Bismillahirohmanirohim.
Setipa hari Iklima selalu menjaga dan mengurus Misyel dan Mike dengan baik, walaupun terkadang dia masih saja ceroboh.
Iklima sendiri tidak tahu kapan kecerobohannya itu akan segara menghilang.
"Pagi kak Iklima" sapa Mike dengan senyum yang memgembang dipipinya.
Pagi ini Iklima membangunkan Mike dan Misyel, tapi sepertinya Misyel sudah bangun lebih dulu, Misyel juga sudah pergi kekamar mandi, setelah menyapa Iklima dengan senyum yang mengembang.
"Pagi sayang, ayo bangun" suruh Iklima.
Entah sejak kapan Iklima memanggil kembar dengan kata 'sayang' dia suka saja memanggil dengan sebutan itu.
"Baik kak, tapi Mike mau mandi dengan kakak Iklima" Iklima mengangguk tanda setuju.
Sebenarnya memandikan Mike dan Misyel bukan tugas Iklima, hanya saja setelah kedatangan Iklima di rumah itu, membuat kedua anak kembar duda keren bernama Arlan itu, enggan mandi jika tidak dengan Iklima.
Iklima tidak merasa keberatan sama sekali, saat memandikan atau mengurus semua kebutuhan Mike dan Misyel dia malah merasa senang.
Selama beberpaa hari ini, bekerja di rumah Arlan, Iklima sudah menata hatinya, dia berdamai dengan dirinya sendiri, agar bisa menerima kenyataan, bahwa dia sebagai tamatan sarjana hukum, harus menerima takdirnya menjadi baby sitter.
"Ayo kita ke kamar mandi, Misyel sudah disana" ajak Iklima.
Saat masuk kekamar mandi terlihat Misyel sudah selesai, anak perempuan Arlan itu memang sudah biasa mandi sendiri. "Misyel sudah beres mandinya?" tanya Iklima dengan lembut dia mendekati Misyel yang sudah mengenakan handuk.
"Sudah kak" jawabnya sambil tersenyum
Iklima mencubit pelan pipi Misyel dengan gemas. "Ayo kakak bantu salin terlebih dahulu" ujarnya, setelah meletkan Mike ke dalam bak yang sudah berisi air hangat.
"Mike tunggu disini sebentar oke! Kakak akan membantu Misyel salin" Mike mengguk patuh.
"Anak pintar" ujar Iklima sambil mengelus pucuk kepala Mike dengan sayang.
Setelah selesai membatu Misyel salin, dan berdandan juga merapaikan Misyel, Iklima membiarkan Misyel bermain dikamar sebentar, setelah itu dia menyusul Mike yang masih dikamar mandi.
Mungkin karena sudah terbaisa membantu Misyel dan Mike untuk melakukan semua yang mereka butuhkan, Iklima bisa melakuaknya dengan cekat, walaupun awalnya Iklima melakukan apa-apa dengan sangat kaku dan begitu kesusahan.
"Sudah selesai, ayo kita turun untuk sarapan" ajak Iklima sambil mengandeng tangan Misyel dan Mike.
Selama berada di rumah Arlan, Iklima selalu sarapan bersama mereka, karena Mike dan Misyel tidak mau makan jika tidak dengan Iklima. Pernah saat pagi pertama di rumah itu Iklima tidak ikut makan satu meja dengan mereka Misyel dan Mike mengerut kesal pada papa mereka, karena disana tidak ada Iklima.
Arlan tidak ingin hal itu terjadi untuk kedua kalinya, Arlan menyuruh Iklima untuk selalu makan bersama mereka, setipa waktu makan.
"Pagi papa" sapa Mike dan Misyel sambil mencium pipi papa mereka secara bergantian, Iklima sudah terbiasa dengan pemandangan seperti itu, dia akan terseyum saat melihat Misyel dan Mike menyapa papa mereka.
Iklima merasa bersyukur walaupun kecerobohnya masih sering kali dia lakukan, tapi tidak sampai membuat hal fatal, Iklima senang karena bisa dekat dengan si kembar, Iklima sudah menganggap kedua anak kembar itu seperti anak sendiri. Walaupun Iklima tidak memiliki pengalaman mengasuh anak kecil, dia berhasil melakukan dengan baik saat mengasuh si kembar.
Iklima juga sudah menganggap Misyel dan Mike seperti anaknya sendiri. Dia sudah terbaisa bersama Misyel dan Mike setiap harinya, bahkan hampir setiap waktu.
"Pagi sayang-sayangnya papa, ayo sarapan" ajak Arlan, sambil mencium Misyel dan Mike secara bergantian.
Misyel langsung mengambil tempat duduk disebelah Iklima, sementara Mike mengambil tempat duduk disebelah papanya, biasanya setiap pagi kedua kembar itu akan berebut tempat duduk, karena ingin makan disebelah Iklima, sepertinya pagi ini keributan tidak akan terjadi oleh si kembar, mungkin karena suasan hati Mike sedang baik.
"Hai boy, kamu ingin makan dengan papa?" tanya Arlan memastikan, tidak mungkin Mike mendekatinya, jika tidak ada maunya.
"Benar sekali papa, biar Misyel dengan kakak Iklima dan Mike dengan papa disuapinya, kan jadinya pas dan serasi" celetuk Mike begitu saja.
Para pekerja yang mendegar ucapan polos Mike, hanya bisa senyum-senyum sendiri, sementara Iklima maupun Arlan merasa canggung, Iklima sedang menahan malunya saat ini.
"Dek Mike memang pintar"
"Benar, bisa saja ucapanya itu"
"Tapi bagus biar mereka punya ibu lagi" bisik-bisik para pekerja di rumah itu.
Untungnya mereka yang ada dimeja makan tidak mendengar bisik-bisik para perkerja, mereka sengaja berbicara dengan begitu pelan, karena tidak ingin menganggu ketenangan majikan mereka.
"Ya sudah ayo makan" suruh Alran pada mereka bertiga, dia berusaha untuk bersikap biasa-biasa saja.
Mereka makan dengan suasana santai, sesekali Misyel dan Mike tertawa bersama Iklima, Arlan tersenyum melihat mereka. Arlan senang kedua anaknya bisa tersenyum dengan lepas.
Sudah beberapa hari ini, Arlan tidak mendapati kedua anaknya murung, semenjak datangnya Iklima dirumah mereka, Mike dan Misyel selalu bisa tertawa dan tersenyum dengan tulus tanpa ada paksaan.
Bukah hanya si kembar yang merasakan bahagia, tapi juga Arlan. Arlan merasakan apa yang diraksan kedua buah hatinya si kembar.
Sejak adanya Iklima dirumah mereka Arlan bisa melihat kembali kedua bauh hatinya tersenyum, sebelumnya Arlan tak pernah melihat senyum kedua buah hatinya yang begitu tulus.
Tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu dari kecil, tentu saja membuat Misyel dan Mike tidak tau arti kata bahagia. Sejak saat itu dimana dengan teganya ibu kandung kembar meninggalkan mereka saat masih kecil, Arlan sudah menganggap istirnya mati. Karena dengan teganya dia meningalkan kedua bayi mungil yang belum tahu apa-apa.
"Kakak Misyel sudah kenyang" ujar Misyel sambil menunjukan sebuah gelas yang berisi air putih tanda dia ingin minum.
"Baiklah cantik" ucap Iklima tersenyum pada Misyel, sambil memberikan segelas air putih pada Misyel.
Setiap hari Iklima juga menemani Misyel dan Mike ke sekolah, umur keduanya yang hampir 5 tahun membuat Arlan memutuskan menyekolahkan Mike dan Misyel disekolah bimba, sekarang Arlan tidak perlu khawatri lagi, karena setiap waktu sekolah Iklima akan menemani Misyel dan Mike.
Walaupun kadang Arlan merasa sedikit was-was, dia tau Iklima gadis ceroboh, Arlan saja bingung bagimana bisa gadis ceroboh seperti Iklima bisa menyelesiakan S2nya, mejadi lulusan terbaik pula.
"Setelah selesai papa akan antar kalian sekolah" ucap Arlan yang membuat kedua bola mata anak kembarnya itu berbinar, sudah lama sekali mereka berharap Arlan akan mengatar sekolah.
Biasanya Mike dan Misyel hanya akan diantar supir, tapi tetap bersama Iklima.
"Papa tidak bohongkan?" tanya keduanya dengan kompak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments