai dinda 👍👍😘
2022-06-16
0
Nayma Ima
baca yg ke 3 kali nya
2022-05-23
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
senyum" sendiri jdnya
2021-11-24
0