Bismillahirohmanirohim
"Papa nanti jemput Misyel dan Mike saat pulang sekolah?"
Misyel dan Mike berangkat sekolah pagi ini benar-benar bersama Arlan, mereka kini sudah berada di dalam mobil, tentu saja Iklima ikut bersama mereka.
Arlan menepati janjinya pada kedua buah hatinya, jika dia akan mengantar mereka untuk pergi ke sekolah hari ini, kebetulan jadwal oprasi Arlan, akan dilakukan siang.
Iklim benar berperan menjadi sosok ibu pengantin bagi si kembar Misyel dan Mike. Tadinya Arlan mengira Iklima tidak akan bertah mengurus Misyel dan Mike.
Namun tebakan Arlan salah, ternyata Iklima yang tak menyukai anak kecil, bisa begitu sayang dengan Misyel dan juga Mike, kedua kembar itu benar-benar memiliki pesona yang luar biasa.
Hampir dua minggu ini Iklima bersama mereka, tapi sudah bisa membuat Iklima begitu menyayangi keduanya, malah kini Iklima sepertinya tidak bisa jika tidak bersama Misyel dan Mike.
Gadis itu kini sudah tak peduli lagi dengan statusnya sebagai tamatan sarjana S2, hanya menjadi seorang baby sitter, bagi Iklima sudah bersama Misyel dan Mike saja dia begitu bahagia.
"Papa akan usahakan jemput kalian" sahut Arlan meyakinkan kedua buah hatinya.
Arlan tak mau kedua anak kembarnya kecewa jika dia berjanji akan menjemput mereka, namu tiba-tiba tidak bisa akibat jadwal oprasi yang tak menentu, menjadi seorang dokter bukanlah hal mudah bagi Arlan, semua harus dimaksimalkan dengan sebaik mungkin.
"Janji papa tidak bohong" balas Mike yang duduk di sebelah kemudi, sementara Misyel dan Iklima duduk di kursi belakang.
Ketiganya masih meunggu jawaban apa yang akan diberikan Arlan pada mereka, apakah dia akan menjemput atau tidak si kembar berharap Arlan tidak memberikan jawaban yang membuat mereka kecewa.
"Iya boy, papa akan usahakan, kalian pulang sekolah jam berapa memangnya?" tanya Arlan memastikan, agar dia bisa mengatur jadwalnya untuk menjemput anaknya sepulang sekolah.
Menjadi seorang dokter yang begitu terkenal membuat Arlan, menjadi sedikit memiliki waktu untuk keluarganya, apalagi Arlan dokter yang paling diandalkan, bukan hanya itu bahkan dia sendiri pemilik rumah sakit itu, tentu saja hal ini membuat Arlan menjadi begitu sibuk.
"Kita pulang jam 11 Pa, papa bisakan jemput kita?" sahut Misyel dari kursi belakang, sama dengan Mike dia juga berharap papa nya dapat menjemput mereka saat pulang sekolah.
Arlan berpikir sejenak, dia tak ingin mengecewakan kedua buah hatinya yang begitu dia sayangi itu.
"Maafkan papa, kalian sepertinya nanti pulang dijemput mang Tarjo saja ya" sesal Arlan, dia baru ingat jika jam 11 nanti ada oprasi penting yang tak bisa dia tunda, dan oprasi itu hanya Arlan yang bisa melakukannya.
"Yah" ucap Misyel dan Mike menjadi lesu.
Iklima yang sedari tadi hanya diam saja, akhirnya memberanikan diri untuk ikut berbicara. "Kalau boleh tahu pak Arlan pulang jam berapa?" Arlan melirik Iklima dari kaca mobil sebentar.
"Mungkin jam 12 aku baru selesai melakukan oprasi" sahut Arlan.
Iklima mengangguk mengerti, setelah mendapatkan jawaban dari Arlan, Iklima berusaha menghibur Misyel dan Mike.
Iklima usap lembut pucuk kepala Misyel yang duduk dipangkuannya. "Begini saja bagaimana kalau, Misyel dan Mike kan ingin pulang dijemput papa, kalian pulang sekolah jam 11, sedangkan papa baru selesai kerja bisa jemput kalian jam 12, sepulang sekolah kita main ke taman dulu bagaimana sambil menunggu papa jemput" usul Iklima.
Iklima dapat melihat harapan dari wajah Misyel dan Mike yang ingin sekali dijemput pulang sekolah oleh papa mereka sendiri.
"Kakak Iklima benar mau ajak kita main ke taman?" tanya Mike memastikan, anak itu kini sudah menghadap Iklima dan Misyel.
"Kakak Iklima mau, tapi tergantung papa kalian boleh atau tidak" sahut Iklima dengan santai.
"Jadi papa setujukan dengan usulan kak Iklima?" tanya Misyel dan Mike kompak, yang membaut Iklima terkekeh dengan kekompakan mereka.
"Kalian kompak sekali" ucap Iklima dan Arlan, tampa disadari mereka berdua juga bicara bersama.
"Papa dan kak Iklima juga kompak sekali" sahut Misyel dan Mike kembali bersama.
Iklima menjadi merasa cangungg dengan perkataan si kembar. Misyel yang peka akhirnya kembali bicara ketopi awal. "Jadi papa setujukan dengan usulan kak Iklima?" tanya Misyel.
"Tidak ada penolakan papa harus setuju!" sahut Mike.
"Baiklah papa setuju" Arlan memberhentikan laju mobilnya karena sudah sampai di depan sekolah Misyel dan Mike.
"Sudah sampai ayo turun" ajak Arlan pada mereka bertiga.
Arlan mengantar Misyel dan Mike sampai ke depan gerbang masuk sekolah. "Papa janji loh jangan lupa nanti jemput kita" sekali lagi Mike mengingatkan Arlan.
"Siap boy" Arlan mencium pipi kedua buah hatinya secara bergantian, Mike dan Misyel melakukan hal yang sama pada Arlan, tak lupa keduanya menyalami punggung tangan Arlan.
"Papa berangkat ke rumah sakit dulu, ingat jangan terlalu menyusahkan kak Iklima" pesan Arlan pada keduanya.
"Papa tenang saja, kita tidak akan menyakiti kak Iklima, kita malah akan menjaga kak Iklima" sahut Misyel dengan yakin.
Arlan mengacak-acak rambut anak perempuannya itu. "Kamu bisa saja, papa pergi dulu Assalamualaikum" ucap Arlan sambil tersenyum pada ketiganya.
"Waalaikumsalam" jawab mereka.
Setelah kepergian Arlan Iklima mengajak kedua akan kembar itu masuk ke dalam kelas, setiap anak yang bersekolah ditempat itu masih di damping oleh orang tua mereka masing-masing.
"Kak Iklima" panggil Mike.
"Iya sayang kenapa?" Iklima tersyum pada Mike, saat ini mereka sudah berada di kelas, sebentar lagi pembelajaran akan dimulai, tapi guru mereka belum datang.
"Kata ibu guru minggu dengan ada pameran di sekolah kita, ibu guru bilang kedua orang tua dari setiap anak harus datang, kak Iklima mau ya datang bersama papa untuk jadi mama aku dan Misyel" ujar Mike, tentu saja perkataan Mike membuat Iklima kaget.
Misyel yang mendengar ucapan adik kembarnya itu ikut bersuara. "Benar kak mau ya" pinta Misyel juga.
Iklima saat ini tidak tahu harus menjawab apa tak mungkin dia memgiakan permintaan sikembar.
"Maafkan kakak, kak Iklima sepertinya tidak bisa" sesal Iklima dia tidak ingin melukai perasan si kembar tapi juga tak mungkin Iklima mengabulkan permintaan yang mustahil itu bagi Iklima.
"Maafkan kakak sayang" ucap Iklima sekali lagi dia langsung memeluk kesayangannya itu, Mike dan Misyel paham dengan perkataan Iklima.
"Ibu mana yang tega meninggalkan kalian" batin Iklima, dia merasakan kesedihan yang dirasakan si kembar tapi jujur Iklima tidak bisa berbuat apa-apa, dia tahu siapa dirinya untuk Misyel dan Mike.
Ya Iklima sadar diri dia hanya seorang pengasuh untuk si kembar jadi tak mungkin dia memenuhi permintaan si kembar yang satu ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Iin Karmini
ibu pengganti
2023-04-02
0