Disaat mereka sedang asyik ngobrol, terlihat bi Iroh berjalan menghampiri ibu Yuli yang masih duduk di Ruang keluarga bersama Pak irsyad dan Erik.
"Maaf Bu, makan malam sudah siap." Kata bi Iroh sopan.
"Ooohhh iya makasih bi.?" Kata ibu Yuli, kemudian ia pun mengajak pak Irsyad dan Erik untuk makan malam bersama.
"Ya udah ayo kita makan.! Kasihan Erik tuh, udah lapar kali dari tadi." Sambung ibu Yuli lagi, sambil tersenyum menggoda Erik.
Mendengar godaan dari ibu Yuli, Erik hanya tersenyum, kemudian ia pun ikut melangkah bersama dengannya dan pak irsyad menuju meja makan.
"Oh iya, bi Iroh, bi.! Tolong panggilin non Dinda, suruh dia turun makan.!" Perintah Pak Irsyad sopan.
"Baik tuan.!" Kata bi Iroh sambil melangkah keatas menuju kamar Dinda, meninggalkan pak Irsyad, ibu Yuli dan Erik yang sedang asyik ngobrol dimeja makan.
"Oh iya om, Dinda siapa.? Adiknya Arya bukan om.?"
Kata Erik penasaran, karena ia belum tau kalau Dinda yg ia bicarakan adalah mahasiswi sombong dan bandel yg ia hukum tadi pagi.
"Iya Dinda adiknya Arya, kamu belum pernah ketemu sih yah.? Dulu pas kita tetanggaan kan dia belum lahir, kalau sekaraaang, beuhh udah gede Dia.! Dia juga kuliah di tempat kamu ngajar ko Rik, kalau enggak salah dia ambil mata kuliah dari kamu juga, iya kan Pah.?" Sambung ibu Yuli penuh semangat.
"Iya Dia ambil mata kuliah kamu Rik, emang tadi kamu enggak ketemu.?" Kata Pak Irsyad.
"Gak tau juga sih om, soalnya tadi mahasiswa nya banyak, Erik juga belum hafal satu persatu." Kata Erik.
"Oooh gituuu.? Tante sampai kaget kirain Dinda bolos kuliah tadi, soalnya Dinda itu anaknya males banget enggak bisa diomongin, dia itu manja banget, apa aja yang dia mau harus dituruti." Sambung ibu Yuli sambil tersenyum, ia sengaja memberi tahu kepada Erik tentang sifat Dinda anaknya, supaya Erik tidak kaget, apalagi untuk sementara Erik akan tinggal dirumahnya yang pastinya akan bertemu dengannya setiap hari.
Mendengar ibu Yuli berbicara tentang Dinda, Erik hanya diam dan tersenyum tanpa menjawab sepatah kata pun.
Disaat mereka asyik ngobrol, terlihat bi Iroh yang turun dari kamar Dinda, akan tetapi ia turun tidak bersama dengannya.
"Bi Dinda nya mana.? Kok enggak ikut turun.?" Kata ibu Yuli heran, karena Dinda yang tak ikut turun bersamanya.
"Non Dinda nya belum lapar katanya Bu." Jawab bi Iroh sopan, kemudian melangkah pergi meninggalkan ruang makan.
"Coba mamah panggil.! Enggak biasa nya dia kayak gitu, emang lagi ada masalah apa dia mah.?" Kata pak irsyad penasaran, karena tidak biasanya Dinda seperti itu.
"Mamah juga enggak tau pah.! Tadi sih dia pulang sambil marah-marah, katanya sih ada yang bikin dia kesel di kampus gitu." Kata ibu Yuli mencoba menjelaskan mengapa Dinda bisa seperti itu.
"Ya udah kalau gitu mamah panggil Dinda dulu yah.?" Kata ibu Yuli lagi sambil melangkah menuju tangga.
"Din, Dindaaa.! Turun dulu sayang.! Makan.!" Triak ibu Yuli sambil berdiri di tangga.
"Iya mah bentar.! Nih Dinda mau turun." Teriak Dinda sambil buru-buru keluar dari kamarnya.
"Cepetan sayang.!" Triak ibu Yuli lagi sambil terus menunggunya di tangga.
"Iya mah, iya.! Ini Dinda turun." Teriak Dinda lagi sambil terus berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang makan.
Mendengar suara langkah kaki Dinda, Erik pun penasaran, dengan segera ia pun langsung menatap kearahnya.
"P, p, perempuan itu.? J, j, jadi adiknya Arya, perempuan sombong yang tadi marah-marah sama saya di kampus.?"
Kata Erik dalam hati, kaget dan tak percaya sambil terus menatap kearah Dinda yang sedang berjalan di tangga.
"Mama, tadi kan Dinda udah kasih tau mamah.! Dinda lagi kesel.! Kaki Dinda ini pegel bang,,,,,,,," Seketika Dinda pun langsung terdiam dan terbengong, karena ia kaget bukan main melihat Erik dosen yang sudah membuatnya kesel seharian bisa berada di dalam rumahnya dan sedang menatap kearahnya.
"P, p, pak Erik.? Pak Erik kenapa bisa ada di rumah gw.?" Kata Dinda dalam hati, gugup dan tak percaya, sambil terus menatap kearahnya.
Melihat Dinda yang terus menatapnya seperti itu, Erik yang memang sangat dingin pun mencoba untuk tenang dan biasa saja.
"Sayang, tadi kamu ngomong apa.? Kaki kamu kenapa, kaki kamu pegel.?" Kata ibu Yuli khawatir, ia takut kalau Dinda Kenapa-napa karena ia sangat menyayanginya.
Mendengar pertanyaan ibu Yuli, Dinda tidak menjawabnya, ia masih terdiam karena masih kaget melihat Erik berada dirumahnya dan sedang makan malam bersama dengan kedua orang tuanya.
"Dindaaa, ko kamu diem.? Kaki kamu Kenapa.?" Tanya ibu Yuli lagi penasaran.
Mendengar ibu Yuli yang lagi-lagi bertanya kepada dirinya, seketika Dinda pun terbangun dari bengongnya.
"E e enggak mah.! Enggak papa.! K, k, kaki Dinda gak kenapa-napa kok." Jawab Dinda gugup sambil terus menatap kearah Erik yang juga sedang menatap ke arahnya.
"Ooohh, kirain kenapa-napa, ya udah ayo makan.! Dari tadi udah ditungguin juga." Kata ibu Yuli lega, kemudian ia pun langsung melangkah menuju meja makan dan diikuti oleh Dinda dari belakang.
"Dinda kenalin.! Itu pak Erik sayang.! Dosen baru kamu, tadi pagi kalian ketemu enggak dikampus.?" Kata ibu Yuli sambil tersenyum, ibu Yuli mencoba mengenalkan Erik kepada Dinda putrinya.
"E, e, enggak mah.!" Jawab Dinda gugup karena ia berbohong, kemudian ia pun langsung mengenalkan diri kepada Erik.
"D, D, Dinda.!" Kata Dinda masih gugup, sambil mengulurkan tangannya.
Melihat Dinda mengulurkan tangan kepadanya, Erik pun langsung membalasnya.
"Erik." Kata Erik dengan tenang dan dingin seperti tidak pernah ada masalah apa-apa antara dirinya dan Dinda.
Melihat raut wajah Erik setenang itu seperti tidak punya salah kepada dirinya, Dinda Pun kesal.
"Gilaaa, bisa yah dia setenang itu kayak enggak punya salah." Kata Dinda dalam hati sambil menatap sinis wajah Erik, ia berbicara seperti itu karena menurutnya Erik lah yang salah dengan kejadian tadi pagi, ia tidak menyadari kalau sesungguhnya dirinya lah yg salah.
Melihat Dinda menatapnya dengan tatapan seperti itu, Erik hanya tersenyum dingin.
"Oh iya Din, papah lupa.! Mulai malam ini pak Erik akan tinggal disini." Kata pak irsyad serius.
Mendengar ucapan pak irsyad ayahnya, Dinda yang sedang minum pun terhenti dan kaget, seketika ia pun langsung batuk UHUKKK.! Sehingga minuman yang ada didalam mulutnya pun semuanya muncrat mengenai baju Erik, karena kebetulan Erik duduk tepat dihadapannya.
"Dinda kamu ini apa-apaan sih.? Itu baju pak Erik kan basah, gimana sih kamu.! Udah cepetan sekarang juga kamu minta maaf.!" Kata ibu Yuli dengan suara tinggi karena kesal melihat tingkah laku anaknya seperti itu.
Mendengar teguran dari mamahnya, Dinda pun langsung terdiam sambil cemberut.
"Iiiiiiihhhhh kenapa mamah jadi galak banget kayak gini sih.? Biasanya juga mamah enggak pernah kayak gini, semua ini gara-gara pak Erik.! Awas aja loh pak Erik, gw akan balas semuanya." Kata Dinda dalam hati sambil menatap tajam wajah Erik.
"Udah enggak apa-apa ko Tan.! Lagian Erik belum mandi, Erik kekamar dulu yah.?" Kata Erik sopan kemudian melangkah pergi menuju kamarnya untuk mandi.
Karena makan malam sudah selesai pak Irsyad dan ibu Yuli pun beranjak pergi menuju kamar nya dan meninggalkan Dinda yg terdiam diruang makan hanya sendiri.
"Iiiiiihhhhh dasar dosen gila.! Kenapa sih sejak ketemu itu dosen hidup gw jadi sial.! Dasar gila, gila, gila.!" Kata Dinda, ia ngoceh-ngoceh sendiri karena sangat kesal kepada Erik.
#####
Hay guys.!
Mampir juga ke novel baru ku yuks.!
Yang bergenre, Romantis, Teen, Perjodohan dan Duda.
Yang berjudul seperti dibawah 👇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Irmayanti Dara
Gue gk gitu suka klo baca ada gambar visual, haluan gue seketika retak🤣🤣jadi tiap baca novel klo ada visual buru2 gue skip lebih suka imajinasi sendiri😅beda sama org yg minta visual pas udh dikasih visual komplain 🙈
2023-04-30
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
kurang pas yg jd Erik nya🙏🙏🙏🙏🙏
2021-11-24
0
Ninie Zika
visual pak ericknya ga cocok thor trlalu tua bnget maaf ya thorr 🙏🙏
2021-11-10
0