"Masuk.!" Teriak Erik marah, sambil membukakan pintu mobilnya untuk Dinda kemudian menutup pintu mobil tersebut dengan sangat kencang JEBRET.! Sehingga Dinda yang mendengarnya pun kaget, ia tau betul kalau sekarang ini Erik sedang marah kepadanya.
Dan memang benar, sekarang ini Erik memang sedang marah kepada Dinda, alasanya karena Dinda tidak mau mengikuti perintahnya, yaitu ikut pulang bersama dengannya, apalagi melihat Dinda yang nyaris diperkosa oleh para preman, semua itu pun membuat Erik semakin marah kepadanya.
Setelah sampai di dalam mobil, Erik dan Dinda hanya terdiam, tak ada satupun diantara mereka yang mengeluarkan kata-kata, Erik mengendarai mobilnya dengan fokus dan kecepatan yang sangat tinggi dengan raut wajah yang masih sangat marah, sedangkan Dinda yang duduk disampingnya hanya bisa menagis dan menangis.
"Hiks,,, hiks,,, hiks,,," Suara Dinda menangis, karena ia sangat syok dengan kejadian yang baru saja menimpanya.
Melihat Dinda menangis seperti itu, Erik hanya tersenyum sinis, alih-alih menghiburnya, ia malah justru mengucapkan kata-kata yang membuatnya kesal.
"Kenapa kamu nangis.? Bukanya ini yang kamu mau.? Dasar murahan.!" Kata Erik ketus dan dingin.
"Apa pak Erik bilang.? Murahan.? Maksud pak Erik apa ngatain Dinda murahan.?" Jawab Dinda dengan suara tinggi karena marah, ia balik bertanya kepadanya apa maksud dari ucapannya itu mengapa tiba-tiba menyebutnya seperti itu.
"Emang kamu enggak lihat penampilan kamu sekarang.? Kamu itu terlihat seperti perempuan murahan tau enggak.?" Kata Erik dengan suara yang lebih tinggi dari Dinda, lagi-lagi ia menghinanya dengan kata-kata seperti itu.
"Penampilan Dinda.? Ada apa dengan penampilan Dinda.? Emang ada yg salah dari penampilan Dinda.?" Kata Dinda penuh emosi, sambil melihatkan penampilannya kepada Erik dan melenggak-lenggokkan tubuh seksinya itu.
"Iya salah.! Kamu enggak seharusnya memakai pakaian seperti ini.! Pakaian kamu ini seperti orang telanjang, ngerti kamu.?" Kata Erik mencoba untuk menjelaskan kepada Dinda apa maksud dari ucapannya itu.
"Apa pak Erik bilang.? Telanjang.?" Jawab Dinda bingung.
"Iya telanjang.! Kamu sadar enggak sih.? Kalau pakaian kamu ini membuat para pria tergoda.? Dan itu sebabnya tadi itu kamu nyaris diperkosa.! Ngerti kamu.?" Kata Erik dengan suara tinggi karena kesal, lagi-lagi ia mencoba untuk menjelaskan kepada Dinda apa maksud dari ucapannya itu.
Mendengar ucapan dari Erik, Dinda pun langsung tersenyum sinis.
"Jadi pak Erik tergoda dengan penampilan Dinda.? Pantes aja pak Erik dari tadi marah-marah, kesel yah enggak bisa memiliki perempuan seseksi Dinda, hah.?" Kata Dinda dengan sombongnya, sepertinya ia sengaja berbicara seperti itu, meskipun sebenarnya ia sangat tau kalau Erik tidaklah suka dengan penampilannya itu.
"Maksudnya.?" Jawab Erik bingung.
"Ya iya.! Pak Erik tergoda kan dengan penampilan seksi Dinda ini.! Bukanya tadi pak Erik yang bilang, kalau pakaian Dinda ini membuat para pria tergoda.? Pak Erik juga kan pri,,,,," Seketika ucapan Dinda terpotong.
"Oooohhhh Dinda tauuu, apa jangan-jangan.! Pak Erik memang udah tergoda lagi dengan penampilan seksi Dinda ini, iya kan.?" Kata Dinda sambil tersenyum dengan percaya dirinya.
Mendengar kata-kata Dinda, Erik hanya tersenyum sinis, dengan segera ia pun langsung menghentikan mobilnya.
"Kalau pun saya harus tergoda, saya rasa bukan dengan perempuan murahan seperti kamu.!" Kata Erik dengan suara pelan tapi menyakitkan tepat di depan wajah Dinda, lagi-lagi ia menghina Dinda dengan menyebutnya seperti itu, sehingga membuat Dinda pun semakin emosi, dan kali ini ia benar-benar sangat emosi, ia benar-benar tidak terima, bahkan saking emosi dan tidak terimanya, sampai-sampai ia menampar pipi Erik dengan begitu kuatnya.
PLAAAAKKKK.! Suara Dinda menampar pipi Erik, dan tamparan Dinda itu membuat Erik terdiam dan kaget, ia tidak menyangka kalau kata-katanya itu bisa membuat Dinda marah dan berbuat sekasar itu kepada dirinya.
"Hikss,, hikss,,, Turunin Dinda disini.! Hiks,, hiks,, cepat turunin Dinda disini.! Hiks,,hiks,, Dinda enggak mau pulang sama orang yang enggak punya perasaan kayak pak Erik.! Hiks,, hiks,, Dinda benci sama pak Erik.! Hiks,, hiks,, Dinda benci sama pak Eriiiiiik.!" Teriak Dinda sambil terus menagis dan memukul-mukul dada Erik dengan kuat.
Melihat keadaan Dinda seperti itu, lagi-lagi Erik hanya bisa terdiam, dengan segera ia pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan yang lebih tinggi lagi, ia tidak mau mengikuti kemauannya untuk menurunkannya di tengah jalan, karena seperti yang kita tau, sekarang ini ia itu adalah tanggung jawab Erik, mengingat ibu Yuli yang telah menitipkan kepadanya.
Melihat Erik menaikkan kecepatan mobilnya, Dinda pun menangis semakin kencang.
"Hiks,,, hiks,,, hiks,,," Suara Dinda menangis dengan raut wajah yang sangat marah, sepertinya sekarang ini ia benar-benar sangat benci kepada Erik, akan tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, Ia hanya bisa duduk di dalam mobil dan ikut pulang bersama dengannya.
Disepanjang perjalanan Dinda menangis tanpa henti, ia menangis dan terus menangis, karena Ia masih sangat sakit hati mengingat penghinaan dari Erik yang berkali-kali menyebutnya perempuan murahan.
Mendengar Dinda terus menangis seperti itu, Erik pun sesekali menatap kearahnya, namun disaat ia mencoba untuk menatapnya lagi, ia melihat Dinda yang sudah tertidur dengan pulas.
Melihat Dinda tertidur sepulas itu, perlahan Erik pun mencoba untuk menghentikan mobilnya, kemudian ia pun langsung menatap kearahnya, Dinda terlihat sangat lelah dan capek, bahkan sesekali terdengar jelas suara Isak tangisannya meskipun ia sedang tertidur.
"Hiks...hiks..hiks.." Suara isak tangis Dinda, dengan keadaan yang sudah tidak karuan, karena pakaian dan penampilannya sangat berantakan, rambutnya terlihat sangat acak-acakan, karena sejak kejadiannya tadi dengan para preman, ia belum sempat merapikan rambutnya itu, bahkan bajunya pun terlihat ada yang robek sedikit di bagian depan dan semua itu pun terlihat jelas olehnya, mungkin baju Dinda bisa seperti itu, karena tadi ia mencoba untuk melawan para preman tersebut, sehingga para preman tersebut pun menarik bajunya sampai robek seperti itu, namun yang membuat Erik kaget, di bagian tangan atas Dinda terlihat memar biru, luka itu terjadi kemungkinan karena para preman tersebut menyenderkan tubuh Dinda begitu kuat sambil memegangi lengan atas Dinda dengan kasar.
Melihat keadaan Dinda seperti itu, Erik pun hanya bisa terdiam.
"Kasihan kamu.! Enggak seharusnya saya menambah beban kamu dengan kata-kata kasar saya." Kata Erik dalam hati sambil menatap dalam wajah cantik Dinda yang masih terlelap tidur itu, sepertinya sekarang ini ia benar-benar sangat menyesal dan merasa bersalah dengan ucapan kasarnya itu, kemudian ia pun langsung membuka jaket yang sedang ia kenakan, perlahan ia pun menutupi tubuh seksi Dinda itu dengan jaketnya, ia merasa kasihan melihat tubuh seksinya, yang dengan mudah bisa dilihat banyak orang karena pakainya yang sangat terbuka itu, setelah selesai menutupi tubuh seksinya, ia pun tersenyum tipis.
"Kalau seperti ini, kan kamu terlihat lebih cantik." Kata Erik lagi dalam hati, sambil menatap wajah cantik Dinda dengan begitu dalamnya, tanpa ia sadari akhirnya ia memuji kecantikannya, kemudian setelah itu ia pun langsung mengendarai mobilnya kembali untuk pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
⍥⃝◡̈⃝︎⍨⃝⍢⃝⍣⃝ RIS⍥⃝⌓̈⃝⍨⃝⍣⃝
h-&
2022-03-06
0
⍥⃝◡̈⃝︎⍨⃝⍢⃝⍣⃝ RIS⍥⃝⌓̈⃝⍨⃝⍣⃝
jjsskh+hghuhhhh-
2022-03-06
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Erik kl mau ngasih th hrsnya baik" ngomongnya Jngn menghina seperti itu
2021-11-24
0