Bab 16. keinginan kembar

Bismillahirohmanirohim.

Misyel dan Mike benar-benar menghabiskan waktu mereka bersama kedua orang tua Iklima, jika diperhatikan Misyel dan Mike seperti sedang berkunjung ke rumah nenek dan kakek mereka sendiri.

Iklima tidak tahu sejak kapan kedua anak asuhnya itu bisa begitu dekat dengan kedua orang tuanya, padahal yang Iklima tahu mereka baru bersama-sama hari ini bukan.

Tak hanya itu mereka juga banyak bercerita apalagi Arlan dengan pak Guntur kedua laki-laki itu sepertinya memang benar-benar satu frekuensi.

Jika mengobrol keduanya langsung nyanbung satu sama lain, Iklima saja sampai tidak menyangka jika Arlan yang terkenal dingin pada orang lain itu akan bisa seakrab ini dengan bapaknya.

Iklima yang sedari tadi penasaran kenapa ibu dan bapaknya bisa begitu dekat dengan Misyel dan Mike akhinya tak bisa menahan lagi untuk tidak bertanya, mulutnya yang sudah gatal sedari tadi tak bisa lagi dia tahan.

"Ibu kenapa bisa sedekat ini dengan Misyel dan Mike? Bukannya kalian baru bertemu dengan lama sekarang ya"

Ibu Diah yang mendegara pertanyaan dari anak keduanya itu tersenyum. "Walaupun ibu dan bapakmu ini baru duduk lama kali ini dengan sikembar, jelas kita bisa langsung akrab dengan mereka, orang kita sayang dengan anak kecil" jawab ibu Diah enteng.

"Memangnya kamu kaku begitu dengan anak kecil bagaimana jika nanti menjadi seorang ibu" protes ibu Diah, beliau masih meneruskan perkataannya.

Apa yang dikatakan ibu Diah sebenarnya benar, tapi menurut Iklima itu ibunya ini tak harus berbicara di depan anak asuhnya dan pak Arlan jugakan bisa.

Iklima mendengus kesal sambil pura-pura merajuk pada sang ibu, tanpa dia sadari Arlan tak sengaja melihat ekspresi Iklima yang sedang merjauk itu sangat mengemaskan.

'Kenapa dia berekspresi seperti itu, sadar tidak dia membuat ke gemas, atau dia yang sebenarnya begitu menggemaskan' batin Arlan.

Arlan yang tidak tahan melihat ekspresi Iklima yang seperti itu segera mengalihkan pandangannya dari Iklima.

Sayangnya Arlan terlambat kedua anaknya itu mengangkap basah Arlan yang sedang terpesona pada pengasuh mereka.

"Misyel sepertinya kita sudah harus menjalankan misi kita" bisik Mike pada kembarnya.

"Kamu benar Mike" Misyel pun ikut berbisik pada Mike, untungnya Iklima dan ibu Diah sedang mengobrol.

"Setelah pulang dari sini ayo kita jalankan misinya" Mike mengangguk setuju dengan usulan yang dikatakan kembarnya, entah misi apa yang akan dilakukan dua bocah itu.

Setelah keduanya selesai berbisik-bisik dan sudah begitu yakin jika rencana mereka berhasil Mike dan Misyel sama-sama tersenyum penuh arti saat menatap Arlan dan Iklima secara bergantian.

Tapi kedua orang dewasa itu tidak peka jika sedang ditatap insten oleh Misyel dan Mike, tatapan penuh arti yang diberikan dua anak itu pada Arlan dan Iklima.

Karena hari sudah semakin sore ibu Diah mengajak mereka untuk makan terlebih dahulu sebelum mereka pulang, jika boleh jujur Diah sebenarnya merindukan putrinya itu, tapi tak apa walaupun tidak menginpa di rumah setidaknya Diah sudah senang karena Iklima berkunjung ke rumah.

Diah serasa dikunjungi anak menantu dan cucu, kini mereka sudah berada di ruang makan. "Ibu Putri kemana kok nggak kelihatan dari tadi?"

"Di rumah temannya nginep disana, paling entar pulang" Iklima mengangguk mengerti, putri itu adik Iklima.

Mereka kini makan dengan damai Misyel dan Mike ingin makan disuapi oleh Diah, hal itu kembali membuat Iklima merasa aneh.

Iklima tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dulu ketika dia belum menjadi seorang pengasuh untuk Mike dan Misyel.

Falback on beberapa bulan yang lalu.

"Ya Allah sayang kamu tidak apa-apa?" Diah begitu kaget saat melihat ada seorang anak perempuan jatuh didekatnya.

Dengan segera ibu Diah membantu anak itu yang tak lain adalah Misyel, disebelah Misyel ada Mike yang menatapnya datar.

"Kalian mau kemana?" tanya Diah, tapi tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Misyel maupun Mike.

Diah akhirnya kembali bertanya. "Mana wali kalian sayang?, kenapa kalian berdua bisa ketempat seperti ini sendiri?" tak ada jawaban yang keluar.

Tapi tangan Mike menujuk sesuatu Diah pun mengikuti arah telunjuk Mike yang ternyata menujuk seorang perempuan, tak lain perempuan itu Iklima anak dari ibu Diah sendiri.

'Bukankah itu Lima? Kenapa dua anak itu menunjuk Lima? Seperti berharap sesuatu pada Lima' berbagi pertanyaan muncul di kepal ibu Diah.

Saat itu Iklima sedang sibuk dengan skripsinya akhinya dia memutuskan untuk mengerjakan skripsi diluar rumah.

"Kenapa dengan kakak itu sayang?" tanya Diah pada si kembar.

"Kita mau kakak itu menjadi ibu kita" jawab jujur sikembar.

Deg...!

Sebagai ibu dari Iklima tentu saja Diah kaget karena ada anak yang menginginkan Iklima menjadi ibu mereka.

Disaat Diah sedang kaget ada seorang yang mendekati mereka. "Misyel, Mike maaf papa terlambat" ucap orang itu tak lain Arlan.

Arlan mendekati kedua buah hatinya yang sedang bersama Diah. "Tu-an Ar-lan" sapa Diah ragu.

"Ibu Diah apa kabar" sapa Arlan.

"Alhamdulillah sehat" ibu Diah tersenyum.

"Ibu terima kasih sudah menjaga anak-anak saya, kalau begitu kami pulang dulu ya bu mari" ujar Arlan, tapi saat mengajak kedua anaknya pergi sekembar tidak beranjak.

"Sayang ayo kita pulang" ajak Arlan.

"Kita nggak mau pulang sebelum kakak itu jadi pengasuh kita" ucap Misyel yang membuat Arlan mengerutkan dahinya heran.

Arlan tak dapat melihat jelas muka Iklima karena dia sudah berbalik mengbelakangi mereka semua.

Awlanya Arlan tidak setuju tapi kedua anaknya semakin tak mau pulang karena penolakan dirinya, Arlan juga bingung bagaimana cara meminta perempuan yang dimaksud sikembar untuk menjadi pengasuh mereka.

Diah yang masih ada disitu akhinya angkat bicara dia tak tega melihat Misyel dan Mike begitu berharap Iklima menjadi ibu asuh mereka.

"Pak Arlan mungkin saya bisa bantu" Diah pikir ini waktunya dia membalas budi untuk Arlan, karena Arlan dulu sering membantu ekonomi keluarga mereka.

Iklima tidak tahu uang yang digunakan untuk menguliahkannya sampai S2 adalah biaya dari Arlan.

"Caranya bu?" bingung Arlan.

Ibu dia menghela nafas pelan. "Sebenarnya dia Iklima anak kedua saya, saya bisa membantu Iklima menjadi pengasuh untuk sikembar tapi harus menunggu Iklima lulus sampai S2nya bagaimana?"

"Nenek serius?" kedua bola mata sikembar membulat sempurna saat apa yang mereka inginkan sebentar lagi akan mereka dapat.

"Saya setuju bu, bukan anak ibu sudah akan lulus?"

"Iya" sahut ibu Diah.

'Maafkan ibu Lima, bukan ibu bermaksud menghancurkan cita-citamu, tapi tuan Arlan sudah banyak membantu keluarga kita'

Folback of.

Begitulah apa kenapa Iklima bisa menjadi ibu asuh sikembar dan kenapa Misyel dan Mike bisa dekat dengan Diah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!