Di saat Pak Irsyad, Ibu Yuli dan Arya asyik ngobrol, Erik dan Dinda pun akhirnya keluar dan turun dari kamarnya untuk sarapan.
"Eeeehhh pengantin baru udah pada bangun.? Gimana nih semalam.?" Kata ibu Yuli sambil tersenyum jahil menggoda Dinda dan Erik.
"Iiiiihhhh mamah apaan sih.?" Kata Dinda kesel, seketika wajah Dinda pun berubah menjadi merah karena malu mengingat kejadian semalam bersama Erik, bahkan saking malunya sampai-sampai ia tidak berani menatap wajah Erik sama sekali.
"Loh, kok anak mamah sewot sih jawab,,,,,,," Belum sempat Ibu Yuli menyelesaikan ucapannya namun sudah terpotong.
"Dinda duluan ke mobil yah pah, mas Arya juga.?" Kata Dinda sambil buru-buru melangkah keluar menuju mobil Erik, karena mereka berdua mau berangkat ke kampus.
"Rik, itu Dinda kenapa.? Kok langsung ke mobil aja enggak sarapan dulu.?" Kata ibu Yuli heran melihat tingkah laku Dinda, putri tersayangnya seperti itu.
"Gak tau Mah.! Ya udah Erik berangkat dulu yah mah.? Soalnya Dinda udah di mobil, takutnya nunggu Erik kelamaan lagi." Kata Erik sopan, sambil mengambil sepotong roti untuk Dinda sarapan, kemudian ia pun langsung buru-buru melangkah menuju mobilnya untuk menyusul Dinda, namun sesampainya di dalam mobil, ia kaget melihat Dinda yang duduk di bangku belakang.
"Kamu kenapa.? Kok duduk di belakang.?" Kata Erik heran, karena biasanya Dinda selalu duduk didepan, disampingnya.
"E, e, enggak, enggak papa.!" Kata Dinda gugup karena ia sedang berbohong, karena sebenarnya ia sengaja duduk di belakang untuk menghindar darinya, karena seperti yang kita tau sekarang ini ia masih sangat malu dengan kejadian semalam.
Melihat tingkah laku Dinda seperti itu, Erik hanya terdiam sambil tersenyum tipis.
"Kasihan kamu, pasti kamu masih malu yah ingat kejadian semalam.?" Kata Erik dalam hati sambil terus tersenyum menatap kearah Dinda.
"Oh iya, ya udah nih makan..! Entar sakit lagi." Kata Erik penuh perhatian, sambil memberikan sepotong roti yang ia bawa untuk Dinda, sepertinya sekarang ini ia sudah menunjukkan rasa perhatiannya kepada Dinda istrinya itu secara terang-terangan, apalagi mengingat kejadian semalam saat Dinda tidur dipelukannya, ia pun jadi semakin sayang kepadanya.
Mendengar kata-kata dari Erik, Dinda tidak menjawab nya, ia hanya menerima sepotong roti yang Erik berikan kepadanya, dan itu pun tidak ia makan sama sekali.
Setelah memberikan sarapan untuk Dinda, Erik pun langsung menyetir mobilnya dengan fokus, sesekali mata Erik melihat kaca sepion yang ada didepannya, karena ia Ingin melihat wajah cantik Dinda istrinya itu, namun disaat ia melihat kaca sepion, ia melihat Dinda yang seperti sangat kedinginan.
"Ssssttttttt aduh dingiiiiin,,,," Kata Dinda pelan, sambil merintih kedinginan, karena sepertinya ia masuk angin dan demam, akibat semalaman tidur tidak memakai pakaian dan hanya memakai selimut.
Melihat Dinda merintih kedinginan seperti itu, Erik hanya diam, sepatah katapun tak terucap dari bibirnya, karena ia sangat tau kalau sekarang ini Dinda sedang tidak mau bicara dengannya, jadi ia lebih memilih diam dan tidak mengganggunya, kemudian ia pun kembali menyetir mobilnya dengan fokus, hingga akhirnya mereka pun sampai di kampus.
Sesampainya di kampus, Erik dan Dinda langsung melangkah keluar dari mobil, menuju ruangan masing-masing.
*****
DI RUANG KELAS DINDA.
Terlihat Dinda yang baru saja masuk ke dalam ruang kelasnya.
"Hay Din, apa kabar loh.? Kok kemarin gw hubungi no loh susah bgt sih.?" Kata Tika heran, karena tidak biasanya Dinda mematikan ponselnya seperti itu.
"Tau nih Dinda, padahal kemrin itu kita pengin ajak loh nonton, mumpung libur." Sambung Ria sambil tersenyum, mereka berdua berbicara seperti itu karena memang benar kemarin mereka berdua mencoba untuk menghubungi no Dinda untuk mengajaknya nonton, akan tetapi no nya tidak aktif.
"K, k, kapan, kemaren.? I i itu, hp gw rusak.! Iya bener rusak.!" Kata Dinda gugup, karena ia sedang berbohong, karena sebenarnya kemarin ia sengaja mematikan ponselnya karena kemarin itu adalah hari pernikahannya dengan Erik, ia tidak mau kalau sampai Tika dan Ria tau tentang hal tersebut.
"Ooohh gitu.? Eeehhhhh Din, tunggu dulu deh.! Kamu enggak papa kan.? Kok muka kamu pucat.?" Kata Ria panik, karena melihat wajah Dinda yang pucat.
"Iya nih, badan gw dingin banget, kepala gw juga sedikit pusing." Kata Dinda serius, karena sepertinya sekarang ini ia sudah benar-benar merasakan demam dan masuk angin, di tambah lagi semalam ia kurang tidur karena seperti yang kita tau semalam itu ia ketakutan, dan itu sebabnya wajahnya sekarang ini terlihat pucat.
"Ya ampun Din, ya udah kalau gitu loh pulang aj,,,,,,,," Seketika ucapan Tika terpotong, karena tiba-tiba ia melihat Erik masuk kedalam ruang kelasnya, karena sekarang ini adalah jadwal mata kuliahnya.
"Ayo semuanya duduk di tempat duduk kalian masing-masing.!" Kata Erik tegas, sambil berjalan dan duduk di tempat duduknya, kemudian seperti biasa, tanpa basa-basi terlebih dahulu, ia langsung meminta murid-murid nya untuk mengumpulkan tugasnya.
"Baik, sekarang juga kumpulan tugas kalian.!" Kata Erik lagi, ia berbicara seperti itu, karena memang ia selalu memberikan murid-muridnya tugas, alasannya adalah supaya mereka semua tatap belajar meskipun sudah berada di rumah.
Mendengar perintah dari Erik, dengan segera semua murid-muridnya pun langsung mengumpulkan tugasnya masing-masing ke depan, akan tetapi tidak dengan Dinda, ia terlihat terdiam di tempat duduknya.
"Dinda, mana tugas kamu.? Kenapa kamu enggak ngumpulin tugas dari saya.?" Kata Erik dengan suara tinggi dan raut wajah dingin.
"M, m, maaf pak.! D, d, Dinda belum ngerjain tugas dari pak Erik." Jawab Dinda gugup dan ketakutan, karena memang benar ia belum mengerjakan tugas darinya, bagaimana ia bisa mengerjakan tugas darinya, kemaren ia disibukan dengan pernikahannya.
"Apa.! Kamu belum mengerjakan tugas dari saya.?" Kata Erik marah.
"B, b, belum pak.!" Kata Dinda lagi-lagi gugup dan semakin ketakutan.
"Lagi-lagi kamu enggak ngerjain tugas dari saya.? Kemaren itu kamu kan libur satu hari.? Kamu gunakan waktu libur kamu itu untuk apa.? Dan semalam juga kamu kan bisa mengerjakan tugas dari saya.? Emang semalam kamu ngapain aja.?" Kata Erik pura-pura tidak tau apa alasan Dinda tidak mengerjakan tugas darinya, karena ia sedang memancing Dinda untuk mau mengakui pernikahannya itu dengan dirinya di depan teman-temannya.
"T, t, tapi pak.! Kemaren itu Dinda benar-benar sib,,,,,,,," Seketika ucapan Dinda terpotong.
"Udah sekarang juga kamu keluar.!" Kata Erik tegas, karena sebagai Dosen ia memang harus seperti itu PROFESIONAL, tidak perduli yang melakukan kesalahan istri maupun keluarga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Erik Jngn jd cowok nyebelin nanti Dinda gak cinta sama kamu
2021-11-24
0
IG@phutri _cahaya
hehehehe tegas tak beralasan..
Menghukum juga ada etika dan harus mendengarkan alasan juga dong..
kalo gini sih karena Author yang nakal 🤣🤣🤣
2021-10-10
10
Muhammad Syarief
kata-katax banyak keulang mulu
2021-02-17
2