2 jam berlalu,,,,,,
Jam mata kuliah Erik pun selesai, terlihat Erik yang melangkah pergi meninggalkan Ruang kelas tersebut.
Melihat Erik Dosen barunya pergi meninggalkan Ruangannya, Dinda pun langsung melangkah menghampiri Ria dan Tika yang masih duduk di bangkunya sambil terus cemberut.
"Hahhahahhahaha loh kenapa Din.? Itu muka lecek amat.?" Kata Ria sambil tertawa meledeknya, ia pura-pura tidak tau dengan apa yg membuatnya kesal dan cemberut seperti itu.
"Menurut loh.? Gila yah itu dosen.! Udah jelek, galak lagi.! Kesel banget gw sama itu dosen." Jawab Dinda kesal.
"Ya udah lah Din, kan yg terpenting pak Edi udah enggak ngajar kita lagi, dan kata loh kan ini kabar baik, ya kaaan..?" Jawab Tika sambil tersenyum, ia pun ikut meledeknya.
"Ini sih kabar buruk, malah buruk banget.! Dari pada itu dosen, masih mending pak Edi lah.! Gilaaa, kaki gw sampai pegel banget nih.!" Jawab Dinda semakin kesal, sambil mengusap-usap kakinya karena pegel.
"Hahahaha kasihan banget sih teman gw ini, Tapi emang bener sih itu dosen galak banget sumpah deh.! Parah banget itu dosen.! Tapi ganteeeengggg,,, Iiiiiihhhhh jadi gemes deh gw." Jawab Tika sambil tersenyum membayangkan Dosen ganteng yaitu Erik.
"Tapi emang bener sih itu dosen ganteng banget.! Udah ganteng, maco, badan tinggi, cool dan yang terpentiiiing, masih sendiri lagi." Sambung Ria sambil tersenyum, ia pun ikut-ikutan memuji-muji ketampanan Erik Dosen barunya itu.
"Iya bener kata loh.! Udah Ganteng, Galak, Dingin, Kejam, Jahat lagi.! Ia kan.?" Kata Dinda tidak terima mendengar teman-temannya yang lagi-lagi memuji-muji ketampanan Erik Dosen galak yang sudah mempermalukan dirinya didepan mereka semua.
"Eeeeehhh.! Kok loh jadi sewot sih Din.?
Cieeeeee yang masih kesel karena dihukuuum." Jawab Tika sambil tersenyum dan terus meledeknya.
"Ahhhhh udah lah.! Males gw ngomong sama kalian.! Puji-puji aja terus itu Dosen, sebenernya temen loh dia atau gw sih.?" Kata Dinda sewot karena kesel mendengar Tika yang lagi-lagi meledeknya.
"Iya deh iyaaa, ya udah mending kita kekantin aja yuk.!" Sambung Ria sambil tersenyum, ia mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.
"Aduhhhh gimana yaaah.? Kayaknya gw enggak bisa ikut deh.! Kaki gw pegel banget nih.?" Kata Dinda sambil terus mengusap-usap kakinya, Ia menolak ajakan dari teman-temannya, karena memang kakinya bener-bener pegel dan sakit, dan bukan hanya itu saja, ia tidak mau kekantin karena ia tidak mau bertemu dengan teman-temannya yang lain, ia sangat malu karena ini adalah kali pertama ia mendapat hukuman.
"Ohhh ya udah kalau gitu, kita kekantin dulu yah.?" Kata Ria dan Tika secara bersamaan sambil melangkah keluar menuju kantin dan meninggalkan Dinda di dalam ruangan hanya sendiri.
"Aduhhhh pegel banget sih.! Awas aja tuh dosen kalau ketemu.! Emang dia siapa coba.? Berani banget ngelakuin ini ke gw." Kata Dinda dengan suara tinggi sambil meringis kesakitan dan terus mengusap-usap kakinya, sepertinya Ia tidak sadar kalau ternyata Erik Dosen barunya itu sedang memperhatikannya dan mendengar semua ucapannya, karena ternyata Erik kembali lagi ke ruang kelas tersebut untuk mengambil salah satu bukunya yg ketinggalan, namun disaat ia sedang mendengarkan ocehan Dinda, tiba-tiba ponselnya berdering, sehingga Dinda pun akhirnya mendengar suara tersebut dan langsung menatap kearahnya.
"P, p, pak Erik.?" Kata Dinda dalam hati gugup dan kaget.
"Aduhhhh gimana nih.? Kok pak Erik bisa masuk kesini lagi sih.?" Kata Dinda lagi dalam hati panik dan ketakutan.
"Jangan-jangan, itu dosen denger lagi kata-kata gw tadi.? Mati gw.! Bisa-bisa gw kena hukum lagi nih kalau kayak gini." Kata Dinda dalam hati, sambil terus menatap kearah Erik Dosen barunya itu.
Melihat Dinda menatapnya seperti itu, Erik pun ikut menatapnya, akan tetapi ia menatapnya dengan tatapan dingin, sehingga Dinda pun kesal.
"Ngeselin banget sih itu Dosen.!" Kata Dinda dalam hati sambil menatap sinis kearahnya.
Melihat Dinda kesal seperti itu, Erik hanya terdiam, kemudian ia pun langsung mengambil ponselnya dan mengangkat ponsel tersebut.
"Ia ada apa Om.? Oooh iya ok, ok, selesai dari kampus Erik langsung on the way ke Rumah om." Kata Erik kepada seseorang yg sedang menelepon nya itu, sambil buru-buru mengambil bukunya yang ketinggalan, kemudian dengan segera ia pun langsung melangkah keluar meninggalkan ruang kelas Dinda.
Erik seperti itu kepada Dinda, karena seperti yang kita tau, ia memang terkenal dingin, cuek dan galak, namun disamping sikapnya yg seperti itu, ia adalah dosen muda yang sangat tampan dan karismatik, sehingga banyak para perempuan yang mengejar-gejar dan ingin menjadi kekasihnya.
DI RUMAH PAK IRSYAD
Waktu menunjukkan pukul 07:00 Malam.
Terlihat pak Irsyad dan ibu Yuli yang sedang duduk santai diruang keluarga, akan tetapi tidak terlihat adanya Dinda diantara mereka, sejak pulang dari kuliah ia langsung masuk kedalam kamar, sepertinya ia masih sangat kesal dengan hukuman yang diberikan Erik kepadanya.
"Mah, Dinda kemana.? Emang dia keluar.? Kok dari tadi papa enggak lihat.?" Tanya pak irsyad penasaran sambil menatap kekanan dan kekiri seisi ruangan untuk mencari Dinda, karena biasanya Dinda selalu menunggunya pulang kerja di Ruang keluarga.
"Ada kok pah.! Dari pulang kuliah dia langsung masuk ke kamar, katanya sih lagi kesel dia." Jawab ibu Yuli serius sambil membaca koran.
"Oh iya mah.! Papah lupa enggak kasih tau mamah.! Erik sekarang lagi di jalan, mau kesini dia mah, dan dia mau tinggal disini untuk sementara waktu." Kata pak irsyad serius, ia lupa memberi tau Kepada ibu Yuli, kalau Erik anak dari pak Edi akan tinggal di rumahnya untuk sementara waktu.
"Eriiik.? Erik anak pak Edi pah.? Pak Edi dosen dikampus Dinda.?" Kata ibu Yuli dengan suara sedikit tinggi karena kaget.
"Iya mah, akhir-akhir ini pak Edi sering sakit-sakitan, sekarang pak Edi udah enggak bisa ngajar lagi, dan Erik lah yang akan menggantikan pak Edi untuk mengajar." Kata pak irsyad mencoba menjelaskan kepada ibu Yuli yang sejelas-jelasnya.
Pak Edi adalah teman akrab Pak Irsyad, mereka berteman sejak kecil dan dulu rumah mereka berdekatan, namun karena masalah kerjaan Pak Irsyad terpaksa harus pindah rumah, dan Erik pun adalah teman Arya Kakak Dinda dari sejak kecil sampai sekarang, Namun Dinda tidak tau tentang itu karena dulu ia belum lahir, begitupun dengan Erik, ia hanya tau Arya punya adik, akan tetapi ia tidak tau kalau adik Arya adalah Dinda perempuan sombong yang marah-marah kepadanya, karena ia dan Dinda memang belum pernah bertemu sebelumnya.
"Ooohhh gitu pah.? Kasihan yah pak Edi.? Emang dia sakit ap,,,,,,,," Belum sempat ibu Yuli menyelesaikan ucapannya, namun sudah terpotong, karena ia mendengar suara bel berbunyi, kemudian ia dan pak Irsyad pun langsung beranjak untuk membukakan pintu masuk rumahnya.
"Eeeeehhhh nak Erik, kamu udah sampai.? Ayo silahkan masuk.!" Kata ibu Yuli sambil tersenyum dengan sangat ramah, kemudian ia pun melangkah masuk menuju ruang keluarga dan diikuti oleh pak Irsyad dan Erik dari belakang.
"Silahkan duduk, silahkan duduk.!" Kata pak irsyad sambil tersenyum.
Mendengar Kata-kata dari Pak Irsyad, Erik pun langsung duduk, begitupun juga dengan Pak Irsyad dan juga Ibu Yuli, kemudian setelah itu mereka pun langsung ngobrol dengan sangat asyik, banyak dan lama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
⍥⃝◡̈⃝︎⍨⃝⍢⃝⍣⃝ RIS⍥⃝⌓̈⃝⍨⃝⍣⃝
LKS) je hsalshhj) lho&slsgalahfglaa&ga glhsfhlfjshgsx lalllshladgglgsll&&
2022-03-06
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
wah bakal ada yg ngegas trus nih karna tinggal serumah😅😅😅😅😅😅😅
2021-11-24
0
Nur Borhap
seru ne PK dosen SMA Dinda pasti ribut trs
2021-11-13
0