Bab 14. Cemburunya Misyel

Bismillahirohmanirohim.

"Sudah sore waktunya Misyel dan Mike membersihkan diri ayo" ajak Iklima pada keduanya.

Arlan hari ini memang pulang lebih cepat daripada biasanya dia ingin menghabiskan waktu bersama kedua anaknya.

"Benar kata mbak Iklima sana kalian mandi dulu, mancingnya udahan dulu ya nanti papa suruh bi Tini untuk memasak ikannya" Arlan akhirnya itu bersuara saat melihat kedua anaknya tidak langsung menjawab ucapan Iklima, mereka berdua masih betah dengan pancing mereka masing-masing. 

"Mike mau digendong sama papa" pintanya dengan manja.

"Oke, sini papa gendong tapi ingat langsung mandi oke!"

"Oke pa, papa tenang saja asalkan ikan yang aku pancing hari ini dimasak dengan enak"

"Kamu tenang saja boy, pasti bi Tini akan memasak ini itu dengan sangat enak tiada tandingnya" Mike mengangguk setuju dengan ucapan papa nya itu.

Sedangkan Misyel dan Iklima sudah jalan lebih dulu meninggalkan kedua laki-laki itu yang masih asik mengobrol, Benar seharusnya Arlan banyak berinteraksi dengan kedua anaknya itu.

Iklima yang berada di sebelah Misyel melihat anak itu cemberut tak bisanya Misyel cemberut seperti sekarang ini, tentu saja melihat hal itu membuat Iklima tidak bisa jika tidak bertanya lidahnya terasa gatal saat melihat Misyel cemberut tapi dia sendiri tidak tahu apa sebabnya.

"Misyel sayang kamu kenapa?" bingung Iklima dia tak meneruskan langkah mereka Iklima akan mencoba membuat Misyel berkata dengan jujur.

"Papa lebih sayang Mike dibandingkan Misyel" gerutnya tak jelas. Iklima menaikkan satu alisnya mendengar ucapan Misyel.

Mungkin Misyel merasa cemburu karena lebih mendapatkan perhatian dari Arlan, padahal Iklima selalu perhatian dengan mereka berdua.

"Sayang siapa bilang papa Misyel lebih sayang dengan Mike, papa Arlan sayang dengan kalian berdua" ujar Iklima dengan hati-hati.

Arlan yang tak sengaja mendengar percakapan Iklima dan anak perempuannya segera menghampiri mereka.

"Yang dibilang mbak Iklima benar saya papa sayang kalian berdua" 

Misyel diam saja tak menjawab ucapan papa nya dia masih kesal dan marah pada Arlan, Misyel benar-benar tak bergeming sama sekali. Arlan menurunkan Mike dari gendongannya lalu dia mendekati Misyel yang masih merasa kesal.

"Sudah dong jangan ngambek papa minta maaf kalau papa salah, papa sayang dengan Misyel dan Mike" Arlan membawa Misyel ke dalam pelukannya. 

Mike menatap kakak kembarnya dengan dalam sama seperti papa nya dia juga merasa bersalah pada Misyel. "Misyel aku minta maaf" cicit Mike pelan.

Misyel tak menjawab dia langsung menarik Mike ke dalam pelukannya dan Arlan, jadilah ketiga orang itu saling berpelukan, Iklima yang menyaksikan hal tersebut menyungingkan senyum bahagia. 

Disaat seperti ini Arlan dan Iklima tak sengaja saling menatap satu sama lain, tapi dengan cepat Iklima mengalihkan tatapan mereka. Arlan tersenyum pada kedua anaknya, kenapa bisa mereka bertiga melupakan kehadiran Iklima disisi mereka.

"Sudah tidak boleh ngambek lagi oke! Sekarang mandi yang bersih ya sudah ditungguin mbak Iklima" Mike dan Misyel mengangguk antusias.

"Ayo mbak kita mandi" ajak keduanya dengan perasaan bahagia.

Iklima tersenyum. "Ayo" ajak Iklima setelah berpamitan pada Arlan, setelah itu Arlan menatap kepergian Iklima dengan kedua anaknya sampai mereka sudah tidak terlihat lagi, entah Arlan melihat kedua anaknya atau dia lebih memperhatikan pengasuh dari kedua anaknya itu.  

Arlan bernafas lega saat kedua anaknya sudah tidak ribut seperti tadi lagi. "Ada ada saja mereka itu" ucap Arlan sambil tertawa kecil saat dia mengingat tingkah Misyel dan Mike.

"Lebih baik aku juga membersihkan diriku juga sekarang" Arlan cepat melangkah menuju kamarnya.

Karena dia sepulang dari rumah sakit tadi langsung mencari keberadaan kedua anaknya jadi tak sempat membersihkan diri.

Seperti biasa ketika sudah selesai membersihkan diri Arlan tak langsung keluar dari kamarnya dia mengecek terlebih dahulu informasi di rumah sakit miliknya, Arlan membuka hp nya sambil menyeruput segelas kopi yang sempat dia buat di dapur saat akan menuju kamarnya.

Arlan cepat membuka pesan yang dikirim oleh orang kepercayaannya dimana kemarin Arlan menyuruh Riko mencari informasi tentang mantan istrinya.  

Arlan tidak mau anaknya bertemu dengan perempuan itu, perempuan yang sudah menghancurkan masa depan mereka dan telah mencampakan mereka begitu saja hanya demi laki-laki lain.

Arlan sangat tahu jika mantan istrinya itu merupakan seorang yang begitu nekad dia akan melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang dia mau.

Arlan membaca dengan teliti pesan yang dikirim oleh anak buahnya. "Jadi dia sudah menetap di indonesia aku harus memastikan perempuan itu tidak bertemu dengan anak-anakku" Arlan mengepalkan kedua tangannya dengan kuat setiap kali mengingat betapa sakitnya Mike dan Misyel saat bayi hidup tanpa ibu.

Hanya bi Tini yang setia mengurus kedua anaknya dengan tulus sebelum mereka akhirnya bertemu dengan Iklima.

"Awas saja kau Rena jika berani menemui putra dan putriku!" Arlan masih tidak habis pikir kenapa setelah 4 tahun perempuan itu harus kembali lagi ke tanah air.

Bukan Arlan takut kembali jatuh cinta pada perempuan itu sudah dipastikan hal itu tidak akan mungkin terjadi, yang Arlan tidak mau luka lama yang sudah dia pendam kembali terbuka oleh wantai itu.

"Ternyata dia sudah berada di indonesia selama 2 bulan, kenapa aku bisa kecolongan begini, jika dia memang benar-benar hanya ingin kembali ke indonesia lalu untuk apa dia menunjukan mukanya di depanku dan menemuiku, pasti ada yang direncanakan wanita itu" 

"Aku saat ini harus berhati-hati apalagi jika menyangkut Misyel dan Mike, sekarang lebih baik aku temui mereka dulu" putus Arlan.

Setelah mendapatkan informasi dari Riko, Arlan menyuruh Riko untuk terus mengawasi Rena takut wanita itu berbuat ulah nantinya.    

"Sayang sudah selesai mandinya? Mana Mike dan mbal Iklima?" Arlan segera menghampiri Misyel yang keluar sendiri dari kamarnya mereka berdua tak sengaja keluar dari kamar secara bersama, Arlan segera mengajak Misyel ke lantai satu. 

"Kenapa keluar sendiri hmmm?" tanya Arlan memastikan.

"Soalnya Mike lama banget mandinya papa, susah disuruh mandi sampai mbak Iklima kewalahan" adu Misyel pada Arlan yang teringat kelakuan tengil adik kembarnya itu.

"Tapi mbak Iklima bisa mengatasinya?" tanya Arlan memastikan Misyel menangguk.

"Bahkan mbak Iklima lebih sabar dari pada guru-guru di sekolah saat menghadapi tingkah tengil Mike jika sudah keluar" Arlan bernafas lega saat mendengar cerita anaknya.

"Ya sudah biar kita tunggu saja mereka disini" putus Arlan, Misyel mengangguk setuju dengan keputusan papa nya. 

Arlan mengajak Misyel bermain sambil menunggu Mike dan Iklima turun ke lantai bawah, satu hal yang baru Arlan sadari jika anak laki-lakinya itu memiliki sikap tengil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!