Bismillahirohmanirohim.
Iklima membawa Misyel dan Mike jalan-jalan pagi ini ke taman yang ada dipusat kota yang tak jauh dari kediaman Arlan, mang Tarjo yang akan mengantar mereka.
Sebelumnya Iklima sudah meminta izin pada Arlan jika dia akan membawa Misyel dan Mike jalan-jalan Arlan pun memperbolehkan mereka.
Suasana hati Misyel dan Mike masih begitu senang setelah kemarin berkunjung ke rumah kedua orang tua Iklima.
"Mbak ayo kita sudah siap" ajak Mike, dia sudah tak sabar untuk bermain di taman kota, sudah lama sekali Mike dan Misyel tidak bermain kesana.
"Ayo" Iklima tiba-tiba muncul di hadapan keduanya.
Mereka bertiga berjalan keluar rumah disana mang Tarjo sedang memanaskan mobil untuk mereka berangkat.
"Sudah selesai mang?" tanya Iklima dengan ramah.
"Sudah neng ayo masuk, kita cuzz berangkat" mang Tarjo tersenyum pada mereka.
Iklima dan kedua anak asuhnya langsung menaiki mobil, mereka bertiga duduk dibelakang, karena memang seperti itu aturannya, Iklima hanya boleh duduk di depan jika Arlan yang menyetir mobilnya.
Tapi kadang Iklima jarang duduk di depan karena kadang dengan sengaja Iklima menaruh salah satu dari sikembar duduk di depan.
"Coba papa ikut pasti akan lebih seru" celetuk Misyel yang membuat mang Tarjo tersenyum dengan perkataan Misyel.
"Kalau papa kalian libur kita ajak papa untuk jalan-jalan" usul Iklima.
Iklima paling tidak tega jika melihat Misyel dan Mike murung seperti sekarang ini, sebenarnya dua anak itu sedang menjalakan peran mereka, menjalakan misi mereka.
Mereka ingin Iklima menjadi ibu mereka yang sesungguhnya bukan hanya menjadi pengasuh untuk mereka.
"Kak Iklima" panggil Mike.
"Hmm, kenapa sayang?" seperti sudah menjadi kebiasaan Iklima pasti jika mengobrol dengan si kembar dia akan menoel atau tidak mencubit pelan pipi si kembar.
Mobil yang mereka tumpangi terus bergerak laju menuju tempat yang akan mereka kunjungi.
Mike menatap Iklima dalam sebelum menjawab pertanyaan Iklima Misyel pun melakukan hal sama apa yang dilakukan oleh Mike.
"Mbak Iklima mau jadi mama Mike dan Misyel?"
Deg.....!
Kenapa pertanyaan seperti itu kembali keluar dari mulut sikembar, sungguh Iklima bingung harus menjawab apa.
Mang Tarjo yang berada di dalam mobil pura-pura tidak mendengar apa-apa, tapi dia berharap Iklima mau mengiakan permintaan Misyel dan Mike.
Iklima bingung harus menjawab apa dan beruntungnya mobil yang dikendarai mang Tarjo sudah sampai di tempat tujuan.
"Masya Allah lihat tamanya bagus sekali" ucap Iklima yang membuat Misyel dan Mike melihat ke arah taman.
Benar saja kedua anak itu langsung takjub dengan keindahan taman yang sudah direnopasi lebih bagus dari pada sebelumnya.
Melihat taman yang begitu indah jadi membuat Mike lupa dengan pertanyaan yang tadi dilontarkan untuk Iklima beruntung Misyel juga melupakan pertanyaan Mike tadi.
"Ayo turun" ajak Iklima dia tak kalah antusias dari sikembar.
'Syukurlah mereka lupa dengan pertanyaan tadi' Iklima benar-benar merasa lega saat ini.
"Alhamdulillah, harus berterima kasih sih sama mang Tarjo, tapi panti dia nanti bingung untuk apa aku berterima kasih" ucap Iklima pada diri sendiri.
"Kak Iklima ayo kita kesana" ajak sikembar melihat ada tempa bermain anak-anak, ketiganya langsung ke tempat itu, bukan Misyel dan Mike saja yang happy Iklima pun merasa happy dan stresnya hilang.
Saat akan ketaman bermain itu Iklima tak sadar jika ada orang yang sedang memperhatikan mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Bukankah itu perempuan gatel yang dekat-dekat dengan mas Arlan, lalu dia pura-pura mengurus kedua bocah itu agar bisa dekat dengan mas Arlan, munafik memang"
Perempuan itu tersenyum penuh arti, dia menatap Iklima dengan tatapan benci, entah apa sebabnya.
"Bersipalah sebentar lagi Arlan akan begitu membencimu, hahaha!" perempuan itu tersenyum miring dia yakin rencana licik yang dia buat akan berhasil.
Perempuan itu yang tak lain adalah Rena ibu kandung dari sikembar mendekati dimana Iklima dan kedua anak asuh Iklima yang sedang asyik bermain.
Iklima tidak menyadari jika ada orang lain didekat mereka, karena dia sedang asyik tertawa bersama dan bercanda dengan sikembar.
"Dah Iklima sebentar lagi mas Arlan akan sangat membencimu" ujar Rena tersenyum penuh kemenangan.
Saat Iklima sedang lengah buru-buru Rena mendorong Mike dengan begitu kuat, Misyel yang menyaksikan hal itu menutup mulutnya tak percaya.
Bruk....! suara Mike yang didorong oleh Rena hingga terjatuh dengan kuat, sampai suara itu terdengar begitu nyaring terdengar ditelinga Iklima dan Misyel.
"Astagfirullah hal-adzim Mike" teriak Iklima yang langsung mendekati Mike namun terhenti oleh perkataan Rena yang membuat Iklima tak habis pikir dengan perempuan di depannya saat ini.
"Mbak kamu gimana sih kok dorong anak kecil sampai begini, kasihan!" bentak Rena padahal dia sendiri yang mendorong Mike hingga anak itu terjatuh dengan keras sampai langsung pingsan.
Iklima melongok tak percaya padahal dia juga melihat jika Rena lah yang sudah membuat Mike sampai seperti ini, tapi kenapa perempuan yang tidak dia kenal sama sekali ini memfitnahnya begitu saja.
Tak mungkin bukan Iklima melakukan hal konyol seperti itu dengan tega mendorong anak asuhnya yang sudah begitu dia sayangi.
Misyel masih syok dengan apa yang dia lihat sehingga membuat kembaran si Mike itu tak bisa berkata apa-apa selain diam dan mentapa Mike dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Orang-orang yang berada disitu semuanya menyalahkan Iklima karena mereka tak melihat dengan jelas kejadiannya seperti apa, mereka semakin percaya dengan Rena karena air mata buaya perempuan itu yang sedari tadi sudah tumbah.
"Dasar perempuan kasar"
"Benar masa dengan anak kecil sendiri bisa begitu jahat sampai mendorongnya hingga pingsan"
Banyak makain yang mereka lontarkan tapi Iklima tidak peduli, dia cepat menghubungi mang Tarjo agar Mike segera dibawa ke rumah sakit.
Sedangkan Rena tersenyum penuh kemenangan. 'Rencana berhasil'
Iklima masih tidak peduli dengan umpatan orang-orang yang dilemparkan untuk dirinya, dia cepat mendekati Mike dan membawa Misyel yang masih syok ke dalam pelukannya.
"Mang cepat ayo kita bawa Mike ke rumah sakit" ucap Iklima sedari tadi air matanya juga sudah tumpah saat melihat Mike pingsan.
"Inalilahiwainalilahirojiu'n" mang Tarjo cepat menolong Mike membawa ke dalam mobil.
Misyel yang tahu Iklima pasti takut dimarah sang papa karena sudah ceroboh memeluk mbak asuhnya itu dengan erat, saat ini mulut anak gadis itu tertutup dengan rapat.
Mereka cepat membawa Mike ke rumah sakit dan dengan pedenya Rena pun ikut menyusul mereka.
"Maafkan mbak Iklima Misyel tidak bisa menjaga Mike dengan baik" sesal Iklima, Misyel menggeleng dengan kuat.
Misyel seperti mengatakan jika Iklima tidak bersalah, semua ini bukan salah Iklima.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments