Pagipun tiba,,,,
Terlihat Pak Irsyad, Ibu Yuli dan Erik yg sedang sarapan, namun tidak terlihat adanya Dinda diantara mereka, ia masih berada di dalam kamarnya, ia sedang siap-siap untuk berangkat ke kampus.
"Mamah, Dinda kemana.? Udah siang nih.! Emang dia belum bangun mah.?" Kata pak Irsyad penasaran.
"Dinda udah bangun pah, tadi sih dia lagi mandi, biasa lah kaya papah enggak tau aja anak papah itu kaya gimana.? Dia kan enggak bisa bangun pagi pah." Kata ibu Yuli yang sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk Dinda.
Mendengar obrolan pak Irsyad dan Ibu Yuli, Erik hanya tersenyum, kemudian ia pun langsung melihat jam yang ada ditangannya.
"Wah udah siang nih.! Om, Tan, Erik berangkat ke kampus dulu yah.?" Kata Erik sambil berdiri kemudian melangkah pergi untuk keluar, namun baru saja ia melangkah, langkahnya sudah terhenti.
Ia heran karena melihat Dinda keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sangat seksi dan terbuka, sehingga menonjolkan bagian dari tubuhnya dengan jelas.
Dinda memakai pakaian seperti itu, karena ia memang paling suka dengan pakaian-pakaian yang seksi dan terbuka, menurutnya ia akan terlihat lebih menarik dan cantik jika ia mengenakan pakaian tersebut, akan tetapi tidak dengan Erik, ia justru geli melihat pakaian yang sedang Dinda kenakan sekarang ini, karena ia memang paling tidak suka melihat perempuan dengan pakaian seperti itu.
"Mah, pah.! Dinda berangkat dulu yah.? Udah siang banget nih.!" Kata Dinda tergesa-gesa sambil mengambil roti yang sudah ibu Yuli siapkan lalu memakannya sambil berjalan.
Melihat kelakuan Dinda yang tidak tau aturan, Erik pun semakin heran, sudah pasti ia heran, karena ia terbiasa hidup disiplin dan selalu mengikuti aturan, bahkan saking disiplinnya setiap hal yang akan ia kerjakan sudah ada waktu dan jadwalnya.
"Dinda.! Kalau makan itu jangan sambil jalan sayang.! Kebiasaan deh kamu." Triak ibu Yuli mencoba untuk menasehatinya
"Iya enggak mamah.!" Jawab Dinda sambil melangkah untuk keluar menuju mobilnya, begitupun dengan Erik, namun belum sempat mereka berdua keluar ibu Yuli sudah memanggilnya.
"Oh ia Rik, tunggu dulu.! Hari ini Dinda berangkat ke kampus bareng kamu yah.? Soalnya sekarang ini supir Dinda lagi pulang kampung." Kata ibu Yuli, Ia meminta izin kepada Erik untuk memberikan tumpangan kepada Dinda putrinya.
"Iiihhhh mamah.! Dinda enggak mau ah.! Lagian pak Erik juga enggak bakalan bisa mah, pak Erik kan sibuk iya kan pak.?" Jawab Dinda yang dari tadi sedang berdiri di belakang Erik, ia mencoba untuk protes kepada ibu Yuli mamahnya.
"Emang bener kamu sibuk Rik.?" Kata ibu Yuli mencoba untuk menanyakannya, karena ia sudah bisa menebaknya kalau semua itu hanya alasan Dinda agar tidak berangkat bersama dengannya.
"Yaaaah kalau gitu Dinda berangkat sama siapa dong.? Mana udah siang lagi.! Entar bisa-bisa Dinda dihukum lagi karena telat." Kata Ibu Yuli lagi, ia sengaja menakut-nakuti Dinda agar Dinda bersedia ke kampus bareng Erik.
"Enggak kok tan, Erik enggak sibuk.! Ya udah Dinda ke kampus bareng Erik aja." Kata Erik sopan.
Mendengar jawaban dari Erik, Dinda hanya bisa terdiam sambil cemberut.
"Iiiihhh pak Erik tuh apa-apa sih.? Tinggal jawab aja sibuk.! Susah amat." Kata Dinda dalam hati kesel, karena sebenernya ia tidak sudi berangkat ke kampus bersama dengannya, Dosen galak yg sudah menghukumnya kemarin, Ia masih sangat sakit hati dengan hukuman dan kata-kata yang Erik ucapkan kepadanya, apalagi Ia juga belum bisa melupakan semua perlakuannya kemarin itu, akan tetapi ia tidak bisa menolaknya karena hari sudah semakin siang, ia juga takut kalau Erik akan menghukumnya lagi, akhirnya dengan berat hati ia pun melangkah menuju mobilnya.
"Pak Erik, tolong bukain pintunya dong.!" Kata Dinda meminta tolong dengan baik berharap Erik akan menolongnya, ia meminta tolong seperti itu, karena ia membawa cukup banyak buku ditangannya, sehingga ia sedikit kesusahan untuk membuka pintu mobil tersebut, namun tak disangka-sangka Erik menjawabnya dengan kata-kata yg membuatnya semakin kesal.
"Buka aja sendiri.! Kamu bisa kan.? Dasar manja.!" Kata Erik dengan tatapan dingin sambil masuk kedalam mobil tersebut.
Mendengar kata-kata Erik, Dinda pun kesal bukan main, dengan segera ia pun langsung membukan pintu mobil tersebut dan kemudian menutupnya dengan kuat JEBRET.!
"Tadi pak Erik bilang apa.? Manja.? Enak banget pak Erik ngomong kaya gitu ke Dinda.! Asal pak Erik tahu yah.? Kalau bukan karena mamah yg nyuruh, enggak sudi Dinda ke kampus bareng pak Erik, dasar dosen galak enggak punya perasaan.!" Kata Dinda tak terima dengan ucapan Erik, akhirnya ia mengeluarkan semua unek-unek tentang kekesalannya kepada Erik yang ada di hatinya.
Mendengar ocehan Dinda, Erik tidak menanggapinya, ia tetap fokus mengendarai mobilnya
"Pak Erik dengerin Dinda ngomong enggak sih.?" Kata Dinda semakin kesal melihat Erik yang seperti tidak menghiraukan ucapannya itu.
Melihat Dinda tak henti-hentinya ngoceh dan marah-marah tidak jelas kepadanya, seketika Erik pun langsung menghentikan mobilnya, kemudian ia pun langsung menatap kearahnya dengan tatapan dingin.
"Ngapain pak Erik natap Dinda kaya gitu.?" Kata Dinda bingung melihat Erik menatapnya seperti itu.
"Ooooohh Dinda tau, jangan-jangan pak Erik suka yah sama Dinda.? Sorry yah.! Pak Erik itu bukan tipe Dinda.!" Kata Dinda lagi dengan sombong dan percaya dirinya.
Mendengar ucapan Dinda lagi-lagi Erik tidak menghiraukannya, ia masih terus terdiam dan terus menatapnya dengan tatapan dingin, sehingga Dinda pun terdiam dan salah tingkah kemudian ia pun langsung menundukkan kepalanya.
Melihat tingkah laku Dinda seperti itu, Erik pun tersenyum tipis, kemudian ia pun langsung mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Dinda.
"P, p, pak Erik mau ngapain yah.? Apa jangan-jangan.! Pak Erik mau cium gw lagi." Kata Dinda dalam hati ketakutan, lagi-lagi jantungnya pun berdetak sangat kencang, pikirannya sudah kemana-mana, kali ini ia sangat yakin kalau Erik pasti akan mencium bibirnya.
"P, p, pak Erik ngapain sih deket-deket ke Dinda.? Awas ah.! Geli tau.!" Kata Dinda gugup dan semakin ketakutan sambil terus tertunduk, sehingga membuat Erik pun lagi-lagi tersenyum tipis karena melihat tingkah lakunya.
"Kamu kenapa gugup kaya gitu.?" Kata Erik sambil terus tersenyum, karena ia sudah tau apa yang ada didalam pikirannya.
"E, e, enggak kok.! Siapa yang gugup, Dinda enggak gug,,,,,,,,," Seketika ucapan Dinda terpotong, karena ia melihat Erik yang tiba-tiba memakaikan seat belt kepinggangnya, karena ternyata dari tadi Erik bermaksud untuk memakaikan seat belt tersebut, dan tidak bermaksud untuk menciumnya seperti apa yang ada didalam pikirannya yang kacau itu.
Dinda yang sudah mengetahui maksud Erik pun perlahan mengangkatkan wajahnya, kemudian ia pun langsung menatap wajah tampan Erik dengan jarak yang begitu dekat, bahkan saking dekatnya ia pun sampai merasakan hangatnya hembusan nafas Erik yang mengenai bibirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
lama" jd cinta lho
2021-11-24
0
Lina Anna
gue setuju bngt tuh org jd pak erik soalnya tuh org terkenal paling dingin di film2nya cucok dah
2021-04-10
4
leilei
jgnkan dinda hati gue aja klepek2 mau keluar
2021-03-22
3