Saking kesalnya kepada Erik, Dinda pun langsung melangkah menuju kamarnya, sesampainya di depan pintu kamar, ia pun langsung membuka pintu kamar tersebut dan kebetulan pintu kamar tersebut tidak terkunci, kemudian ia pun langsung masuk kedalam, dan menutup pintu kamar tersebut dengan begitu kuat JEBRET.!!!
"Pak Erik.! Pak Erik ngapain nginep di rumah gu,,,,,,,,,,," Seketika ucapan Dinda terpotong
"Aaaaaaaaaahhhhhhhhhh.!" Teriak Dinda dengan begitu kencang sambil menutupi kedua matanya menggunakan tangan, karena ia kaget bukan main melihat Erik yang telanjang dada dan hanya memakai handuk didalam kamarnya.
Mendengar Dinda teriak seperti itu, Erik justru terlihat tenang dan biasa saja, ia malah sengaja melangkah menghampirinya, sehingga membuatnya pun panik.
"P, p, pak Erik mau ngapain yah.? Kok kayak mau kesini.?" Kata Dinda dalam hati, sambil mendengarkan suara langkah kaki Erik yang semakin mendekat kearahnya, kemudian ia pun langsung buru-buru membuka kedua matanya.
"P, p, pak Erik.! P, p, pak Erik mau ngapain.?" kata Dinda gugup dan ketakutan, sambil melangkah mundur menjauh darinya, namun sayang langkahnya terhenti karena ada pintu di belakangnya.
Mendengar pertanyaan Dinda, Erik tidak menjawabnya, ia terus melangkah menghampirinya lebih dekat lagi dengan tatapan dingin, kemudian ia pun langsung menyenderkan tubuhnya tepat di depan pintu tersebut, bahkan jarak wajahnya dan wajah Dinda sangat dekat kira-kira hanya 5 cm, sehingga membuat Dinda pun semakin panik.
"P, p, pak Erik.! P, p, pak Erik mau ngapain.? D, D, Dinda takuuut.? J, j, jangan pak.!" Kata Dinda gugup sambil memejamkan matanya, karena ia takut kalau Erik itu akan mencium bibirnya, karena seumur hidupnya, ia belum pernah ciuman, jangankan ciuman pacaran pun ia belum pernah.
Melihat Dinda sepanik itu, Erik hanya tersenyum dingin sambil terus menatap wajahnya dengan tatapan yang sangat dalam, kemudian mendekatkan bibirnya tepat di telinganya.
"Lain kali, kalau mau masuk ke kamar orang, ketok dulu pintunya.! TOK, TOk, TOK.!" Bisik Erik sambil mengetuk pintu yang ada di belakang Dinda dengan kencang, sehingga Dinda pun kaget dan langsung membuka matanya, namun disaat ia membuka matanya, wajah Erik masih berada tepat di depan wajahnya dan sedang menatapnya dengan tatapan dingin, sehingga ia dan Erik pun saling bertatapan.
Melihat wajah Erik sedekat itu, Dinda pun lagi-lagi gugup, bahkan ia pun merasa sangat canggung, bagaimana tidak, wajah Erik sangat dekat dengan wajahnya, dan ini adalah kali pertama ia bertatapan dengan seorang pria sedekat itu, jantungnya pun berdetak begitu kencang sehingga terdengar oleh Erik.
"Hemmm.!" Erik tersenyum dingin mendengar detak jantung Dinda, kemudian ia pun langsung melangkah berbalik menjauh darinya.
Melihat Erik menjauh darinya, Dinda pun sedikit lega, ia pun langsung menarik nafas pelan dan membuangnya kasar, kemudian dengan segera ia pun langsung menjawab kata-kata darinya.
"Ng, ng, ngapain Dinda harus ketuk pintu dulu.? I, i, ini kan rumah Dinda.! Lebih baik pak Erik sana yg pergi dari sin...." Seketika ucapan Dinda terpotong.
"Din, Dinda.! Kamu dimana sayang.?" Teriak Ibu Yuli mencari Dinda, karena ia khawatir melihat Dinda tidak ada di dalam kamarnya, ia takut kalau Dinda putri kesayangannya itu ngambek karena tadi ia telah menegurnya saat Dinda menyemprotkan air minum dibaju Erik.
Mendengar mamahnya memanggil, Dinda pun langsung bergegas untuk keluar dari kamar Erik.
"Pak Erik, inget yah.! Masalah kita belum selesai.!" Kata Dinda kesal, sambil buru-buru melangkah keluar dari dalam kamar tersebut, namun belum sempat ia melangkah keluar, langkahnya sudah terhenti, karena ia melihat ibu Yuli yang sudah berdiri tepat di depan pintu kamar tersebut.
"Sayaaang, kamu ngapain malam-malam kaya gini di kamar pak Erik.?" Kata ibu Yuli penasaran dengan apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh putrinya itu, mengapa bisa berada di kamar Erik diwaktu selarut ini.
"E, e, enggak kok mah, Dinda kesini mau minta m, m, maaf.! I, i, iya mah, minta maaf." Jawab Dinda gugup dan panik karena ia berbohong.
Melihat tingkah laku Dinda seperti itu, ibu Yuli pun tak percaya, dengan segera ia pun langsung menanyakannya kepada Erik yang sedang berdiri di belakangnya.
"Apa bener Rik, Dinda kesini mau minta maaf.?" Tanya Ibu Yuli penasaran, ia sengaja menanyakan langsung kepada Erik, karena ia takut kalau Dinda ke kamar Erik hanya untuk ngerjain, sebab ia tau betul kalau Dinda putrinya itu kurang suka dengan adanya Erik di dalam rumahnya, dari cara ia menatapnya, ibu Yuli sudah mengetahuinya.
"Aduuuuhhh, mati gw.! Kenapa mamah malah nanya ke pak Erik sih.?" Kata Dinda dalam hati, sambil tertunduk dan memejamkan matanya karena panik, ia sangat yakin kalau Erik pasti akan memberitahu ibu Yuli mamahnya, dengan apa sebenarnya maksud tujuan dari dirinya datang dan masuk ke dalam kamarnya itu.
Melihat Dinda sepanik itu, Erik hanya menatapnya dengan tatapan dingin dan datar, kemudian ia pun langsung menjawab pertanyaan dari ibu Yuli.
"Iya ko Tan, tadi Dinda kesini untuk meminta maaf sama Erik." Kata Erik, ia berbohong kepada Ibu Yuli, karena ia tidak mau melihat Ibu Yuli marah lagi.
Mendengar jawaban dari Erik, seketika Dinda pun langsung menarik nafas pelan dan membuangnya kasar, karena ia sangat lega, begitupun juga dengan ibu Yuli, ia pun sangat lega mendengar jawaban dari Erik itu.
"Syukur deh kalau gitu, ternyata anak mamah sekarang udah pinter, udah dewasa, maafin mamah yah.? Tadi mamah udah marah-marah sama kamu." Kata ibu Yuli memuji-muji Dinda, sambil tersenyum dan mengusap-usap pundaknya, karena senang mendengar jawaban dari Erik itu.
"I, i, iya mah enggak papa.! Ya udah Dinda mau kekamar dulu yah mah.? Dinda udah ngantuk banget nih.!" Kata Dinda sambil tersenyum sok polos, kemudian ia pun langsung buru-buru melangkah menuju kamarnya, meninggalkan Ibu Yuli dan Erik yang masih berdiri itu.
"Ya udah yah Rik, tante juga mau kekamar.? Kamu juga tidur, besok kesiangan loh.!" Kata ibu Yuli sambil tersenyum.
Melihat ibu Yuli dan Dinda pergi, Erik pun tersenyum, ia tersenyum karena lucu mengingat kelakuan Dinda yang sangat pandai dalam berbohong, kemudian dengan segera ia pun langsung menutup pintu kamarnya dan kemudian tidur karena hari memang sudah cukup malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Dela Aulia
katanya ayah erik sakit.. si pak edi... masa orang tua sakit di tinggal sendirian dirumah...bukannya di jaga malah menginap di rumah orang lain😂😂😂
2022-04-28
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
awas lho pak Erik nanti suka sama Dinda
2021-11-24
0
Mariya Muzaidin DM
lebih suka visual dalam negeri....gk kalah ok juga...
2021-10-31
2