Bismillahirohmanirohim.
"Sayang sudah jangan menangis" Arlan mengelus punggung Misyel dengan lembut.
Lalu Arlan mencium kening Mike yang masih terbaring memejamkan kedua bola matanya di atas brankar rumah sakit. "Cepatlah bangung sayang kita semua menunggumu" ucap Arlan dengan suara yang terdengar begitu pilu.
Riko yang ada di dalam kamar rawat Mike sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Rena. 'Apa yang direncakan perempuan ini, bukankah tadi dia tak menangis sama sekali melihat keadaan Mike koma'
'Tapi kenapa setelah Arlan datang perempuan licik ini menangis sejadi-jadinya' Riko menatap malas Rena.
'Pasti sebentar lagi drama perempuan ini akan dimulai, baiklah mari kita lihat aku akan menghitungnya sampai tiga' ucap Riko pada diri sendiri saat melihat mulut Rena mulai terbuka akan mengucapkan sesuatu pada Arlan.
"Satu, dua, tiga" ucap Riko dan benar saja.
"Hikss...hiks...hiks....! Maafkan aku mas Arlan tidak sempat menolong Mike saat perempuan itu mendorong Mike dengan begitu kencang, aku terlambat datang, hiks....hiks...hiks....!" ucap Rena dengan berderai air mata.
Ya Rena tak menyadari jika Misyel melihat dengan jelas semuanya jika Rena lah yang mendorong tubuh Mike, sama seperti Misyel. Iklima juga melihat semuanya.
'Lumayan bagus akting wanita licik ini' batin Riko tersenyum mengejek.
Saat Rena berkata seperti itu pada Arlan, Misyel menatapnya dengan dingin dan tatapan yang tak suka Misyel tunjukan pada Rena.
Tak tahu kenapa Misyel tidak langsung menceritakan semuanya pada Arlan, pasti Arlan akan percaya padanya ketimbang Rena.
Tapi sampai saat ini Misyel masih menutup rapat mulutnya, mungkin karena dia juga masih syok dan Misyel merasakan apa yang dirasakan oleh kembarnya itu.
Arlan menatap Rena dengan tatapan yang sulit diartikan. "Hmmmm" dehem Arlan.
Kini Rena sudah berdiri tepat disebelah Mike yang sedang berbaring. 'Aku yakin rencanaku kali ini berhasil dengan begitu mulus' batin Rena sambil menatap wajah Mike pura-pura sendu.
'Apakah Arlan percaya dengan perempuan licik ini?' tanya Riko pada diri sendiri, dia tak menyangka jika Arlan akan percaya pada Rena.
Apakah Arlan masih mencintai Rena? Pikir Riko begitu, jelas Arlan sudah tak mencintai Rena.
Rasa cinta Arlan pada Rena sudah hilang sejak hari itu juga, hari dimana Rena meninggalkan dirinya dan lebih memilih laki-laki lain.
Saat ini di dalam pikiran Arlan hanya satu Iklima lah yang sudah memcealaki Mike, walaupun Arlan tahu Iklima tak akan melakukan hal semacam itu pada Mike, tapi tetap saja Iklima yang menjaga Misyel dan Mike seharusnya Iklima lebih hati-hati lagi.
Hal seperti ini lah yang paling Arlan takuti saat anak kembarnya bersama Iklima, karena gadis itu terlalu ceroboh jadi Arlan takut terjadi apa apa pada anaknya.
Apa yang ditakuti Arlan pun akhirnya terjadi bukan Mike koma karena kecerobohan Ikima sendiri? tidak tentu saja tidak Rena lah penyebab dari semua ini.
Mendapatkan respons seperti itu dari Arlan membuat Rena menggerut kesal dalam benaknya, tapi tentu saja Rena tidak akan menyerah sampai disitu saja.
"Arlan izinkan aku menjaga Mike untuk menebus kesalahanku karena sudah terlambat menolongnya" ucap Rena lagi disela-sela isak tangisnya yang masih terdengar.
Arlan tak menyadari jika Misyel sedari tadi menatap Rena dengan dingin, kali ini Arlan mengabaikan Rena lagi.
"Riko dimana tempat Iklima diperiksa aku harus menemuinya" ucap Arlan dingin.
"Kamar rawat A1 Ar" jawab Riko.
Arlan mengangguk lalu dia menatap Misyel sebentar sambil berkata. "Misyel disini dulu sama om Riko ya jagain Mike sebentar papa ada urusan" ucap Arlan lembut.
Misyel tak bergeming, Misyel tahu pasti papa nya itu akan memarahi Iklima karena kejadian ini padahal Iklima tak bersalah disini.
Sedangkan Rena terus mengumpat kesal dalam hatinya karena Arlan yang terus mengabaikannya.
'Iklima awas saja kamu ya, aku akan segera menyingkirkan dirimu!' maki Rena.
Arlan tahu Rena belum berubah, jika dia sudah mau mengakui Misyel dan Mike anaknya pasti sudah sedari tadi Rena mengatakan pada Misyel dan Mike jika dia ibunya, percaya ataupun tidak nantinya si kembar pada Rena.
Namu Rena sedari tadi Arlan memberikan ruang untuk dirinya tapi perempuan itu tak menyinggung masalah seorang ibu sama sekali.
Melihat Misyel hanya diam, Arlan mengelus pucuk kepala Misyel dengan lembut setelah itu meninggalkan Misyel dan Mike.
"Aku titip anakku sebentar Riko, jangan tinggalkan mereka apalagi disini masih ada orang asing" ucap Arlan dengan sedikit keras.
Arlan yang berbicara sedikit keras pada Riko otomatis Rena masih bisa mendengarnya. "Pasti bro, tenang saja aku pasti akan terus menjaga keponakanku dari orang asing" sahut Riko yang ikut menyindir Rena.
Arlan cepat mencari kamar yang tadi disebut oleh Riko, saat sudah menemukan kamar dimana tempat Iklima dirawat Arlan langsung menemui Iklima.
Saat Arlan masuk Iklima baru saja siuman. "Pak Arlan" cicit Iklima Arlan menatap Iklima dengan dingin.
"Maafkan saya pak tidak bisa menjaga Mike" sesal Iklima.
Tes...tes..tes...!
Air mata kembali menetes dikedua pelupuk mata Iklima jika mengingat keadaan Mike. Iklima berusaha bangkit dari tempat tidurnya, Iklima terlihat kesusahan tapi Arlan sama sekali tak berniat untuk membantu Iklima.
Arlan tak menjawab ucapan Iklima. "Mau kemana kamu?" tanya Arlan dengan nada dingin saat melihat Iklima bangkit dari brankarnya.
"Saya ingin melihat keadaan Mike pa, apa Mike baik-baik saja, maaf karena saya gagal menjaganya dengan baik, maafkan saya pak" ucap Ikliam sudah berlinang air mata.
"Mulai hari ini saya melarang kamu bertemu dengan kedua anak saya!" ucap Arlan ketus dan dingin.
Deg....!
Tak mungkin Iklima tidak bisa bertemu dengan sikembar lagi, dia yakin hidupnya akan terasa begitu pahit jika tidak bersama Misyel dan Mike.
"Tapi p-"
"Ini hukuman untuk kamu Iklima, dengar saya baik-baik saya katakan sekali lagi kamu dilarang bertemu dengan Misyel dan Mike" ucap Arlan lagi, kali ini penuh dengan penekanan.
Arlan tidak peduli dengan Iklima yang sudah duduk lemas di lantai, Iklima harus menelan pil pahit atas kejadian yang menimpa Mike, padahal bukan dia pelakunya.
Rena yang membuntuti Arlan dan mendengar semua perkataan Arlan merasa begitu senang. "Ternyata rencanaku berhasil, sekarang tidak ada lagi yang bisa mengahalagiku untuk kembali dengan mas Arlan" ucap Rena begitu yakin.
Di kamar rawat Iklima seorang suster segera membatu Iklima untuk kembali berbaring di kasurunya.
'Kenapa? kenapa? hah, Kamu yang membawaku pada mereka dan sekarang kamu juga yang melarangku untuk bersama dan menemui mereka, kenapa? kenapa? kenapa Arlan!" jerit Iklima dalam hatinya.
Siapa yang tak sedih berpisah dengan sikembar yang sudah dianggap seperti anak sendiri, kebahagiaan Iklima itu jika melihat sikembar bahagia juga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments