Bab 20. Usah Iklima

Bismillahirohmanirohim.

Iklima segera menghapus air matanya, dia baru saja sadar lagi setelah kembali pingsan karena perkataan Arlan yang tidak mengizinkan dirinya bertemu dengan Misyel dan Mike lagi.

"Nggak Iklima kamu bukan gadis lemah! Kamu punya cara untuk bertemu si kembar dan melihat keadaan Mike!"

"Jadi tolong sekarang jangan cengeng, ingat Iklima kamu bukan gadis cengen! Kamu perempuan mandiri!" tegas Iklima pada dirinya sendiri.

Iklima memutar otaknya untuk mencaru cara agar dia bisa bertemu dengan Misyel dan Mike tanpa sepengetahuan Arlan juga Riko.

Iklima begitu menghawatrikan keadaan Mike, dia juga belum mendapatkan kabar bagaimana keadaan anak asuhnya saat ini.

Untuk mang Tarjo dia sudah pulang sedari tadi setelah Iklima selesai diperiksa oleh dokter.

"Aku tak peduli pokonya bagaimanapun caranya aku harus bisa bertemu dengan Misyel dan Mike, aku juga harus tahu bagaimana perkembangan keadaan Mike" Iklima sudah bulat tekadnya dia akan menemui Misyel dan Mike secara diam-diam.

Iklima menatap sekeliling rumah kamar rawatnya itu bau obat begitu menyengat masuk ke dalam hidung Iklima.

"Aku harus keluar dulu dari tempat ini" ucap Iklima pada diri sendiri.

Iklima merasa dirinya sudah baik-baik saja, dia pergi ke tempat pembayaran biaya rumah sakitnya, Iklima tidak mau jika Arlan atau Riko tahu kalau dirinya sudah keluar dari rumah sakit.

Setelah membayar Iklima segera menghampiri ruang rawat Mike sebelum dia pulang ke rumahnya lebih dulu untuk menengakan diri dan menyusun rencanya sendiri.

Sampai di depan pintu kamar rawat Mike, Iklima membuak pintu itu dengan perlahan dia harus memastikan jika di dalam sana hanya ada Misyel dan Mike saja.

Dari pintu yang Iklima buka sedikit itu dia bisa melihat ada siapa saja di dalam kamar rawat Mike, Iklima menyapu seluruh sudat ruang kamar rawat Mike dari celah pintu yang begitu kecil.

Iklima memperhatikan dengan teliti dia tak mau jika tiba-tiba bertemu dengan Arlan, dan Arlan mengusirnya begitu saja di hadapan Misyel.

"Aman" ucap Iklima.

Iklima merasa lega kala dia tak melihat siapa-siapa selain Misyel disebelah Mike, Iklima sempat melihat Riko juga ada di dalam kamar rawat Mike.

Iklima yakin pasti Riko sedang menjaga Misyel dan Mike, tapi tak lama kemudian Riko masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam ruang rawat Mike sendiri.

Iklima segera menggunakan kesempatan itu untuk menghapiri Mike. Diam-diam Iklima masuk ke dalam kamar rawat Mike tanpa bersuara.

Misyel yang peka akan sesuatu dia merasa jika ada orang yang masuk segera menoleh pada tempat dimana Iklima sedang berjalan ke arhanya.

"Ka-" baru saja Misyel akan berteriak senang karena Iklima sudah bangun tapi segera dia urungkan saat melihat Iklima meletakkan jari telunjuknya dibibir tanda menuruh Misyel agar tidak berisik.

Misyel anak perempuan itu entah tahu dari mana maksud Iklima, Misyel segera bangkit dari tempat duduknya menghampiri pintu kamar mandi, dengan perlahan tapi pasti Misyel mengunci pintu tersebut tanpa bersuara.

Setelah selesai Misyel mendapat pada Iklima dan langsung memeluk Iklima. "Maafkan kakak sayang" ucap Iklima, dia masih mengingat kejadian yang membuat Mike sampai seperti ini.

Misyel menggeleng dalam pelukan Iklima. "Tidak kak, ini bukan salah kak Iklima semua ini laha perempuan yang sudah mendorong Mike dengan kasar sehingga Mike sekarang mengalami koma"

Iklima dan Misyel berbicara dengan pelan agar Riko yang masih berada di dalam kamar mandi tidak mendengar perkataan mereka.

Iklima melepas pelukanya pada Misyel, lalu Iklima segera menggendong Misyel mendekat ke brankar Mike.

Iklima tatap Mike yang masih betah memejamkan matanya itu dengan tatapan yang begitu sendu, Iklima yang tidak tahan melihat keadaan Mike yang seperti sekarang ini dalam masa koma, mendaratkan ciuman dikening Mike.

"Kakak Iklima yaki kamu pasti akan segera siuman, maafkan kak Iklima yang belum bisa menjaga Mike dan Misyel dengan baik" ucap Iklima.

Tes

Lagi dan lagi air mata Iklima jatuh tak bisa dia bendung, Iklima tidak tahu sejak kapan dia menjadi perempuan cengeng.

Iklima baru ingat dia tak bisa berlama-lama disitu bersama Misyel dan Mike, jika Arlan melihatnya pasti Arlan akan semakin menjauhkan Iklima dan kedua anaknya itu.

Iklima menatap Mike dengan tatapan sayang. "Mike sudah makan?" tanya Iklima mematikan sebelum dia pergi Iklima harus pastikan jika Misyel sudah mengisi perutnya karena jam segini waktunya si kembar untuk makan.

"Sudah kak tadi papa yang beliin tapi Misyel cuman makan sedikit" jawabnya dengan lesu.

Iklima menolah pada meja yang ada disebelah berangkar Mike, Iklima dapat melihat jika disitu ada makanan yang hanya disentuh sedikit.

"Misyel makan lagi ya biar kak Iklima suapi" bujuk Iklima yang diangguki oleh Misyel.

Dengan segera Iklima menyuapi Misyel dengan cekat dan telaten, setelah makanan Misyel habis Iklima segera memberi minum pada Misyel.

"Anak pintar" ucap Iklima sambil mengelus sayang pucuk kepala Misyel.

"Misyel kak Iklima harus pergi sekarang sebelum om Riko curgia pada kita" ucap Iklima yang membuat Misyel bingung.

"Memangnya kenapa kak? Bukankah kak Iklima akan menjaga Misyel dan Mike" ujar Misyal sambil menuntut jawaban dari Iklima.

"Maafkan kakak sayang, besok kita akan bertemu lagi, kita tidak bisa bertemu jika ada papa, om Riko" Iklima menatap Misyel dengan tatapan sayang, Iklima berharap Misyel mengerti.

"Tapi kak Iklima janji besok kita akan bertemu lagi?" Iklima mengangguk.

"Kakak janji sayang, pasti kita akan bertemu lagi"

"Baiklah" Misyel segera memeluk Iklima setelah puas barulah dia melepaskan peluakanya pada Iklima.

"Misyel akan menunggu kakak disini, dan pasti juga Mike menunggu kedatangan kak Iklima" ucapan Misyel begitu perih bagi Iklima sekaan mereka akan terus seprti ini.

"Kakak pergi sekarang sayang" ucap Iklima sambil mencium Misyel dan Mike secara bergantian.

Setelah kepergian Iklima Misyel baru ingat jika tadi dia mengunci om Riko nya di dalam kamar mandi, dengan segera Misyel membuak kembali kunci kamar mandi itu.

"Loh kok bisa?" bingung Riko yang masih berada di dalam, sedari tadi dia berusaha untuk membuak pintu kamar mandi itu tapi tak kunjung bisa.

"Siapa lagi yang ngerjain pasti Misyel ini" ucap Riko sambil keluar dari kamar mandi.

"Mi-" ucap Riko terpotong saat melihat anak pertama Arlan itu sudah tertidur dikursi sebelah tempat tidur kembarnya itu.

"Ya Allah ternyata kamu dari tadi tidur sayang maafkan om yang lalai ini" Riko segera mendekat dan membenarkan posisi tidur Misyel.

"Sepertinya ada yang baru saja datang kesini tapi siapa? Apakah Iklima?" tanya Riko entah pada siapa.

Riko semakin yakin jika yang datang Iklima kala melihat makanan Misyel yang sudah habis tak tersisa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!