Bismillahirohmanirohim
Kemarahan Misyel dan Mike pada Liam akhirnya reda saat makanan yang mereka pesan sudah terhidang di meja. Tetap saja tatapan tajam masih kembar itu berikan pada Liam.
"Sayang tak boleh menatap om Liam seperti itu" tegur Iklima.
"Biarin ma, om Liam jahat" Misyel dan Mike menanggapi ucapan Iklima dengan kompak.
Kali ini Iklima membiarkan sikembar memanggilnya dengan sebutan 'Mama' toh tadi sudah terlanjur dipanggil seperti itu, dia akan mengikuti drama kali ini.
Liam yang menjadi tersangka berkali-kali menelan ludahnya kasar, jujur saja jika berhadapan dengan twis dia pasti akan selalu kalah.
"Tante Pia, pokoknya nggak boleh bela om Liam sekarang! Kalau tante Pia membela om Liam kita juga akan marah dengan tante!" tegas Mike.
"Siap boy, kamu tenang saja biar om Liam hadapi semua sendiri" bahkan Pia sampai tos dengan Mike.
"Bep kamu jahat" Liam tak terima.
"Biarin daripada aku kena semprot sama si kembar, mending aku kagak belain kamu"
Mereka semua tak kunjung makan hingga suara Zaki membuat mereka segera menyantap hidangan di depan mereka. "Lebih baik kita makan dulu" ajak Zaki pada semuanya, mereka semua mengangguk setuju.
Diam-diam sedari tadi Iklima terus melirik Zaki, Tanpa Iklima sadari Arlan sedari tadi juga terus mengamati Iklima yang selalu diam-diam melirik Zaki.
'Apa dia menyukai laki-laki itu' tanya Arlan pada diri sendiri entah laki-laki mana yang dia maksud dan dia siapa yang Arlan maksud itu hanya dia yang tahu atau mungkin Iklima.
Arlan makan sambil menyuapi Misyel sementara Iklima menyuapi Mike yang sedari tadi duduk di pangkuan Iklima, keempat teman Iklima itu masih penasaran dengan status Iklima dan Arlan, tapi mereka tak berani bertanya karena ada Arlan disitu, lagi pula laki-laki itu terus saja berwajah dingin dan datar.
"Bagaimana urusanmu di luar negeri apa sudah selesai semua? sejak tadi baru kali ini Arlan membuka suara, pertanyaan yang dia lontarkan pada Lima tentu saja dengan suara dingin Arlan yang keluar.
"Sudah beres bang makanya gue bisa pulang ke tanah air" sahut Liam disela-sela makannya.
Arlan mengangguk. "Lalu apa selanjutnya rencanamu?" tanya Arlan lagi, mereka hanya menyimak obrolan Liam dan Arlan.
"Aku belum memikirkannya untuk 1 minggu kedepan aku akan istirahat dulu, lagi-lagi Arlan mengangguk.
Kali ini Liam yang balik mengajukan pertanyaan pada Arlan. "Lalu Iklima kenapa bisa bersama kalian?" semua orang menunggu jawaban Arlan atas pertanyaan yang dilontarkan Liam pada Arlan.
Iklima juga penasaran apakah Arlan akan menjawab dengan jujur atau tidak, jujur saja saat ini Iklima sedang dilanda gulana, jawaban yang akan diberikan Arlan nanti pasti membuat dirinya tak bisa berkata apa-apa, Iklima kali ini hanya bisa pasrah sambil terus menyuapi Mike.
"Mama Iklima, mama Mike and Misyel, sudah jelaskan jadi om Liam tak perlu tanya lagi! Sudah jelaskan semuanya!" tegas Misyel.
"Oke om tidak akan bertanya lagi" pasrah Liam.
Selalu kalah, pasti kalah jika dengan si kembar Liam sendiri bingung kenapa dirinya bisa kalah dengan balita umur hampir 5 tahun ini.
"Kamu sudah tahu jika sepupumu itu tak akan pernah bisa dikalahkan tapi masih saja mau berdebat dengan si kembar" dengus Pia, dia sendiri sebenarnya heran tapi ya sudahlah pasrah saja.
Mereka tidak tahu jika kedua akan kembar Arlan itu merupakan anak Genius, semua itu menurun langsung dari sang papa.
"Sudah tak usah berdebat lagi oke sekarang lanjut makan" Iklima bicara dengan begitu lembut pada anak si kembar yang merupakan anak asuhnya itu.
"Iya ma" aneh memang Liam saja sampai melongo tak percaya saat Misye dan Mike begitu patuh pada Iklima sementara pada dirinya selalu mengajak perang.
"Hmm" Zaki berdehem sehingga membuat mereka semua menoleh pada Zaki.
"Sayang minum" dengan sigap Mela memberikan minum pada Zaki.
Arlan tak sengaja menangkap basah Iklima yang sedang menatap Zaki dengan tatapan entah, Arlan sendiri tak dapat menebaknya.
"Terima kasih" ujar Zaki, diam-diam sedari tadi juga Zaki terus melirik Iklima ada banyak hal yang ingin dia tanyakan pada perempuan itu, Zaki tidak tahu kalau Arlan juga sempat melihat Zaki melirik Iklima.
"Mama mau suap" pinta Misyel yang ada dalam pangkuan Arlan.
"Kan Misyel sudah papa suapin" padahal Iklima sudah akan menyudutkan sesendok makanan pada Misyel, tapi Arlan lebih dulu bersuara membuat Iklima mengurungkan niatnya.
"Tapi Misyel mau disuapin sama mama titik!" ujar anak itu tak mau dibantah.
"Sini mama suapin"
"Baiklah" ucap Arlan dan Iklima kompak, sekilas kedua orang itu saling pandang, tapi Iklima cepat menyuapi Misyel untuk menghindari tatapan Arlan.
Jelas sekali saat menatap lklima tadi Arlan dapat melihat tatapan tak nyaman Iklima. Arlan segera membisikkan sesuatu pada Misyel.
"Sayang sepertinya mamamu sedang bersedih, bagaimana kalau setelah ini kita ajak mama jalan-jalan juga" bisik Arlan pada Mike.
Bukan apa Arlan hanya ingin menghibur Iklima, karena dia tahu jika Iklima bersedih maka kedua buah hatinya akan ikut bersedih.
"Oke pa" balas Misyel berbisik.
"Apa yang sedang kalian katakan?" tanya Iklima penasaran tak tahu kenapa dia berani bertanya pada Arlan, entah keberanian itu datang dari mana.
"Ini rahasia Misyel dengan papa" mendengar jawaban dari Misyel membuat Iklima memajukan sedikit bibirnya karena kesal.
"Baiklah mama juga punya rahasia dengan Mike, ya kan sayang"
"Benar ma" jawab Mike sambil mendongakkan kepalanya untuk melihat Iklima. Jika dilihat-lihat mereka benar-benar seperti keluarga kecil yang begitu serasi dan bahagia.
"Nanti juga mama tahu" sahut Misyel enteng.
Mereka semua hanya bisa menyimak obrolan keluarga kecil itu. "Misyel duduk sini dulu papa mau kesana" instruksi Arlan.
Arlan meninggalkan meja makan menuju kasir ternyata dia membayar semua makanan orang yang satu meja dengannya.
"Hai Mike, aku kak Mela" ucap Mela sambil menoel pipi Mike.
Tapi dengan cepat Mike mengusap pipinya. "Jangan pegang!" kesal Mike.
"Sayang nggak boleh begitu" tegur Iklima, dia tak menyangka Mike akan begitu marah saat Mela menoel pipinya.
"Dia memang begitu kalau sama orang asing Lima" Liam memberikan pengertian.
"Mike janji sama mama, nggak boleh seperti itu pagi oke"
"Iya ma Mike minta maaf"
Iklima mencium pucuk kepala Mike. "Mama sudah memaafkan Mike oke, tapi ingat jangan diulangi lagi" pesan Iklima membuat Mike menangguk.
Misyel yang melihat Arlan sudah kembali segera mengajak Iklima dan Mike pergi, mereka juga sudah menyelesaikan makan.
"Mama, Misyel mau jalan-jalan sama mama dan papa" Misyel dengan tatapan memohonya meminta Iklima ikut bersama mereka, Iklima tak bisa menolak permintaan Misyel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Iin Karmini
perasaan yg d undang ngumpul namanta bagas bkn liam
2023-04-02
0