"M, m, maksud pak Erik.? P, p, pak Erik mau ngelakuin ini sama Dinda sekarang.?" Kata Dinda gugup dan panik, kalau-kalau Erik akan nekad berbuat yang tidak-tidak kepada dirinya, apalagi melihat tubuh Erik yg sekarang masih berada diatas perutnya, semua itu pun membuat perasaan Dinda semakin tak karuan.
Melihat Dinda yang sangat ketakutan seperti itu, Erik hanya terdiam sambil tersenyum.
"Eeeemmm mendingan saya kerjain aja nih anak." Kata Erik dalam hati, sambil terus tersenyum, karena sekarang ini ia berniat untuk ngerjain Dinda, yang dari tadi tak henti-hentinya menuduh dirinya telah berbuat yang tidak-tidak kepada nya.
"P, p, pak Erik kenapa senyum-senyum kayak git,,,,,,," Seketika ucapan Dinda terpotong, karena tiba-tiba ia melihat Erik yang membelai lembut wajahnya.
"Kenapa sayaaaang.? Kok dari tadi kamu marah-marah mulu siiiih.?" Kata Erik pelan, sambil memasang wajah penuh dengan nafsu, karena sepertinya sekarang ini sudah waktunya ia untuk ngerjain Dinda.
"P, p, pak Erik mau ngapain.? Pak Erik mau ngelakuin ini sama Dinda sekar,,,,,," Lagi-lagi ucapan Dinda terpotong.
"Ia sayaaaang, saya udah gak tahan nih.! Pengin cepat-cepet ngelakuin semua ini sama kamu malam ini, saya benar-benar udah enggak kuat.!" Kata Erik sambil terus membelai lembut wajah cantik Dinda, sepertinya ia sengaja memanggil Dinda sayang, agar ia bisa mendalami lagi aktingnya dan membuat Dinda semakin ketakutan, karena itulah tujuan utama Erik ngerjain Dinda untuk membuatnya semakin ketakutan.
"P, p, pak Erik, pak Erik mabuk yah.? P, p, pak Erik mau ngapain.? Pak Erik, turun.! Dinda enggak mau, Dinda takuuuttt." Kata Dinda gugup dan ketakutan, sambil mendorong-dorong dan memukuli dada Erik yang sekarang ini masih berada di atas perutnya agar turun.
Melihat Dinda gugup dan ketakutan seperti itu, Erik pun tersenyum.
"Dasar gadis polos, emang enak saya kerjain.?" Kata Erik dalam hati.
"Pak Erik turun.! Dinda enggak mau pak Erik, Dinda enggak mau, Dinda tak,,,,,,,," Seketika teriakan Dinda terpotong, karena tiba tiba lampu di dalam kamarnya mati, sehingga keadaan kamar terlihat sangat gelap.
"Pak Erik gelaaaap, Dinda enggak mau pak Erik, Dinda enggak mau, Dinda takut, gelap pak Erik.? Dinda takuuut.?" Kata Dinda tergesa-gesa dan panik sambil memeluk tubuh Erik dengan begitu eratnya, karena ia memang benar-benar sangat takut akan gelap, bahkan saking takutnya sampai-sampai ia lupa kalau sekarang ini ia sedang marah kepada Erik, sampai-sampai ia tidak sadar dan memeluk tubuhnya.
"Kamu kenapa Dinda.? Kamu kenapa.?" Kata Erik tergesa-gesa dan panik, melihat Dinda ketakutan seperti itu.
"Hiks,,, hiks,,, Dinda takut pak Erik, hiks,, hiks,, Dinda takuuuttt.? Hiks,, hiks,, gelaaap." Kata Dinda menagis ketakutan, sambil mengeratkan pelukannya ke tubuh Erik.
"Ooohhh kamu takut gelaaap, hah.?" Kata Erik pelan sambil mengusap-usap rambut Dinda.
"Hiks,,, hiks,,, iya Dinda takuuuttt.?" Kata Dinda sambil terus menangis dipelukan Erik.
"Ya udah, ya udah.! Ssssssttttt kamu enggak usah takut lagi yah.? Kamu tenang.! Kan ada saya disini.?" Kata Erik pelan dan penuh perhatian, sambil terus mengusap-usap rambut Dinda, kemudian ia pun langsung membalas pelukannya.
"Tapi Dinda takut pak Eriiiik, nanti Dinda bobonya gimana.? Dinda enggak mau bobo disini, Dinda mau bobo sama mamah aja.!" Kata Dinda sambil merengek seperti anak kecil, kemudian ia pun langsung mencoba untuk melepaskan pelukannya dari Erik, karena ia berniat pindah ke kamar ibu Yuli mamahnya, untuk tidur bersamanya.
"Eehhh tunggu dulu.! Kamu mau kemana.? ini tuh udah malam, lagian apa kata mamah nanti, kalau kamu bobo di kamar mamah.? Sekarang ini kita kan udah menikah, udah lebih baik sekarang kamu bobo disini aja.!" Kata Erik sambil menarik tangan Dinda dan mengajaknya untuk tidur kembali bersamanya, hingga akhirnya Dinda pun menuruti kata-kata Erik dan langsung berbaring kembali di sampingnya.
"Pak Erik, Dinda takuuuut, gelaaaap.?" Kata Dinda Lagi-lagi merengek ketakutan.
"Ssssssttttt udah, udaaah, enggak usah takut.! Sekarang saya peluk yaaah.? Supaya kamu enggak takut lagi." Kata Erik pelan dan penuh perhatian, sambil mengusap usap rambut Dinda, kemudian ia pun langsung memeluknya dengan begitu erat.
"Iya peluuuuk.! Dinda takuuuut.? Pak Erik jangan kemana-mana, pak Erik temenin Dinda disini.! Dinda takut pak Eriiiiiiik.?" Kata Dinda sambil merengek dengan sangat manjanya, ia tidak menolak pelukan dari Erik karena sekarang ini ia benar-benar sangat ketakutan.
"Iyaaa, saya enggak bakalan kemana-mana kok.! Saya akan peluk kamuuu, sampai kamu bobo, yaaah.?" Kata Erik mencoba untuk menenangkan Dinda kembali.
"I, i, iya,,," Kata Dinda sambil tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Melihat Dinda menganggukkan kepalanya seperti itu, Erik pun tersenyum.
"Ya udah, sekarang kamu bobo yah.? Udah malam." Kata Erik, sambil terus memeluk Dinda dan mengusap-usap rambutnya dengan sangat pelan dan lembut, hingga akhirnya Dinda pun tertidur dengan sangat pulas di pelukannya.
Melihat keadaan Dinda seperti itu, lagi-lagi Erik pun tersenyum.
"Kamu itu lucu banget sih, hah.? Tadi aja nuduh saya yang enggak-enggak, giliran sekarang aja saya peluk, kamu malah nyaman banget dipelukan saya, sampai-sampai kamu bobo kaya gini.?" Kata Erik dalam hati, sambil terus tersenyum memandangi wajah cantik Dinda.
"Eeemmm, tidur yang nyenyak yaaah.?" Kata Erik lagi dalam hati sambil mengeratkan pelukannya ke tubuh Dinda, kemudian ia pun ikut tidur bersama dengannya, dan mereka berdua pun terlihat tertidur dengan sangat pulas, sampai-sampai mereka berdua tidak sadar kalau lampu di dalam kamarnya sudah menyala kembali.
Waktu menunjukkan pukul 05:30 Pagi.
Terlihat Dinda yang terusik dari tidurnya.
"Euuuummmm,,, sssstttt.! Aduuuhh kok dingin banget sih.?"
Kata Dinda pelan, sambil merintih kedinginan, karena seperti yang kita tau, dari semalam ia tidur tidak memakai pakaian dan hanya memakai selimut, kemudian ia pun mencoba untuk membuka matanya secara perlahan.
"P, p, pak Erik.?" Kata Dinda gugup dan kaget, dengan raut wajah merah karena malu, karena melihat Erik yang sudah bangun dari tidurnya dan sedang menatap kearahnya sambil tersenyum dan terus memeluknya dengan erat.
"Kamu udah bangun.?" Kata Erik pelan sambil tersenyum dan terus memeluknya dengan erat.
"U, u, udah." Kata Dinda lagi-lagi gugup.
Melihat Dinda yang lagi-lagi gugup seperti itu, Erik pun lagi-lagi tersenyum, karena ia tau apa yang sedang Dinda rasakan saat ini.
"P, p, pak Erik,,, l, l, lepasin dulu pelukannya..!" Kata Dinda masih gugup, karena sekarang ini ia benar-benar sangat malu, karena sudah tidur dipelukannya dengan pulas, setelah ia marah-marah dan menuduhnya sudah berbuat yang tidak-tidak kepada dirinya.
"Oh iya,,, maaf..!" Kata Erik sambil buru-buru melepaskan pelukannya itu.
"I, i, iya enggak papa.! Y, y, ya udah, Dinda mau mandi dulu udah siang.!" Kata Dinda, sambil buru-buru melangkah pergi menuju kamar mandi untuk mandi.
Melihat tingkah laku Dinda seperti itu, Erik pun lagi-lagi tersenyum, karena mengingat kejadian semalam saat Dinda ketakutan dan tidur dipelukannya.
DI MEJA MAKAN.
Waktu menunjukkan pukul 07:00 Pagi.
Terlihat Pak Irsyad, Ibu Yuli dan Arya yang sedang menunggu Erik dan Dinda untuk sarapan.
"Mah, Dinda sama Erik kemana.? Emang belum bangun.??" Tanya pak Irsyad penasaran.
"Kayaknya sih belum pah, tapi mamah juga enggak tau sih." Jawab ibu Yuli sambil menyiapkan sarapan untuk Dinda dan Erik.
"Ya udah, biar Arya yang bangunin yah mah, pah.?" Sambung Arya, sambil buru-buru beranjak dari tempat duduknya.
"Eeeehhh jangan.! Enggak usah dibangunin.! Namanya juga pengantin baru, enggak papa lah bangun siang juga, kamu sih Arya gak nikah-nikah.? Jadi belum tau rasanya pengantin baru itu kaya gimana.?" Kata ibu Yuli sambil tersenyum menggoda Arya.
#######
Mohon maaf jika visualnya kurang pas 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Erik rubah Dinda jd lbh baik
2021-11-24
0
Luluk Meauww Miauww
jadi baper gue njirr
2021-10-26
1
zeebie
wah ji chang wook bobok
2021-07-12
1