Pesona Si Kembar Misyel Dan Mike
Bismillahirohmanirohim
"Lima kamu tak usah mencari pekerjaan lagi, sudah hampir dua minggu kamu mencari pekerjaan tapi tak kunjung dapat." Ucap perempuan paruh baya merupakan ibu dari gadis yang dipanggil Lima itu.
Nama aslinya Iklima Zarika, tapi dia sering kerap dipanggil Lima oleh orang-orang yang mengenalnya termasuk kedua orang tuanya, sebenarnya dia tak terlalu suka dengan panggil Lima.
Iklima yang baru saja pulang dari melamar pekerjaan tercengang mendegara perkatan ibunya. "Lah kenapa ibu? Bukankah ibu dan bapak ingin sekali Iklima bekerja, agar bisa membantu ekonomi keluarga?"
"Iya ibu dan bapak tahu, tapi kamu tak susah mencari kerja lagi, ibu dan bapak sudah mencari kamu kerja."
Tentu saja mendengar perkataan ibunya Iklima merasa sangat senang. "Benarkah ibu?" tanyanya dengan perasaan gembira.
"Di perusahaan mana Iklima akan bekerja? Atau Iklima akan bekerja disebuah firman hukum mana?" tanyanya lagi masih dengan kegembiraan.
"Siapa yang bilang kalau kamu akan kerja di perusahaan atau firman hukum." Sahut bapak Iklima.
"Terus Iklima kerja dimana memangnya? Apakah di sebuah restoran ataupun mall? tak apa walaupun tidak di perusahaan dan Firman hukum, mall juga boleh." Gadis itu masih terus berusara.
Ibu dan bapak Iklima saling memandang satu sama lain. "Kamu akan mengurus anak tuan Arlan!" ujar bapak Iklima bernama Guntur.
Jder…..!
Hancur sudah harapan Iklima yang selama ini dia inginkan, setelah mendengar perkataan bapaknya. Kegembiraan yang tadi Iklima rasakan karena sudah mendapatkan pekerjaan tanpa harus bersusah payah, mendatangi setiap kantor untuk mendapatkan pekerjaan, hilang saat itu juga, setelah mendengar perkataan bapaknya baru saja.
"Apa……!!!" pekik Iklima tidak percaya.
Hancur sudah harapannya untuk menjadi seorang wanita karir. Dia sudah susah payah menyelesaikan S2 nya, bahkan menjadi lulusan terbaik di fakultasnya, hanya untuk menjadi seorang baby sitter. Bahkan dia mendapatkan gelar S.H. M.H
"Ibu, bapak kalian serius? Iklima disuruh menjadi seorang pengasuh balita?" tanyanya memastikan.
Tentu saja Iklima tahu siapa tuan Arlan itu, seorang dokter terkenal, dan orang yang paling kaya di perumahan dekat kampung tempat tinggal Iklima. Dia juga memiliki dua anak kembar, tapi sepertinya Iklima belum tahu jika Arlan memiliki anak kembar.
Ditambah lagi Arlan di tempat tinggal Iklima dia laki-laki yang terkenal dengan julukan duda keren + mapan, sudah punya anak tapi tetap terlihat seperti bujangan.
"Kalian lagi ngeprank Iklima kan bu, bapak?" Iklima kembali berusara karane tidak ada jawaban dari orang tuanya.
Ikliam berharap dia baru saja salah dengar dengan perkataan bapaknya. Iklima berharap ibu dan bapaknya sedang ngeprank dirinya saat ini.
"Apakah muka ibu dan bapakmu ini terlihat sedang bercanda Lima?" ujar Diah sang ibu penuh penekanan.
"Oh ayolah ibu, bapak, sebentar lagi Iklima akan mendapatkan pekerjaan untuk membantu ekonomi keluarga kita, jadi Iklima mohon biarkan Iklima berusaha sedikit lagi ya, ya." Pintanya.
"Kalian rela sudah susah payah menguliahkan Iklima sampai S2 hanya untuk menjadi seorang pengasuh? Ibu dan bapak bercandakan, masa rela menyuruh Ikima menjadi pengasuh anak duda pula." Ucapnya lagi masih belum percaya dengan keputusan orang tuanya.
"Tidak! Kami tidak bercanda Lima!" Guntur menekankan setiap kata-katanya. "Apakah kamu melihat ada raut bercanda dari muka ibu dan bapak!"
Iklima menggelengkan kepalanya saat bapaknya berkata apakah 'Wajah bapak dan ibunya terlihat sedang bercanda' apalagi bapaknya berbicara menggunakan nada tegas dan serius membuat Iklima tak bisa berkata apa-apa sejenak, saat bapaknya sedang seperti sekarang ini.
"Kami menguliahkan kamu sampai S2 bukan untuk menentang perintah orang tua Iklima, tapi kami menguliahkanmu untuk pintar, bukan pintar menentang seperti ini! pintar berpikir yang baik." Ucap Guntur dingin.
Iklima merupakan seorang putri dari keluarga sederhana, dia memiliki satu adik perempuan dan satu kakak perempuan. Tapi bapak dan ibunya tetap berusaha agar anak mereka bisa sekolah sampai kuliah.
"Baiklah tapi kenapa tidak kak Anggi saja yang menjadi baby sitter?" kilah Iklima dia merasa ini tidak adil untuk dirinya.
Diah membuang nafas pelan. "Jangan mencari alasan lain Iklima ibu dan bapak sudah mengatakan pada tuan Arlan, jika kamu yang akan mengurus anak kembarnya, jadi tak ada penolakan! Lagipula kakak kamu Anggi sudah bekerja diluar kota." Tegas Diah, dia menatap putrinya dengan tatapan memohon.
Diah tau Iklima tidak akan bisa menolak permintaanya, walaupun sebelumnya dia bersikeras tak mau menuruti ucapan bapaknya, tapi Iklima tak akan pernah bisa menolak permintaan ibunya.
"Dua anak kembar." Ucap Ikilam ragu-ragu, dia berharap apa yang ibunya katakan tidaklah benar.
'Mungkin aku salah dengar.' Iklima masih berpikir positif.
"Kenapa kamu kaget begitu, Iklima? Bukankah kamu tau tuan Arlan memiliki anak, jangan bilang kamu tidak tahu jika anak tuan Arlan itu kembar." Ucap Guntur.
Kali ini Iklima kembali menganggukkan kepalanya lemah. Sudah tak ada harapan lagi bagi Iklima untuk terus menolak permintaan orang tuanya.
Guntur dan Diah sama-sama menggelengkan kepala. "Kamu sudah setuju dengan keputusan ibu dan bapak, jadi mulai besok kamu sudah mulai bisa bekerja." Ucap Diah dengan enteng, sambil berlalu pergi dari hadapan Iklima bersama suaminya.
Mereka tak menghiraukan Iklima yang masih terpaku di tempat. "Mulai kerja besok." Ucapnya masih melamun. Dia masih syok!
"Ibu, bapak!" teriak Iklima setelah sadar jika dirinya sedang melamun.
Orang tua lklima tak memperdulikan teriakannya. "Hancur sudah reputasiku, hancur sudah harapkanku menjadi seorang wanita karier." Gumun Iklima, dia melangkah pergi ke kamarnya membawa perasaan kesal.
Sampai di kamar Iklima langsung menghempaskan tubuhnya di kasur, percumah saja tadi dia bersikeras menolak perintah ibu dan bapaknya, jika akhirnya Iklima tak bisa berbuat apa-apa.
Ya, seperti itulah Iklima sama sekali tidak bisa menolak permintaan kedua orang tuanya, walaupaun awalnya begitu menentang
"Jadi untuk apa aku susah payah mencari pekerjaan selama dua minggu ini, hingga akhirnya aku hanya akan menjadi seorang pengasuh balita dan untuk apa juga susah-susah kuliah sampai S2." Molong Iklima tak habis pikir.
Dia meratapi nasibnya sendiri. "Kenapa juga ibu dan bapak menyuruhku kerja dengan tuan Arlan itu." Gerut Iklima, entah kenapa dia menjadi sedikit kesal pada laki-laki yang bernama Arlan.
Walaupun Arlan sangat terkenal di tempatnya tinggal, tapi Arlan tak pernah terlihat, hanya nama saja yang pernah Iklima dengar tentang Arlan.
"Mengurus dua balita ya." Iklima kembali bermolong.
"Apakah aku bisa mengurus dua balita sekaligus, bahkan aku saja tak pernah dekat dengan anak kecil, ini akan sedikit sulit untukku."
Iklima menghembuskan nafas kasar berkali-kali dia sedang menormalkan kekesalannya saat ini.
"Ku tak bisa terima apa adanya……!" Iklima berusaha tak menjerit saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Iin Karmini
firma
2023-04-02
0
NAHCAELN⃟ʲᵃᵃ࿐
Wah seru.. aku mampir yah kak💫
2023-01-10
1