2 jam kemudian,,,,
Akhirnya Erik dan Dinda pun sampai di rumah, namun sesampainya mereka di rumah, Dinda heran karena rumah terlihat sangat sepi tidak seperti biasanya.
"Bi pada kemana nih.? Kok ini rumah sepi banget sih.?" Tanya Dinda bingung sambil menatap ke kanan dan ke kiri seisi ruangan tersebut.
"Oh iya bibi sampai lupa non.! Tadi bapak sama ibu pesen ke bibi, katanya suruh kasih tau non, kalau hari ini mereka ke Korea, soalnya den Arya masuk rumah sakit non." Jawab bi Iroh mencoba untuk menyampaikan pesan dari pak Irsyad dan ibu Yuli manjikannya itu.
"Apa.? Mas Arya masuk rumah sakit bi.? Tapi mas Arya enggak kenapa-napa kan bi.? Kok mamah gak kasih tau Dinda sih.?" Kata Dinda kaget dan panik mendengar kabar dari bi Iroh, namun ia juga kesal karena mamah dan papahnya tidak memberitahunya terlebih dahulu, sebelum mereka berangkat ke Korea.
"Tadi sih ibu Yuli udah coba telepon non, tapi kata ibu Yuli, non enggak angkat-angkat telpon dari ibu Yuli." Kata bi Iroh mencoba untuk menjelaskan.
"Tadi mamah telepon Dinda.?" Kata Dinda bingung, sambil buru-buru mengecek ponselnya, dan ternyata memang benar, tadi itu ibu Yuli sempat menelepon Dinda, namun Dinda tidak menjawabnya, karena kemungkinan ibu Yuli menelepon Dinda disaat Dinda sedang ketiduran di mobil Erik, karena Dinda tidak menjawab telepon darinya, akhirnya ibu Yuli pun menelepon Erik untuk menyampaikan pesannya itu kepada Dinda.
Akan tetapi, karena tadi itu Dinda masih tertidur dengan sangat pulas, Erik pun tidak tega untuk membangunkannya.
DI KAMAR ERIK.
Waktu menunjukkan pukul 07:15 pagi.
Terlihat Erik yang sudah berpakian rapi, karena pagi ini ia berniat pergi ke suatu tempat, akan tetapi ia tidak pergi ke kampus karena hari ini adalah hari libur.
"Aduuuh, udah jam berapa nih.? Bisa-bisa saya terlambat lagi." Kata Erik sambil buru-buru melangkah keluar dari kamarnya, namun baru saja ia melangkah, tiba-tiba ia mendengar suara dari kolam renang, karena kebetulan kolam renang di rumah Dinda berada persis di samping kamarnya.
"Itu suara apaan.? Kok kayak ada orang berenang.? Tapi siapa yah yang berenang pagi-pagi kayak gini.?" Kata Erik penasaran, sambil berjalan melangkah menuju jendela, perlahan ia pun mencoba untuk membuka tirai jendela tersebut.
"D, D, Dinda.?" Kata Erik gugup dan kaget, sambil menatap kearah Dinda yang sedang asyik berenang, dengan pakaiannya yang sangatlah seksi dan terbuka, sehingga menonjolkan bagian dari tubuhnya yang sangat seksi itu dengan sangat jelas.
Dinda sengaja bangun pagi-pagi diwaktu libur, hanya untuk berenang, karena menurutnya badannya sekarang ini sedikit berisi dan ia ingin menurunkan berat badannya itu agar terlihat lebih seksi lagi, sepertinya ia tidak perduli dengan ucapan Erik yang mengatakan dirinya seperti perempuan murahan, karena baginya tubuh seksi itu akan terlihat indah jika dipandang, dan sepertinya juga ia sangat mencintai tubuh seksinya itu, ia selalu merawatnya dengan sangat baik agar tetap sehat dan terlihat seksi.
"Kalau dilihat-lihat, ternyata Dinda cantik juga yah.? Seksi lagi."
Kata Erik dalam hati, sambil tersenyum dan terus memandangi tubuh seksi Dinda itu tanpa henti-hentinya.
Sepertinya tanpa ia sadari, kali ini ia benar-benar sangat terpesona dengan kecantikan dan keseksian tubuh Dinda, ia seperti orang yg menjilat ludahnya sendiri, ia tidak sadar dengan ucapannya kemarin yang membuat Dinda sampai menamparnya, jika biasanya ia tidak menyukai cara berpakaian Dinda yg sangat terbuka dan seksi, kali ini ia justru sangat mengagumi keseksian tubuh Dinda dan sangat menikmati pemandangan indah yg ada dihadapannya itu, karena menurutnya tubuh seksi Dinda dipagi ini, adalah pemandangan yang sangat indah.
Dinda berenang dengan begitu asyik, bolak-balik, kekanan dan kekiri, semua gaya ia coba, bahkan saking asyiknya sampai-sampai ia tidak menyadari kalau Erik sedang memperhatikannya dari tadi.
"Ssstttt aduh dingin bangeeeet.? Lebih baik sekarang gw udahan deh berenangnya." Kata Dinda sambil menggigil kedinginan, perlahan ia pun naik dan keluar dari kolam renang.
"Ssstttt anduknya mana yah.? Ssstttt dingin bangeeeet.?" Kata Dinda lagi, sambil terus menggigil kedinginan, kemudian ia pun melangkah mengambil handuk yg ia letakkan dimeja di dekat kolam renang.
"Ssstttt, gw harus cepat-cepat pakai handuk ini.? Ssstttt kasihan tubuh seksi gw ini.? Ssstttt kedinginan, nanti sakit lagi." Kata Dinda sambil tersenyum memandangi tubuh seksinya itu, kemudian ia pun mencoba untuk memakai handuk tersebut, namun belum juga sempat ia memakai handuk tersebut, ia melihat Erik yang ternyata dari tadi sedang tersenyum menatap Kearah nya.
"P, p, pak Erik.?" Kata Dinda kaget dan panik, dengan raut wajah merah karena malu.
Melihat Dinda panik seperti itu, dengan segera Erik pun langsung mengalihkan pandangannya itu dari Dinda, karena ia tidak mau kalau sampai Dinda mengetahui, kalau ternyata dari tadi ia sedang memperhatikannya.
"Aduuuuh kenapa gw bisa enggak sadar kalau pak Erik lagi ngelihatin gw sih.? Mana gw pakai baju renang seksi kayak gini lagi.? Mana ini gw kelihatan." Kata Dinda dalam hati semakin panik, sambil menatap kearah bagian bawah dan gunung kembarnya yang menonjol dengan sangat jelas itu, kemudian ia pun langsung tertunduk, sambil buru-buru menutupi tubuh seksinya itu menggunakan handuk.
"Sekarang gw harus cepat-cepat pergi dari sini.!" Kata Dinda lagi dalam hati, sambil terus tertunduk, kemudian dengan segera ia pun langsung buru-buru melangkah meninggalkan kolam renang, dengan tatapan mata fokus kedepan, ia tidak berani menatap ke kanan dan ke kiri, apalagi ke arah Erik.
Melihat tingkah laku Dinda seperti itu, Erik yang masih berdiri di depan jendela kamarnya pun tersenyum.
"Hemmm, lucu banget sih kamu.? Pasti sekarang ini kamu malu banget yah.? Semuanya kelihatan sama saya.?" Kata Erik dalam hati.
"Tapi kalau diingat-ingat, kata-kata kamu memang benar, kamu itu memang seksi.?" Kata Erik lagi dalam hati, sambil terus tersenyum memandangi tubuh seksi Dinda yang masih terus berjalan meninggalkan kolam renang menuju kamarnya.
"Dinda, Dinda, Dinda.! Kamu kenapa sih bisa seceroboh ini.? Masa kamu membiarkan tubuh seksi kamu ini dilihat dosen enggak punya perasaan itu.! Aduuuuhhh.! Bodo banget memang gw ini."
Kata Dinda kesel, karena ia merasa sangat malu dan tidak terima dengan kejadian yang baru saja terjadi kepada dirinya, apalagi mengingat Erik adalah orang yang telah mengatakan dirinya perempuan murahan, perasaannya pun semakin tak karuan.
"Bagaimana kalau itu dosen ngira, kalau gw ini sengaja lagi, melihat kan tubuh seksi gw ke dia.? Waaaahhh.! Semakin beranggapan aja dia kalau gw ini perempuan murahan beneran." Kata Dinda lagi, panik.
********
MASIH DI KAMAR DINDA.
Waktu menunjukkan pukul 07:00 malam.
Terlihat Dinda yang sedang duduk di atas ranjang sambil mengusap-usap perutnya.
"Aduuuuh.! Lapar banget nih perut gw.?" Kata Dinda serius, karena setelah kejadian tadi pagi, sampai sekarang ia tidak berani keluar dari kamarnya, karena ia tidak mau bertemu dengan Erik, sepertinya ia masih sangat malu dengan kejadian tadi pagi.
"Sabar, sabar, sabar.! Kamu pasti bisa kuat sampai besok pagi." Kata Dinda sambil terus mengusap usap perutnya itu.
15 Menit berlalu,,,,
Sepertinya cacing-cacing di perut Dinda sudah tidak bisa lagi diajak kompromi, ia pun semakin lapar karena ia memang belum makan dari tadi pagi.
"Aahhhh udah lah.! Bodo amat.! Mau ketemu itu dosen ke, mau apa ke, gw enggak perduli.! Lagian ini kan rumah gw.? Kenapa jadi kaya gw yang numpang ke itu dosen." Kata Dinda kesal, kemudian dengan segera ia pun langsung melangkah turun kebawah untuk makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
⍥⃝◡̈⃝︎⍨⃝⍢⃝⍣⃝ RIS⍥⃝⌓̈⃝⍨⃝⍣⃝
gsa
2022-03-06
0
⍥⃝◡̈⃝︎⍨⃝⍢⃝⍣⃝ RIS⍥⃝⌓̈⃝⍨⃝⍣⃝
gghglllllllj
2022-03-06
0
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
Dinda terlalu berani pk bajunya🤔🤔🤔🤔🤔
2021-11-24
0